Anda di halaman 1dari 4

KELOMPOK 11

RICHO LYALDHI 2411412085

BARKAH 4301415016

Indah Nur Riani A. 5401415079

NUR HIDAYAT 6301415043

REPRODUKSI KARYA ILMIAH

Standar kompetensi yang harus Anda kuasai adalah memahami dan mampu membuat
karya ilmiah berdasarkan teori-teori serta dikaitkan dengan ilmu kepolisian. Standar
kompetensi tersebut dicapai melalui tujuh kompetensi dasar secara bertahap. Kompetensi
dasar ini selanjutnya dijabarkan menjadi lima indikator.

1. Ringkasan, Ikhtisar, dan Sinopsis


Menurut kamus besar bahasa indonesia:
Sinopsis n ikhtisar karangan ilmiah yang biasanya diterbitkan bersama-sama dengan
karangan asli yang menjadi dasar sinopsis itu; abstraksi.
Ringkasan:hasil meringkas; ikhtisar; singkatan cerita, dll.
Ikhtisar: n pandangan secara ringkas (yang penting-penting saja); ringkasan.
Perbedaan ringkasan, ikhtisar dan sinopsis:
Ringkasan disajikan dengan menggunakan bahasa pengarang asli, struktur penyajian, dan
gaya bahasa mempertahankan yang asli. Penulis ringkasan harus menyajikan semua bagian
karangan asli dengan serba singkat.
Ikhtisar disajikan dengan menggunakan gaya bahasa, struktur penyajian, sudut pandang
penulis ikhtisar. Penulis ikhtisar dapat memilih pokok-pokok yang dianggap penting untuk
disajikan dalam ikhtisar.
Sinopsis merupakan ringkasan dan atau ikhtisar yang pada umumnya diterapkan untuk karya
naratif, baik fiksi maupun non fiksi.

2. Resensi
Resensi merupakan suatu ulasan mengenai nilai sebuah karya atau buku. Tujuan
resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku layak mendapatkan
sambutan dari masyarakat atau tidak. Penulis resensi membantu para pembaca menentukan
perlu tidaknya sebuah buku/karya sastra dibaca. Penulis resensi juga harus mmperhatikan
pembaca, maka sebuah resensi yang dibuat disuatu majalah tertentu mungkin tidak sama
dengan resensi pada majalah lain karena penulis resensi juga harus mempertimbangkan selera
pembaca yang berbeda-beda tiap jenis majalah. Ada buku yang cocok untuk anak muda, ada
pula yang cocok untuk orang tua. Jenis kelamin dan tingkat pendidikan juga menentukan
selera pembaca. Untuk memberi pertimbangan atau penilaian secara objektif terhadap sebuah
buku/ karya sastra, penulis resensi harus mempertimbangkan 2 faktor. Pertama peresensi
harus memahami benar tujuan pengarang asli. Kedua peresensi harus menyadari sepenuhnya
apa maksud pembuat resensi itu. Tujuan pengarang membuat buku/karya sastra dapat
diketahui dari kata pengantar atau bagian pendahuluan buku. Peresensi harus memperhatikan
kewajiban mana yang harus dipenuhi dalam membuat resensi itu, yaitu kewajibannya
terhadap pembaca dan bagaimana penilaiannya atas buku tersebut.
Pokok-pokok penilaian atau sasaran resensi buku/karya sastra :

a. Latar belakang
Peresensi perlu memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca akan latar
belakang buku/karya sastra yang mencakup tema, tujuan penulisan, deskripsi singkat
mengenai buku/karya sastra , bisa berupa gambaran isi secara singkat maupun latar
belakang penerbitan dan identitas fisik buku/karya sastra.
b. Jenis buku/karya
Peresensi perlu menunjukkan buku/karya sastra yang mana berdasarkan klasifikasi
bidang ilmu. Peresensi juga perlu menunjukkan perbedaan dan persamaannya dengan
buku lain yang sebidang, sehingga pembaca akan melihat semua sisi dan secara lebih
konkret memberikan penilaian yang diharapkan akan lebih tertarik untuk membaca
buku secara keseluruhan.
c. Keunggulan buku/karya sastra
Hal pertama yang perlu diperhatikan untuk melihat keunggulan buku/karya sastra
adalah segi organisasi isi. Organisasi isi menyangkut hubungan antar satu bagian
dengan bagian lain, penekanan bagian-bagian isi, sistematika isi, dan lainnya. Selain
itu juga dari penggunaan bahasa, teknik penyajian, pencetakan, penjilidan, dan lay
out. Seorang peresensi harus dapat menunjukkan pertalian yang kompak antar bagian
buku. Peresensi juga harus dapat menunjukkan keunggulan dan kelemahan
buku/karya sastra secara jujur dan objektif.
d. Nilai buku/karya sastra
Peresensi harus melukiskan dasar-dasar pendapatnya dan kriteria-kriteria yang
digunakan. Sasaran penilaian tidak dapat diterapkan secara mekanis. Penulis resensi
mungkin mengubah urutan sasaran penilaian atau menekankan bagian-bagian tertentu
dan bagian lain yang kurang dipentingkan diulas secara singkat. Nilai sebuah buku
akan lebih kelihatan jika dibandingkan buku-buku lain yang sejenis, baik yang ditulis
oleh pengarang yang sama atau pengarang lain.

3. Tinjauan pustaka
Suatu penelitian atau karya ilmiah didasarkan atas hasil-hasil penelitian atau kajian
yang telah dilakukan sebelumnya. Hasil penelitian atau kajian sebelumya dijadikan landasan
dalam menentukan topik, permasalahan, arah, dan tujuan penelitian atau kajian. Penulis perlu
melakukan tinjauan pustaka terlebih dahulu, karena penting untuk menentukan kedudukan
hasil penelitian sebelumnya. Dengan melakukan tinjauan pustaka sebelum melakukan
penelitian atau kajian, penulis bisa menentukan permasalahan atau topik yang lebih baik dan
bermakna bagi perkembangan iptek. Penulis bisa meletakkan penelitian atau kajiannya
sebagai penyempurna, pelengkap, pengembangan, pembanding atau uji ulang terhadap
penelitian atau kajian yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Beberapa langkah yang perlu dipertimbangkan dalam membuat tinjauan pustaka
adalah :

a. Menentukan tema, topik, permasalahan, atau tujuan penelitian/kajian


b. Mencari hasil-hasil penelitian atau kajian yang memiliki kesamaan tema dengan tema
yang dipilih.
c. Mengurutkan hasil-hasil penelitian atau kajian tersebut berdasarkan urutan waktu
penelitian/penerbitan
d. Mengkaji masing-masing hasil penelitian/kajian berdasarkan urutan waktu untuk
melihat alur perkembangan keilmuan.
e. Membandingkan masing-masing hasil penelitian/ kajian dengan penelitian/kajian
yang akan dilakukan untuk menemukan persamaan atau perbedaannya.
f. Menentukan kedudukan penelitian/kajian yang akan dilakukan terhadap
penelitian/kajian lain yang telah dilakukan sebelumnya.

Tinjauan pustaka dalam sebuah penelitian dapat diletakkan secara khusus pada Bab II,
bersamaan dengan kajian teori. Namun dapat pula diletakkan secara tersirat, diramu
bersama dengan latar belakang pada Bab I.

4. Kajian teoritis
Kajian teoritis disejajarkan dengan landasan teori, karena pada hakekatnya merupakan
perbedaan istilah yang dalam kenyataannya memiliki persamaan fungsi. Kajian teori
mengacu pada proses melakukan kajian yang selanjutnya dijadikan landasan teoretis sebuah
penelitian atau kajian. Landasan teoretis lebih banyak mengacu pada hasil sebuah kajian teori
atau sebuah teori yang dijadikan sebuah landasan penelitian atau kajian. Kajian teori tidak
lengkap bila tidak sampai pada simpulan hasil kajian yang akan dijadikan landasan teori.
Kajian teori dan landasan teoretis hanya merupakan perbedaan istilah dan sudut pandang
terhadap sebuah proses dan hasil kajian teori. Landasan teoretis dapat bermakna sebagai
landasan berpikir ilmiah dan pedoman kerja, baik dalam menjaring data penelitian maupun
menganalisis data penelitian.

Langkah- langkah menyusun landasan teoretis :

 Menentukan teori yang sesuai dengan permasalahan atau tujuan penelitian


 Mencari referensi buku, artikel, makalah, yang membahas teori atau topik yang
bersangkutan dan diutamakan yang terbaru.
 Mengurutkan referensi berdasarkan tahun terbit untuk mengetahui perkembangan
teori tersebut.
 Mengkaji untuk menemukan keunggulan dan kelemahannya.
 Membahas, mempertimbangkan, dan membandingkan referensi untuk menemukan
benang merah yang saling mengokohkan.
 Merumuskan kembali berdasarkan hasil kajian masing-masing teori.
5. Kerangka berpikir
Kerangka berpikir merupakan sebuah bagan atau alur kerja dalam memecahkan
permasalahan penelitian. Kerangka kerja tersebut dimulai dari permasalahan sampai
pencapaian tujuan. Dalam alur kerja tersebut hendaknya terlihat kedudukan dan fungsi
landasan teoretis serta langkah- langkah penelitian.

Anda mungkin juga menyukai