Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pada umumnya, penyakit-penyakit yang terjadi pada lanjut usia termasuk juga penyakit
infeksi sering memberikan gejala-gejala yang tidak jelas, sehingga memerlukan
kecermatan untuk segera dapat mengenalnya, karena penaganan atau pengobatan yang
terlambat terhadap penyakit infeksi dapat berakibat fatal.
Populasi penduduk usia lanjut (usila) di dunia terus meningkat tanpa disadari. Dengan
adanya kemajuan teknologi kedokteran, perbaikan pelayanan kesehatan, dan gizi yang
lebih baik, maka mereka hidup lebih lama dari sebelumnya khususnya di negara maju
sehingga usia harapan hidup (UHH) meningkat dua kali lipat dari 45 tahun di tahun 1900
menjadi 80 tahun di tahun 2000 1. Sementara itu dalam dua dekade terakhir ini terdapat
peningkatan populasi penduduk usia lanjut (usila) di Indonesia. Proporsi penduduk usila
di atas 65 tahun meningkat dari 1,1% menjadi 6,3% dari total populasi. Dalam 20 tahun
terakhir ini ada peningkatan 5,2% penduduk usila di Indonesia pada tahun 1997. Hal itu
mencerminkan bahwa proporsi penduduk usila akan meningkat dua kali pada tahun 2020
menjadi 28,8 juta atau 11,34% dari seluruh populasi 2. Fenomena terjadinya peningkatan
itu disebabkan oleh perbaikan status kesehatan akibat kemajuan teknologi dan
penelitian-penelitian kedokteran, transisi epidemiologi dari penyakit infeksi menuju
penyakit degeneratif, perbaikan status gizi yang ditandai peningkatan kasus obesitas usila
daripada underweight, peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) dari 45 tahun di awal
tahun 1950 ke arah 65 tahun pada saat ini, pergeseran gaya hidup dari urban rural
lifestyle ke arah sedentary urban lifestyle, dan peningkatan income per kapita sebelum
krisis moneter melanda Indonesia. Peningkatan jumlah manula mempengaruhi aspek
kehidupan mereka seperti terjadinya perubahanperubahan fisik, biologis, psikologis, dan
sosial sebagai akibat proses penuaan atau munculnya penyakit degeneratif akibat proses
penuaan tersebut. Secar signifikan orang tua mengalami kasus mortalitas dan morbiditas
lebih besar daripada orang muda.Kerentanan orang tua terhadap penyakit disebabkan
oleh menurunnya fungsi sistem imun tubuh. Untuk memahami terjadinya perubahan
respons imunitas tubuh pada orang tua dibutuhkan suatu kajian mendalam tentang sistem
imun yaitu salah satu sistem tubuh yang dipengaruhi oleh proses penuaan (aging). Ilmu
yang mempelajari sistem imun pada kelompok lansia (elderly) disebut Immuno-
gerontologi.
B. Rumusan masalah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Definisi Sindrom Geriatri
Sindrom geriatri adalah serangkaian kondisi klinis pada orang tua yang dapat
mempengaruhi kualitas hidup pasien dan dikaitkan dengan kecacatan.Tamplan klinis
yang tidak khas sering membuat sindrom geriatri tidak terdiagnosis. (Vina. 2015)
Sindrom geriatri meliputi gangguan kognitif, depresi, inkontinesia, ketergantungan
fungsional, dan jatuh. Sindrom ini dapat menyebabkan angka morbiditas yang signifikan
dan keadaan yang buruk pada usia tua yang lemah. Sindrom ini biasanya melibatkan
beberapa sistem organ. Sindrom geriatrik mungkin memiliki kesamaan patofisiologi
meskipun presentasi yang berbeda, dan memerlukan interventasi dan strategi yang
berfokus terhadap faktor etiologi (Panitaetal, 2011)

Sistem imunitas tubuh memiliki fungsi yaitu membantu perbaikan DNA manusia;
mencegah infeksi yang disebabkan oleh jamur, bakteri, virus, dan organism lain; serta
menghasilkan antibodi (sejenis protein yang disebut imunoglobulin) untuk memerangi
serangan bakteri dan virus asing ke dalam tubuh. Tugas sistem imun adalah mencari dan
merusak invader (penyerbu) yang membahayakan tubuh manusia.

B. Anatomi fisiologi

1. Sel sistem imun


Sistem imun terdiri atas komponen spesifik dan non spesifik yang memiliki fungsi
tersendiri tetapi tumpang tindih. Sistem imun yang diperantarai oleh antibodi yang
diperantarai oleh sel menghasilkan spesifisitas dan ingatan akan antigen yang pernah
dijumpai. Meskipun tidak memiliki spesifitas, komponen-komponen ini esensial karena
berperan dalam imunitas alamiterhadap beragam mikroorganisme lingkungan.
Komponen selular utama sistem imun adalah monosit dan makrofag, limfosit dan
golongan sel granulositik, termasuk neutrofil, eosinofil dan basofil.Fagosit mononukleus
berperan sentral dalam respon imun.Makrofag jaringan berasal dari monosit
darah.Sebagai respon terhadap rangsangan antigen makrofsg menelan antigen tersebut
(fagositosis) dan kemudian mengolah dan menyajikannya dalam bentuk yang dapat
dikenali oleh limfosit T.
Limfosit bertanggung jawab mengenali secara spesifik antigen dan bentuk ingatan
imunologis, yaitu ciri imunitas adaptif.Sel-sel ini secara fungsional dan fenotipik dibagi
menjadi limfosit B yang berasal dari bursa limfosit T yang berasal dari timus.
Null cell merupakan 75% limfosit darah yaitu limfosit T dan 10% - 15% adalah
limfosit B, sisanya bukan limfosit B atau T. Null cell mungkin mencakup berbagai jenis
sel termasuk suatu kelompok yang dinamai Natural Killer (NK Cells).
Leukosit polimorfonukleus (neutrofil) adalah sel granulosotik yang berasal dari
sumsum tulang dan beredar dalam darah dan jaringan.Fungsi utamanya adalah fagositosis
non-spesifik antigen dan destruksi partikel asing atau organisme.
Eosinofil sering ditemukan ditempat peradangan atau rektivitasi imun dan
berperan penting dalam pertahanan pejamu terhadap parasit.Eosinofil memperlihatkan
fungsi modulatorik atau regulatorik dalam berbagai jenis peradangan.
Basofil berperan penting dalam respon alergik fase cepat dan lambat.Sel-sel ini
mengeluarkan banyak mediator poten pada penyakit peradangan imunologis.

2. Organ sistem imun


Semua sel sistem imun berasal dari sumsum tulang.Stem cells pluripoten
berdiferensiasi menjadi limfosit, granulosit, monosit, eritrosit, dan megakariosit.
Defisiensi dan disfungsi stem cells atau berbagai turunan sel yang berkembang darinya
menyebabkan defisiensi imun dengan beragam ekpresivitas dan keparahan

Timus yang berasal dari kantong faring ketiga dan keempat pada mudigah,
berfungsi menghasilkan limfosit T dann merupakan tempat diferensiasi awal limfosit T.

Getah bening berbentuk kacang kecil berbaring disepanjang perjalanan


limfatik.Terkumpul dalam situs tertentu seperti leher, aksila, selangkangan dan daerah
para-aorta.Pengetahuan tentang situs kelenjar getah bening yang penting dalam
pemeriksaan fisik pasien.
3. Fungsi sistem imun
1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit menghancurkan dan menghilangkan
mokroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur dan virus) yang masuk
kedalam tubuh.
2. Menghilangkan jaringan atau sel yang mati atau rusak untuk memperbaiki jaringan.
3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal.

4. Fisiologis
1. Imunitas bawaan dan didapat
Organisme hidup memperlihatkan dua tingkat respon terhadap invasi
eksternal.Sistem imun bawaan (innate) alami dan sistem adaptif yang bersifat
didapat.Imunitas bawaan terdapat sejak lahir, cepat dimobilisasi dan aktivitasnya
bersifat non-spesifik.Permukaan kulit berfungsi sebagai lini pertahanan pertama
sistem imun bawaan, sementara enzim, jalur sistem komplemen alternatif, protein
fase-akut, sel NK, dan sitokin membentuk lapisan pertahanan tambahan.
Sistem imun adaptif ditandai oleh spesifisitas terhadap benda asing dan
ingatan imunologis yang memungkinkan terjadinya respon yang lebih intensif
terhadap pertemuan berikutnya dengan benda yang sama atau terkait erat.
Introduksi suatu rangsangan ke sistem imun adaptif memicu suatu rangkaian
kompleks proses yang menyebabkan pengaktifan limfosit.
2. Antigen (Imunogen)
Zat asing yang dapat memicu respons imun disebut antigen atau
imunogen.Imunogenisitas mengisyaratkan bahwa zat tersebut memeiliki
kemampuan untuk bereaksi dengan produk-produk sistem imun adaptif.Sebgian
besar antigen merupakan protein, meskipun karbohidrat murni juga dapat berlaku
sebagai antigen.
Masuknya zat melalui mukosa (saluan napas atau cerna) merangsang
pembentukan antibodi lokal.Antigen larut diangkut ke jaringan limfe regional
melalui pembuluh limfe aferen sementara antigen lainnya diangkut oleh sel
dendritik fagositik.
Organ limfoid perifer regional dan limpa adalah tempat bagi respon imun
utama terhadap antigen oleh limfosit dan sel penyaji antigen (antigen presening
cell, APC).
3. Respon Imun
Untuk mengenali dan kemudian mengeliminasi antigen asing, jaringan
kompleks yang terdiri atas sel, organ, dan faktor biologis spesifik diperlukan.
Interaksi selular yang kopmleks memerlukan lingkungan mikro khusus tempat sel
dapat bekerja sama secara efisien. Baik sel B maupun sel T harus bermigrasi
keseluruh tubuh untuk meningkatkan kemungkinan bawhwa sel-sel tersebut
menemukan antigen yang spesifisitasnya dimiliki kedua sel tersebut.
Respon imun terhadap antigen dalam darah biasanya dimulai di limpa, sedangkan respon
jaringan terhadap mikroorganisme terjadi dikelenjar limfe lokal. Antigen yang dijumpai
melalui rute inhalasi atau ingesti mengaktifkan sel-sel dijaringan limfoid terkait mukosa

C. Karakteristik Penyakit Infeksi yang Sering Diderita oleh Orang Tua


1. Bakteri/Jamur:
 pneumonia
 infeksi saluran
 kencing/kandung kemih
 endocarditis
 diverticulitis
 meningitis
 TBC
 ulcer/tukak lambung
 dikaitkan dengan
 penurunan sirkulasi
2. Virus :
 influenzae
 herpes zoster

D. perubahan sistem imun pada lansia


Fungsi sistem imunitas tubuh (immunocompetence) menurun sesuai umur. Kemampuan
imunitas tubuh melawan infeksi menurun termasuk kecepatan respons imun dengan
peningkatan usia. Hal ini bukan berarti manusia lebih sering terserang penyakit, tetapi
saat menginjak usia tua maka resiko kesakitan meningkat seperti penyakit infeksi,
kanker, kelainan autoimun, atau penyakit kronik. Hal ini disebabkan oleh perjalanan
alamiah penyakit yang berkembang secara lambat dan gejala-gejalanya tidak terlihat
sampai beberapa tahun kemudian.Di samping itu, produksi imunoglobulin yang
dihasilkan oleh tubuh orang tua juga berkurang jumlahnya sehingga vaksinasi yang
diberikan pada kelompok lansia kurang efektif melawan penyakit. Masalah lain yang
muncul adalah tubuh orang tua kehilangan kemampuan untuk membedakan benda asing
yang masuk ke dalam tubuh atau memang benda itu bagian dari dalam tubuhnya sendiri.
Salah satu perubahan besar yang terjadi seiring pertambahan usia adalah proses thymic
involution 3. Thymus yang terletak di atas jantung di belakang tulang dada adalah organ
tempat sel T menjadi matang. Sel T sangat penting sebagai limfosit untuk membunuh
bakteri dan membantu tipe sel lain dalam sistem imun. Seiring perjalanan usia, maka
banyak sel T atau limfosit T kehilangan fungsi dan kemampuannya melawan penyakit.
Volume jaringan timus kurang dari 5% daripada saat lahir. Saat itu tubuh mengandung
jumlah sel T yang lebih rendah dibandingkan sebelumnya (saat usia muda), dan juga
tubuh kurang mampu mengontrol penyakit dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya.
Jika hal ini terjadi, maka dapat mengarah pada penyakit autoimun yaitu sistem imun tidak
dapat mengidentifikasi dan melawan kanker atau sel-sel jahat. Inilah alasan mengapa
resiko penyakit kanker meningkat sejalan dengan usia. Salah satu komponen utama
sistem kekebalan tubuh adalah sel T, suatu bentuk sel darah putih (limfosit) yang
berfungsi mencari jenis penyakit pathogen lalu merusaknya.Limfosit dihasilkan oleh
kelenjar limfe yang penting bagi tubuh untuk menghasilkan antibody melawan infeksi.
Secara umum, limfosit tidak berubah banyak pada usia tua, tetapi konfigurasi limfosit dan
reaksinya melawan infeksi berkurang. Manusia memiliki jumlah T sel yang banyak
dalam tubuhnya, namun seiring peningkatan usia maka jumlahnya akan berkurang yang
ditunjukkan dengan rentannya tubuh terhadap serangan penyakit. Kelompok lansia
kurang mampu menghasilkan limfosit untuk sistem imun.Sel perlawanan infeksi yang
dihasilkan kurang cepat bereaksi dan kurang efektif daripada sel yang ditemukan pada
kelompok dewasa muda.Ketika antibodi dihasilkan, durasi respons kelompok lansia lebih
singkat dan lebih sedikit sel yang dihasilkan. Sistem imun kelompok dewasa muda
termasuk limfosit dan sel lain bereaksi lebih kuat dan cepat terhadap infeksi daripada
kelompok dewasa tua. Di samping itu, kelompok dewasa tua khususnya berusia di atas 70
tahun cenderung menghasilkan autoantibodi yaitu antibodi yang melawan antigennya
sendiri dan mengarah pada penyakit autoimmune.Autoantibodi adalah faktor penyebab
rheumatoid arthritis dan atherosklerosis.Hilangnya efektivitas sistem imun pada orang tua
biasanya disebabkan oleh perubahan kompartemen sel T yang terjadi sebagai hasil
involusi timus untuk menghasilkan interleukin 10 (IL-10). Perubahan substansial pada
fungsional danfenotip profil sel T dilaporkan sesuai denganpeningkatan usia.

E. Manifestasi klinis
1. Kulit dan selaput lendir yang melapisi mulut, mata dan alat kelamin sangat peka
terhadap infeksi.
2. Thrush merupakan suatu infeksi jamur dimulut disertai luka dimulut dan peradangan
gusi, bisa merupakan pertanda awal dari adanya gangguan sistem kekebalan.
3. Peradangan mata (konjungtivitis) , rambut rontok, eksim yang berat dan pelebaran
kapiler dibawah kulit merupakan pertanda dari penyakit immunodefisiensi.
4. Infeksi pada saluran pencernaan bisa menyebabkan diare pembentukan gas yang
berlenihan dan penuruna berat badan.

Tanda defisiensi Imun kombinasi yang berat.

1. Terdapat pada minggu atau bulan pertama kehidupan.


1) Sering terjadi infeksi virus atau jamur dibandingkan bakteri.
2) Diare kronik umum terjadi sering disebut gastroenteritis.
3) Infeksi respiratorius dan oral thrush umum terjadi.
4) Tejadi Failure to thrive tanpa adanya infeksi.
5) Limfopenia ditemui pada hampir semua bayi.

Gejala klinis penyakit Imunodefisiensi

1. Gejala yang biasanya dijumpai.


Infeksi saluran napas atas berulang infeksi bakteri yang berat.Penyembuhan
inkomplit antar episode infeksi.Atau respons pengobatan in komplit.
2. Gejala yang sering dijumpai.
1) Gagal tumbuh atau retardasi tumbuh.
2) Jarang ditemukan kelenjar atau tonsil yang membesar.
3) Infeksi oleh mikroorganisme yang tidak lazim.
4) Lesi kulit (Rash, ketombe, pioderma, abses nekrotik/noma, alopesia, eksim,
teleangiektasi, warts yang hebat).
5) Oral thrush yang tidak menyembuh dengan pengobatan.
6) Jati tabuh.
7) Diare dan Mal abrsopsi.
8) Mastoiditis dan otitis persisten.
9) Pneumonia atau bronkitis berulang.
10) Penyakit autoimun.
11) Kelainan helatologis (anemia aplastik, anemia hemolitik, neutropenia,
trombositopenia).

F. Upaya pemeliharaan kesehatan lansia terhadap sistem imunitas tubuh


Sistem imunitas tubuh orang tua ditingkatkan melaluiupaya imunisasi dan nutrisi.Tujuan
imunisasi untukmemelihara sistem imunitas melawan agen
infeksi.Imunisasi/vaksinmengandung substansi antigen yangsama dengan patogen asing
agar sistem imun kenalpatogen asing dengan menghasilkan sel T dan sel B.Influenza dan
pneumonia adalah dua penyakit yangpaling sering diderita oleh orang tua sehingga
perludiberikan vaksinasi influenza bagi mereka. Tetapirespons antibodi tubuh dan
response sel T orang tuaterhadap vaksin lebih rendah daripada orang mudamempengaruhi
efek pemberian vaksin tersebut.
Nutrisi berperan penting dalam peningkatan responsimun.Orang tua rentan terhadap
gangguan gizi buruk(undernutrition), disebabkan oleh faktor fisiologi danpsikologi yang
mempengaruhi keinginan makan dankondisi fisik serta ekonomi.Gizi kurang pada orang
tuadisebabkan oleh berkurangnya kemampuan penyerapan zat gizi atau konsumsi
makanan bergizi yang tidakmemadai. Berkurangnya asupan kalori diketahui
dapatmemperlambat proses penuaan dan membantupemeliharaan sejumlah besar sel T
naive dan tingkatIL-2. Konsumsi protein dan asam amino yang tidakcukup
mempengaruhi status imun karena berhubungandengan kerusakan jumlah dan fungsi
imun selluler, serta penurunan respons antibodi.
Vitamin E dan Zn khususnya berperan penting dalammemelihara sistem imun.Defisiensi
Znjangka panjangmenurunkan produksi cytokine dan merusakpengaturan aktivitas sel
helper T. Vitamin Emerupakan treatment yang baik dalam mencegahpenyakit Alzheimer,
meningkatkan kekebalan tubuh,dan sebagai antioksidan yang melindungi limfosit,otak,
dan jaringan lain dari kerusakan radikal bebas.

G. Komplikasi
Komplikasi yang disebabkan oleh gangguan immunodeficiency bervariasi, tergantung
pada apa gangguan tertentu yang Anda miliki. Mereka dapat mencakup:

• Infeksi berulang

• Gangguan autoimun

• Kerusakan jantung, sistem paru-paru, saraf atau saluran pencernaan

• Memperlambat pertumbuhan

• Peningkatan risiko kanker

• Kematian dari infeksi serius, seperti meningitis

Anda mungkin juga menyukai