Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit menyatakan bahwa


Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah pelayanan
kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Namun kenyataannya
upaya pelayanan kesehatan paripurna di rumah sakit masih belum dilaksanakan secara
maksimal. Rumah sakit masih berorientasi pada upaya kuratif dan rehabilitatif, sementara
pelayanan promotif dan preventif di rumah sakit masih dianggap sebelah mata, karena dinilai
merupakan sebuah cost center tanpa pernah melihat esensi dampak/outcome dari promosi
kesehatan yang dikelola dengan baik seperti yang dilakukan di beberapa negara maju.
Health Promoting Hospital (HPH) atau rumah sakit yang mempromosikan kesehatan di
dunia saat ini telah menjadi trend dan dipandang sebagai rumah sakit masa depan karena
mengintegrasikan seluruh aspek pelayanan secara holistik dan inklusif terhadap kesehatan
secara berkesinambungan. Pelayanan secara holistik bertujuan bahwa pelayanan yang
dilakukan oleh rumah sakit tidak hanya berdimensi fisik semata yang berorientasi pada
patogenik tetapi juga mencakup seluruh dimensi manusia meliputi bio, psiko, sosio dan
determinan lainnya yang berorientasi pada salutogenik.

Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan rujukan harus melaksanakan


pelayanan yang inklusif sehingga RS akan memberikan kontribusi lebih bagi peningkatan
derajat kesehatan masayarakat melalui upaya pelayanan kesehatan yang berkesinambungan
dan sistematis. Ciri pelayanan kesehatan inklusif adalah pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dari mulai pelayanan kesehatan dasar/primer, pelayanan kesehatan
rujukan sekunder/tersier hingga dikembalikan ke pelayanan kesehatan primer atau langsung
ke lingkungan masayarakat yang telah terkondisikan untuk peningkatan derajat
kesehatannya.

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dimulai per 1 Januari 2014 dan penerapan
akreditasi RS versi 2012 mewajibkan rumah sakit untuk menerapkan pelayanan secara
paripurna sebagaimana amanat undang-undang RI nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit.
Upaya promotif dan preventif menjadi suatu upaya terintegrasi dalam pelayanan rumah sakit.
Upaya promotif dan preventif dapat dijadikan kendali mutu dan biaya dengan melalui
peningkatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga serta masyarakat rumah sakit untuk
berpartisipasi aktif dalam mendukung upaya penyembuhan dan rehabilitasi.

RSU Aliyah kendari, sebagai rumah sakit rujukan regional Jawa Barat wilayah Timur
Pedoman Pelayanan Tim Promosi kesehatan RSU Aliyah kendari
berusaha menerapkan pelayanan paripurna dalam rangka mensukseskan program jaminan
kesehatan nasional. Upaya promosi kesehatan telah direvitaslisasi sejak tahun 2013 dan saat
ini pengelolaan promosi kesehatan di RSU Aliyah kendari telah memiliki struktur yang jelas.

Berdasarkan hal tersebut penerbitan buku pedoman pelayanan promosi kesehatan ini
diharapkan dapat menjadi bagian penting dalam tata kelola instalasi promosi kesehatan
sebagai koordinator/pengelola upaya promosi kesehatan RSU Aliyah kendari

B. Tujuan Pedoman

Tujuan pembuatan pedoman pelayanan Tim Promosi Kesehatan RSUD Waled


Kabupaten Cirebon adalah sebagai acuan dalam pelayanan yang terintegrasi dengan unit
layanan lainnya di RSU Aliyah kendari Cirebon

C. Ruang Lingkup Pelayanan

Ruang lingkup pelayanan Tim Promosi Kesehatan di RSU Aliyah kendari meliputi :
1. Edukasi staf
2. Edukasi pasien dan keluarga
3. Edukasi pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit
4. Mempromosikan tempat kerja yang sehat

D. Batasan Operasional

Batasan Operasional pelayanan Tim Promosi Kesehatan RSU Aliyah kendari adalah
sebagai berikut :

1. Edukasi Staf adalah upaya peningkatan pengetahuan, kemauan dan kemampuan staf
rumah sakit dalam berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk menunjang
produktifitas kerja di lingkungan rumah sakit dan keselamatan pasien.

2. Edukasi Pasien dan Keluarga adalah upaya peningkatan partisipasi pasien dan keluarga
dalam upaya peningkatan status kesehatannya secara mandiri melaui upaya peningkatan
pengetahuan, kemauan dan kemampuan pasien dan keluarga sesuai dengan kebutuhan
pasien.

3. Edukasi kepada Mahasiswa orientasi yang bekerjasama dengan RSU Aliyah kendari
sebagai lahan praktek

4. Edukasi pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit adalah upaya rumah sakit dalam
menyediakan informasi kesehatan maupun informasi pelayanan yang bertujuan untuk
meningkatkan akses masyarakat akan informasi kesehatan dan pelayanan rumah sakit.

5. Mempromosikan tempat kerja yang sehat adalah meciptakan sistem dan lingkungan kerja
yang sehat yang mendukung perilaku hidup bersih dan sehat dalam upaya mendukung
produktifitas kerja dan keselamatan pasien.
6. Peningkatan mutu pelayanan berbasis bukti melalui penelitian dan pengembangan
promosi kesehatan klinis (Clinical Health Promotion) adalah upaya peningkatan
Pedoman Pelayanan Tim Promosi kesehatan RSU Aliyah kendari
kualitas pelayanan RS baik pengambilan keputusan maupun upaya perbaikan pelayanan
secara berkesinambungan didasarkan pada bukti melalui hasil penelitian dan
pengembangan promosi kesehatan klinis dan mendukung promosi kesehatan
berkelanjutan.

E. Landasan Hukum

Kegiatan promosi kesehatan di RS merupakan upaya kesehatan bersama ,sebagai


landasan hukum pelayanan PKRS meliputi :

1. Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

2. Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

3. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 004/Menkes/SK/II/2012 tentang Petujuk


Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit

5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan


Nasional Promosi Kesehatan

6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1114/Menkes/SK/X/2004 tentang Pedoman


Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah

7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1144/Menkes/Per/X/2004 tentang Pedoman


Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah

8. Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI Nomor


66/Menkes-Kesos/SK/I/2001 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Penyuluh Kesehatan Masyarakat dan Angka Kreditnya

Pedoman Pelayanan Tim Promosi kesehatan RSU Aliyah kendari


BAB II

STANDAR KETENAGAAN

Pelayanan promosi kesehatan yang professional memiliki standar pengelolaan


sumberdaya manusia/tenaga sebagai bagian penting dalam pelayanan.Pengaturan tenaga
promosi kesehatan bertujuan agar kegiatan pelayanan yang di berikan dapat terlaksana secara
efektif dan efisien. Standar ketenagaan PKRS telah diatur dalam Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor 004/Menkes/SK/II/2012 tentang Petujuk Teknis Promosi Kesehatan
Rumah Sakit dan Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI
Nomor 66/Menkes-Kesos/SK/I/2001 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat dan Angka Kreditnya

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Pada umumnya seluruh petugas rumah sakit adalah tenaga promotor kesehatan
namun untuk tenaga khusus pengelola dan pemberi pelayanan promosi kesehatan harus
memenuhi kulalifikasi sebagai berikut :

1. Tenaga Pengelola Promosi Kesehatan Rumah Sakit

Tenaga pengelola Promosi Kesehatan Rumah Sakit adalah tenaga yang


memiliki tugas dan fungsi pengelolaan/ manajemen kegiatan Promosi Kesehatan
Rumah Sakit di RSU Aliyah kendari. Adapun kualifikasi tenaga pengelola Promosi
Kesehatan Rumah Sakit adalah sebagai berikut :

a. Pendidikan minimal S 1 Kesehatan diutamakan peminatan promosi kesehatan

b. Memiliki sertifikat pelatihan pengelola Promosi Kesehatan Rumah Sakit

2. Tenaga Fungsional Promosi Kesehatan Rumah Sakit

Tenaga fungsional Promosi Kesehatan Rumah Sakit adalah tenaga yang memiliki tugas
dan fungsi memberikan pelayanan langsung sesuai dengan runag lingkup pelayanan
yang ditetapkan. Adapun kualifikasi tenaga fungsional Promosi Kesehatan Rumah Sakit
sebagai berikut :

a. Fungsional ahli

1) Pendidikan minimal S 1 Kesehatan

2) Memiliki sertifikat pelatihan jabatan fungsional

3) Memenuhi pencapaian angka kredit

b. Fungsional terampil

1) Pendidikan minimal D3 Kesehatan

Pedoman Pelayanan Tim Promosi kesehatan RSU Aliyah kendari


2) Memiliki sertifikat pelatihan jabatan fungsional

3) Memenuhi pencapaian angka kredit

3. Tenaga Fungsional khusus edukator

a. Minimal D 3 Kesehatan

b. Minimal memiliki sertifikat pelatihan edukasi dasar

c. Memiliki sertifikat pelatihan komunikasi efektif dan terapeutik

4. Tenaga Teknis lainnya

a. Pendidikan minimal SMA sederajat

b. Memiliki kompetensi desain multimedia

B. Distribusi Ketenagaan

Distribusi ketenagaan pelayanan promosi kesehatan di lakukan sesuai dengan ruang


lingkup pelayanan sebagai berikut :

1. Tenaga pengelola Promosi Kesehatan Rumah Sakit

Tenaga pengelola Promosi Kesehatan Rumah Sakit terdiri dari Ketua Tim
Promosi Kesehatan Rumah Sakit, dibantu oleh 4 orang staf.

2. Pelayanan rawat inap

Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit di rawat inap meliputi pendidikan


pasien dan keluarga yang dilakukan oleh tenaga fungsional RSU Aliyah kendari atau
tenaga fungsional kesehatan lainnya yang mendapatkan sertifikasi edukator.

3. Pelayanan rawat jalan

Pelayanan pendidikan pasien dan keluarga di rawat jalan dilakukan oleh tenaga
fungsional atau semua Dokter Spesialis semua SMF, Dokter Umum, Perawat, bidan,
Ahli Gizi, Farmasi, Rehab Medik atau tenaga fungsional kesehatan lainnya yang
mendapatkan sertifikasi edukator.

C. Pengaturan Jaga

Pola pengaturan jaga menyesuaikan dengan jadwal-jadwal daftar jaga semua profesi yang
terlibat dalam pelayanan pendidikan pasien dan keluarga di Rawat inap. RSU Aliyah
kendari memiliki TIM Promosi Kesehatan Rumah Sakit mempunyai jadwal kerja sbb:

1. Pelayanan edukasi di Rawat Jalan dilakukan setiap hari Senin - Sabtu mulai pukul
07.00 – 14.00 WIB

2. Pelayanan edukasi di rawat inap dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasien.

3. Pelayanan edukasi ke civitas hospitalia melalui radio internal dilakukan setiap hari
mulai Pkl. 08.00 s.d 14.00 setiap 2 jam sekali (3x-4x/hari

Pedoman Pelayanan Tim Promosi kesehatan RSU Aliyah kendari


BAB III

Pedoman Pelayanan Tim Promosi kesehatan RSU Aliyah kendari


STANDAR FASILITAS

Pemenuhan standar fasilitas minimal untuk pelayanan promosi kesehatan didasarkan


pada Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 004/ Menkes/SK/II/2012 tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan
Rumah Sakit.

1. Denah ruangan

Undang-undang RI No. 44 tahun 2009 mengamanatkan bahwa setiap rumah sakit


harus memiliki ruangan penyuluhan kesehatan. Ruangan penyuluhan/ pendidikan
kesehatan harus dimiliki oleh setiap unit. misalnya di ruang rawat inap diperlukan satu
ruang edukasi bagi pasien dan keluarga begitupun di unit lainynya misalnya di ruangan
farmasi, laboratorium, radiologi dan ruangan penunjang lainnya termasuk dipelayanan
rawat jalan dengan klinik edukasi terintegrasi. Selain ruang pelayanan edukasi, diperlukan
juga ruangan pengelola Promosi Kesehatan Rumah Sakit yang berfungsi untuk aktifitas
manejemen Promosi Kesehatan Rumah Sakit.

Keterangan : RSUD Gunung Jati Kota Cirebon memiliki ruangan pengelola Promosi
Kesehatan Rumah Sakit yang terintegrasi menjadi Ruang pusat promosi kesehatan.

Pedoman Pelayanan Tim Promosi kesehatan RSU Aliyah kendari


Ruangan ini memiliki luas 3,6 x 3,3 m2 dan berfungsi sebagai pusat aktifitas promosi
kesehatan. Ruangan ini terdiri dari :
a. Ruang pengelola
b. Ruang staff

Pedoman Pelayanan Tim Promosi kesehatan RSU Aliyah kendari


2. Standar Fasilitas
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 004/ Menkes/SK/II/2012 tentang Petunjuk Teknis
promosi Kesehatan Rumah Sakit mengatur tentang standar minimal fasilitas untuk unit/ Tim
Promosi Kesehatan Rumah Sakit sebagai berikut :

1. Ruangan Pengelola Promosi Kesehatan Rumah Sakit

2. Televisi

3. LCD Projector

4. VCD/ DVD Player

5. Amplifier dan Wireless Microphone

6. Komputer dan Laptop

7. Pointer

8. Public address System (PSA)/Megaphone

9. Plypchart

10. Cassete Recorder

11. Kamera Photo

Pengembangan fasilitas pelayanan disesuaikan dengan kebutuhan melalui hasil


kajian kebutuhan pelayanan promosi kesehatan.

Saat ini fasilitas pelayanan yang dimiliki oleh RSUD Gunung Jati Kota Cirebon
antara lain :

Fasilitas Yang Sudah Tersedia

No Nama Barang Jumlah Keterangan

1. Printer Epson L350 1 Unit Baik

2. Infocus Epson EB-S200 1 Unit Baik

3. Mic Wireless Shure UGX-8 1 Paket Baik

4. Kamera Digital Sony DSC-W830 1 Unit Baik

5. Handycam Sony HDR-CX240E 1 Unit Baik

6. DVD Player Sony DVP-SR370 1 Unit Baik

7. TV LED LG 42LB55 1 Unit Baik

8. Kabel HDMI 1 Buah Baik

9. Flashdisk Toshiba 32 GB 1 Buah Baik

Hardisk Eksternal Transcend StoreJer


10. 1 Buah Baik
25H3 USB 3.0 1 TB

Pedoman Pelayanan Tim Promosi kesehatan RSU Aliyah kendari


11. Micro SDHC Sandisk Ultra 32 GB 1 Buah Baik

12. Speaker Active Polytron 1 Pasang Baik

13. Lemari Besi 2 Pintu 1 Buah Baik

14. Laser Pointer PP1000 1 Unit Baik

15. Laptop Asus A455L 1 Unit Baik

16. Mouse Logitech B100 1 Buah Baik

Fasilitas Yang Belum Tersedia

No Nama Barang Jumlah

1. Layar Infocus 1 Buah

2. Trolly 1 Buah

3. Mesin Laminating 1 Buah

Pedoman Pelayanan Tim Promosi kesehatan RSU Aliyah kendari


BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

Pelayanan promosi kesehatan meliputi pelayanan edukasi pasien dan keluarga di rawat
inap dan rawat jalan, pelayanan edukasi staf, pelayanan edukasi pengunjung dan masyarakat,
mempromosikan tempat kerja yang sehat, penelitian dan pengembangan promosi kesehatan
serta bersama unit lain meningkatkan kualitas mutu pelayanan secara berkesinambungan
berbasis perilaku.

A. Pelayanan Edukasi Pasien dan Keluarga di Rawat Jalan

Pelayanan edukasi pasien dan keluarga di rawat jalan dilakukan di klinik edukasi
terintegrasi. Tenaga edukator adalah dokter umum, perawat dan ahli gizi yang telah
tersertifikasi edukator.Untuk menunjang pelayanan dibuatkan pedoman edukasi yang telah
di standardisasi. Kegiatan edukasi meliputi assesment kebutuhan edukasi pemberian
edukasi secara terstruktur dan merencanakan tindak lanjut pelayanan.Adapun pasien yang
berkunjung ke klinik edukasi terdiri dari pasien langsung dan pasien rujukan dari klinik
dokter spesialis. Alur pelayanan edukasi di klinik rawat jalan adalah sebagai berikut :

Pasien Pendaftaran Klinik Kebutuhan edukasi


Spesialis

Pulang Klinik Edukasi Y T


a d

Gambar 4.1 Alur Pelayanan Edukasi di Rawat Jalan

Pasien yang membutuhkan pelayanan edukasi dapat melakukan pendaftaran


langsung ke klinik edukasi.Klinik edukasi juga menerima rujukan dari klinik spesialis
sesuai dengan kebutuhan edukasi.

Pedoman Pelayanan Tim Promosi kesehatan RSU Aliyah kendari


B. Pelayanan Edukasi Pasien dan Keluarga di Rawat Inap

Pelayanan edukasi pasien di rawat inap bertujuan untuk meningkatkan partisipasi


pasien dan keluarga dalam mendukung upaya penyembuhannya melalui peningkatan
pengetahuan, kemauan dan kemampuan upaya peningkatan kesehatannya secara mandiri.
Pemberi pelayanan adalah tenaga kesehatan tersertifikasi minimal edukator
dasar.Pemberian edukasi disesuaikan dengan kebutuhan yang didapat melalui assessment
kebutuhan edukasi. Inisial kebutuhan edukasi dilakukan oleh tenaga fungsional promosi
kesehatan sedangkan pelaksana edukator dilakukan oleh masing-masing profesi sesuai
dengan kebutuhan edukasi pasien tersebut.RS menerbitkan buku panduan edukasi dan
media edukasi yang telah terstandardisasi yang bertujuan untuk menjaga mutu pelayanan
promosi kesehatan. Alur pelayanan edukasi pasien dan keluarga di rawat inap sebagai
berikut :

 Rawat Inap
 Pelayanan Asessmen Kebutuhan
Pasien IGD Medik edukasi
 Keperawatan
 Penunjang
Diizinkan
Pulang T Y
pulang
d a
k
Evaluasi
Proses
Re edukasi/
Edukasi
Tidak

Gambar 4.2 Alur Edukasi di Rawat Inap

Edukasi pasien dan keluarga di rawat inap dilakukan pada semua pasien sesuai dengan
kebutuhan edukasi.Setelah pasien masuk rawat inap maka dilakukan kajian kebutuhan
edukasi oleh tenaga fungsional Promosi Kesehatan Rumah Sakit, hasil kajian ini di jadikan
dasar bagi multi profesi dalam melakukan edukasi. Edukasi dilakukan terintegrasi multi
profesi. Setelah dilakukan edukasi kemudian dilakukan evaluasi apakah diperlukan edukasi
kembali atau tidak, jika di perlukan maka dilakukan edukasi kembali tetapi jika pasien
sudah akan pulang dan masih memerlukan edukasi lanjutan maka dianjurkan untuk
mengikuti program edukasi melaui klinik edukasi.

Pedoman Pelayanan Tim Promosi kesehatan RSU Aliyah kendari


C. Pelayanan Edukasi Pengunjung dan Masyarakat Sekitar Rumah Sakit

Pelayanan edukasi bagi pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit dilakukan
berdasarkan hasil kajian kebutuhan edukasi pengunjung dan masyarakat yang dilakukan
secara berkala.Pemberian edukasi bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat
terhadap informasi kesehatan maupun informasi pelayanan Rumah Sakit. Edukasi
dilakukan oleh tenaga edukator melalui metode dan media yang tepat.Pada sasaran
pengunjung dan masyarakat Rumah Sakit informasi yang dapat disampaikan diantaranya
penyakit yang menjadi isu terkini, tatalaksana pelayanan di Rumah Sakit, info pelayanan
dan peraturan Rumah Sakit.

D. Mempromosikan tempat kerja yang sehat

Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang memiliki karakteristik


potensi resiko berbahaya (hazard) mulai dari risiko bahaya fisik, biologis, kimia bahkan
psikologis.Setiap hari petugas kesehatan berada dilingkungan tersebut sehingga dibutuhkan
manajemen lingkungan kerja yang menfasilitasi untuk peningkatan kesehatan dan
kebugaran karyawannya. Pengelola promosi kesehatan harus secara aktif membuat sistem
dan kebijakan rumah sakit yang berparadigma sehat dan bersama unit kesehatan dan
keselamatan kerja Rumah Sakit dan instalasi sanitasi dan kebersihan meningkatkan budaya
kerja yang safety, lingkungan kerja yang sehatdan hidup bersih dan sehat menuju rumah
sakit yang hijau dan sehat (Green and Healthy Hospital).

Dalam rangka meningkatkan kesehatan,kebugaran, dan semangat kebersamaan


karyawan, saat ini sudah terbentuk komunitas :

 Club Sepeda Sehat

 Club Senam Jantung Sehat,

 Komunitas olahraga Tenis Lapangan

 Komunitas olahraga Tenis Meja,

 Komunitas olahraga Bulu tangkis,

 Komunitas olahraga Sepak Bola,

 Komunitas olahraga Futsal.

Pedoman Pelayanan Tim Promosi kesehatan RSU Aliyah kendari


BAB V

LOGISTIK

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya dibutuhkan fasilitas pendukung berupa logistik
dan perbekalan baik alat penunjang fungsional pekerjaan, peralatan rumah tangga maupun alat
tulis kantor.

1. Peralatan penunjang fungsi promosi kesehatan


a. Kamera Foto
b. Komputer desain Grafis
c. Laptop
d. LCD Proyektor
e. Media Leaflet/ Poster/ Banner
f. Sound Sistem
g. Mini DV/DVD
h. Formulir edukasi terintegrasi
2. Peralatan Perkantoran
a. Komputer
b. Printer
c. Kertas
d. Spidol
e. Pulpen
f. Buku Agenda
3. Peralatan Rumah Tangga
a. Peralatan Kebersihan
b. Peralatan pengamanan
c. Lemari Buku
d. Meja dan kursi Kerja

Proses pengadaan logistik dilakukan secara terencana dan terstruktur dengan proses
pelaksanaan sebagai berikut :
1. Pengelola Promosi Kesehatan Rumah Sakit membuat perencanaan kebutuhan logistik
setahun
2. Pengadaan logistik dilakukan dengan pengajuan daftar usulan kebutuhan barang ke
instalasi logistik perbekalan dan gudang.
3. Instalasi perbekalan dan gudang melakukan pengecekan barang di gudang jika ada maka
kebutuhan langsung dipenuhi, jika tidak ada diajukan ke Unit Layanan Pengadaan (ULP).
4. Unit Layanan Pelayanan melakukan pengadaan barang dan memberikannya ke instalasi
gudang dan perbekalan

Pedoman Pelayanan Tim Promosi kesehatan RSU Aliyah kendari


5. Instalasi gudang dan perbekalan melakukan pencatatan dan menyerahkanya ke instalasi
Promosi Kesehatan Rumah Sakit.
6. Instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit melakukan pencatatan dan barang/ alat yang
dibutuhkan sudah dapat digunakan.

Form Daftar
Barang
Tid
Promosi stok akk
Kesehatan Instalasi Gudang
Rumah Sakit Unit Layanan
dan Perbekalan Pengadaan
Ad

Gambar 5.1 Alur Manajemen Logistik

Pedoman Pelayanan Tim Promosi kesehatan RSU Aliyah kendari


BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien merupakan prioritas dari setiap pelayanan Rumah Sakit. Setiap
Rumah Sakit harus menjamin keselamatan pasien melalui upaya peningkatan kualitas
pelayanan secara berkesinambungan. Upaya promosi kesehatan pun tidak terlepas dari upaya
menjamin pelayanan yang diberikan aman kepada pasien. Pelayanan edukasi bagipasien dan
keluarga tidak dapat dianggap hanya sebatas memberikan informasi, tetapi Rumah Sakit harus
menjamin bahwa isi informasi yang diberikan adalah benar karena akan berakibat fatal dalam
merubah perilaku pasien dan keluarganya dalam upaya peningkatan status kesehatannya secara
mandiri. Mendapatkan informasi yang benar dijamin oleh Undang-Undang RI Nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit yang menyatakan bahwa pasien berhak atas informasi yang benar
terhadap kesehatannya. Upaya jaminan keselamatan pasien tersebut dilakukan melalui :
1. Adanya kebijakan tentang pelayanan edukasi pada pasien dan keluarga
Kebijakan pelayanan edukasi pasien dan keluarga merupakan dasar hukum
pelaksanaan pelayanan edukasi yang ditetetapkan oleh direktur.Kebijakan ini memuat
tentang tatalaksana dan tatakelola pelayanan edukasi. Kebijakan ini akan memberikan
perlidungan bagi pemberi edukasi (edukator) maupun memberikan perlindungan dan
jaminan keselamatan bagi pasien dan keluarga.
2. Adanya pedoman/panduan edukasi pasien dan keluarga yang telah distandardisasi
Untuk menjamin bahwa informasi yang diberikan benar maka RS harus menerbitkan
pedoman edukasi pasien dan keluarga yang distandardisasi. Tidak menutup kemungkinan
dokter penanggungjawab pasien (DPJP) tidak bisa memberikan pelayanan edukasi yang
cukup sehingga dimungkinkan edukasi diberikan oleh dokter umum, oleh karena itu
pedoman ini akan memberikan panduan apa saja yang harus dipersiapkan dan materi apa
saja harus diberikan selama proses edukasi. Proses penyusunan panduan edukasi pasien
dan keluarga dilakukan oleh profesi yang bersangkutan yang didasarkan pada sumber
rujukan ilmiah untuk menghindari kesalahan isi materi panduan. Beberapa panduan yang
harus disiapkan rumah sakit adalah :
a. Panduan edukasi obat high alert
b. Panduan edukasi peralatan medis
c. Panduan edukasi penyakit kronis
d. Panduan edukasi rehabilitasi medik
e. Panduan edukasi manajemen nyeri
f. Panduan edukasi gizi
g. Panduan edukasi perawatan
3. Pembuatan media yang terstandarisasi
Pembuatan Media yang terstandarisasi merupakan alat bantu dari proses edukasi
pasien dan keluarga yang berisi materi edukasi. Media berfungsi sebagai alat penyampai
pesan sehingga struktur media harus menjamin informasi yang diberikan adalah benar.
Pedoman Pelayanan Tim Promosi kesehatan RSU Aliyah kendari
Proses pembuatan media harus melibatkan tenaga yang memiliki kompetensi dibidangnya
untuk menjamin bahwa informasi yang diberikan adalah benar. Tenaga ahli tersebut dapat
berfungsi sebagai validator dan verifikator dari konten media yang dibuat. Semua media
rumah sakit harus terstandardisasi dan memiliki kode media yang ditetapkan oleh direktur.
Proses pembuatan media juga harus melalui ujicoba media untuk memastikan kefektifan
media tersebut dalam proses edukasi.
4. Asessmen kebutuhan
Asessmen kebutuhan edukasi pasien dan keluarga dilakukan untuk mengetahui nilai-
nilai yang dimiliki pasien dan keluarga yang mendukung maupun yang bertentangan
dengan upaya peningkatan kesehatan. Hal ini akan memberikan dasar bagi pemberi
edukasi untuk memberikan penguatan nilai tersebut jika nilai tersebut sejalan dengan
upaya peningkatan kesehatan. Sedangkan jika nilai yang diyakini pasien dan keluarga
bertentangan dengan upaya peningkatan kesehatan maka harus diluruskan.

Pedoman Pelayanan Tim Promosi kesehatan RSU Aliyah kendari


BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja (safety) adalah segala upaya atau tindakan yang harus diterapkan
dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat kesalahan kerja petugas ataupun
kelalaian / kesengajaan. Rumah Sakit harus menjamin keselamatan kerja pegawai agar petugas
merasa nyaman dan aman sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerja. Keselamatan kerja
juga akan berdampak pada keselamatan pasien. Untuk mendukung upaya keselamatan kerja di
unit pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit melalui kegiatan :

1. Pengembangan kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja

Adanya kebijakan tentang keselamatan dan kesehatan kerja merupakan komitmen direksi
terhadap perlindungan hak karyawan untuk memperoleh tempat kerja yang aman dan
sehat.

2. Identifikasi potensial hazard baik yang ditimbulkan oleh gedung dan fasilitasnya maupun
dalam proses pekerjaan

Pengelola Promosi Kesehatan Rumah Sakit bersama dengan unit K3RS harus melakukan
kajian potensial hazard dalam pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit baik yang
ditimbulkan oleh gedung dan fasilitas maupun dalam proses kegiatan, hal ini bertujuan
untuk mengantisipasi dan dasar perencanaan manajemen resiko di unit layanan Rumah
Sakit.

3. Melakukan manajemen resiko terhadap hazard potensial

Manajemen risiko terhadap hazard potensial perlu dilakukan untuk menghindari timbulnya
hazard tersebut.

4. Melakukan upaya pencegahan terhadap kecelakan kerja melalui penataan sistem kerja
yang sehat

Penataan sistem kerja yang sehat perlu dikembangkan, pengkajian beban kerja secara
berkala harus dilakukan untuk menghindari kecelekaan kerja akibat beban kerja berlebih.
Modifikasi jam kerja dilakukan untuk melakukan efisiensi dan efektifitas dalam aktifitas
pelayanan dengan tetap memperhatikan jam pelayanan efektif.

5. Menyediakan peralatan keselamatan kerja dan alat pelindung diri yang mudah terjangkau

Mengantisipasi kejadian bencana diperlukan kesiapan penempatan alat pelindung diri yang
mudah terjangkau.

6. Melakukan pemeriksaan petugas secara berkala.


BAB VII
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU

Pedoman Pelayanan Tim Promosi kesehatan RSU Aliyah kendari


Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang mengusahakan agar
pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana, instruksi, pedoman, standar, peraturan dan hasil
yang telah ditetapkan sebelumnya agar mencapai tujuan yang diharapkan.Pengendalian
merupakan metode atau alatmelakukan control terhadap input proses dan output pelayanan
agar tetap sesuai dengan arah yang ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian bertujuan agar
semua kegiatan- kegiatan dapat tercapai secara berdaya guna dan berhasil guna, dilaksanakan
sesuai dengan tujuan, rencana, pembagian tugas, rumusan kerja, pedoman pelaksanaan dan
peraturan perundang- undangan yang berlaku. Bentuk-bentuk pengawasan dan pengendalian
pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit adalah sebagai berikut :

1. Pencatatan dan pelaporan

Pencatatan dan pelaporan merupakan alat untuk pengawasan dan pengendalian


kegiatan pelayanan adapun bentuk–bentuk pencatatan dan pelaporan adalah sebagai
berikut :

a. Formulir edukasi terintegrasi

b. Laporan kegiatan

c. Laporan semesteran

d. Laporan Tahunan

2. Kegiatan Pertemuan/rapat koordinasi

Pertemuan dilakukan secara berkala adapun bentuk pertemuan/ rapat koordinasi


adalah sebagai berikut :

a. Rapat bulanan

Rapat bulanan dilakukan setiap tanggal 3 setiap bulan dengan tujuan evaluasi
kegiatan bulan lalu dan melakukan perencanaan untuk bulan berjalan.Rapat bulanan
ini dihadiri oleh kepala instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit, koordinator
Promosi Kesehatan Rumah Sakit dan staf pengelola Promosi Kesehatan Rumah Sakit.
Pada rapat ini juga dilakukan evaluasi kinerja individu sebagai bagain dari system
pengendalian.

b. Rapat semesteran

Rapat semesteran dilakukan setiap 6 bulan dengan tujuan evaluasi kegiatan


Promosi Kesehatan Rumah Sakit secara menyeluruh berdasarkan hasil monitoring dan
evaluasi.Rapat semesteran dihadiri oleh Wakil direktur pelayanan, pengelola Promosi
Kesehatan Rumah Sakit, Kepala unit kerja dan penanggungjawab Promosi Kesehatan

Pedoman Pelayanan Tim Promosi kesehatan RSU Aliyah kendari


Rumah Sakit disetiap unit kerja.Hasil rapat evaluasi ini adalah mengukur pencapaian
evaluasi kiner Promosi Kesehatan Rumah Sakit secara menyeluruh dalam periode 6
bulan.

c. Rapat tahunan

Rapat tahunan dilakukan dengan tujuan evaluasi kinerja Promosi Kesehatan


Rumah Sakit tahun berjalan, kegiatan ini penting untuk mengukur sejauhmana
perencanaan tahunan yang telah direncanakan sebelumnya telah terelialisasi.

3. Uji petik dan telusur/ supervisi

Sebagai bagian dari pengawasan dan pengendalian terutama pada program


edukasi pasien dan keluarga dilakukan uji petik dan telusur melalui metode open
medical record review (OMRR) dan close medical record review (CMRR). OMRR
dilakukan dengan telusur rekam medic pada pasien yang sedang dilakukan perawatan
sedangkan CMRR adalah metode uji petik untuk mengetahui apakah kegiatan edukasi
dilakukan atau tidak pada dokumen rekam medik pasien yang telah pulang.

BAB VIII
PENUTUP

Promosi kesehatan merupakan bagian integral dari pelayanan rumah sakit sebagaimana
amanat Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit yang menyatakan bahwa
RS harus melakukan upaya kesehatan perseorangan secara paripurna. Oleh karena itu standar
rumah sakit yang memperomosikan kesehatan merupakan bagian tak terpisahkan dari standar

Pedoman Pelayanan Tim Promosi kesehatan RSU Aliyah kendari


pelayanan minimal RS yang bertujuan untuk memberdayakan seluruh masyarakat RS untuk
dapat meningkatkan dan mempertahankan status kesehatannya secara aktif.

Pedoman pelayanan Tim Promosi Kesehatan bertujuan untuk memberikan acuan yang
jelas dan profesional dalam mengelola dan melaksanakan pelayanan promosi kesehatan di
rumah sakit yang tepat bagi klien/pasien, staf dan masyarakat sekitar RS sesuai tuntutan dan
kebutuhan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini. Pedoman pelayanan ini
perlu dilakukan review minimal 2 (dua) tahun sekali untuk mengetahui relevansi pedoman
pelayanan yang dibuat dengan kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bagi manajemen RS pedoman ini merupakan dokumen mutu tatalaksana pelayanan sedangkan
bagi pengguna jasa RS pedoman ini dapat menjadi bukti jaminan terhadap pelayanan yang
diberikan oleh RS.

Direktur RSUD Waled


Kabupaten Cirebon

dr. H. Boyke Sisprihattono, SpM

NIP . 19580324 198703 1 005

Pedoman Pelayanan Tim Promosi kesehatan RSU Aliyah kendari

Anda mungkin juga menyukai