Laporan Geologi Sejarah
Laporan Geologi Sejarah
NIM : 101216001
Pada hari Sabtu tanggal 3 November 2018, kami melakukan kegiatan geowisata ke Gunung Padang. Kami
berangkat dari Jakarta sekitar jam 4.40 WIB dan sampai pada pukul 11.00 WIB. Setelah sampai di situs
Gunung Padang kami shalat dan makan terlebih dahulu sebelum melakukan pendakian. Sebelum
pendakian kami melakukan semacam pemanasan agar ketika kita naik sampai keatas otot dan persendian
kita tidak mengalami masalah. Spot pertama yang kita datangi adalah sumur kahuripan. Tempat ini
tersusun atas batuan balok-balok (berkolom-kolom) berwarna abu-abu yang berupa batuan andesit
secara vertical sebagai dinding pembatas yang membentuk semacam sumur. Selanjutnya kami naik keatas
dengan menaiki tangga yang sangat terjal dengan rentang antar tangga yang cukup jauh. Tangga-tangga
yang kita gunakan sebagai pijakan pun juga tersusun dari batuan yang sama. Tangga ini memiliki tinggi
kurang lebih 800 meter (Teras 1). Sebagai penjelasan, Gunung Padang merupakan sebuah bukit yang
secara administrasi berada di Desa Campaka, Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. Daerah Gunung
Padang merupakan sebuah perbukitan yang memiliki tinggi sekitar 800 meter sampai 1200 m dpl. Untuk
tektoniknya merupakan hasil perpotongan dari sesar Cimandiri dengan sesar Gede Cikondang. Sedangkan
jika kita tinjau dari aspek geologi Gunung Padang berada pada Formasi tertua pada Cekungan Bandung
yaitu Formasi Beser. Gunung ini merupakan sebuah situs megatilikum yang menyimpan sejarah arkeologi
dan geologi yang cukup panjang. Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa ahli dari
arkeologi, dan geologi mendapatkan umur batuan yang ada di Situs ini berada di umur 66 juta tahun yang
lalu. Sedangkan untuk mulai pembentukan area atau situs bersejarah ini berada dikisaran 11 ribu tahun
yang lalu Sebelum Masehi. Dengan kata lain peradapan megalitikum di Gunung Padang ini mulai terbentuk
diumur 11 ribu tahun yang lalu. Penentuan umur dilakukan dengan menggunakan dating atom carbon.
Dengan data umur tersebut membuat situs gunung padang memiliki umur yang lebih tua dari piramida
Giza yang ada di Mesir.
Setelah melewasi tangga tersebut, tujuan kami berikutnya adalah mengamati dan mendeskrispi setiap
teras. Gunung padang memiliki 5 teras berundak yang setiap masing-masing teras memiliki bagian dan
fungsi masing-masing.
1. Teras Ke-1
baik secara geologi dan budaya setempat. Menurut penuturan seorang Juru pelihara Gunung Padang,
Abah Dedi bahwasanya 5 sisi pada batuan tersebut diartikan sebagai simbol bahwa manusia hidup harus
mampu menjaga 5 lubang dalam tubuh agar dapat selamat. Lubang tersebut adalah 2 lubang telinga, 1
lubang mulut dan 2 lubang kemaluan. Selain itu juga jika kita ingin menjadi pribadi yang berhasil maka
seharusnya kita harus melewati 5 tingkatan Pendidikan yaitu TK, SD, SMP, SMA,dan Sarjana. Namun saya
rasa orientasi yang ada dari kekar kolom ini sudah tidak alami lagi. Artinya batuan andesit ini sudah
disusun ulang oleh manusia purba dengan maksut dan tujuan yang mereka inginkan. Missalkan untuk
menhir, dolmen, tempat bersemedi atau sebagainya. Sedangkan arti secara geologi segi 5 atau 6
merupaka bentukan sisi yang bisa dikatan sempurna atau stabil saat pendinginan lava. Pembentukan lava
ini terbentuk ketika Magma keluar akibat adanya erupsi yang bersifat efusif kemudian mendingin secara
cepat. Dalam proses pendinginan inilah pola segi 5/6 ini bisa terbentuk.
2. Teras Ke-2
3. Teras Ke-3
Pada bagian teras 3 terdapat batuan dengan nama telapak kujang atau batuan mirip dengan keris. Seperti
yang saya jelaskan sebelumnya memang jika ditinjau dari aspek geologi batuan dengan lubang berbentuk
keris ini berasal dari proses keluarnya gas dari batuan lava andesit yang mulai mendingin pada saat itu. Di
tempat teras 3 ini terdapat beberapa tempat yang digunakan manusia zaman dulu dengan dibatasi oleh
beberapa menhir disekitarnya.
NAMA : MOHAMMAD FAHMI AMIRUDDIN
NIM : 101216001
4. Teras Ke-4