Anda di halaman 1dari 16

Kemampuan Shaping Empat Sistem Instrumentasi Saluran Akar Pada

Saluran Akar Buatan 3D-Printed

(Shaping ability of four root canal instrumentation systems in simulated 3D-

printed root canal models)

David Christofzik, Andreas Bartols, Mahmoud Khaled Faheem, Doreen Schroeter,

Birte Groessner-Schreiber, Christof E. Doerfer

ABSTRAK
Pendahuluan: Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan kemampuan
shaping dari empat sistem preparasi saluran akar pada saluran akar buatan 3D-
printed yang baru dikembangkan.
Bahan dan metode: Dalam penelitian ini, dibuat 1080 blok resin akrilik
menggunakan 3D-printed dengan sembilan konfigurasi saluran akar yang berbeda.
Mereka dipreparasi dengan Reciproc R25 (#25), F6 SkyTaper (#25 dan #30) F360
(#25 dan #35) serta One Shape (#25) (n = 30 per sistem). Gambaran instrumentasi
sebelum dan sesudah instrumentasi ditumpangtindihkan untuk evaluasi rasio
centering dari berbagai sistem. Ledge, fraktur instrumen dan waktu preparasi juga
dicatat. Analisis varians (ANOVA) dan uji post-hoc Tukey dilakukan,
membandingkan rasio nilai mean centering saluran akar dan mean waktu preparasi.
Hasil: Terdapat perbedaan yang signifikan antara semua sistem, berhubungan
dengan rasio centering pada berbagai konfigurasi saluran akar (ANOVA p < 0,001).
Konfigurasi saluran akar memiliki efek yang besar terhadap rasio centering
instrumen. Rasio mean keseluruhan centering yang paling baik tercapai dengan
instrumen F6 Sky Taper #25 khususnya pada konfigurasi saluran akar dengan sudut
dan radius kurvatura yang besar, sementara F360 #35 memiliki rasio centering
tersendah khususnya pada saluran akar dengan sudut dan radius kuratura yang kecil.
Kebanyakan ledge timbul pada penggunaan OneShape, tetapi OneShape
merupakan sistem preparasi tercepat yang signifikan secara statistik (p < 0,001)
(86,7 detik (SD = 13,53)) dan Reciproc merupakan sistem instrumentasi paling
lambat yang signifikan secara statistic (103 detik (SD = 20,67)).
Kesimpulan: Saluran akar buatan 3D-printed sesuai untuk membuat konfigurasi
saluran akar yang menantang dan untuk meneliti keterbatasan instrumen saluran
akar. Peneliti menemukan bahwa semua instrumen menyebabkan transportasi
saluran akar. Namun, file F6 Sky Taper #25 memiliki rasio centering keseluruhan
yang lebih baik dibandingkan instrumen lain. Pada konfigurasi saluran akar dengan
kurvatura radius yang kecil, rasio centering beberapa instrumen rendah dan
kemungkinan terjadinya ledge meningkat.
PENDAHULUAN

Tidak ada protokol standar untuk membandingkan kemampuan shaping

berbagai instrumen saluran akar, bahkan telah terdapat banyak publikasi yang

menjelaskan berbagai metode in-vitro untuk mengevaluasi instrumen tersebut.

Publikasi dapat dibagi menjadi publikasi yang dilakukan pada gigi yang diekstraksi

atau pada simulasi saluran akar pada blok resin. Sementara beberapa penulis

menyatakan saluran akar pada gigi yang diekstraksi memberikan keadaan yang

lebih realistis dengan sifat dentin alami, peneliti lainnya menyatakan keuntungan

standarisasi jika menggunakan saluran akar buatan. Oleh karenaarena gigi alami

tidak terstandar, dan setiap saluran akar memiliki rangkaiannya masing-masing, ini

menyebabkan pengukuran individual untuk setiap saluran akar yang dipreparasi

dengan teknik yang berbeda seperti pengukuran dengan teknologi x-ray 2 atau 3

dimensi.3,5,17 Berbeda dengan hal itu, model saluran akar transparan memberikan

kemungkinan untuk superimposisi gambaran pra dan pasca instrumentasi.14,15

Setelah itu pengukuran dapat dibuat pada ketinggian saluran akar yang berbesa

untuk menghitung rasio centering18 dan mengukur ruang saluran akar yang telah

dipreparasi.15 Terdapat dua perhatian utama yang berhubungan dengan ketepatan

metode ini. Pertama, titik pengukuran kebanyakan ditentukan secara manual dan

oleh karena itu rentan terhadap subjektivitas hingga derajat tertentu. Metode yang

lebih baru yang dijelaskan pada kepustakaan menggunakan teknologi digital untuk

mengevaluasi perubahan morfologis pra dan pasca instrumentasi pada saluran akar

yang terstandarisasi, yang mengurangi subjektivitas seperti ini secara substansial.18-


21
Kedua, model simulasi saluran akar yang dibuat secara konvensional memiliki
penyimpangan yang berhubungan dengan pembuatan model, sehingga bahkan

model ini pun tidak secara tepat identik dan kurang terstandarisasi.22

Dengan menggunakan bahan stereolitografik pada proses 3D-printing, pembuatan

tercepat yang akurat dan standarisasi model ini dapat dicapai. Oleh karena itu, kini

memungkinkan untuk membuat dan menggunakan model yang sangat akurat yang

memiliki detail yang sama, yang membakukan proses perbandingan.23 Selain itu,

ini meliputi pilihan membuat berbagai konfigurasi saluran akar yang menantang

seperti saluran akar berbentuk C atau J,24 dengan reproduksibilitas yang tinggi dan

untuk meneliti secara sistematis efek berbagai teknik preparasi pada kondisi standar

seperti itu.

Perkembangan terbaru pada preparasi saluran akar mengarahkan pada pengenalan

sistem instrumen dengan rangkaian file yang berkurang jumlahnya hingga sistem

file tunggal. Sistem file tunggal dapat dibagi menjadi sistem reciprocating dan

rotary. Sistem multiple-file normalnya adalah sistem rotary.

Salah satu perwakilan dari sistem reciprocating file tunggal adalah Reciproc

(VWD, Munich, Germany). File reciproc terbuat dari M-wire nickel titanium dan

dirancang untuk sekali penggunaan. Sistem Reciproc digunakan pada teknik single-

length. File R25 memiliki diameter ISO 25 pada ujung instrumen dan taper 0,08.

Semua instrumen Reciproc memiliki taper yang dispesifikkan dalam tiga

millimeter pertama permulaan file pada ujung instrumen. Taper kemudian semakin

berkurang menuju shaft. Jarak antara cutting edge adalah progresif. Rancangan ini

ditujukan untuk meningkatkan pengeluaran debris dan efisiensi kinerja cutting.

Reciproc file memiliki ujung instrumen nn-cutting. Penampang instrumen

berbentuk S dengan dua active cutting edge.


Perwakilan sistem single-file rotary adalah OneShape (Micro-Mega, Besancom

Cedex, France). Sistem OneShape file terdiri dari satu file tunggal untuk preparasi

rotary pada seluruh saluran akar. File memiliki diameter ISO 25, taper 0,06 dan

berbagai penampang yang asimetris. Instrumen memiliki penampang berbentuk S

di dekat shaft, penampang berbentuk intan pada bagian tengah dan penampang

triangular di dekat ujung. Jumlah cutting edge bervariasi (dua atau tiga) karena

penampang asimetris. Ujung instrumen adalah non-cutting.

Contoh untuk multiple file rotary yang sangat dikurangi adalah instrumen F360

(Komet Dental, Gebr. Brasseler, Lemgo, Germany). F36- terdiri dari hanya dua

urutan file ukuran ISO 25 dan 35 dengan taper 0,04. File memiliki penampang

berbentuk S dan digunakan pada teknik single-length. Instrumen memiliki dua

active cutting edge dan ujung instrumen non-cutting.

F6 SkyTaper merupakan contoh sistem single-length rotary multiple-files dan

memiliki lima ukuran file (ISO 20, 25, 30. 35 dan 40). Semua instrumen memiliki

continuous taper 0,06 sepanjang seluruh working part. File juga memiliki

penampang S dengan dua active cutting edge. Ujung instrumen non-cutting.

Seluruh empat sistem instrumen yang disebutkan di atas telah diteliti pada model

gigi yang diekstraksi pada berbagai penelitian yang mencapai kesimpulan bahwa

semua instrumen mengikuti kurvatura asli saluran akar dengan baik dan aman

digunakan.25-27 Tetapi sepengetahuan penulis, keempat sistem tersebut belum

pernah dibandingkan secara langsung pada kondisi eksperimental yang sama. Oleh

karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan kemampuan shaping

empat sistem preparasi saluran akar (Reciproc, F6 SkyTaper, F360 dan OneShape)
menggunakan model saluran akar 3D-printed yang baru dikembangkan dengna

berbagai anatomi saluran akar, tetapi sanagat terstnadarisasi.

Bahan dan Metode

Model saluran akar

Untuk penelitian ini, dibuat 1080 blok resin akrilik dengan simulasi saluran akar

yang memilliki berbagai konfigurasi saluran akar. Blok diprint dengan resin akrilik

(VeroClear-RGD810, Stratasys, Eden Prairie, USA) dengan 3D precision printer

Objet30 Pro (Stratasys, Eden Prairie, USA). Printer dapat mencetak lapisan resin

akrilik setebal 16 µm dengan ketepatan 100 µm. Selama dan setelah proses

pencetakan, kepala printer untuk titik kontrol yang diperjelas sebelumnya untuk

mengukur ketepatan dimensional cetakan sehingga self-control kualitas produk

cetakan tetap terjaha. Sembilan konfigurasi saluran akar dibuat dari kemungkinan

kombinasi tiga sudut kurvatura yang berbeda (60°, 45° dan 30°) serta tiga radius

kurvatura yang berbeda (8 mm, 5 mm dan 2 mm) berdasarkan pendekatan

Schneider (Gambar 1).28 Semua saluran akar memiliki diameter 0,15 mm dan

panjang 18 mm. Juga, sebuah penelitian pendahuluan dilakukan dengan pembuatan

sepuluh blok 3D yang kemudian diperiksa secara menyeluruh dan ditemukan

identik.

Sistem file dan preparasi saluran akar

Pada penelitian ini, digunakan satu sistem preparasi saluran akar reciprocating

(Reciproc R25, #25) dan tiga sistem preparasi saluran akar rotary nickel-titanium

(NiTi) (F6 SkyTaper #25 dan #30, F360 #25 dan #35 serta OneShape #25).
Semua sistem instrumen menggunakan pendekatan preparasi single length.

Preparasi saluran akar dilakukan dengan Reciproc silver motor (VWD, Munich,

Germany) dengan pengaturan yang benar untuk setiap sistem file berdasarkan

instruksi pabrik. Sistem F360 dan F6 SkyTaper digunakan secara berurutan (ISO

25 dan 35 serta ISO 25 dan 30) pada model saluran akar yang sama. Instrumentasi

reciprocating dilakukan tanpa preparasi glide path lebih lanjut berdasarkan

instruksi pabrik untuk Reciproc.29

Tiga ppuluh specimen dari sembilan simulasi saluran akar yang berbeda dipreparasi

dengan setiap sistem file. Pembesaran koronal dan glide path pada berbagai model

telah dimasukkan dalam proses pencekatan 3D terstandar. Sebelum preparasi

saluran akar, patensi saluran akar diperiksa dengan K-file ISO 10, kecuali pada

kasus yang dipreparasi dengan Reciproc. Semua saluran akar memiliki panjang 18

mm dan panjang kerja diatur pada 17 mm. semua file pada penelitian ini digunakan

hanya untuk preparasi satu saluran akar. Instrumen digunakan dalam gerakan

pecking. Setelah tiga gerakan, instrumen dikeluarkan, saluran akar dibilas dengan

2 ml etanol dan patensi diperiksa dengan K-file ISO 10. Ketika file mancapai

panjang kerja, file langsung dikeluarkan dan saluran akar dibilas seuruhnya hingga

debris keluar seluruhnya.

Analisis preparasi saluran akar

Untuk evauasi hasil preparasi yang dapa direproduksi, semua blok resin difoto

sebelum instrumentasi. Semua blok difiksasi pada fitting template yang

dihubungkan ke sebuah repro stand (Nikon Repro-Copy Outfit PF4, NIKON

Corporation, Tokyo, Japan). Foto standar diambil dengan kamera dengan remote

control (Canon EOS D400, Tokyo, Japan) with a macro objective (Canon EF 100
mm/ 1:2.8 USM, Tokyo, Japan) sebelum dan setelah preparasi saluran akar. Untuk

sistem F360 dan F6 SkyTaper, foto diamnil untuk analisis langsung setelah saluran

akar dipreparasi dengan instrumen #35. Kemudian instrumen kedua digunakan dan

evaluasi akhr saluran akar yang terpreparasi dilakukan. Oleh karena itu, gambar pra

dan pasca instrumentasi ditumpangtindihkan dengan Adobe Photoshop CS5.1

(Adobe Systems, San Jose´, USA). Outline setiap saluran akar ditandai dengan alat

perangkat lunak eksperimental yang khusus dikemabngkan, dengan ruang antara

saluran akar yang dipreparasi dan tidak dipreparasi dapat diukur secara otomatis

(Gambar 2).

Pengukuran dinding saluran akar yang diambil pada permukaan dalam dan luar

diambil pada seluruh panjang akar pada interval 15 pixel yang berawal pada

perluasan paling paikal pada preparasi saluran akar yang berakhir pada orifisium

saluran akar. Titik A dan B adalah titik ukur yang saling berdekatan pada titik ukur

Z. Garis lurus g dibuat melalui titik A dan B (Gambar 2). Setelah itu, garis parallel

t dibuat ke g sebagai tangen yang berpotongan dengan titik ukur Z. kemudian garis

tegak lurus s dibuat e tangen t yang memotong Z. jumlah ruang yag dikeluarkan

pada a dan b diatur ke dalam relasi dan menghasilkan rasio centering local. Pada

akhir, sebuah karakteristik rasio centering dihasilkan untuk setiap anatomi saluran

akar dan sistem instrumen. Preparasi saluran akar yang berada di tengah secara ideal

akan memiliki nilai 1,0. Semakin kecil nilai, semakin besar perbeadaan tingkat

pengambilan antara kurvatura dalam dan luar pada saluran akar.

Selain itu, waktu yang diperlukan untuk preparasi saluran akar termasuk semua

pembilasan dan rekapitulasi antara instrumen rotary dicatat. Kesalahan procedural

seperti ledge dan fraktur instrumen didokumentasikan.


Analisis statistik

Untuk analisis statistic, digunakan GraphPadPrism 6 (GraphPad Software, Inc., La

Jolla, CA, USA). Analisis varians (ANOVA) dan uji post-hoc Tukey HSD

dilakukan untuk membandingkan berbagai kelompok sehubungan rerata rasio

centering saluran akar dan rerata waktu preparasi. Kesalahan tipe alfa diatur pada

0,05. Hasil dipindahkan ke dalam error bar plot dengan symbol ang menunjukkan

rerata rasi centering dan whiskers menunjukkan rasio centering maksimum dan

minimum.

Hasil

Evaluasi berbagai sistem preparasi

F6 SkyTaper #25 memiliki rasio centering keseluruhan yang paling baik (mCR

0,60 (SB 0,067)) dari semua sistem preparasi yang dihitung sebagai rerata rasio

centering dari semua konfigurasi saluran akar. Ini lebih baik secara signifikan (p <

0,0001) dibandingkan dengan sistem lain, (mCR 0.58 (SD 0.086)) and F360 #25

(mCR 0.57 (SD 0.110)) (Gambar 3A).

File Reciproc R25 tetap paling baik berada di tengah pada konfigurasi saluran akar

dengan sudut kurvatura 60° dan radius kurvatura 8 mm (60R8) (mCR 0,58 (SB

0,031)) dan paling tidak di tengah pada konfigurasi 20R5 (mCR 0,48 (SD 0,041)).

Perbedaan antara konfigurasi tengah terbaik dan terburuk adalah signifikan (p <

0,0001) (Gambar 4A).

File F6 SkyTaper #25 tetap paling baik berada di tengah secara signifikan pada

konfigurasi 60R8 dibandingkan dengan konfigurasi lain kecuali 60R5 yang

memiliki mCR paling baik dari semua sistem yang digunakan pada penelitian ini
(0,68 (SD 0,076)). File kurang di tengah secara signifikan (p < 0,01) pada 30R5

dibandingkan dengan konfigurasi saluran akar lain (Gambar 4A).

File F6 SkyTaper #30 memiliki profil preparasi yang serupa dengan F6 #25. File

paling baik di tengah secara signifikan (p < 0,0001) pada 6-R8 (mCR 0,67 (SD

0,061)) dan paling kurang di tengah secara signifikan pada 30R5 (mCR 0,46 (SD

0,037)) (Gambar 4A).

File F360 #25 paling baik berada di tengah pada semua onfigurasi dengan radius 8

mm tanpa perbedaan yang signifikan secara statistic (p > 0,99). File paling kurang

di tengah secara singifikan pada konfigurasi 30R2 (mCR 0,38 (SD 0,068))

dibandingkan dengan konfigurasi saluran akar lainnya (Gambar 4A).

File F360 #35 paling baik berada di tengah pada konfigurasi 45R8 (mCR 0,61 (SD

0,043)). Pada konfigurasi 30R2 ini paling tidak di tengah secara signifikan (p <

0,001) (mCR 0,37 (SD 0,051)) diandingkan dengan konfigurasi saluran akar lain

(Gambar 4A).

OneShape memiliki rerata rasio centering yang paling baik pada konfigurasi 60R8

(mCR 0,67 (SD 0,063)) dan paling kurang di tengah pada konfigurasi 30R2 (mCR

0,48 (SD 0,059)) (gambar 4A).

Evaluasi berbagai konfigurasi saluran akar

Secara umum, keseluruhan rerata rasio centering yang dihitung yang digabungkan

untuk semua sistem preparasi adalah lebih baik secara signifikan (p < 0,001) pada

konfigurasi saluran akar dengan sudut kurvatura 60° dan radius kurvatura 8 mm

(60R8) dibandingkan dengan semua konfigurasi lain (Gambar 4B). Preparasi paling

kurang di tengah pada konfigurasi 30R2 dari semua preparasi (p < 0,001). Secara
umum, preparasi lebih baik di engah pada konfigurasi saluran akar dengan

kurvatura yang besar dan radius yang lebih tinggi.

Sementara F6 SkyTaper #25 memiliki rerata rasio centering yang terbaik pada 4

dari 9 konfigurasi saluran, Reciproc memiliki rerata rasio centering yang terburuk

pada empat konfigurasi. Reciproc tidak paling baik berada di tengah pada

konfigurasi apapun dibandingkan dengan sistem lain. Gambar 5 menunjukkan

perbandingan antara berbagai sistem file pada berbagai konfigurasi saluran akar.

Waktu preparasi

Reciproc memiliki rerata waktu preparasi 103,0 dentik (SD 20,67 detik) dan secara

signifikan lebih rendah dibandingkan dengan sistem lain (p < 0,0001). ObeShape

memiliki rerata waktu preparasi 86,7 dentik (SD 13,53 detik) dan secara signifikan

lebih cepat (p < 0,0001) dibandingkan dengan sistem lain. F6 SkyTaper (92,1 detik

(SD 6,64 detik)) dan F360 (99,2 detik (SD 12,93 detik)) berbeda secara signifikan

dari sistem lain (p < 0,0001) tetapi tidak dari satu sama lain (p > 0,9999) (Gambar

3A).

Kesalahan preparasi dan fraktur instrumen

Selama preparasi saluran akar, 15 ledge terjadi, 12 dari itu terjadi pada 60R2 dan

tiga pada konfigurasi 45R2. Selama preparasi saluran akar, satu instrumen

OneShape fraktur (Gambar 3B).

Pembahasan

Pada penelitian ini, memungkinkan untuk membandingkan kemampuan shaping

tiga sistem preparasi rotary dan satu reciprocating pada berbagai konfigurasi

saluran akar. Metode pembuatan 3D-printing memungkinkan membuat rancangan


konfigurasi saluran akar yang berbeda secara sistematik dengan peningkatan

permintaan instrumen preparasi saluran akar. Bahkan konfigurasi saluran akar

dengan anatomi yang menantang dapat diuji. Kami mengamati kecenderungan

bahwa anatomi dengan radius kurvatura yang kecil dan sudut kurvatura yang kecil

mengarah pada rasio centering yang lebih rendah. Hasil untuk kseluruhan rasio

centering pada berbagai konfigurasi saluran akar menunjukkan pengaruh yang

bersar pada radius kurvatura dibandingkan sudut kurvatura. Konfgurasi saluran

akar yang diuji pada penelitian kami menunjukkan rasio centering yang lebih baik

pada kasus0kasus dengan sudut kurvatura yang lebih besar. Kami menjelaskan raso

centering yang lebih rendah pada anatomi saluran akar dengan sudut kurvatura yang

lebih kecil dari 30° dengan fakta bahwa titik permulaan kurvatura lebih ke koronal

pada kasus-kasus ini dibandingkan kasus-kasus dengan sudur kurvatura yang lebih

besar. Karena instrumen saluran akar tapered dan oleh karena itu lebih kaku dalam

arah shaft, transportasi yang lebih banyak akan terjadi pada kasus-kasus dengan

kurvatira yang berlokasi lebih ke koronal. Pada kepustakaan, banyak penelitian

yang ditemukan di mana instrumentasi saluran akar diuji pada saluran akar yang

disimulasikan.1,7-9,11,14-16,18 Oleh karena itu, blok resin bening merupakan metode

yang banyak digunakan yang dianggap sangat reproduksibel. Selagi metode ini

tersebar luas, tidak ada informasi detail mengenai konfigurasi saluran akar yang

digunakan. Pada kebanyakan penelitian, hanya bentuk konfigurasi saluran akar

(bentuk J atau S) dan peabrik9,18,30 serta kadang-kadang sudut kurvatura yang

disebutkan.14 Sepengetahuan penulis, hanya satu penelitian yang menyatakan sudut

kurvatura dan radius kurvatura.31 Salah satu masalah adalah bahwa berbagai penulis

mengemukakan metode yang berbeda untuk mengukur nilai ini.28,32,33 Masalah lain
adalah bahwa pengukuran nilai ini tidak dapat dipercaya bahkan jika dilakukan oleh

spesialis endodontic yang berpengalaan dan sebaiknya lebih baik dilakkan dengan

bantuan alat perangkat lunak.34 Sulit pula untuk menyatakan nilai ini karena

pembuatan yang berhubungan dengan perbedaan antara blok resin22 akan membuat

perlu untuk mengukur setiap blok satu per satu, berlawanan dengan ide

reproduksibilitas yang tinggi pada rancangan percobaan ini. Dalam penelitian-

penelitian terdahulu yang tidak dipublikasikan, kami mengalami bahwa memang

ada perbedaan antara blok resin bahkan dari batch yang sama sehingga tidak

mungkin untuk bekerja dengan mengukur template, meskipun banyak upaya telah

dilakukan untuk membuat pengukuran lebih dapat direproduksi dan kurang rentan

terhadap subjektivitas penilai melalui penggunaan teknologi digital.19-21 Untuk

menghindari penggunaan template kami awalnya mengembangkan perangkat lunak

alat pengukuran yang dijelaskan untuk meminimalkan kesalahan pengukuran yang

berhubungan dengan metode pengukuran manual dengan template. Selain itu, blok

resin akrilik yang digunakan pada penelitian ini adalah produk stereolithograf 3D-

printing. Oleh karena itu, memungkinkan untuk merancang konfigurasi saluran

akar seperti yang diinginkan.

Sepengetahuan penulis, hanya terdapat satu penelitian yang meneliti efek berbagai

anatomi saluran akar terhadap hasil preparasi saluran akar dengan instrumen yang

berbeda.35 Penelitian tersebut dilakukan pada akar gigi yang diekstraksi yang

diklasifikasikan sebagai saluran akar yang lurus, berbentuk J dan C. Pada penelitian

ini, jenis konfigurasi saluran akar memiliki dampak yang besar terhadap asimetri

preparasi saluran akar. Saluran akar yang bengkok menunjukkan preparasi yang

lebih asimetris dibandingkan dengan saluran akar yang lurus. Jenis instrumen juga
memiliki pengaruh terhadap kesimetrisan preparasi.35 instrumen yang igunakan

adalah instrumen stainless steel hand atau engine driven stainless steel instrumen,

yang sangat berbeda dengan penelitian kami. Kami juga menemukan dampak

konfigurasi saluran akar terhadap rasio centering. Secara umum, konfigurasi

saluran akar dengan sudut dan radius kurvatura yang besar menunjukkan rasio

centering yang paling baik, sementara konfigurasi dengan sudut dan radius

kurvatura yang kecil menunjukkan preparasi yang paling kurang di tengah.

Sehubungan dengan kemampuan centering, tidak ada sistem tunggal yang secara

umum lebih baik dibandingkan lainnya pada semua anatomi akar. Preparasi yang

paling baik dicapai dengan instrumen F6 SkyTaper #25 pada anatomi 60R8,

sementara preparasi yang paling kurang di tengah adalah dengan F360 #35 pada

30R2. Di sisi lain, ini dapat dijelaskan dengan fakta bahwa F360 #35 memiliki

ukuran ISO terbesar dari semua instrumen dan oleh karena itu merupakan file paling

kaku yang diuji pada penelitian kami setidaknya pada ujung instrumen. Di sisi lain,

fakta bahwa anatomi dengan sudut dan radius kurvatura yang lebih besar

menunjukkan perparasi yang lebih baik dibandingkan dengan anatomi dengan sudut

dan radius kurvatura yang kecil. Jelas bahwa instrumen F360 dan OneShape

merupakan instrumen yang paling kurang di tengah pada semua konfigurasi saluran

akar dengan radius 2 mm, sementara F6 SkyTaper dan Reciproc menunjukkan rasio

centering yang lebih homogeny pada semua konfigurasi yang diuji. Temuan ini

hanya dapat diijelaskan sebagian. Ini mungkin sangat tidak mengejutkan bahwa

instrumen Reciproc secara umum memiliki kecenderungan mengarah pada

preparasi yang kurang ke tenfah karena instrumen ini memiliki taper yang paling

besar dari semua instrumen pada penelitian ini. Kekakuan yang lebih besar pada
instrumen akan menyebabkan transportasi yang lebih besar. Tetapi ini tidak

sepenuhnya dijelaskan mengapa instrumen F360 dan OneShape dengan taper yang

lebih kecil memiliki rasio centering yang lebih baik dibandingkan Reciproc pada

kasus-kasus dengan radius kurvatura 2 mm. Namun, instrumen F360 dan OneShape

tampaknya kurang cocok untuk saluran akar dengan kurvatura yang curam

dibandingkan dengan instrumen lain.

Penelitian lain menetapkan bahwa semua sistem pada penelitian kami

mempertahankan kurvatura alami saluran akar dengan baik tanpa perbedaan yang

signifikan.25,26,36 Penelitian-penelitian ini dilakukan pada gigi yang diekstraksi

dengan sudut kurvatura ysekitar 29°-33° dan radius sekitar 6,5 – 7,5 mm. Ini secara

kasar ekivalen dengan konfigurasi 30R8 dan 30R5 di mana kami menemukan

perbedaan yang signifikan antara sistem preparasi. Kemungkinan ini dapat

dijelaskan oleh fakta bahwa resin akrilik memiliki kekerasan yang lebih rendah

dibandingkan dentin37 dan oleh karena itu menunjukkan perbedaan yang lebih jelas

antara sistem istrumentasi.

Kriteria pemilihan lain untuk instrumen saluran akar adalah insidensi kesalahan

preparasi. Pada Penelitian kami, kebanyakan ledge dibuat pada konfigurasi 60R2.

Semakin besar sdt kurvatura menyebabkan frekuensi ledge yang lebih tinggi

merupakan temuan umum pada berbagai publikasi.38-40 Pada penelitian ini, kami

menemukan bahwa bukan sudut kurvatura saja yang menyebabkan insidensi ledge

yang tinggi tetapi kombinasi dengan radius kurvatura yang kecil. Karena

konfigurasi 60R2 memiliki kuravatura yang paling curam, anatomi ini tampaknya

merupakan tantangan yang besar untuk kebanyakan instrumen saluran akar yang

diuji pada penelitian ini. Oleh karena itu, anatomi saluran akar dengan kurvatura
yang curam tampaknya memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap insidensi

ledge pada penelitian ini dibandingkan jenis instrumen. Sehubungan dengan jenis

instrumen, kami menamukan bahwa hanya F6 SkyTaper #25 dan F360 #25 yang

tidak terjadi ledge. Mungkin ini dapat dijelaskan karena F360 #25 memiliki taper

yang paling kecil yaitu 0,04 dan merupakan instrumen yang paling fleksibel pada

penelitian ini dengan risiko rendah menghasilkan legde. Menaik, dengan

peningkatan ukuran ISO, F6 SkyTaper #30 dan F360 #35 juga menghasilkan ledge.

Oleh karena itu, mungkin masuk akal untuk membuang dengan diameter preparasi

yang lebih besar untuk mencegah pembentukan ledge. Kebanyakan ledge terjadi

pada instrumen OneShape (Gambar 3B). Mungkin ini dapat dijelaskan karena

geometri penampang triangular pada ujung instrumen yang menurunkan

fleksibilitas instrumen OneShape dibandingkan denganinstrumen lain dengan

geomteri berbentuk S.

Pada penelitian ini, OneShape memiliki rerata waktu preparasi tercepat sekitar 86

detik. Rerata waktu preparasi terendah diperoleh dengan Reciproc (103 detik). Ini

berlawanan dengan penelitian in vitro lain yang melaporkan waktu preparasi 73-75

detik untuk Reciproc dan 80-114 detik untuk OneShape.25,27,36 Alasan untuk hasil

penelitian ini sulit untuk dijelaskan. Kami hanya dapat berspekulasi bahwa

mungkin bahan resinakrilik memiliki dampak terhadap efisiensi pemotongan pada

instrumen reciprocating yang berlawanan dengan pemotongan dentin alami yang

telah digunakan sebagai model eksperimental lain pada penelitian-penelitian yang

telah disebutkan.

Selain itu, terdapat dampak etanol yang tidak diketauhi sebagai larutan irigasi,

kemungkinan mengubah sifat bahan resin pada model saluran akar dan juga
perilaku berbagai instrumen saluran akar. Tetapi selama pra penelitian kami, kami

membuat praktik berdasarkan pengalaman, bahwa pada blok resin akrilik kami

EDTA dan NaOCl tidak bekerja sefan cara yang sama sebagai lubrikan seperti yang

normalnya bekerja pada dentin. Oleh karena itu kami emcoba larutan lain untuk

irigasi dan menemukan bahwa etanol lebih sesuai. Selain itu, pada banyak

penelitian yang melibatkan blok resin, baik air atau jenis alkohol lain digunakan

sebagai larutan irigasi.14,15,18-21,31 Sepengetahuan penulis, tidak ada publikasi yang

menjelaskan alasan pasti untuk penggunaan berbagai jenis irigasi. Oleh karena itu,

dampak irigan terhadap kinerja istrumen tidak dapat ditentukan.

Kesimpulan

Model saluran akar 3D-printed stereolotografik membuka kesempatan untuk

membuat konfigurasi saluran akar yang menantang untuk meneliti secara sistematis

kemampuan dan keterbatasan instrumen saluran akar. Konfigurasi saluran akar

dengan radius kurvatura yang kecil menghasilkan rasio centering yang rendah dan

peningkatan terjadinya lege. Semua file NiTi menyebabkan transportasi saluran

akar. Tidak ada sistem tinggal yang sepenuhnya lebih baik dibandingkan yang lain.

Preparasi yang paling baik berada di tengah tercapai denga instrumen F6 SkyTaper

#25. Reciproc secara signifikan lebih lambar dibandingkan semua sistem lain dan

OneShape adalah yang tercepat. Instrumen OneShape fraktur dan instrumen ini

yang paling banyak menyebabkan ledge.

Anda mungkin juga menyukai