Anda di halaman 1dari 12

MANFAAT

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


DI BIDANG INDUSTRI

Disusun oleh:

Larry C H Sitanggang (141.03.1156)


Zaka Dwi Andilo Disty (141.03.1121)
Aryo Pambudi (141.03.1130)
Ansor Peggyanto (141.03.1148)

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AKPRIND

YOGYAKARTA

2017
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 ) DI BIDANG INDUSTRI

Philosophy

Upaya untuk menjamin Keselamatan dan Kesehatan tenaga kerja dan


manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat yang
sejahtera.

Pengertian K3

Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah


kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran, penyakit akibat kerja, dll.

A. Definisi

Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah bagian dari sistem manjemen secara
keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, tanggung jawab, pelaksanaan,
prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan
kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan
kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan efektif.

B. Tujuan Dan Sasaran K3

Menciptakan suatu sistim keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang
terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit
akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan efektif.

Sebagai mana yang telah tercantum didalam Undang Undang No. 1 Tahun 1970

Tentang Keselamatan Kerja:

1. Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya


dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan
produksi serta produktivitas Nasional
2. Setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula
keselamatannya

3. Sahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara


aman dan effisien

4. Bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya-upaya untuk


membina norma-norma perlindungan kerja

5. Bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam Undang-


undang yang memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan
kerja yang sesuai dengan perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik
dan teknologi.

C. Rambu - rambu keselamatan kerja


1. Larangan

Gambar lingkaran dengan diagonal berwarna merah di atas putih. Rambu-rambu


tersebut berarti suatu larangan. Contoh: sebatang rokok sedang menyala dengan
warna hitam, berarti larangan merokok.

2. Perintah

Gambar putih di atas biru mempunyai arti suatu perintah yang wajib pada suatu
area tertentu
3. Peringatan

Tanda peringatan ini berbentuk segitiga dengan warna hitam diatas putih.

4. Pemberitahuan

Tanda/petunjuk ini berbentuk segi empat dengan gambar sebuah palang tengah-
tengah warna putih di atas hijau. Rambu-rambu Ini berarti tempat untuk
memberikan pertolongan pada waktu terjadi kecelakaan atau PPPK.

D. Penyebab Terjadinya Kecelakaan

1. Tindakan Tidak Aman (Unsafe Action)


Adalah suatu pelanggaran terhadap prosedur keselamatan yang memberikan
peluang terhadap terjadinya kecelakaan.

 Menjalankan Mesin/ Peralatan tanpa wewenang

 Menjalankan Mesin/ Peralatan dgn kecepatan yg tidak semestinya

 Membuat Alat Pengaman tidak berfungsi

 Lalai menggunakan APD

 Mengangkat barang dengan cara yg salah


 Mengambil posisi pada tempat yang berbahaya

 Membetulkan mesin dalam keadaan jalan

 Lalai memberikan peringatan atau lupa mengamankan tempat kerja

 Bersenda gurau tidak pada tempatnya

 Memaksakan diri untuk bekerja walaupun sakit

 Merancang /memasang peralatan tanpa pengaman

2. Kondisi Tidak Aman (Unsafe Condition)


Adalah suatu kondisi fisik atau keadaan yang berbahaya yang mungkin dapat
langsung mengakibatkan terjadinya kecelakaan.

 Pelindung atau pembatas/pengaman yang tidak memadai

 Peralatan/ perkakas dan bahan yang rusak tetap digunakan

 Penempatan barang yang salah

 Sistem peringatan yang tidak memadai

 Pengabaian terhadap perkiraan bahaya kebakaran/peledakan

 Kebersihan lingkungan kerja yang jelek

 Polusi udara di ruangan kerja (gas, uap, asap, debu, dsb.)

 Kebisingan yang berlebihan

 Pemaparan Radiasi

 Ventilasi yang tidak memadai

 Penerangan yang tidak memadai


E. Alat Pelindung Diri (APD)

Alat Pelindung Diri (APD) atau dalam istilah bahasa Inggris disebut Personal
Protective equipments (PPE), dipergunakan setelah berbagai cara seperti control
engineering, control administrasi, dan substitusi, tidak berhasil mengeliminasi
bahaya (hazard) lingkungan.

Seiring dengan perkembangan zaman, tentunya peralatan pada umumnya, harus


selalu di update. Kalau tidak, peralatan tersebut akan ketinggalan zaman dan bisa
tidak standar lagi penggunaanya. Peralatan yang dipakai harus sesuai standar
dapat memberikan perlindungan sesuai dengan tugas yang dikerjakan. Nyaman
dan dapat dipakai terus menerus.
Adapun jenis-jenis APD atau PPE antara lain;

1. Helm Pengaman (Safety Helmet)

Kepala merupakan bagian tubuh yang paling diutamakan untuk dilindungi karena
dalam kerangka kepala terdapat otak yang mempunyai fungsi vital dalam tubuh
karena itu kita harus memberikan perlindungan khusus dengan memakai helm
yang berguna untuk melindungi kepala kita dari risiko terkena benda yang
membentur kepala baik secara langsung maupun tidak langsung.

2. Kacamata Pengaman (Safety Glasses)

Mata kita pun harus kita jaga dari risiko terkena benda tajam, bahan kimia, atau
percikan api. Setiap pekerjaan yang membutuhkan kacamata pasti mempunyai
spesifikasinya sendiri tergantung pada situasi dan tempat dari lingkungan kerja.
Tukang las misalnya membutuhkan kacamata yang membuatnya terhindar dari
percikan api atau besi yang sedang dilas.
3. Penutup Telinga (Ear Plug & Ear Muff)

Pada beberapa lingkungan kerja, kita akan membutuhkan ear plug ini untuk
melindungi telinga kita dari kebisingan atau suara yang memekakkan telinga.
Telinga kita tidak akan mampu menerima suara dengan intensitas yang tinggi
dengan frekuensi yang tidak sesuai untuk ukuran telinga manusia. Misalnya saat
kita bekerja di lapangan udara, maka kita tidak akan mampu menahan suara bising
yang berasal dari pesawat.

4. Pelindung Wajah (Face Shield)

Pelindung wajah dapat melindungi bagian wajah dari terkena percikan api,
pecahan benda tajam, maupun benda asing lainnya. Misalnya digunakan saat kita
menggergaji atau menggerinda benda tertentu.
5. Masker (Respirator)

Kebanyakan orang akan memakai masker saat bepergian untuk melindungi dari
polusi atau ketika sedang sakit, namun bukan berarti saat berada di dalam
ruangan, Anda bisa melepas masker begitu saja. Memang pada beberapa
pekerjaan penggunaan masker tidak terlalu dibutuhkan, namun untuk pekerjaan
dimana kita harus terus berhadapan dengan debu atau bahan beracun, penggunaan
masker adalah suatu hal yang wajib. Masker dapat membantu kita tetap bernafas
dengan mendapatkan kualitas udara yang baik karena masker sendiri fungsi
utamanya adalah untuk menyaring udara kotor.

6. Sarung Tangan Pengaman (Safety Gloves)

Alat ini berfungsi sebagai pelindung tangan agar tidak terkena cidera, bahan kimia
yang berbahaya jika bersentuhan langsung dengan tubuh, terhindar dari panas, dll.
Tentu saja spesifikasi setiap sarung tangan dengan setiap tempat atau pekerjaan
berbeda – beda.
7. Pelindung Badan (Body Protector)

Baju Pelindung Badan ini digunakan untuk keperluan penanganan bahan-bahan


kimia berbahaya.

8. Sepatu Pengaman (Safety Shoes)

Sepatu berfungsi untuk melindungi kita dari bahaya, umumnya agar tidak
terpeleset karena becek atau berlumpur, tidak bersentuhan langsung dengan benda
panas an cairan kimia, tidak terkena sengatan listrik, dan sepatu ini kebanyakan
dilapisi metal sehingga dapat melindungi kaki dari benda tajam atau berat.
9. Tali Pengaman (Safety Harness)

Seperti yang telah di awal, bahwa risiko jatuh adalah penyebab kecelakaan
tertinggi. Para pelaku kerja harus memastikan bahwa pekerjanya memakai
serangkaian peralatan keselamatan kerja. Nah, saat berada di tempat yang tinggi,
kita memerlukan alat pelindung berupa safety harness ini untuk membuat kita
tetap terikat dengan benda yang menopang kita saat jatuh. Alat ini biasanya
digunakan saat bekerja pada ketinggian diatas 1.8 meter.

Peralatan keselamatan kerja ini sudah dirancang dan diproduksi dengan


berpedoman pada standar yang berlaku, namun kita juga harus tetap jeli dalam
memilih. Tentu saja setiap pekerjaan pasti mempunyai risikonya masing – masing,
kita tidak boleh bergantung pada suatu alat. Peralatan keselamatan kerja ini
memang dapat mengurangi risiko cidera, namun kita harus sadar bahwa diatas
semuanya, kita harus berhati – hati. Penggunaan peralatan keselamatan kerja yang
salah juga dapat berakibat fatal, tujuan utama peralatan keselamatan kerja adalah
untuk melakukan pencegahan terhadap tindakan yang berpotensi menyebabkan
terjadinya kecelakaan kerja serta meminimalisasi risiko bahaya kesehatan yang
mungkin terjadi.
F. Kesimpulan
Undang-undang tentang K3 telah banyak ditetapkan oleh Departemen Tenaga
Kerja dan pemerintah pusat demi kenyamanan dan kesehatan pengunjung ataupun
teaga kerja di sektor manapu khususnya di sektor Industri. Karena industri
menangani banyak bahan kimia, faktor biologi, faktor fisik, faktor ergonomi
bahkan faktor psikologi sosial. Dikarenakan dalam industri banyak resiko
bahayanya maka harus menerapkan K3 Industri dengan baik dan benar agar pihak
suatu perusahaan tidak rugi. Membiarkan satu keadaan bahaya di tempat tenaga
kerja berada sama dengan menambah biaya kerugian yang ditanggung oleh
perusahaan.

G. Saran
Cara efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan, harus diambil tindakan yang
tepat terhadap tenaga kerja dan perlengkapan, diberi Pelatihan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja agar tenaga kerja memiliki pengetahuan dan kemampuan
mencegah kecelakaan kerja, mengembangkan konsep dan kebiasaan pentingnya
keselamatan dan kesehatan kerja, memahami ancaman bahaya yang ada di tempat
kerja dan menggunakan langkah pencegahan kecelakaan kerja.

Anda mungkin juga menyukai