bahwa konsep paling inti dari teori media yang berkaitan dengan kualitas informasi adalah
obyektivitas, terutama jika berhubungan dengan informasi berita. Obyektivitas adalah bentuk
tertentu dari praktik media dan juga merupakan sikap tertentu dari tugas pengumpulan,
pengolahan dan penyebaran informasi. Ciri utamanya adalah penerapan posisi keterlepasan dan
netralitas terhadap obyek peliputan. Kedua, terdapat upaya untuk menghindari keterlibatan; tidak
keterikatan yang kuat terhadap akurasi dan jenis kebenaran media yang lain (seperti relevansi
dan keutuhan).
Tahun 1998 gerakan reformasi berhasil menumbangkan rezim Orde Baru. Keberhasilangerakan
yang menyimpang dari nilai-nilai Pancasila, yaitu Undang-undang No. 40 Tahun1999 tentang
Pers
Agar penyelenggaraan pemerintah yang baik dapat tercapaimaka dibutuhkan peran pers yang
bebas berekspresi dan berinformasi merupakan wujud darikemerdekaan pers yang merupakan
salah satu wujud kedaulatan rakyat dan menjadi unsuryang sangat penting untuk menciptakan
Maka dari itu pers memang tidak terlepas hubungannya dengan sistem sosial dan sistem politik
dari suatu masyarakat atau bangsa, karena hubungan pers itu adalah dengan pemerintah dan
masyarakat, di mana hubungannya atau interaksinya itu tidak bisa dihilangkan. Jadi sistem pers
itu tidak akan terlepas dari pengaruh pemikiran atau filsafat yang mendasari sistem masyarakat
Maka dari itu pentingnya kedudukan teori khususnya dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga
hampir tidak ada sesuatu yang tidak dingkat dari teori dengan satu atau beberapa fungsinya.
Dalam penelitian kualitatif teori dikembangkan dimulai di lapangan studi dari data yang
terpisah-pisah dan atas bukti-bukti yang terkumpul serta saling berkaitan. Penekanannya pada
proses analisis induktif, sehingga penelitian yang demikian juga disebut sebagai "empirico
Namun, menurutnya sebenarnya perspektif itu bukan persepsi, melainkan pemandu persepsi kita
dalam menafsirkan apa yang kita lihat. Menurutnya pula perspektif kita yang biasanya
didasarkan pada kerangka konseptual, perangkat asumsi, perangkat nilai atau perangkat gagasan
itu akan mempengaruhi persepsi kita dalam memahami sesuatu, termasuk dalam penelitian ini
persepsi selalu dikaitkan dengan pengalaman dan tujuan seseorang pada waktu terjadinya
persepsi. la merupakan tingkah laku selektif dan bertujuan, juga merupakan proses
Dalam penelitian kualitatif teori dikembangkan dimulai di lapangan studi dari data yang
terpisah-pisah dan atas bukti-bukti yang terkumpul serta saling berkaitan. Penekanannya pada
proses analisis induktif, sehingga penelitian yang demikian juga disebut sebagai "empirico
Objektivitas secara teoritis adalah konsep utama bagi media dalam menyediakan kualitas
informasi, khususnya terkait pemberitaan. Kriteria obyektivitas oleh Westerstahl dalam McQuail
Faktualitas adalah bentuk pelaporan peristiwa dan pernyataan yang dapat dicek ke sumber dan
ditampilkan bebas ataupun terpisah dari komentar. Faktualitas juga berisi kriteria kebenaran
yaitu kelengkapan laporan, akurasi dan niat untuk tidak menyesatkan atau menekan apa yang
relevan. Aspek kedua dari faktualitas adalah relevansi, yaitu proses seleksi atas apa yang
signifikan bagi penerima dan atau masyarakat. Yang dimaksud dengan signifikan adalah apa
yang paling cepat dan paling kuat mempengaruhi masyarkat. Selain itu keadilan berisi kriteria
informasi yang dapat meningkatkan kesempatan untuk informasi yang disampaikan ke khalayak
diperhatikan, dimengerti, diingat dan lainnya. Syarat utama kualitas informasi antara lain:
dunia.
Informasi harus obyektif dalam artian akurat, jujur, realitasnya cukup lengkap, nyata, dan
dapat dipercaya, dapat dicek kembali serta terpisah antara fakta dan opini.
Informasi harus seimbang dan adil, menyajikan perspektif alternatif dan interpretasi, serta
Selain itu McQuail (2005) juga mengungkapkan pentingnya akuntabilitas dalam media. Secara
harfiah akuntabilitas media ialah semua proses yang secara sukarela maupun dipaksakan oleh
media agar bertanggung jawab secara langsung ataupun tidak langsung kepada masyarakat atas
Yale ( dalam Em Grffin, 2000 : 36 ) menyebut perlunya karakter sumber berita yang memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap sumber berita tersebut ( dalam hal ini Wawasan ) di mata
disajikannya.
Tomas Szase ( dalam Johannesen, 1990 ), menyebut karakteristik moral manusia adalah
pengalaman ganda dari kebebasan berkehendak dan tanggung jawab pribadi. Keduanya
merupakan aspek dari fenomena, yaitu kebebasan dan tanggung jawab. Untuk mewujudkan etika
an