Anda di halaman 1dari 18

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian yang Relevan

Ni Wayan Manik Hermawati (2012), dalam penelitiannya yang berjudul

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Penguasaan Konsep Biologi dan

Sikap Ilmiah Siswa SMA ditinjau dari Minat Belajar Siswa, menyatakan bahwa

terdapat perbedaan penguasaan konsep biologi dan sikap ilmiah siswa antara siswa

yang mengikuti model pembelajaran inkuiri dengan siswa yang mengikuti model

pembelajaran langsung (F= 9,264, p= 0,001 < 0,05), (2) terdapat pengaruh interaksi

antara model pembelajaran dengan minat belajar biologi siswa antara siswa yang

mengikuti model pembelajaran inkuiri dengan siswa yang mengikuti pelajaran

langsung.

Purwanti (2015), dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Model

Pembelajaran Inkuiri terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Materi Pencemaran

Lingkungan di Kelas VII Semester II Mts Darussalam Kota Besi Kabupaten

Tawaringin Timur Tahun Ajaran 2014/2015, menyatakan bahwa model

pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap hasil belajar siswa materi pencemaran

lingkungan di kelas VII semester II MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kota

waringin Timur Tahun Ajaran 2014/2015, dengan model pembelajaran inkuiri terjadi

peningkatan hasil belajar siswa secara signifikan.

5
6

Tiarmaida (2015), dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Model

Pembelajaran Inkuri terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Listrik Dinamis

di Kelas X Semester II SMA Negeri 8 Medan, menyatakan bahwa peningkatan

aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran inkuiri adalah 63,36, dan dengan menggunakan model pembelajaran

konvensional adalah 56,47 yang termaksud pada kriteria nilai rendah. Berdasarkan

hasil analisis perhitungan uji t, terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar siswa.

2.2 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori Pembelajaran Inkuiri

Inkuiri berasal dari kata‘to inquire” yang berarti ikut serta atau terlibat, dalam

mengajukan pertanyaan, mencari informasi dan melakukan penyelidikan. Sedangkan

Komalasari(2015:73) menjelaskan bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran

yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga

dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan

kreativitas dalam memahami konsep dan memecahkan masalah. Model inkuiri adalah

rangkaian kegiatan pembelajaran yang dirancang untuk melibatkan siswa secara aktif

dalam menemukan pengetahuan dan memecahkan masalah melalui kegiatan mencari

dan menyelidiki sehingga siswa mampu berpikir kritis, logis dan analitis dalam

membangun pengetahuannya sendiri. Model inkuiri menggunakan pendekatan


7

pembelajaran student centered learning menggunakan strategi pembelajaran

discovery, menggunakan metode diskusi, tanya jawab, simulasi, dan penugasan, serta

menggunakan teknik dengan mengelompokkan siswa secara acak agar dalam satu

kelompok terdiri dari siswa yang heterogen. Terdapat tiga macam tujuan dalam

pembelajaran inkuiri, yaitu :

1) Membantu siswa mengembangkan disiplin dan keterampilan intelektual dalam

mencari jawaban untuk memecahkan masalah.

2) Mengarahkan siswa untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan

dengan melakukan kegiatan merencanakan, mendiskusikan, membuat hipotesis,

menganalisis, menafsirkan hasil untuk mendapatkan konsep umum yang

dipelajari.

Suryani dan Leo (2012 :119) mengemukakan beberapa hal yang menjadi ciri

utama pembelajaran inkuiri yaitu:

1 Pembelajaran inkuiri menekankan pada aktivitas siswa untuk mencari dan

menemukan pengetahuannya sendiri, siswa ditempatkan sebagai subjek belajar.

2 Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan

sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat

menumbuhkan sikap percaya diri.

3 Aktivitas pembelajaran dilakukan melalui kegiatan Tanya jawab antara guru dan

siswa sehingga guru hanya sebagai fasilitator dan motivator.


8

4 Tujuan dari penggunaan pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan

kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental, sehingga siswa

tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka

dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.

Model inkuiri ini didukung oleh teori belajar kognitifisme dan

konstruktivisme. Kegiatan mencari atau menemukan pada proses pembentukan

pengetahuan ketika berusaha menemukan informasi yang dicarinya.

Proses pembelajaran inkuiri dilakukan melalui tahapan-tahapan agar

mempermudah guru melaksanakan pembelajaran di kelas dan setiap model

pembelajaran tentu terdapat langkah-langkah yang sudah tersusun secara runtut yang

digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaannya. Menurut Sanjaya (2010:201)

sebagai berikut :

1) Orientasi

2) Merumuskan masalah

3) Mengajukan hipotesis

4) Mengumpulkan data

5) Menguji hipotesis

6) Menarik kesimpulan

Pada penelitian ini, penulis menggunakan langkah-langkah pembelajaran

inkuiri menurut Sanjaya, karena langkah-langkah pembelajaran inkuiri yang

dikemukakan oleh Sanjaya lebih rinci dimana pembelajaran diawali dengan kegiatan
9

orientasi. Kegiatan pembelajaran harus diawali dengan orientasi, yaitu penyampaian

topik, tujuan pembelajaran, dan langkah pembelajaran yang akan dilakukan oleh

siswa. Sehingga pembelajaran menjadi lebih terarah dan siswa mengerti apa yang

harus dilakukan selama kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran

inkuiri yang dikemukakan oleh Winasanjaya dan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pada awal pembelajaran guru melakukan kegiatan orientasi. Orientasi disini

berkenaan dengan penyampaian topik pembelajaran, tujuan, pokok-pokok

pembelajaran dan hal yang perlu dilakukan siswa. Penyampaian topik

pembelajaran dapat dilakukan dengan kegiatan tanya jawab kepada siswa agar

memunculkan rasa ingin tahu dan membangkitkan motivasi belajar siswa.

2. Langkah yang kedua adalah membuat rumusan masalah. Persoalan yang

diajukan dapat berasal dari siswa atau guru. Persoalan/masalahyang disajikan

diharapkan mampu dipecahkan oleh siswa sehingga dalam menyajikan

masalah tidak terlalu sulit. Setelah masalah diajukan siswa diminta untuk

membuat jawaban sementara sehingga muncul hipotesis. Salah satu cara yang

dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak

pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk merumuskan berbagai

perkiraaan/kemungkinan jawaban dari masalah tersebut.

4. Langkah keempat adalah mengumpulkan data. Kegiatan mengumpulkan data

dilakukan untuk membuktikan apakah hipotesis yang sudah dibuat oleh siswa

benar atau salah. Pengumpulan informasi dapat dilakukan siswa secara


10

berkelompok. Proses mencari jawaban adalah hal yang sangat penting dalam

pembelajaran inkuiri, karena dengan mencari jawaban itu siswa memperoleh

pengalaman yang berharga dan bermakna dalam rangka pembentukan

pengetahuan. Ketika siswa mengumpulkan data maka terjadi konstruksi

pengetahuan. Siswa membangun pengetahuan sesuai dengan fakta dan data

yang diperoleh. Siswa dilatih untuk berpikir kritis dengan saling bertukar ide

melalui kegiatan diskusi. Agar siswa memperoleh informasi yang akurat maka

guru dapat menyediakan lingkungan belajar yang menunjang. Jika

memungkinkan siswa dapat diajak keluar kelas untuk mengamati lingkungan

sekitar jika memang materi yang diajarkan berkaitan langsung dengan

lingkungan, misalnya mempelajari tentang jenis-jenis daun. Guru juga bisa

menggunakan media pembelajaran untuk mempermudah siswa memahami

materi. Penggunaan media diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa

karena siswa dapat mengamati secara langsung bagaimana suatu fenomena

terjadi. Kegiatan ini diharapkan dapat membantu siswa mengkonstruksi

pengetahuan melalui pengamatan, diskusi, dan tanya jawab.

5. Setelah semua data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah menguji

hipotesis. Setiap kelompok yang sudah mengumpulkan data diberi

kesempatan untuk menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas. Kelompok

lain akan memberi tanggapan atas presentasi yang dilakukan oleh kelompok

tersebut sehingga semakin banyak ide-ide maupun gagasan yang akan


11

muncul. Presentasi juga dapat dilakukan dengan menggunakan media

sehingga pembuktian hipotesis menjadi lebih akurat.

6. Langkah terakhir dalam pembelajaran inkuiri adalah merumuskan

kesimpulan. Setelah semua kelompok diberi kesempatan menyampaikan hasil

diskusinya maka siswa diarahkan untuk membuat kesimpulan. Kemudian

guru memberi kesimpulan secara umum.

Menurut pendapat Hanafiah dan Cucu (2010:79) keunggulan sebagai berikut:

“memperkuat dan menambah kepercayaan diri siswa dalam menemukan

pengetahuannya sendiri dan membantu siswa mengembangkan kesiapan serta

penguasaan keterampilan dalam proses kognitif yang diharapkan akan memberikan

motivasi kepada siswa untuk lebih giat dalam belajar”.

Model pembelajaran inkuiri disamping memiliki beberapa kelebihan atau

keunggulan, model pembelajaran inkuiri juga mempunyai beberapa kelemahan dalam

pembelajaran di sekolah yaitu Menurut Sanjaya (2010 : 208) sebagai berikut :

1 Jika menggunakan model pembelajaran ini, akan sulit mengontrol kegiatan

dan keberhasilan siswa.

2 Model ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur

dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

3 Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang

panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah

ditentukan.
12

4 Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa

menguasai materi pelajaran, maka model pembelajaran inkuiri akan sulit

diimplementasikan oleh setiap guru.

Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap

model mempunyai kelebihan dan kekurangan tetapi semua itu dapat diatasi dengan

baik jika seorang guru kreatif dalam menggunakannya dan siswa akan terlihat aktif

dalam pembelajaran model inkuiri.

Dalam pembelajaran inkuiri terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan

oleh guru, yaitu sebagai berikut :

1 Berorientasi pada Pengembangan Intelektual

Telah disebutkan sebelumnya bahwa tujuan utama pembelajaran inkuiri

adalah mengembangkan kemampuan berpikir, karena inkuiri didasari oleh

teori kognitif yang menekankan arti penting proses internal seseorang.

Dengan demikian, pembelajaran inkuiri selain berorientasi pada hasil belajar,

juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dalam

pembelajaran inkuiri bukan ditentukan oleh penguasaan siswa terhadap suatu

materi pelajaran, tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan

menemukan sesuatu. Pada inkuiri ini yang dinilai adalah proses menemukan

sendiri hal baru dan proses adaptasi yang berkesinambungan secara tepat dan

serasi antara hal baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa .
13

2 Prinsip Interaksi

Pada dasarnya, proses pembelajaran adalah proses interaksi, baik interaksi

siswa dengan guru, interaksi siswa dengan siswa, maupun interaksi siswa

dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti

menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur

interaksi itu sendiri. Kegiatan pembelajaran selama menggunakan pendekatan

inkuiri ditentukan oleh interaksi siswa. Keseluruhan proses pembelajaran akan

membantu siswa menjadi mandiri, percaya diri dan yakin pada kemampuan

intelektualnya sendiri untuk terlibat secara aktif. Guru hanya perlu menjadi

fasilitator dan mengarahkan agar siswa bisa mengembangkan kemampuan

berpikirnya melalui interaksi mereka. Guru juga harus memfokuskan pada

tujuan pembelajaran, yaitu mengembangkan tingkat berpikir yang lebih tinggi

dan keterampilan berpikir kritis siswa.

3 Prinsip Bertanya

Inkuiri adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan, yaitu pertanyaan-

pertanyaan yang dapat dijawab dan mengantarkan pada pengujian dan

eksplorasi bermakna. Selama pembelajaran inkuiri, guru dapat mengajukan

suatu pertanyaan atau mendorong siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan

mereka sendiri, yang dapat bersifat open-ended, memberi peluang siswa untuk

mengarahkan penyelidikan mereka sendiri dan menemukan jawaban-jawaban

yang mungkin dari mereka sendiri, dan mengantar pada lebih banyak
14

pertanyaan lain. Oleh karena itu peran yang harus dilakukan guru dalam

pembelajaran inkuiri adalah sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk

menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari

proses berpikir.

4 Prinsip Belajar untuk Berpikir

Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah

proses berpikir (learning how you think), yakni proses mengembangkan

potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan

penggunaan otak secara maksimal.

5 Prinsip Keterbukaan

Inkuiri menyediakan siswa beraneka ragam pengalaman konkrit dan

pembelajaran aktif yang mendorong dan memberikan ruang dan peluang

kepada siswa untuk mengambil inisiatif dalam mengembangkan keterampilan

pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan penelitian sehingga

memungkinkan mereka menjadi pebelajar sepanjang hayat.

2.1.2 Pengertian Pembelajaran Biologi

Biologi merupakan mata pelajaran yang termasuk dalam rumpun ilmu

pengetahuan alam (sains) yang berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang

alam secara sistematis, sehingga pembelajaran bukan hanya sebagai penguasaan

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip

saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.


15

2.1.3 Hakikat Pembelajaran Biologi

Proses pembelajaran biologi merupakan implementasi dari konsep pendidikan

biologi. Obyek pendidikan biologi tersebut merupakan satu kesatuan interaktif yang

terbentuk dari tiga komponen, yaitu biologi sebagai ilmu, karakteristik-karakteristik

subyek didik dan teknologi pendidikan. Sedangkan biologi sebagai ilmu memiliki

karakteristik sendiri, yaitu mempunyai obyek, gejala dan persoalannya, menggunakan

metodologi ilmiah, memiliki kecenderungan untuk berkembang, dan bermanfaat bagi

masyarakat.

Proses pembelajaran biologi adalah adanya interaksi antara subyek didik

(siswa) yang memiliki karakteristiknya masing-masing dengan obyek (biologi

sebagai ilmu) untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu untuk membangun pengetahuan,

keterampilan, dan pembentukan nilai-nilai. Siswa sebagai subyek didik tidak

menerima begitu saja pembelajaran biologi yang disampaikan oleh guru, akan tetapi

ada interaksi antara siswa, guru, dan objek biologi yang dipelajari.

2.1.4 Tujuan Pembelajaran Biologi

Mata pelajaran biologi telah ditetapkan sebagai mata pelajaran yang bertujuan

sebagai berikut:

1. Membentuk sikap positif terhadap biologi dengan menyadari keteraturan,

keindahan alam, serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerja

sama dengan orang lain.


16

3. Mengembangkan pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji hipotesis

melalui percobaan, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan

tertulis.

4. Mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif dengan

menggunakan konsep dan prinsip biologi.

5. Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi dan saling

keterkaitannya dengan IPA lainnya serta mengembangkan pengetahuan,

keterampilan dan sikap percaya diri.

6. Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya teknologi

sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia.

7. Meningkatkan kesadaran dan berperan serta dalam menjaga kelestarian

lingkungan.

2.1.5 Pembelajaran Konvensional

Model pembelajaran konvensional merupakan model yang digunakan guru

dalam pembelajaran sehari-hari dengan menggunakan model yang bersifat umum,

bahkan tanpa menyesuaikan model yang tepat berdasarkan sifat dan karakteristik dari

materi pembelajaran yang dipelajari. Trianto (2007:1) mengatakan pada pembelajaran

konvensional suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi

pasif, siswa tidak diajarkan model belajar yang dapat memahami bagaimana belajar,

berpikir dan memotivasi diri.


17

Lebih lanjut, Wortham (dikutip Wardarita, 2010:54) mengemukakan bahwa

pembelajaran konvensional memiliki karakteristik tertentu, yaitu: (1) tidak

kontekstual, (2) tidak menantang, (3) pasif, dan (4) bahan pembelajarannya tidak

didiskusikan dengan pembelajar. Wardarita (2010:54—55) menyimpulkan bahwa

pembelajaran konvensional, tradisional atau parsial ialah pembelajaran yang

membagi bahan ajar menjadi unit-unit kecil dan penyajian bahan ajar antara materi

yang satu terpisah dengan materi yang lain, antara fonem, morfem, kata, dan kalimat

tidak dikaitkan antara yang satu dengan yang lain tiap materi pelajaran berdiri sendiri

sebagai bidang ilmu, termasuk pula sistem penilainnya. Dalam proses belajar

mengajar guru lebih mendominasi.

Bagi negara yang masih berkembang pembelajaran konvensional tidak begitu

menuntut sarana dan prasarana yang memadai sehingga lebih mungkin dilaksanakan.

Materi pelajaran yang disajikan dapat bersifat klasikal sehingga tidak menuntut biaya

tinggi. Pembelajar dengan sendirinya dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh di

dalam kelas dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.6 Hasil Belajar

Belajar merupakan aktivitas berfikir yang sangat kompleks. Proses belajar

terjadi antara lain mencakup pengaturan stimulus yang diterima dan menyesuaikan

dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki dan terbentuk dalam pikiran seseorang

berdasarkan pemahaman dan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Dari proses

belajar ini akan diperoleh suatu hasil belajar yang disebut hasil belajar. Suatu proses
18

belajar dapat dikatakan berhasil bila dalam diri individu terbentuk pengetahuan,

sikap, keterampilan, atau kebiasaan baru yang secara kualitatif lebih baik dari pada

sebelumnya. Adapun tabel 2.1 jenis dan indikator hasil belajar, yaitu :

No Ranah Indikator

1. Ranah kognitif
a. Pengetahuan Mengidentifikasi, mendefinisikan,
(Knowledge) mendaftar, mencocokkan, menetapkan,
menyebutkan, melabel, menggambarkan,
memilih.
b. Pemahaman Menerjemahkan, merubah, menyamarkan,
(Comprehension) menguraikan dengan kata-kata sendiri,
menulis kembali, merangkum,
membedakan, menduga, mengambil
kesimpulan, menjelaskan.

c. Penerapan Menggunakan, mengoperasikan,


(Application) menciptakan/membuat perubahan,
menyelesaikan, memperhitungkan,
menyiapkan, menentukan.

d. Analisis Membedakan, memilih, membedakan,


(Analysis) memisahkan, membagi, mengidentifikasi,
merinci, menganalisis, membandingkan.

e. Menciptakan, Membuat pola, merencanakan, menyusun,


membangun mengubah, mengatur, menyimpulkan,
(Synthesis) menyusun, membangun, merencanakan.

f. Evaluasi Menilai, membandingkan, membenarkan,


(Evaluation) mengkritik, menjelaskan, menafsirkan,
merangkum, mengevaluasi.
2. Ranah Afektif Mengikuti, memilih, mempercayai,
a. Penerimaan memutuskan, bertanya, memegang,
(Receiving) memberi, menemukan, mengikuti.

b. Menjawab/ Membaca, mencocokkan, membantu,


menanggapi menjawab, mempraktekkan, memberi,
(Responding) melaporkan, menyambut, menceritakan,
19

melakukan, membantu.

c. Penilaian Memprakarsai, meminta, mengundang,


(Valuing) membagikan, bergabung, mengikuti,
mengemukakan, membaca, belajar,
bekerja, menerima, melakukan, mendebat.

d. Organisasi Mempertahankan, mengubah,


(Organization) menggabungkan, mempersatukan,
mendengarkan, mempengaruhi,
mengikuti, memodifikasi,
menghubungkan, menyatukan.

e. Menentukanciri-ciri Mengikuti, menghubungkan,


nilai memutuskan, menyajikan, menggunakan,
(Characterization by a menguji, menanyai, menegaskan,
valueor valuecomplex) mengemukakan, memecahkan,
mempengaruhi, menunjukkan.
3. Ranah Psikomotor
a. Gerakan Pokok Membawa, mendengar, memberi reaksi,
(Fundamental memindahkan, mengerti, berjalan,
Movement) memanjat, melompat, memegang, berdiri,
berlari.

b. Gerakan Umum Melatih, membangun, membongkar,


(Generic Movement) merubah, melompat, merapikan,
memainkan, mengikuti, menggunakan,
menggerakkan.

c. Gerakan Ordinat Bermain, menghubungkan, mengaitkan,


(Ordinative menerima, menguraikan,
Movement) mempertimbangkan, membungkus,
menggerakkan, berenang, memperbaiki,
menulis.

d. Gerakan Kreativ Menciptakan, menemukan, membangun,


(Creative Movement) menggunakan, memainkan, menunjukkan,
melakukan, membuat, menyusun.
Hasil belajar merupakan hasil proses belajar atau proses pembelajaran yang

dilakukan dengan mengarah pada suatu tujan pengajaran. Tujuan pengajaran adalah
20

mengarah pada peningkatan kemampuan, baik dalam kognitif, afektif, maupun

psikomotor (terlihat pada tabel 2.1). Tujuan yang ingin dicapai dalam belajar dapat

diperoleh dalam berbagai usaha dan pengalaman yang dapat mengantarkan seseorang

untuk mencapai hasil.

Sudjana (2008), menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah

laku sebagai akibat dari proses belajar yang bersifat relatif menetap, dan sesuai

dengan tujuan yang telah tentukan. Hasil belajar juga merupakan kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar atau proses

belajar. Dari pendapat para ahli tentang pengertian belajar yang dikemukakan dapat

dikatakan bahwa belajar merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu

dalam interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat

dikatakan bahwa hasil belajar merupakan hal yang tidak bisa di pisahkan dari proses

belajar mengajar, karna hasil belajar menjadi tolak ukur keberhasilan seorang guru

yang telah melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas. Sehingga dapat diketahui

apakah siswa telah menguasai materi pelajaran dengan baik atau tidak.

Belajar sebagai suatu aktivitas mental atau psikis dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar tersebut dibagi atas dua

faktor utama, yaitu faktor yang bersumber dari diri individu yang disebut faktor

internal dan faktor yang bersumber dari luar individu yang disebut faktor eksternal.
21

Faktor internal misalnya faktor jasmaniah, faktor kelelahan dan faktor psikologis.

Faktor eksternal seperti faktor keluarga, sekolah dan masyarakat (Muhibbin, 2000).

2.3 Kerangka Pemikiran

Pembelajaran model inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang

menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan

menemukan sendiri jawaban yang sudah pasti dari suatu permasalahan. Proses

berfikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.

Pembelajaran inkuiri dapat mendorong proses pembelajaran kearah student

center, dimana posisi guru bergeser dari instruktur tradisional ke arah mentor. Selain

itu, pembelajaran yang berpusat pada siswa dapat mendorong kearah belajar aktif,

kreatif dan interaktif dan menyenangkan. Perolehan pengetahuan siswa tidak lagi

bersumber dari transfer ilmu dari guru, melainkan melalui kegiatan membangun ilmu

dari siswa itu sendiri.

Pemilihan model pembelajaran merupakan hal yang sangat penting bagi

seorang pendidik. Pemilihan model pembelajaran ini merupakan salah satu alternatif

tercapainya indikator dan tujuan pembelajaran. Belajar merupakan proses bagi siswa

dalam membentuk karakter dan hasil belajar kognitifnya. Setiap strategi pembelajaran

mempunyai kelebihan dan kekurangan, namun berdasarkan teori yang dijelaskan

diatas yang disertai berbagai penelitian, maka diduga hasil belajar siswa dengan
22

menggunakan model pembelajaran inkuiri memiliki pengaruh terhadap hasil belajar

siswa. Secara ringkas, kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar 2.1

Teori Pembelajaran

Berpusat pada guru Berpusat pada siswa

Pembelajaran konvensional Pembelajaran Model


Inkuiri

Berkurangnya hasil belajar Dapat meningkatkan hasil


siswa belajar siswa

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan kajian pustaka yang diajukan dalam penelitian

ini, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat Pengaruh Model Inkuiri

Dalam Pembelajaran Biologi Terhadap Hasil Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Banawa

Tengah.

Anda mungkin juga menyukai