Anda di halaman 1dari 6

PENGAUDITAN

PT.Kimia Farma, Tbk


Anggota Kelompok :
1. Tsania Rahmawati
2. Windi Lorenza
Permasalahan/Problem
Pada tanggal 31 Desember 2001 manajer kimia farma
melaporkan laba bersihnya senilai Rp.132M, tetapi setelah
dianalisis oleh KAP terjadi banyak kesalahan dalam
penyajian laporan keuangannya. Pada laporan keuangan yang
terbaru laba bersih yang disajikan hanya sebesar Rp.99,5M.
Kesalahan ini timbul pada unit industri bahan baku yaitu
kesalahan berupa overstated penjualan sebesar Rp.2,7M,
pada unit logistik sentral berupa overstated persediaan
barang sebesar Rp.23,9M, pada unit pedagang besar farmasi
berupa overstated persediaan sebesar Rp.8,1M dan overstated
penjualan sebesar Rp.10,7M.
Penyebab
Berdasarkan penyelidikan oleh Bapepam, kesalahan
tersebut disebabkan oleh kegagalan audit dimana
akuntan publik tidak berhasil mendeteksi adanya
penggelembungan laba yang dilakukan direktur produksi
PT Kimia Farma pada semester I tahun 2002. Terdapat
pencatatan ganda unit-unit yang tidak disampling oleh
akuntan, sehingga tidak berhasil dideteksi.
PT Kimia Farma terbukti melanggar peraturan Bapepam
no. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan
Keuangan atas poin Kesalahan Mendasar poin 2 –
Khusus huruf m – Perubahan Akuntansi dan Kesalahan
Dampak
KAP HTM menghadapi sanksi yang cukup berat dengan
dihentikannya jasa audit mereka. Dalam rapat umum
pemegang saham luar biasa, akhirnya pemegang saham
Kimia Farma secara aklamasi menyetujui tidak memakai
lagi jasa HTM sebagai akuntan publik.
Kejadian ini membuat pemerintah campur tangan untuk
membuat aturan baru yang mengatur profesi akuntan
dengan maksud mencegah adanya praktik-praktik yang
akan melanggar etika oleh para akuntan publik.
Banyak pihak yang dirugikan antara lain: Klien atau
PT.Kimia Farma, pemegang saham, dan masyarakat
Punishment KAP
 PT Kimia Farma (Persero) Tbk. dikenakan sanksi administratif berupa denda yaitu
sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
 Sesuai Pasal 5 huruf n Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, maka:
1. Direksi Lama PT Kimia Farma (Persero) Tbk. periode 1998 – Juni 2002 diwajibkan
membayar sejumlah Rp 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) untuk disetor ke Kas
Negara
2. dr. Ludovicus Sensi W, Rekan KAP Hans Tuanakotta dan Mustofa selaku auditor PT
Kimia Farma (Persero) Tbk. diwajibkan membayar sejumlah Rp. 100.000.000,-
(seratus juta rupiah) untuk disetor ke Kas Negara, karena atas risiko audit yang tidak
berhasil mendeteksi adanya penggelembungan laba yang dilakukan oleh PT Kimia
Farma (Persero) Tbk. tersebut, meskipun telah melakukan prosedur audit sesuai
dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), dan tidak ditemukan adanya
unsur kesengajaan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai