Anda di halaman 1dari 2

Brunei Darussalam

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Ini adalah versi yang telah diperiksa dari halaman initampilkan/sembunyikan detail
Untuk kegunaan lain dari Brunei, lihat Brunei (disambiguasi).
Negara Brunei Darussalam
‫( نڬارا بروني دارالسالم‬Melayu)

Brunei Darussalam atau Brunei [6][7][8][9] Tentang suara ini dengarkan (bantuan·info)
/bruːˈnaɪ/, nama resmi: Negara Brunei Darussalam, (bahasa Melayu: Negara Brunei Darussalam,
Jawi: ‫)نڬارا بروني دارالسالم‬, adalah negara berdaulat di Asia Tenggara yang terletak di pantai utara
pulau Kalimantan. Negara ini memiliki wilayah seluas 5.765 km² yang menempati pulau Borneo
dengan garis pantai seluruhnya menyentuh Laut Cina Selatan. Wilayahnya dipisahkan ke dalam
dua negara bagian di Malaysia yaitu Sarawak.

Saat ini, Brunei Darussalam memiliki Indeks Pembangunan Manusia tertinggi kedua di Asia
Tenggara setelah Singapura, sehingga diklasifikasikan sebagai negara maju.[10] Menurut Dana
Moneter Internasional, Brunei memiliki produk domestik bruto per kapita terbesar kelima di
dunia dalam keseimbangan kemampuan berbelanja. Sementara itu, Forbes menempatkan Brunei
sebagai negara terkaya kelima dari 182 negara karena memiliki ladang minyak bumi dan gas
alam yang luas.[11] Selain itu, Brunei juga terkenal dengan kemakmurannya dan ketegasan
dalam melaksanakan syariat Islam, baik dalam bidang pemerintahan maupun kehidupan
bermasyarakat.

Raja-raja Brunai Darusalam yang memerintah sejak didirikannya kerajaan pada tahun 1363 M
yakni:
Sultan Muhammad Shah (1383 - 1402)
Sultan Ahmad (1408 - 1425)
sultan Syarif Ali (1425 - 1432)
Sultan Sulaiman (1432 - 1485)
Sultan Bolkiah (1485 - 1524)
Sultan Abdul Kahar (1524 - 1530)
Sultan Saiful Rizal (1533 - 1581)
Sultan Shah Brunei (1581 - 1582)
Sultan Muhammad Hasan (1582 - 1598)
Sultan Abdul Jalilul Akbar (1598 - 1659)
Sultan Abdul Jalilul Jabbar (1659 - 1660)
Sultan Haji Muhammad Ali (1660 - 1661)
Sultan Abdul Hakkul Mubin (1661 - 1673)
Sultan Muhyiddin (1673 - 1690)
Sultan Nasruddin (1690 - 1710)
Sultan Husin Kamaluddin (1710 - 1730) (1737 - 1740)
Sultan Muhammad Alauddin (1730 - 1737)
Sultan Omar Ali Saifuddien I (1740-1795)
Sultan Muhammad Tajuddin (1795-1804) (1804-1807)
Sultan Muhammad Jamalul Alam I (1804)
Sultan Muhammad Kanzul Alam (1807-1826)
Sultan Muhammad Alam (1826-1828)
Sultan Omar Ali Saifuddin II (1828-1852)
Sultan Abdul Momin (1852-1885)
Sultan Hashim Jalilul Alam Aqamaddin (1885-1906)
Sultan Muhammad Jamalul Alam II (1906-1924)
Sultan Ahmad Tajuddin (1924-1950)
Sultan Omar 'Ali Saifuddien III (1950-1967)
Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah (1967-kini)

Geografi
Brunei terdiri dari dua bagian yang tidak berkaitan; 97% dari jumlah penduduknya tinggal di
bagian barat yang lebih besar, dengan hanya kira-kira 10.000 orang tinggal di daerah
Temburong, yaitu bagian timur yang bergunung-gunung. Jumlah penduduk Brunei 470.000
orang. Dari bilangan ini, lebih kurang 80.000 orang tinggal di ibukota Bandar Seri Begawan.
Sejumlah kota utama termasuk kota pelabuhan Muara, serta kota Seria yang menghasilkan
minyak, dan Kuala Belait, kota tetangganya. Di daerah Belait, kawasan Panaga ialah kampung
halaman sejumlah besar ekspatriat, disebabkan oleh fasilitas perumahan dan rekreasi Royal
Dutch Shell dan British Army. Klub Panaga yang terkenal terletak di sini.
Iklim Brunei ialah tropis khatulistiwa, dengan suhu serta kelembapan yang tinggi, dan sinar
matahari serta hujan lebat sepanjang tahun.

Ekonomi
Ekonomi kecil yang kaya ini adalah suatu campuran kewirausahaan dalam negeri dan asing,
pengawalan kerajaan, kebajikan, serta tradisi kampung. Pengeluran minyak mentah dan gas alam
terdiri dari hampir setengah PDB. Pendapatan yang cukup besar pekerjaan luar negeri menambah
pendapatan daripada pengeluaran dalam negeri. Kerajaan membekali semua layanan pengobatan
dan memberikan subsidi beras dan perumahan. Pemimpin-pemimpin Brunei merasa bimbang
bahwa keterpaduan dengan ekonomi dunia yang semakin bertambah akan mempengaruhi
perpaduan sosial dalam, walaupun Brunei telah memainkan peranan yang lebih kentara dengan
menjadi ketua forum APEC pada tahun 2000. Rancangan-rancangan yang dinyatakan untuk
masa hadapan termasuk peningkatan keterampilan tenaga buruh, pengurangan pengangguran,
pengukuhan sektor-sektor perbankan dan pariwisata, serta secara umum, peluasan lagi asas
ekonominya. Sistem Penerbangan Brunei Diraja, sistem penerbangan negara, sedang mencoba
menjadikan Brunei sebagai pusat perjalanan internasional antara Eropa dan Australia/Selandia
Baru. Ia juga mempunyai layanan ke tujuan-tujuan Asia yang utama.
Ekonomi Brunei Darussalam bertumpu pada sektor minyak bumi dan gas dengan pendapatan
nasional yang termasuk tinggi di dunia satuan mata uangnya adalah Brunei Dolar yang memiliki
nilai sama dengan Dolar Singapura.
Selain bertumpu pada sektor minyak bumi dan gas, pemerintah Brunei mencoba melakukan
diversifikasi sumber-sumber ekonomi melalui upaya peningkatan di bidang perdagangan dan
Industri.

Budaya
Budaya Brunei seakan sama dengan budaya Melayu, dengan pengaruh kuat dari Islam, tetapi
kelihatan lebih konservatif dibandingkan Malaysia dan Indonesia. Penjualan dan penggunaan
alkohol diharamkan, dengan orang luar dan non-Muslim dibolehkan membawa 12 bir dan dua
botol miras setiap kali mereka masuk negara ini. Setelah pemberlakuan larangan pada awal
1990-an, semua pub dan klub malam dipaksa tutup. Mufti Brunei juga menfatwakan
pengharaman rokok pada tahun 2011. Harga rokok dijadikan mahal supaya penduduk dapat
mengurangi konsumsi rokok.

Anda mungkin juga menyukai