A. Anatomi
Berdasarkan ukurannya kelenjar saliva terdiri dari 2 jenis, yaitu kelenjar
saliva mayor dan kelenjar saliva minor. Kelenjar saliva mayor terdiri dari
kelenjar parotis, kelenjar submandibularis, dan kelenjar sublingualis (Dawes,
2008)
Kelenjar parotis yang merupakan kelenjar saliva terbesar, terletak secara
bilateral di depan telinga, antara ramus mandibularis dan prosesus mastoideus
dengan bagian yang meluas ke muka di bawah lengkung zigomatik. Kelenjar
parotis terbungkus dalam selubung parotis (parotis shealth). Saluran parotis
melintas horizontal dari tepi anterior kelenjar. Pada tepi anterior otot
masseter, saluran parotis berbelok ke arah medial, menembus otot buccinator,
dan memasuki rongga mulut di seberang gigi molar ke-2 permanen rahang
atas.
Kelenjar submandibularis yang merupakan kelenjar saliva terbesar
kedua, terletak pada dasar mulut di bawah korpus mandibular. Saluran
submandibularis bermuara melalui satu sampai tiga lubang yang terdapat
pada satu papil kecil di samping frenulum lingualis. Muara ini dapat dengan
mudah terlihat, bahkan seringkali dapat terlihat saliva yang keluar.
Kelenjar sublingualis adalah kelenjar saliva mayor terkecil dan terletak
paling dalam. Masing-masing kelenjar berbentuk badam (almond shape),
terletak pada dasar mulut antara mandibula dan otot genioglossus. Masing-
masing kelenjar sublingualis sebelah kiri dan kanan bersatu untuk membentuk
massa kelenjar yang berbentuk ladam kuda di sekitar frenulum lingualis.
Kelenjar saliva minor terdiri dari kelenjar lingualis, kelenjar bukalis,
kelenjar labialis, kelenjar palatinal, dan kelenjar glossopalatinal. Kelenjar
lingualis terdapat bilateral dan terbagi menjadi beberapa kelompok. Kelenjar
lingualis anterior berada di permukaan inferior dari lidah, dekat dengan
ujungnya, dan terbagi menjadi kelenjar mukus anterior dan kelenjar campuran
posterior. Kelenjar lingualis posterior berhubungan dengan tonsil lidah dan
margin lateral dari lidah. Kelenjar ini bersifat murni mukus.
Kelenjar bukalis dan kelenjar labialis terletak pada pipi dan bibir.
Kelenjar ini bersifat mukus dan serus. Kelenjar palatinal bersifat murni
mukus, terletak pada palatum lunak dan uvula serta regio posterolateral dari
palatum keras. Kelenjar glossopalatinal memiliki sifat sekresi yang sama
dengan kelenjar palatinal, yaitu murni mukus dan terletak di lipatan
glossopalatinal.
Fungsi kelenjer ludah ialah mengeluarkan saliva yang merupakan cairan
pertama yang mencerna makanan. Deras nya air liur dirangsang oleh adanya
makanan di mulut, melihat, membaui, dan memikirkan makanan.
Fungsi saliva atau ludah adalah cairan yang bersifat alkali. Ludah
mengandung musin, enzim pencerna, zat tepung yaitu ptialin dan sedikit zat
padat. Fungsi ludah bekerja secara fisis dan secara kimiawi.
B. Definisi
Tumor jinak rongga mulut yang timbul dari kelenjer saliva minor atau
mayor biasanya timbul pada kelenjer parotis submaksila dan sublingual. Sel-
sel pada tumor inti masih memiliki fungsi yang sama dengan asalnya.
Tumor-tumor jinak dari glandula parotis yang teretak di bagian medial
n.facialis dapat menonjol ke dalam oropharynx, dan mendorong tonsil ke
medial.
Tumor didefinisikan sebagai pertumbuhan baru suatu jaringan dengan
multiplikasi sel-sel yang tidak terkontrol dan progresif, disebut juga
neoplasma. Kelenjar Parotis adalah kelenjar air liur terbesar yang terletak di
depan telinga.
C. Etilogi
Beberapa faktor risiko diketahui membuat seseorang lebih mungkin
mengembangkan kanker kelenjar ludah.
1. Usia Risiko kelenjar liur naik seiring dengan bertambahnya usia orang.
2. Jenis kelamin
Kanker kelenjar ludah lebih sering terjadi pada pria daripada pada
wanita.
3. Paparan
Radiasi Perawatan radiasi ke daerah kepala dan leher karena alasan
medis lainnya meningkatkan risiko kanker kelenjar ludah. Paparan zat
radioaktif tertentu di tempat kerja juga dapat meningkatkan risiko kanker
kelenjar ludah.
4. Riwayat keluarga.
Jarang sekali, anggota beberapa keluarga tampaknya memiliki risiko
lebih tinggi terkena kanker kelenjar ludah. Tetapi kebanyakan orang yang
mendapatkan kanker kelenjar ludah tidak memiliki riwayat keluarga
dengan penyakit ini.
telinga
4. Kesulitan menelan
E. Patofisiologi
Kelainan peradangan Peradangan biasanya muncul sebagai pembesaran
kelenjer difus atau nyeri tekan. Infeksi bakterial adalah akibat obstruksi
duktus dan infeksi retograd oleh bakteri mulut. Parotitis bacterial akut dapat
dijumpai pada penderita pascaoperasi yang sudah tua yang mengalami
dehidrasi dan biasanya disebabkan oleh staphylococcus aureus.
Tumor-tumor Dari semua tumor kelenjer saliva, 70% adalah tumor
benigna, dan dari tumor benigna 70% adalah adenoma plemorfik. Adenoma
plemorfik adalah proliferasi baik sel epitel dan mioepitel duktus sebagaimana
juga disertai penigkatan komponen stroma. Tumor-tumor ini dapat tumbuh
membesar tanpa menyebabkan gejala nervus vasialis. Adenoma plemorfik
biasanya muncul sebagai masa tunggal yang tak nyeri pada permukaan lobus
parotis. Degenerasi maligna adenoma plemorfik terjadi pada 2% sampai 10%.
Tumor-tumor jinak dari glandula parotis yang terletak di bagian medial
n.facialis, dapat menonjol ke dalam oropharynx, dan mendorong tonsil ke
medial. Tumor-tumor jinak bebatas tegas dan tampak bersimpai baik dengan
konsistensi padat atau kistik.
Tumor parotis juga dapat disebabkan oleh infeksi telinga yang berulang
dan juga dapat menyebabkan ganguan pendengaran.Tumor parotis juga dapat
disebabkan oleh peradangan tonsil yang berulang.
F. Klasifikasi
A. Penggkajian
Pengakjian merupakan langkah awal dasar dari proseskeperawatan.
Tujuan utama dari pengkajian ini adalah untuk mendapatkan data secara
lengakap dan akurat karena dari data tersebut akan ditentukan masalah
keperawatan yang dihadapi klien.
1. Identitas
a. Identitas klien : nama, umur, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat,
tanggal pengkajian, diagnosa medis.
b. Identitas penanggung jawab : nama, umur, tanggal lahir, jenis
kelamin, alamat
2. Alasan masuk rumah sakit
3. Data riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat klien pernah menderita penyakit akut / kronis, Riwayat
klien pernah menderita tumor lainnya, Riwayat klien pernah memakai
kontrasepsi hormonal, pil ,suntik dalam waktu yang lama, Riwayat klien
sebelumnya sering mengalami peradangan kelenjer parotis.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Perlu diketahui:
Lamanya sakit
Lamanya klien menderita sakit kronik / akut
Factor pencetus
Apakah yang menyebabkan timbulnya nyeri, sters, posisi,
aktifitas tertentu
Ada tidak nyakeluhan sebagai berikut: demam, batuk, sesak
nafas, nyeri dada, malaise
c. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat ada anggota keluarga yang menderita penyakit menular
atau kronis.Menderita penyakit kanker atau tumor.
4. Aktifitas sehari-hari
Pada aktifitas ini biasanya yang perlu diketahui adalah masalah,
makan, minum, bak, bab, personal, hygine, istirahat dan tidur. Biasanya
pada klien dengan tumor parotis tidak terjadi keluhan pada saat
beraktifitas karena kien tidak ada mengeluhkan nyeri sebelum dilakukan
operasi.
Data social ekonomi
Menyangkut hubungan pasien dengan lingkungan social dan
hubungan dengan keluarga
Data psikologis
Kesadaran emosional pasien
Data spiritual
Data diketahui, apakah pasien/keluarga punya kepercayaan yang
bertentangan dengan kesehatan.
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
TTV
Tingkat kesadaran
b. Rambut dan hygiene kepala.
Keadaan rambut biasanya kotor, berbau, biasanya juga ada lesi,
memar,dan bentuk kepala
c. Mata
Pemeriksaan mata meliputi konjungtiva, sclera mata, keadaan pupil
d. Gigi dan mulut
Meliputi kelengkapan gigi, keadaan gusi, mukosa bibir, warna
lidah, peradangan pada tonsil.
e. Leher
Inspeksi
Inspeksi dalam keadaan istirahat
pembengkakan yang abnormal, Penderita juga diperiksa dari
belakang. Kulitnya abnormal, Dinilai saluran-saluran keluar kelenjer
ludah dan melakukan pemeriksaan intraoral
Inspeksi pada gerakan
Dinilai fungsi n.facialis, n.hipoglosus dan otot-otot, trismus
fiksasi pada sekitarnya ada pembnengkakkan atau tidak.
Palpasi
Selalu bimanual, dengan satu jari di dalam mulut dan jari-jari
tangan lainnya dari luar. Tentukan lokalisasi yang tepat, besarnya
(dalam ukuran cm), bentuk, konsistensi dan fiksasi kepada
sekitarnya.
Stasiun-stasiun kelenjer regional Selalu dinilai dengan teliti dan
dicatat besar, lokalisasi, konsistensi, dan perbandingan terhadap
sekitarnya. Selalu diperlukan pemeriksaan klinis daerah kepala dan
leher seluruhnya
f. Dada / thorak
Biasanya jenis pernapasan klien dada dan perut, terjadi
perubahan pola nafas dan lain-lain
g. Cardiovaskuler
Biasanya akan terjadi perubahan tekanan darah klien dan
gangguan irama jantung
h. Pencernaan/Abdomen
Ada luka, memar, keluhan (mual, muntah, diare) dan bising usus
i. Genitalia
Kebersihan dan keluhan lain nya
j. Ekstremitas
Pembengkakan, fraktur, kemerahan, dan lain-lain.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan gangguan saat menelan
2. Nyeri Kronis berhubungan dengan massa yang membesar
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh
yang abnornal
4. Ansietas berhubungan dengan penyakit yang semakin parah