Edukasi Terhadap Ambulasi Dini
Edukasi Terhadap Ambulasi Dini
PSI
SKRIP
Oleh
h
0611010
051
FAKUL
LTAS KEPERAWATAN
UNIVERSI
U ITAS SUM
MATERA UTARA
U
2010
0
Pembimbing Penguji I
Penguji II
Segala puji dan hormat hanya bagi Tuhan Yesus Kristus yang telah
memberkati dan memberi anugerah yang sangat besar sehingga penulis dapat
Ambulasi dini pada Pasien Pasca Operasi Ekstremitas Bawah di RSUP H. Adam
Sumatera Utara.
4. Bapak Mula Tarigan, S.Kp, M.Kes., selaku dosen Penguji II yang telah
5. Ibu Rika Endah N, S.Kp. selaku dosen Penguji III yang telah banyak memberi
Malik Medan, beserta seluruh staf dan pasien yang telah bersedia menjadi
8. Kepada kak Nova Mega Yanty, sahabat-sahabatku Ana Ria Silaban, Agnes
Situmorang, dan teman satu kostku Adeq Nasution, Sri Saragih, Desi
Fachrianty trima kasih atas semangat, dukungan, bantuan dan informasi yang
9. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
tuaku, Bapak Mananti Simanjuntak, dan Ibu Tiarma Butar-butar yang selalu setia
memberikan kasih sayang, dukungan, dorongan baik material dan moral, serta
bang Agus, dan Kakak Iparku Melva Napitupulu dan kak Elena Siagian yang
selalu tetap memotivasi dan memberikan semangat baru untuk tetap tenang dan
sabar menjalani kuliah dan mengatasi masalah saat penyelesaian skripsi ini.
Kristus. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat nantinya demi kemajuan
Penulis
Evy C.M.S
Halaman
Prakata ........................................................................................................................ iv
3.1.1 Edukasi........................................................................................ 21
4.2.1 Populasi....................................................................................... 25
5.1.1
Analisis Karakteristik Responden ............................................ 33
5.1.2
Analisis Efektifitas Edukasi Terhadap Kepatuhan
Melaksanakan Ambulasi Dini Pasca Operasi
Ekstremitas Bawah ................................................................... 36
5.2 Pembahasan ......................................................................................... 36
Lampiran
DAFTAR SKEMA
DAFTAR TABEL
NIM : 061101051
Tahun : 2010/2011
Abstrak
Pelaksanaan ambulasi secara dini sangat penting karena ambulasi dini merupakan
tindakan pengembalian secara berangsur-angsur ke tahap mobilisasi sebelumnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektifitas edukasi terhadap
pelaksanaaan ambulasi dini pada pasien pasca operasi ekstremitas bawah. Desain
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah postest only control group
design. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan
sampel 41 orang, 23 orang kelompok intervensi dan 18 kelompok kontrol.
Pengumpulan data dilakukan pada bulan Januari-Maret 2010. Instrumen penelitian
menggunakan kuesioner data demografi dan lembar observasi kepatuhan pasien.
Uji statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif dan statistik inferensial
yaitu Chi Square. Berdasarkan hasil analisa statistik, hasil penelitian
menunjukkan jumlah responden yang melaksanakan ambulasi dini adalah 18
orang (41,86 %) dan semuanya adalah kelompok intervensi sedangkan kelompok
kontrol tidak ada yang melaksanakan ambulasi dini. Hal ini menunjukkan terdapat
efektifitas edukasi terhadap pelaksanaaan ambulasi dini pada pasien pasca operasi
ekstremitas bawah. Untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan judul
penelitian ini disarankan untuk memperhatikan standar prosedur pelaksanaan
ambulasi dini pasca operasi ekstremitas bawah.
NIM : 061101051
Tahun : 2010/2011
Abstrak
Pelaksanaan ambulasi secara dini sangat penting karena ambulasi dini merupakan
tindakan pengembalian secara berangsur-angsur ke tahap mobilisasi sebelumnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektifitas edukasi terhadap
pelaksanaaan ambulasi dini pada pasien pasca operasi ekstremitas bawah. Desain
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah postest only control group
design. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan
sampel 41 orang, 23 orang kelompok intervensi dan 18 kelompok kontrol.
Pengumpulan data dilakukan pada bulan Januari-Maret 2010. Instrumen penelitian
menggunakan kuesioner data demografi dan lembar observasi kepatuhan pasien.
Uji statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif dan statistik inferensial
yaitu Chi Square. Berdasarkan hasil analisa statistik, hasil penelitian
menunjukkan jumlah responden yang melaksanakan ambulasi dini adalah 18
orang (41,86 %) dan semuanya adalah kelompok intervensi sedangkan kelompok
kontrol tidak ada yang melaksanakan ambulasi dini. Hal ini menunjukkan terdapat
efektifitas edukasi terhadap pelaksanaaan ambulasi dini pada pasien pasca operasi
ekstremitas bawah. Untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan judul
penelitian ini disarankan untuk memperhatikan standar prosedur pelaksanaan
ambulasi dini pasca operasi ekstremitas bawah.
PENDAHULUAN
Pelaksanaan ambulasi secara dini sangat penting karena ambulasi dini merupakan
yang dilakukan pada pasien pasca operasi adalah mobilisasi, latihan ROM aktif
dan pasif, latihan fungsional dan rekreatif, latihan duduk dan keseimbangan,
kehilangan mobilitas sendi (kontraktur) dan kehilangan tonus otot dan tulang (3)
fungsi otot dan sendi (5) meminimalkan kerusakan kardiovaskuler (6) mencegah
Dari hasil survey awal yang dilakukan bulan Oktober 2009, diperoleh data
bahwa jumlah pasien pasca operasi ekstremitas bawah adalah 210 orang dari
bulan Januari – September 2009. Data ini diperoleh dari rekam medik RB3 RSUP
Hj. Adam Malik Medan. Dari data yang diperoleh, tindakan Open Reduction
tidak melakukan ambulasi, maka pasien akan semakin sulit untuk mulai berjalan
kontraktur yang permanen, kehilangan daya tahan, penurunan massa otot, atrofi,
dan penurunan aktifitas (Wahyuningsih, 2005). Jika hal di atas tidak ditanggulangi
maka akan memperpanjang proses pemulangan pasien dan berakibat fatal pada
ortopedi (Brunner & Suddarth, 2002). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor
yang menghambat untuk melakukan ambulasi secara dini disebabkan oleh rasa
nyeri yang dirasakan, kekhawatiran kalau tubuh yang digerakkan pada posisi
tertentu pasca operasi akan mempengaruhi luka operasi yang belum sembuh,
robekan di tempat luka serta pembedahan kembali jika terjadi pergeseran struktur
pasien tentang pentingnya ambulasi dini pasca operasi juga menjadi salah satu
diharapkan dapat diatasi oleh perawat selaku educator yaitu dengan memberikan
edukasi yang seharusnya menjadi bagian dari setiap fungsi pemberi asuhan.
Perawat diharapkan mampu memberikan edukasi itu dengan baik kepada pasien
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan RB3 RSUP H. Adam Malik
Medan, didapat informasi bahwa edukasi selalu diberikan kepada pasien. Edukasi
dilakukan oleh perawat dan dokter yang sedang bertugas. Beliau juga mengatakan
bahwa ambulasi selalu dilakukan oleh perawat kepada pasien dan berkolaborasi
dengan keluarga pasien. Pasien yang diberikan edukasi ada yang patuh untuk
melakukan ambulasi dini tetapi ada juga yang tidak patuh untuk melakukan
ambulasi dini.
mampu memberikan edukasi bagi pasien pasca operasi khususnya pasien pasca
(Potter & Perry, 2006). Dengan adanya edukasi khususnya di bangsal orthopaedic
sampai sekarang belum ada penelitian tentang sejauh mana efektifitas edukasi
ambulasi dini pada pasien pasca operasi ekstremitas bawah di RSUP H. Adam
Malik Medan.
pengalaman ilmiah yang diperoleh untuk penelitian di masa mendatang. Selain itu
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Edukasi
melalui teknik praktik belajar atau instruksi, dengan tujuan untuk mengingat fakta
atau kondisi nyata, dengan cara memberi dorongan terhadap pengarahan diri (self
Hirnle, 1996 dalam Suliha, 2002). Edukasi merupakan serangkaian upaya yang
2008).
masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat.
Edukasi merupakan proses belajar dari tidak tahu tentang nilai kesehatan menjadi
tahu dan dari tidak mampu mengatasi kesehatan sendiri menjadi mandiri (Suliha,
2002).
tujuan hidup sehat, serta dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
peran pasien selama sakit, serta membantu pasien dan keluarga untuk mengatasi
dan edukasi dengan memodifikasi konsep Blum dan Green seperti pada gambar
berikut ini:
Keturunan
Perilaku
Proses Perubahan
Edukasi
(Dalam Keperawatan)
Gambar 1. Hubungan Status Kesehatan, Perilaku, dan Edukasi
a. Faktor keturunan: merupakan kondisi yang ada pada manusia serta organ
masyarakat.
c. Faktor perilaku: perilaku bisa dari individu tersebut dan dapat pula
(Hinchliff, 1999). Ambulasi adalah latihan aerobik yang paling berat dimana
dikontraindikasikan oleh kondisi pasien. Hal ini harus menjadi bagian dalam
Ambulasi dini adalah tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada pasien
pasca operasi dimulai dari bangun dan duduk sampai pasien turun dari tempat
tidur dan mulai berjalan dengan bantuan alat sesuai dengan kondisi pasien (Roper,
operasi karena jika pasien membatasi pergerakannya di tempat tidur dan sama
sekali tidak melakukan ambulasi pasien akan semakin sulit untuk mulai berjalan
(Kozier, 1987).
terhadap sistem tubuh. Menurut Asmadi (2008) manfaat ambulasi adalah: (1)
kerusakan integritas kulit seperti abrasi, sirkulasi darah yang lambat yang
kerusakan jaringan, menimbulkan gangguan saraf pada bagian distal, nyeri yang
hebat (2) depresi (3) perubahan tingkah laku (4) perubahan siklus tidur (5)
ekstremitas atas.
genggaman.
4) Duduk di tempat tidur. Angkat tubuh dari tempat tidur, tahan selama
melaksanakan ambulasi. Jenis dari alat dipilih dan lamanya waktu untuk
Alat bantu yang digunakan untuk ambulasi adalah: (1) kruk; dapat
digunakan sementara ataupun permanen, terbuat dari logam dan kayu, misalnya
fraktur hip dan ekstremitas bawah (2) Canes (tongkat) adalah alat yang ringan,
mudah dipindahkan, setinggi pinggang, terbuat dari kayu atau logam, digunakan
pada pasien yang mengalami kelemahan pada satu kaki, terdiri dari dua tipe yaitu:
single straight-legged dan quad cane (3) walker adalah suatu alat yang sangat
ringan, mudah dipindahkan, setinggi pinggang, terbuat dari pipa logam, dan
mempunyai empat penyangga yang kokoh (Gartland, 1987; Potter & Perry, 2006;
Wahyuningsih, 2005).
Setiap sendi pasien dengan kondisi tirah baring harus dilatih dan
bahwa gerakan yang akan diberikan perawat selama masih dalam batas terapeutik
pasti akan tercapai (Brunner & Suddarth, 2002). Pasien dengan ketidakmampuan
ekstremitas bawah biasanya dimulai dari duduk di tempat tidur. Aktivitas ini
dilatih untuk turun dari tempat tidur dengan bantuan perawat sesuai dengan
operasi yaitu:
e. Jika pasien dapat berjalan sendiri, perawat harus berjalan dekat pasien
dengan satu tangan dan memegang lengan bawah dengan tangan yang
lain.
dokter bedah. Weight bearing adalah jumlah dari beban seorang pasien yang
dipasang pada kaki yang dibedah. Tingkatan weight bearing dibedakan menjadi
lima yaitu: (1) Non Weight Bearing (NWB): kaki tidak boleh menyentuh lantai.
Non weight bearing adalah 0 % dari beban tubuh, dilakukan selama 3 minggu
pasca operasi (2) Touch Down Weight Bearing (TDWB): berat dari kaki pada
lantai saat melangkah tidak lebih dari 5 % beban tubuh (3) Partial Weight Bearing
(PWB): berat dapat berangsur ditingkatkan dari 30-50 % beban tubuh, dilakukan
3-6 minggu pasca operasi (4) Weight Bearing as Tolerated (WBAT): tingkatannya
dari 50-100 % beban tubuh. Pasien dapat meningkatkan beban jika merasa
sanggup melakukannya (5) Full Weight Bearing (FWB): kaki dapat membawa
100 % beban tubuh setiap melangkah, dilakukan 8-9 bulan pasca operasi (Pierson,
2002).
a. Kesehatan umum
latihan fisik, dan lelah kronik menimbulkan efek yang tidak nyaman pada
b. Tingkat kesadaran
operasi.
c. Nutrisi
nitrogen negatif, dan tidak adekuat asupan vitamin C (Potter & Perry,
2006).
d. Emosi
f. Pengetahuan
operasi.
KERANGKA PENELITIAN
konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti
(Setiadi, 2007).
3.1.1 Edukasi
3.1.2 Kepatuhan
kesehatan dan pasien merupakan bagian yang penting dalam menentukan derajat
Edukasi Kepatuhan
1 Variabel
Independen:
Edukasi
penjelasan atau
penyampaian
informasi tentang
ambulasi yang
diberikan oleh
peneliti kepada
pasien pasca
operasi ekstremitas
bawah.
2 Variabel
Dependen:
Kepatuhan pasien
Ketaatan pasien Lembar 0 = tidak Nominal
observasi. melaksanakan
pasca operasi ambulasi dini.
ekstremitas bawah 1=
melaksanakan
melaksanakan ambulasi dini.
dengan program
ditetapkan.
3.3.1 Terdapat perbedaan kepatuhan melaksanakan ambulasi dini post edukasi pada
METODE PENELITIAN
Intervensi (I1) X I2
Kontrol (K1) - K2
4.2.1 Populasi
ekstremitas bawah yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan. Dari hasil
survey awal yang dilakukan pada bulan Oktober 2009, populasi pasien pasca
“Purposive Sampling”, yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih
N.z2.p.q
n=
d (N-1) + z.p.q
Keterangan:
q = 1-p (100 % - p)
210.(1,96)2.0,5.0,5
n=
Jumlah sampel yang didapat dengan menggunakan rumus di atas adalah 18 orang.
umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan
diteliti (Nursalam, 2003). Karakteristik sampel yang dapat dimasukkan atau yang
Medan. Adapun rumah sakit dipilih peneliti sebagai lokasi penelitian, karena
rumah sakit ini adalah rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa keperawatan
Universitas Sumatera Utara dan menjadi rumah sakit rujukan tertinggi diantara
rumah sakit umum di Sumatera Utara, sehingga diperkirakan akan didapat subjek
penelitian yang mewakili kota Medan. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan
Keperawatan USU dan direktur RSUP H. Adam Malik Medan. Peneliti mengakui
dijadikan subjek penelitian. Jika responden bersedia diteliti maka terlebih dahulu
menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati
haknya.
a. Informed Concent
penelitian, bila subjek menolak maka peneliti tidak memaksa dan tetap
c. Confidentiality
tingkat pendidikan, suku bangsa. Data demografi ini bertujuan untuk membantu
peneliti mengetahui latar belakang dari responden yang bisa berpengaruh terhadap
penelitian ini.
intervensi dan kelompok kontrol diperoleh dari lembar observasi dengan 5 objek
dengan membuat tanda checklis pada kolom “ya” jika ambulasi dilaksanakan dan
“tidak” jika ambulasi dini tidak dilaksanakan. Ambulasi dikatakan terlaksana jika
(Nova,2009).
permohonan ijin yang telah diperoleh dikirim ke tempat penelitian Rumah Sakit
penelitian.
karena kelemahan yang dialaminya, maka persetujuan dapat diisi oleh peneliti
kelompok diobservasi.
4. 7 Analisa Data
yang diperoleh dari setiap responden berupa data demografi yang merupakan hasil
kuesioner dari peneliti kepada pasien pasca operasi dan lembar observasi terhadap
melalui beberapa tahap, dimulai dari editing untuk memeriksa kelengkapan data,
kesimpulan yang lebih luas. Statistik deskriptif digunakan untuk menyajikan data-
data demografi dan lembar observasi kepatuhan post edukasi dalam bentuk tabel.
data sampel dan hasilnya akan digeneralisasikan untuk populasi dimana sampel
untuk menganalisis data nominal yang diambil dari populasi yang berdistribusi
normal.
perbedaan kepatuhan post edukasi. Adapun uji inferensial yang dipakai adalah: uji
kelompok kontrol.
Menurut A.Aziz Alimul H (2007) dari uji Chi Square tersebut akan
diperoleh nilai p, yaitu nilai yang menyatakan besarnya peluang hasil penelitian.
Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian dan pembahasan yang
mayoritas responden berusia 20-29 tahun yaitu 7 orang (38,9%) dan mayoritas
mayoritas suku bangsa responden adalah jawa yaitu 8 orang (44,4%). Pada
adalah 11 orang (47,8%), dan mayoritas suku bangsa responden adalah batak yaitu
9 orang (39,1%).
sebagai berikut:
Usia
Di bawah 20 tahun 1 5,6 4 17,4
20-29 tahun 7 38,9 6 26,1
30-39 tahun 4 22,2 7 30,4
40-49 tahun 4 22,2 5 21,7
50-59 tahun 1 5,6 1 4,3
Di atas 60 tahun 1 5,6 0 0
Jenis Kelamin
Laki-laki 15 83,3 19 82,6
Perempuan 3 16,7 4 17,4
Pekerjaan
Pedagang 10 55,6 10 43,5
Petani 2 11,1 4 17,4
Pegawai swasta 1 5,6 2 8,7
Buruh 2 11,1 1 4,3
Tidak bekerja 3 16,7 6 26,1
Pendidikan
SD/ sederajat 3 16,7 4 17,4
SMP/ sederajat 5 27,8 8 34,8
SMA/ sedarajat 10 55,6 11 47,8
Suku bangsa
Batak 5 27,8 9 39,1
Jawa 8 44,4 8 34,8
Melayu 0 0 1 4,3
Mandailing 1 5,6 1 4,3
Lainnya 4 22,2 4 17,4
Pada penelitian ini digunakan statistik analisis bivariat yaitu uji inferensial
Chi Square. Uji inferensial Chi Square ini digunakan untuk melihat efektifitas
intervensi dan kontrol sangat signifikan. Ini terlihat pada jumlah kelompok
kontrol tidak ada yang melaksanakan ambulasi dini. Untuk lebih jelasnya dapat
Kelompok Ambulasi
X2 p-value
Terlaksana Tidak Terlaksana
Intervensi 18 5
25,11 0,000
Kontrol 0 18
kepercayaan dan rasa hormat yang memelihara sebuah hubungan antara pasien
informasi sehingga hubungan itu sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan
dan kendala dapat diidentifikasi dan diatasi. Edukasi pada pasien dapat
perawat dan pasien. Edukasi memiliki fungsi yang penting dan menjadi
(Morisky, 2002).
rekomendasi dan berarti berada di bawah kekuasaan, lebih baik mengikuti rencana
pengobatan yang didasarkan pada usaha kolaborasi antara pasien dan tenaga
profesional (Oeterberg & Blaschke, 2005, Steiner & Ernest, 2000). Kepatuhan
interpersonal antara petugas kesehatan dan pasien serta dukungan dari anggota
diperoleh peningkatan kepatuhan pasien pada ambulasi dini yang aktif (Small,
1995).
pentingnya ambulasi dini pasca operasi menjadi salah satu faktor penghambat
pelaksanaan ambulasi dini (Potter & Perry, 2006). Dengan edukasi maka tingkat
edukasi merupakan proses belajar dari tidak tahu tentang nilai kesehatan menjadi
Dengan mengoptimalkan edukasi ini maka akan didapat hasil yang maksimal
ambulasi dini pada pasien pasca operasi ekstremitas bawah yaitu kepatuhan
meningkat pada pasien yang diberi edukasi meskipun terdapat beberapa pasien
yang tidak melaksanakan ambulasi dini pasca operasi. Hal ini disebabkan oleh
faktor internal yaitu perasaan takut dari pasien itu sendiri dan faktor eksternal
pasien yang tidak mendapat edukasi menurun bahkan terdapat pasien sama sekali
secara umum edukasi efektif menjadi salah satu faktor dalam peningkatan maupun
terhadap kepatuhan melaksanakan ambulasi dini. Hal ini sesuai dengan tujuan
berusaha keras untuk mencapai tingkat kesehatan yang maksimal dan mendorong
6. 1 Kesimpulan
6.2 Saran
ekstremitas bawah.
pasien.
Brunner & Suddarth. (2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah, Edisi 8.,
Jakarta: EGC.
Carpenito, L.J. (2000). Diagnosa keperawatan; Aplikasi pada praktik klinis, Edisi
6., Jakarta: EGC.
Dahlan, M.S. (2008). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Pierson, F. (2002). Principles and techniques of patient care (3th ed). Diambil
pada tanggal 24 Oktober 2009 dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Weight_bearing
Potter & Perry. (2006). Fundamental keperawatan; Konsep, proses, dan praktik,
Edisi 4, Jakarta: EGC.
Setiadi. (2007). Konsep dan penulisan riset keperawatan, Edisi 1., Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Small, J.O. (1995). Early active mobilisation following flexor tendon repair in
zone 2. Diambil pada tanggal 10 Juni 2010 dari
http://lib.bioinfo.pl/meid:154368
Uyanto, S.S. (2009). Pedoman analisis data dengan SPSS, Edisi 3. Yogyakarta:
Graha Ilmu.