Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

UPAYA PENGOBATAN DASAR

Nama Kelompok :

- (172016002) Rizki dwi cahya - (172060029) Atikah


- (1720160013) Rani Maharani - (1720160030) Luftiah Nur Fadillah
- (1720160014) Yogi Dwi - (1720160032) Rifatus Sholihah
- (1720160024) Deva Yana - (1720160034) Silviana Sari
- (1720160025) Muhamad Nur - (1720160035) Inggit NurPratiwi
- (1720160028) Fitriana Wahyu
Kusuma

Nama Dosen : Ns.Marini Agustin,S.Kep.M.Pd

UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH


2018

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang “Upaya Pengobatan
Dasar”

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 2 Desember 2018


DAFTAR ISI

Kata pengantar …………………………………………………………………………………..

Daftar isi …………………………………………………………………………………...........

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ………………………………………………………………………..


B. Rumusan masalah ……………………………………………………………………
C. Tujuan ………………………………………………………………………………..
D. Manfaat ………………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi ………………………………………………….……………………………
B. Tujuan dan manfat pengobatan dasar …………………………………………………
C. Jenis-jenis pengobatan dasar ….………………………………………………………
D. Program kerja pengobatan dasar ………………………………………………………
E. Kegiatan pokok pengobatan dasar ……………………………………………………
F. Sasaran dan target pengobatan dasar………………………………..…………………
G. Alur pelayanan pengobatan dasar ……………………………………………………
H. Program pengobatan dasar di Indonesia ………………………………………………

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………
B. Saran………………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan mempunyai visi “Indonesia sehat“,diantaranya dilaksanakan


melalui pelayanan kesehatan oleh puskesmas dan rumah sakit. Selama ini pemerintah
telah membangun puskesmas dan jaringannya di seluruh Indonesia rata-rata setiap
kecamatan mempunyai 2 puskesmas, setiap 3 desa mempunyai 1 puskesmas pembantu.
Puskesmas telah melaksanakan kegiatan dengan hasil yang nyata, status kesehatan
masyarakat makin meningkat, ditandai dengan makin menurunnya angka kematian bayi,
ibu, makin meningkatnya status gizi masyarakat dan umur harapan hidup (Kepmenkes,
2004).

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang


bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disatu atau sebagian
wilayah kecamatan. Puskesmas berperan di dalam menyelenggarakan pelayanan publik
yang berkualitas kepada masyarakat dengan melakukan berbagai upaya untuk memenuhi
segala harapan, keinginan, dan kebutuhan serta mampu memberikan kepuasan bagi
masyarakat

Puskesmas sebagai upaya pelayanan kesehatan strata pertama meliputi pelayanan


kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat dan kegiatan yang dilakukan
puskesmas, selain dari intern sendiri tetapi juga perlu peran serta masyarakat dalam
pengembangan kesehatan terutama dilingkungan masyarakat yang sangat mendasar,
sehingga pelayanan kesehatan dapat lebih berkembang.

Upaya kesehatan wajib dalam puskesmas yang biasa dikenal dengan “basic six” yang
terakhir yaitu tentang upaya pengobatan dasar yang ditujukan kepada semua penduduk,
tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengobatan dasar?
2. Apa tujuan dan manfaat pengobatan?
3. Apa saja jenis-jenis pengobatan dasar?
4. Apa program kerja pengobatan dasar?
5. Apa saja kegiatan pokok pengobatan dasar?
6. Siapa sasaran dan target pengobatan dasar?
7. Bagaimana alur pelayanan pengobatan dasar?
8. Apa saja program pengobatan dasar di Indonesia?

C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian pengobatan dasar
2. Mengetahui tujuan dan jenis-jenis pengobatan dasar
3. Mengetahui program kerja dan kegiatan pokok pengobatan dasar
4. Mengetahui sasaran dan target pengobatan dasar
5. Mengetahui alur pelayana pengobatan dasar
6. Mengetahui program pengobatan dasar di Indonesia

D. Manfaat
Makalah Program pengobatan ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik untuk
mahasiswa, petugas kesehatan, dan masyarakat pada umumnya serta dapat diaplikasikan
guna meningkatkan pembangunan nasional di bidang kesehatan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter berdasarkan
temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan. Dalam proses
pengobatan terkandung keputusan ilmiah yang dilandasi oleh pengetahuan dan
keterampilan untuk melakukan intervensi pengobatan yang memberi manfaat maksimal
dan resiko sekecil mungkin bagi pasien. Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan
pengobatan yang rasional.

Pengobatan rasional menurut WHO 1987 yaitu pengobatan yang sesuai indikasi,
diagnosis, tepat dosis obat, cara dan waktu pemberian, tersedia setiap saat dan harga
terjangkau. Salah satu perangkat untuk tercapainya penggunaan obat rasional adalah
tersedia suatu pedoman atau standar pengobatan yang dipergunakan secara seragam pada
pelayanan kesehatan dasar atau puskesmas.

Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas pertama kali diterbitkan pada tahun 1985 dan
mendapat tanggapan yang sangat menggembirakan bagi pelaksana pelayanan kesehatan
dasar.Telah pula dicetak ulang beberapa kali dan terakhir tahun 2002 tanpa merubah
isinya.Oleh karena kemajuan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran maupun farmasi menuntut tersedianya suatu pedoman yang mengikuti
perkembangan, sehingga perlu merevisi pedoman tersebut (Depkes, 2007).

B. Tujuan dan Manfaat Pengobatan


1. Tujuan Pengobatan
Meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat di Indonesia
 Terhentinya proses perjalanan penyakit yang diderita oleh seseorang
 Berkurangnya penderitaan karena sakit
 Tercegahnya dan berkurangnya kececetan
 Merujuk penderita ke fasilitas diagnosa dan pelayanan yang lebih canggih bila
perlu
a. Tujuan Pedoman Pengobatan.
Tujuan Pedoman Pengobatan dikelompokkan dalam beberapa hal:
 Mutu Pelayanan Pengobatan. Oleh karena Pedoman Pengobatan hanya
memuat obat yang terpilih untuk masing-masing penyakit / diagnosis.
 Standar Profesi. Senantiasa menjadi standar profesi setinggi-tingginya karena
disusun dan diputuskan atas kesepakatan para ahli.
 Pengamanan Hukum. Merupakan landasan hukum dalam menjalankan profesi
karena disusun dan disepakati para ahli dan diterbitkan oleh pemerintah.
 Kebijakan dan Manajemen Obat. Perencanaan obat yang digunakan akan
lebih tepat, secara langsung dapat mengoptimalkan pembiayaan pengobatan
b. Manfaat Pedoman Pengobatan. Beberapa manfaat dengan adanya pedoman
pengobatan:
 Untuk pasien. Pasien hanya memperoleh obat yang benar dibutuhkan.
 Untuk Pelaksana Pengobatan. Tingkat profesionalisme tinggi karena sesuai
dengan standar.
 Untuk Pemegang Kebijakan Kesehatan dan Pengelolaan Obat. Pengendalian
biaya obat dan suplai obat dapat dilaksanakan dengan baik

C. Jenis-jenis Pengobatan Dasar


1. Pengobatan Dalam Gedung :
 Poli Umum
 Poli Gigi (Rawat Jalan)
 Apotek
 Unit Gawat Darurat (UGD)
 Perawatan Penyakit (Rawat Inap)
 Pertolongan Persalinan (Kebidanan)
2. Pengobatan Luar Gedung :
 Rujukan Kasus
 Pelayanan Puskesmas Keliling (Puskel)
3. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dan Jaringannya
 Kegiatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) yang dilaksanakan dalam gedung
meliputi pelayanan: (Pendaftaran;Pemeriksaan dan konsultasi kesehatan;
Pelayanan pengobatan dasar, umum dan gigi; Tindakan medis sederhana;
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak termasuk pemeriksaan Ibu Hamil dan Ibu
Nifas; Imunisasi; Pelayanan KB; Pelayanan laboratorium sederhana dan
penunjang lainya)
 Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), dilaksanakan pada Puskesmas Perawatan,
meliputi pelayanan: (Pelayanan perawatan pasien; Persalinan normal dan
perawatan Nifas; Tindakan medis yang dibutuhkan; Pemberian obat-obatan
(generik); Pemeriksaan Laboratorium dan penunjang medis lainnya; Perawatan
perbaikan gizi buruk)
 Pelayanan gawat darurat (emergency) merupakan bagian kegiatan puskesmas
termasuk penangan Obstetri-Neonatal
 Pelayanan kesehatan Luar Gedung yang dilaksanakan oleh Puskesmas dan
jaringanya, meliputi kegiatan: (Pelayanan rawat jalan melalui Puskesmas Keliling
roda empat, Pusling perairan maupun roda dua; Pelayanan kesehatan di Posyandu,
Polindes/Poskesdes dan Poskestren; Pelayanan kesehatan melalui knjungan rumah
bagi pasien pasca rawat inap (home care); Penyuluh kesehatan; Imunisasi;
Pelayanan ibu hamil melalui berbagai kegiatan/program; Pelayanan Nifas;
Surveilans penyakit dan surveilans gizi; Kegiatan sweeping; Fogging
(pengasapan), Pemberantasan sarang nyamuk (PSN); Pelayanan kesehatan lainnya
yang menjadi tugas dan fungsi Puskesmas)

D. Program kerja pengobatan


1. Melaksanakan diagnosa sedini mungkin melalui:
 Mendapatkan riwayat penyakit
 Mengadakan pemeriksaan fisik
 Mengadakan pemeriksaan laboratorium
 Menbuat diagnose
2. Melaksanakan tindakan pengobatan
3. Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat berupa:
 Rujukan diagnostic
 Rujukan pengobatan atau rehabilitasi
 Rujukan lain, Program ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan,
pemerataan, mutu, keterjangkauan obat, perbekalan kesehatan rumah tangga
dan kosmetika.

E. Kegiatan Pokok yang dilakukan antara lain:


a) Peningkatan ketersediaan dan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan diseluruh
puskesmas dan jaringannya
b) Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan
c) Peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan terutama untuk
penduduk miskin
d) Peningkatan mutu pelayanan farmasi, komunitas dan rumah sakit.

F. Sasaran Pengobatan Dasar

Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter berdasarkan
temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan. Dalam proses
pengobatan terkandung keputusan ilmiah yang dilandasi oleh pengetahuan dan
keterampilan untuk melakukan intervensi pengobatan yang memberi manfaat maksimal
dan resiko sekecil mungkin bagi pasien. Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan
pengobatan yang rasional. Sehingga sasaran dari pengobatan dasar adalah :

1. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan atau keperawatan karena ketidakmampuan
merawat dirinya sendiri oleh sesuatu hal dan sebab, maka akan dapat
mempengaruih anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat.Terdiri atas kepala keluarga,
anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga
karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya
saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga
mempunyai masalah kesehatan atau keperawatan, maka akan berpengaruh
terhadap anggota-anggota keluarga yang lain dan keluarga-keluarga yang ada di
sekitarnya

G. Target Pengobatan Dasar

Pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat dilakukan melalui beberapa tahapan yang


mencakup dalam proses keperawatan dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah (problem solving approach) yang dinamis dalam memperbaiki dan memelihara
kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan mesyarakat sampai ke tahap optimum
melalui suatu pendekatan yang sistematis untuk mengenal masalah kesehatan dan
keperawatan serta membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.

Target dari pengobatan dasar pada suatu puskesmas adalah memberikan pelayanan
kesehatan pada masyarakat sesuai dengan program pemerintah dalam keputusan menteri
kesehatan republik Indonesia nomor : 296/menkes/sk/iii/2008 tentang pedoman
pengobatan dasar di puskesmas menteri kesehatan republik indonesia.

Untuk melaksanakan praktek perawatan kesehatan masyarakat dengan berhasil guna dan
berdaya guna, diperlukan berbagai strategi yang ditempuh, terutama yang menyangkut
tenaga, pengelolaan dan partisipasi masyarakat secara aktif melalui pengetahuan dan
keterampilan, kemampuan manajemen, kerja sama lintas program dan lintas sektoral, dan
membantu masyarakat mulai dari tahap indikasi masalah perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian, serta pembinaan keluarga binaan atau masyarakat binaan dan mengadakan
kordinasi.

H. Alur Pelayanan Pengobatan Dasar

Secara umum alur pelayanan pasien di Puskesmas adalah sebagai berikut :

1) Pasien berkunjung ke puskesmas, ada beberapa Puskesmas yang menyediakan nomer


antrian baik berupa kertas bertuliskan nomer urut atau yang sudah digital. Namun ada
juga puskesmas yang percaya pada kesadaran pasien sendiri untuk antri sehingga
tidak perlu menyerobot urutan Pasien lainnya.
2) Pasien dipanggil sesuai nomor urutan untuk didaftar di loket pendaftaran. Pada proses
ini, dicatat nomer Rekam Medis Pasien atau dibuatkan nomer rekam medis untuk
Pasien yang baru pertama kali berkunjung.
3) Pasien menunggu sementara petugas akan mencari Rekam Medis Pasien yang
bersangkutan di ruang catatan medis, untuk diberikan ke unit Pelayanan atau Poli
dimana tempat Pasien ingin berobat.
4) Pasien dipanggil oleh petugas bisa juga oleh perawat.
5) Pasien diperiksa, dicatat Anamnesis, Terapi, Diagnosa dan lain-lain, termasuk obat
yang diberikan dan tindakan medis kalau ada.
6) Pasien keluar, sementara dari unit pelayanan membuat resep untuk diberikan ke ruang
obat.
7) Pasien dipanggil untuk membayar (di beberapa daerah sudah gratis), kemudian
dipanggil lagi untuk menerima obat.
8) Pasien pulang.
Berkunjung ke pusat pelayanan kesehatan masyarakat (puskesmas) terdekat, tentu ada
perbedaan alur pelayanan yang harus diikuti, khususnya antara puskesmas rawat jalan
dan puskesmas rawat inap (perawatan). Perbedaan utama alur pelayanan tergantung
pada kasus yang bersifat darurat (emergency) seperti: serangan penyakit akut,
kecelakaan lalu lintas. Kondisi seperti ini kemungkinan tidak mengikuti alur baku,
bisa langsung menuju ruang gawat darurat atau ruang tindakan yang terdapat di
puskesmas. Bila keadaannya normal dan wajar saja, maka pada umumnya,
pengunjung puskesmas, harus mengikuti prosedur alur pelayanan standar rawat jalan,
seperti paparan ringkas berikut ini.
1. Mendaftarkan identitas pasien di ruang loket/kartu
Pengunjung harus mendaftarkan diri di loket/kartu agar tercatat dalam kartu
kunjungan pasien, dengan menunjukkan kartu identitas (KTP, askes,
jamkesmas,jamkesmasda) yang masih berlaku
2. Menunggu giliran panggilan di ruang tunggu
Silahkan menuju ruang tunggu puskesmas, menanti giliran panggilan pelayanan yang
diperlukan
3. Menuju ruang periksa pelayanan rawat jalan
Setelah mendapatkan giliran dipanggil oleh petugas, pasien diarahkan langsung
menuju tempat pemeriksaan dokter (poli umum,poli gigi atau poli KIA) sesuai
keluhan yang dialaminya.
4. Mengambil resep obat di ruang apotek
Pengunjung yang mendapatkan resep obat, setelah diperiksa dokter, dimohon
menunggu dengan sabar, pelayanan obat yang bisa ditebus langsung di ruangan
apotek puskesmas.
5. Meninggalkan ruangan puskesmas
Para pengunjung mengecek kembali perlengkapan yang dibawa dan diwajibkan selalu
berpartisipasi aktif menjaga kebersihan dan keasrian ruangan pelayanan dan halaman
puskesmas.

I. Program Pengobatan Di Indonesia


1. Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan adalah upaya pemenuhan kebutuhan obat
dan perbekalan kesehatan sesuai dengan jenis, jumlah dan mutu yang telah
direncanakan sesuai kebutuhan pembangunan kesehatan
2. Pemanfaatan obat dan perbekalan kesehatan adalah upaya pemerataan dan
peningkatan keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan.
3. Pengawasan obat dan perbekalan kesehatan adalah upaya menjamin ketersediaan,
keterjangkauan, keamanan serta kemanfaatan obat dan perbekalan kesehatan.

Program Obat Dan Perbekalan Kesehatan Di Jawa Barat

Tujuan program: menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan obat dan


perbekalan kesehatan termasuk obat tradisional, perbekalan kesehatan rumah tangga, dan
kosmetika.
Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi:
1. Peningkatan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan;
 Menyusun kerangka kebijakan peningkatan ketersediaan obat dan perbekalan
kesehatan di sector publik;
 Melaksanakan pengadaan buffer stock obat dan perbekalan kesehatan essensial
untuk pelayanan kesehatan dasar, obat-obatan jangka panjang yang tidak
terjangkau oleh daya beli masyarakat dan orphan drugs (obat-obatan langka) serta
obat dan perbekalan kesehatan untuk keluarga miskin;
 Memfasilitasi daerah dalam penyediaan obat-obatan, alat-alat medis, peralatan
terapi medis dan perbekalan kesehatan;
 Melaksanakan monitoring ketersediaan obat dan perbekalan di sarana distribusi
maupun di sarana pelayanan kesehatan termasuk survey cepat ketersediaan obat
dan perbekalan kesehatan dalam kerangka kewaspadaan dini, kesiapsiagaan dan
penanggulangan serta pasca KLB/bencana;
 Penyelenggaraan administrasi dan dukungan operasional program obat dan
perbekalan kesehatan.
2. Peningkatan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan;
 Menyusun kerangka kebijakan peningkatan pemerataan obat dan perbekalan
kesehatan;
 Meningkatkan kemampuan manajemen pengelolaan obat publik dan perbekalan
kesehatan di pelayanan kesehatan dasar;
 Membina dan mengembangkan serta mengoptimalkan industri farmasi nasional
berbasis keanekaragaman sumberdaya alam dan keunggulan daya saing.
3. Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan;
 Menyusun kerangka kebijakan pembinaan produksi dan distribusi obat dan
perbekalan kesehatan;
 Pengamanan bahaya penyalahgunaan dan kesalahgunaan obat dan perbekalan
kesehatan, melalui kegiatan advokasi dengan pemerintah daerah, lintas sektor
terkait, LSM, perguruan tinggi dan ikatan profesi;
 Membina, mengembangkan dan penerapan standar mutu obat dan perbekalan
kesehatan;
 Memberdayakan masyarakat dalam penggunaan obat dan perbekalan kesehatan,
melalui komunikasi, informasi dan edukasi terhadap risiko penggunaan produk
yang tidak memenuhi persyaratan;
 Membina dan mengembangkan sarana produksi dan distribusi obat dan
perbekalan kesehatan.
4. Peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan terutama untuk
penduduk miskin;
 Menyusun kerangka kebijakan peningkatan keterjangkauan serta pembinaan
penggunaan obat rasional dan perbekalan kesehatan;
 Menerapkan penggunaan obat esensial melalui pengembangan monitoring dan
evaluasi daftar obat esensial nasional secara berkala;
 Merevitalisasi pemasyarakatan konsepsi obat esensial generik pada fasilitas
pelayanan kesehatan pemerintah;
 Meningkatkan penggunaan obat rasional antara lain mencakup pengembangn dan
penerapan pedoman pengobatan yang rasional di berbagai tingkat pelayanan,
pemberdayaan komite farmasi dan terapi di RS serta pendidikan dan pelatihan;
 Pengendalian terhadap promosi/iklan obat dan perbekalan kesehatan serta
pengembangan system monitoring efek samping;
 Penyelenggaraan pembinaan, advokasi dan promosi penggunaan obat rasional
melalui mengembangkan sumberdaya kesehatan yang tersedia
5. Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit.
 Menyusun kerangka kebijakan peningkatan mutu pelayanan kefarmasian di
komunitas dan rumah sakit;
 Meningkatkan profesionalisme tenaga farmasi melalui pelaksanaan Jabatan
Fungsional Apoteker dan Asisten Apoteker; Membina dan meningkatkan kualitas
sarana pelayanan kefarmasian

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengobatan dasar


adalah suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter berdasarkan temuan-temuan yang
diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan. Tujuan dari pengobatan adalah
meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat di Indonesia, dan terhentinya
proses perjalanan penyakit yang diderita oleh seseorang, berkurangnya penderitaan
karena sakit, tercegahnya dan berkurangnya kecacatan, merujuk penderita ke fasilitas
diagnosa dan pelayanan yang lebih canggih bila perlu.

Program kerja pengobatan antara lain melaksanakan diagnosa sedini mungkin melalui
(1) mendapatkan riwayat penyakit, (2) mengadakan pemeriksaan fisik, (3) mengadakan
pemeriksaan laboratorium, (4) menbuat diagnosa, melakssanakan tindakan pengobatan,
melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat berupa: (1)
rujukan diagnostik, (2) rujukan pengobatan atau rehabilitasi, (3) rujukan lain.

Sasaran Pengobatan Dasar adalah individu, keluarga. Target dari pengobatan dasar pada
suatu puskesmas adalah memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat sesuai
dengan program pemerintah dalam keputusan menteri kesehatan republik Indonesia
nomor : 296/menkes/sk/iii/2008 tentang pedoman pengobatan dasar di puskesmas
menteri kesehatan republik indonesia.

B. Saran
1. Puskesmas sebagai upaya pelayanan kesehatan strata pertama yang salah satu Basic
Sixnya yaitu pengobatan dasar, pelayanannya harus bisa mencangkup seluruh masyarakat
di wilayah kerjanya sehingga dapat memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan
bermutu, merata dan terjangkau.
2. Puskesmas harus memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat agar berperan
aktif dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan. 2007. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas Cetakan Tahun 2008.
Jakarta : Departemen Kesehatan RI

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

Kebijakan dasar puskesmas.Kepmenkes No. 128 Tahun 2004.

Anda mungkin juga menyukai