Anda di halaman 1dari 2

Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam suatu penelitian adalah pendekatan yang

mendasarkan pada penggunaan hipotesis. Suatu hipotesis adalah suatu pernyataan yang
menggambarkan hubungan antarvariabel.
Proses berpikir ilmiah adalah proses melakukan penalaran (reasoning) terhadap suatu hal sesuai
dengan prosedur ilmiah. Sesuatu disebut ilmiah apabila bisa ditangkap dengan rasio (pikir).
Dengan sesuatu itu dikatakan rasional apabila cara pemikirannya dilandasi oleh prosedur
ilmiah, atau sesuatu dikatakan rasional apabila dapat diterima oleh akal. Artinya, menurut
pertimbangan akal atau pikiran sehat, apabila seseorang menghadapi masalah maka untuk
memecahkan atau mengatasi masalah itu dengan menggunakan berbagai cara. Pemecahan
masalah itu dilakukan dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah ini, dalam
penelitian, biasanya dilukiskan sebagai suatu proses dimana peneliti atau penyelidik secara
induktif melakukan pengamatan-pengamatan, dan kemudian ia menyusun hipotesis (jawaban
tentatif).
Pendekatan ilmiah menuntut langkah-langkah secara sistematis, objektif, terukur, teramati
(empiris), dan analisis yang kita identifikasi sebagai ciri-ciri pendekatan ilmiah. Proses berpikir
yang dilakukan itu lah yang kita kenal dengan pendekatan secara induktif, karena kita perlu
memperoleh bukti secara empiris dan bukan teoretis. Atau dengan kata lain, suatu persoalan
tidak hanya dipecahkan secara deduktif, dan sebaliknya kita juga tidak mendasarkan pada
pemecahan masalah secara induktif. Para ilmuwan, termasuk para pendidik, sering kali
membuat kesimpulan didasarkan pada kombinasi pemecahan masalah secara induktif dan
deduktif, yang disebut dengan pendekatan induktif-deduktif. Kombinasi pemecahan masalah
tersebut sering disebut dengan pendekatan ilmiah.
Secara deduktif, peneliti atau penyelidik bertolak dari suatu hipotesis, yaitu mengungkapkan
jawaban yang bersifat sementara. Dengan cara ini peneliti berusaha mencari hubungan antara
kebenaran hipotesis dan implikasinya. Apabila implikasinya yang didapat secara deduktif
sesuai dengan pengetahuan yang sudah diterima kebenarannya, maka langkah selanjutnya
berkenaan dengan implikasi perlu diuji secara empiris melalui data yang dikumpulkan.
Rumusan hipotesis inilah yang membedakan antara pendekatan ilmiah (induktif-deduktif)
dengan cara berpikir induktif saja. Dalam pendekatan induktif, misalnya, kita melakukan
pengamatan terlebih dahulu kemudian mengumpulkan informasi guna menarik kesimpulan.
Pendekatan ilmiah tidaklah demikian.
Dalam pendekatan ilmiah, kita memikirkan apa yang akan terjadi apabila hipotesis benar,
kemudian kita melakukan pengamatan secara sistematis atau mengumpulkan data dan
kemudian melakukan analisis data. Atas dasar analisis inilah kita dapat membuat keputusan
untuk menerima atau menolak hipotesis. Berdasarkan keputusan itulah kita membuat suatu
kesimpulan, dengan pendek kata, kesimpulan dibuat atau diambil berdasarkan hasil keputusan
apakah menerima atau menolak hipotesis penelitian.
Jika pendekatan ilmiah ini kita terapkan untuk menyelidiki masalah pendidikan, maka hasilnya
adalah penelitian pendidikan. Penelitian pendidikan merupakan suatu cara yang dilakukan dan
digunakan oleh para pendidik atau peneliti pendidikan untuk memperoleh informasi yang
signifikan (sangat penting), dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai proses
atau kegiatan pendidikan. Pengertian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, artinya
bahwa tindakan tersebut dilandasi oleh fakta atau data yang dianalisis untuk dipakai sebagai
wahana mengambil keputusan. Selanjutnya, keputusan yang dihasilkan tersebut dijadikan
sarana untuk mengambil kesimpulan. Proses ilmiah dilakukan dengan mengikuti langkah-
langkah tertentu, mulai dari menentukan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data,
menganalisis, dan akhirnya mengambil kesimpulan.
Sejarah
Adanya suatu penelitian pendidikan tidaklah lepas dari adanya ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan merupakan hasil usaha manusia secara terus-menerus dan mendalam dengan
menggunakan metode berpikir tertentu. Berawal dari sifat alami manusia yang memiliki hasrat
keingintahuan tinggi, manusia pun tidak pernah puas terhadap ilmu yang dimilikinya sehingga
akan terus menciptakan hal baru menyesuaikan dengan perkembangan zaman untuk bertahan
hidup. Menurut Suriasumantri, ilmu merupakan hasil aktivitas berpikir atau kegiatan olah pikir
manusia, dan ia bukanlah sekedar produk yang siap dikonsumsi. Ilmu pengetahuan didapatkan
dari proses induksi, deduksi, dan uji hipotesis. Induksi adalah penarikan kesimpulan melalui
fakta atau hal khusus ke umum. Deduksi adalah penarikan kesimpulan dari hal umum menuju
lebih khusus. Uji hipotesis merupakan pembuktian terhadap jawaban-jawaban secara tentatif
dengan cara mencari bukti-bukti atau fakta-fakta di lapangan (empiris).
Dalam bidang pendidikan yang bersifat dinamis tentunya perlu adanya suatu perkembangan
dan perubahan agar tidak tertinggal zaman, serta untuk memecahkan berbagai masalah yang
muncul, untuk itulah manusia cenderung melakukan penelitian pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai