Anda di halaman 1dari 4

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 2 KELUARGA: MENDEMONSTRASIKAN

DAN MELATIH KELUARGA UNTUK MENGEMBANGKAN RASA PERCAYA


BAYI TERHADAP ORANG LAIN.

Nama : Pratiwi Ningsih


NIM : 1811436629
Tanggal : Kamis 03 Januari 2019

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Keluarga terlihat kooperatif, tenang, menerima kehadiran perawat dan dapat diajak
komunikasi. Keluarga bersama dengan bayinya mengatakan dalam keadaan baik, hari
ini perasaannya senang, dan sudah istirahat siang. Bayi An. A, dalam keadaan baik,
bermain boneka, terlihat sedang minum susu, tidak rewel, duduk disamping ibunya dan
mau berinteraksi dengan Ners muda.

2. Diagnosa Keperawatan
Potensial (normal): Berkembangnya rasa percaya

3. Tujuan khusus
a. Keluarga mampu membina hubungan saling percaya.
b. Keluarga mampu menjelaskan cara menstimulasi perkembangan anaknya.
c. Keluarga mampu mendemonstrasikan cara menstimulasi perkembangan anaknya.

4. Tindakan Keperawatan:
a. Keluarga dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
b. Jelaskan pengertian perkembangan psikososial, karakteristik perilaku bayi yang
normal dan menyimpang.
c. Jelaskan cara memupuk rasa percaya bayi pada ibu/keluarga.
d. Mendemonstrasikan cara memupuk rasa percaya bayi.
e. Membuat rencana lanjutan untuk memupuk rasa kepercayaan bayi.

B. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Orientasi:
a. Salam Teraupetik
“Assalamu’alaikum, Selamat siang Bu Dian! Ibu masih ingat dengan saya?”
“Ya benar buk. Saya Tiwi. Mahasiswa praktek profesi keperawatan Universitas
Riau yang kemarin bertemu ibu”

b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Ibuk dan adik adifa hari ini?“
“Kondisi adik Adifa siang hari ini bagaimana bu?”
“Semalam tidurnya adik bagaimana bu, apakah nyenyak?”

c. Kontrak
1) Topik
“Baiklah sesuia dengan janji kita kemarin, bagaimana kalau kita bercakap-cakap
tentang cara menstimulasi dan mendemonstrasikan atau mempraktekkan
memupuk rasa kepercayaan bayi (adik adifa) bu? ”
2) Waktu
”Ibu mau kita bercakap-cakap berapa lama, Bu? Bagaimana kalau 25 menit?”
3) Tempat
“Ibu mau kita bicara dimana bu? bicaranya disini saja atau di mana, Bu?”
a) Kerja:
“Sesuai dengan petunjuk di leaflet ini, cara menstimulasi perkembangan bayi adalah
memberi rasa aman dan nayaman bagi bayi”.
“Cara yang dapat ibu lakukan adalah menyusui, memandikan secara teratur,
membersihkan kotoran atau kencing, menjaga agar tidak kegerahan, memeluk,
menggendong, membuai, mengajaknya bicara, menjaga agar tidak jatuh atau cedera”.
“Apakah ibu sudah melakukan hal seperti itu?”
“Tindakan mana yang Ibu lakukan?”
“Apakah ada kesulitan untuk melakukannya?”
“Apa yang sudah Ibu lakukan untuk mengatasinya?”
“Dapakah ibu memperlihatkan bagaimanan cara ibu menyusui bayi ibu?”
“Bagus sekali ibu. Cara ibu menyusui sudah betul, hanya saja akan lebih baik lagi jika
perhatian dan konsentrasi ibu hanya tertuju pada bayi atau sambil berbicara perlahan”.
“Coba sekarang ibu fokuskan fikiran dan hati ibu hanya pada Adik adifa, senyum dan
ajak berbicara perlahan”.
“Bagus, Ibu sudah melakukannya dengan baik”.
“Jadi, saat menyusui, kita fokus kepada bayi, tidak sambil mengerjakan hal yang lain”.
“Hal lain yang bisa dilakukan adalah lebih menjaga kebersihan dan keamanannya.
Berkomunikasi secara verbal maupun nonverbal juga sangat mempengaruhi rasa aman
bayi Ibu”.

2. Terminasi:
a. Evaluasi
(1) Subjektif
”Nah, bu dian tadi kita sudah berbincang-bincang tentang cara membuat bayi
merasa percaya pada lingkungan”.
“Bagaimana perasaan ibu sekarang?”
“Apakah bermanfaat?”

(2) Objektif
“Apakah ibu dian masih ingat bagaimana cara merawat adik adifa supaya ia
berkembang lebih baik lagi?”.
“Betul sekali. Bagus ibu sudah mengingat dengan baik”.
“Apakah ada hal lain yang ibu ingin bicarakan dan belum ketahui?”

b. Tindak lanjut
“Kalau begitu ibu dian dapat mencoba beberapa cara yang ibu belum lakukan
selama ini dan pada pertemuan berikutnya ceritakan kepada saya bagaimana
pengalaman ibu dian merawat bayi adifa.

c. Kontrak yang akan datang


(1) Topik
“Baiklah bu, saya dapat kesini lagi hari kamis besok”.
“Adakah yang ingin ibu ketahui lagi dan dapat kita diskusikan untuk hari
kamis besok?”
“Kalau begitu ibu dapat mencoba beberapa cara yang ibu belum lakukan
selama ini dan pada pertemuan berikutnya ceritakan kepada saya bagaimana
pengalaman ibu merawat bayi”.

(2) Waktu
“Ibu bisanya jam berapa dan berapa lama?”
(3) Tempat
“Di mana kita akan berbicara besok? Di sini saja? Baiklah bu karena sudah 25
menit sesuai janji kita tadi, saya permisi dahulu. Sampai bertemu besok bu.
Assalamu’alaikum”.

Anda mungkin juga menyukai