Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala karena atas limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“ASPAL ALAM“. Dalam penyusunan makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai
sumber dan referensi dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan
makalah ini dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca.

Bogor, 2 April 2018

Penyusun

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................... i
Daftar Isi ....................................................................................................................................................... ii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 2
2.1 Definisi Aspal Alam ..................................................................................................................... 2
2.2 kelebihan dan kekurangan aspal alam .......................................................................................... 3
2.3 Jenis-Jenis Aspal Alami .................................................................................................................. 5
BAB III ......................................................................................................................................................... 6
PENUTUP .................................................................................................................................................... 6
Daftar Pustaka ............................................................................................................................................... 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aspal adalah material yang pada temperatur ruang berbentuk padat sampai agak padat,
dan bersifat termoplastis. Jadi, aspal akan mencair jika dipanaskan sampai temperatur tertentu,
dan kembali membeku jika temperatur turun. Bersama dengan agregat,aspal merupakan material
pembentuk campuran perkerasan jalan. (Sukirman,S., 2003).

Aspal terbuat dari minyak mentah, melalui proses penyulingan atau dapat ditemukan
dalam kandungan alam sebagai bagian dari komponen alam yang ditemukan bersama sama
material lain. Aspal dapat pula diartikan sebagai bahan pengikat pada campuran beraspal yang
terbentuk dari senyawa-senyawa komplek seperti Asphaltenese, Resins dan Oils. Aspal
mempunyai sifat visco-elastis dan tergantung dari waktu pembebanan. ( The Blue Book–
Building & Construction, 2009).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi aspal alam?


2. Apa kekurangan dan kelebihan aspal alam?
3. Apa saja jenis-jenis aspal alam?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa definisi aspal alam?


2. Untuk mengetahui apa saja kekurangan dan kelebihan aspal alam?
3. Untuk mengetahui jenis-jenis aspal alam?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Aspal Alam

Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna hitam
kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering juga disebut bitumen merupakan
bahan pengikat pada campuran beraspal yang dimanfaatkan sebagai lapis permukaan lapis
perkerasan lentur. Aspal akan bersifat padat pada suhu ruang dan bersifat cair bila dipanaskan.
Aspal merupakan bahan yang sangat kompleks dan secara kimia belum dikarakterisasi dengan
baik. Kandungan utama aspal adalah senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik dan aromatic
yang mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul. Aspal berasal dari aspal alam, atau aspal
minyak (aspal yang berasal dari minyak bumi).

Aspal alam terbentuk perlahan-lahan dari fraksionasi alami minyak bumi di dekat minyak
bumi. Aspal alam terdapat di alam biasanya dalam bentuk batuan sehingga biasa disebut batuan
aspal. Aspal alam disebabkan adanya pengaruh tektonik terhadap minyak bumi yang diduga
semula terkandung dalam batuan induk kemudian berimigrasi melalui dasar dan mengimpregnasi
batuan sekitarnya, yaitu batugamping dan batupasir. Material aspal membentuk suatu danau yang
mengisi pori-pori, celah batuan, atau deposit yang mengandung campuran aspal alam dan bahan
mineral dalam berbagai porsi.

Aspal alam ada yang diperoleh di gunung-gunung seperti aspal di pulau buton, dan ada
pula yang diperoleh di pulau Trinidad berupa aspal danau. Aspal alam terbesar di dunia terdapat
di Trinidad, berupa aspal danau. Asbuton ditemukan oleh geolog asal Belanda WH Hetzel
Asbuton pada tahun 1924, dan digunakan pertama kali dalam pengaspalan jalan dua tahun
kemudian. Diperkirakan total kandungan aspal alam di Pulau Buton tidak kurang dari 750 Juta
Ton. Ini berarti 80% cadangan aspal alam di dunia terdapat di pulau ini, sisanya berada di
Trinidad Tobago, Meksiko, dan Kanada.

Endapan asbuton tersebar mulai dari teluk dapolawa sampai teluk lawele. Kadar aspal
dalam batuan bervariasi antara 10 – 45% bergantung kepda jenis dan porositas batuan, meskipun
dalam lapangan yang sama. Adreal aspal biasanya ditemukan pada puncak pegunungan atau
dilereng antiklin.

Dipulau buton terdapat 19 lapangan aspal besar dan kecil 4 diantaranya dikategorikan
ekonomis, yaitu lapangan waisiu dengan cadangan sekitar 200.000 ton dan kadar bitumen rata-
rata adalah 30%, kabungka (4,5 juta ton, 30-45%). Wariti (600.000 ton, 30%), dan lapangan
lawele (20.000 ton, 20-35%). Dengan julah semua potensi sekitar 650 juta ton.

2
2.2 kelebihan dan kekurangan aspal alam

Ketersediaan jalan adalah prasyarat mutlak bagi masuknya investasi ke suatu wilayah.
Jalan memungkinkan seluruh masyarakat mendapatkan akses pelayanan pendidikan, kesehatan
dan pekerjaan.

Harga

Berkaitan dengan penyelenggaraan jalan oleh pemerintah, baru-baru ini Departemen PU


mengajukan eskalasi harga aspal minyak sebesar 50% hingga 60 % untuk proyek tahun anggaran
2006. Secara keseluruhan, eskalasi harga aspal tersebut akan memberikan kontribusi kenaikan
biaya proyek sekitar 20%, terlebih untuk proyek jalan yang banyak menggunakan komponen
aspal. Dasar pengajuan eskalasi harga tersebut adalah akibat meningkatnya harga aspal minyak
hingga mencapai 200% selama setahun terakhir.

Aplikasi penggunaan aspal Buton sebagai komponen utama aspal telah dapat digunakan
dalam metode/bentuk hot mix, cold mix, Lapen. Campuran aspal Buton pada metode hotmix dan
coldmix akan mengurangi pemakaian aspal minyak hingga 75% dengan kualitas yang lebih baik
dari pada hanya menggunakan hotmix seluruhnya. Sedangkan pemakaian aspal Buton metode
Lapen telah mampu mensubstitusi sepenuhnya aspal minyak. Metode aplikasi Lapen dengan
aspal Buton relatif mudah dilaksanakan dengan biaya murah serta dapat dilaksanakan secara
manual.

Keunggulan kompetitif

Sebagai produk yang dihasilkan langsung dari alam, aspal Buton dapat berfungsi sebagai
produk pengganti (substitusi) sekaligus produk pelengkap (komplementer) dari produk aspal
minyak. Sebagai produk pengganti, aspal buton dapat menggantikan pemakaian produk aspal
minyak yang digunakan untuk pembangunan jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan
lingkungan di tingkat kabupaten dan kota.

Sedangkan sebagai produk pelengkap, aspal Buton dapat digunakan sebagai bahan
tambahan (modifier) untuk campuran perkerasan jalan berkualitas tinggi untuk jalan arteri, jalan
kolektor 1, jalan kolektor 2, jalan kolektor 3, dan jalan kolektor 4 di tingkat jalan provinsi, serta
jalan nasional termasuk juga jalan bebas hambatan (jalan tol).

Penggunaan produk aspal buton pasti akan menekan biaya konstruksi dan pembangunan
sekaligus meningkatkan kualitas dan mutu konstruksi jalan tersebut karena harganya lebih murah
dibandingkan harga aspal minyak. Selain itu, bintumen aspal buton memiliki kemampuan untuk
meningkatkan titik lembek dan kelekatan campuran.

3
Penerapan produk modifier aspal Buton di beberapa negara seperti China dan Myanmar
telah terbukti memberikan kualitas hasil terbaik. Bahkan aplikasinya telah dilakukan untuk kelas
jalan tingkat tinggi (high performance pavement) di negara-negara tersebut. Sungguh ironis
melihat besarnya pengakuan dan penerimaan yang didapat dari negara lain sementara di negeri
sendiri justru keberadaan aspal Buton hanya dipandang sebelah mata

Persoalan Teknis Pemanfaatan Asbuton

Secara teknis pemanfaatan Asbuton masih sangat sensitif terhadap kemampuan SDM
dalam memahami kondisi fisik Asbuton, sampai saat ini penggunaan Asbuton di Indonesia hanya
sebatas bahan subtitusi aspal minyak. Dalam penentuan kadar aspal optimum dalam campuran
keterbatasan pengetahuan dalam tata cara perencanaan job mix formula (JMF) serta tata cara
pengambilan dan kecukupan sampel akan sangat berpengaruh besar terhadap kegagalan
konstruksi dalam penggunaan Asbuton. Asbuton dapat digunakan baik pada campuran panas,
dingin maupun hangat, jenis campuran yang digunakan biasanya ditentukan oleh jumlah
lalulintas yang akan melewatinya, jalan dengan tingkat lalulintas yang cukup tinggi maka jenis
campurannya biasanya adalah campuran panas (Hotmix), namun walaupun dalam lalulintas yang
rendah kinerja Asbuton campuran dingin di lapangan juga menunjukkan beberapa jenis
kerusakan disebabkan sulit atau tidak cocoknya bahan peremaja yang digunakan.

Untuk pencampuran panas dalam memasukkan aspal ke dalam Asphalt mixing Plant
(AMP) baik dengan jalan melalui elevator filler maupun memasukkannya langsung ke pugmill
cara apapun yang digunakan Asbuton tersebut tidak mengalami proses pemanasan yang
sempurna sehingga besarnya temperatur dan penurunan temperatur di lapangan menjadi masalah
utama dalam penggunaan Asbuton untuk hotmix, hal ini ditunjukkan dengan tingginya rongga
dalam campuran (VIM) dan rendahnya kadar aspal. Tingginya nilai VIM serta rendahnya kadar
aspal menunjukkan campuran Asbuton di lapangan bersifat porous atau kurang awet, penurunan
karakteristik campuran tersebut disebabkan oleh karena tingginya kandungan air dalam
campuran, semakin banyak Asbuton yang digunakan dalam campuran semakin tinggi kadar air
dalam campuran, semakin kaku campuran dan semakin cepat turunnya temperatur campuran
tersebut.

Beberapa petunjuk yang masih perlu dilakukan untuk mendorong penggunaan Asbuton:

a. Perlu dilanjutkannya pengukuran deposit Asbuton, agar deposit Asbuton yang potensial
ditambang dapat terukur.
b. Perlu dikembangkannya system intensif penelitian untuk pengembangan jenis aplikasi
lainnya.
c. Perlu adanya revisi ketentuan teknis tentang jenis campuran Asbuton (Lampiran I) KEPMEN
PU No. 35 tahun 2006
d. Perlu adanya klausul yang mengatur ketentuan bila ada teknologi Asbuton lainnya.
e. Perlu adanya pembuktian bahwa Asbuton sebagai modifier lebih murah dari segi harga.

4
f. Perlu dilakukan proyek-proyek percontohan untuk pembelajaran, bukan untuk pembuktian
(proving).
g. Perlu adanya pengawalan penerapan Asbuton, baik saat perencanaan campuran maupun pada
saat pelaksanaan di lapangan.
h. Perlu adanya sertifikasi produk sesuai dengan sistem manajemen mutu yang disepakati.
i. Perlu adanya jaminan dan kepastian pasar produk Asbuton.
j. Untuk menjamin terpenuhinya permintaan secara cepat dengan kualitas yang terjamin perlu
adanya perumusan pendistribusian sistem cluster dan lembaga pemasaran bersama.

2.3 Jenis-Jenis Aspal Alami

Berdasarkan depositnya aspal alam ini dikelompokan menjadi 2 kelompok, yaitu:

 Aspal Danau ( Lake Asphalt)

Aspal ini secara alamiah terdapat di danau Trinidad, Venezuella dan Lewele. Aspal ini
terdiri dari bitumen, mineral, dan bahan organic lainnya. Angka penetrasi dari aspal ini sangat
rendah dan titik lembek sangat tinggi. Karena aspal ini dicampur dengan aspal keras yang
mempunyai angka penetrasi yang tinggi dengan perbandingan tertentu sehingga dihasilkan aspal
dengan angka penetrasi yang diinginkan.

 Aspal Batu ( Rock Asphalt)

Aspal batu Kentucky dan buton adalah aspal yang secara alamiah terdeposit di daerah
Kentucky, USA dan di pulau buton, Indonesia. Aspal dari deposit ini terbentuk dalam celah-
calah batuan kapur dan batuan pasir. Aspal yang terkandung dalam batuan ini berkisar antara 12
– 35 % dari masa batu tersebut dan memiliki persentasi antara 0 – 40. Untuk pemakaiannya,
deposit ini harus ditimbang terlebih dahulu, lalu aspalnya diekstrasi dan dicampur dengan
minyak pelunak atau aspal keras dengan angka penetrasi sesuai dengan yang diinginkan. Pada
saat ini aspal batu telah dikembangkan lebih lanjut, sehingga menghasilkan aspal batu dalam
bentuk butiran partikel yang berukuran lebih kecil dari 1 mm dan dalam bentuk mastik.

Menurut sifat kekerasannya dapat berupa:

a. Batuan = asbuton
b. Plastis = Trinidad
c. Cair = Bermuda

Menurut kemurniannya terdiri dari :

a. Murni = Bermuda
b. Tercampur dengan mineral = asbuton + Trinidad

5
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna hitam
kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering juga disebut bitumen merupakan
bahan pengikat pada campuran beraspal yang dimanfaatkan sebagai lapis permukaan lapis
perkerasan lentur.

Aspal berasal dari aspal alam (aspal buton} atau aspal minyak (aspal yang berasal dari
minyak bumi). Berdasarkan konsistensinya, aspal dapat diklasifikasikan menjadi aspal padat, dan
aspal cair.

Aspal merupakan salah satu material penting dalam pembuatan jalan di Indonesia.
Namun, karena kelemahannya, yaitu mudah hancur akibat beban berat dan panas matahari serta
genangan banjir, mendorong pihak pengelola menggunakan beton berangka besi. Padahal, beton
relatif lebih mahal serta sulit pengerjaan dan perbaikannya. Di antara dua material itu ada aspal
alam yang lebih optimal dibandingkan keduanya. Aspal alam yang dikenal di dunia saat ini
adalah Trinidad Lake Asphalt (TLA). Padahal, selain dari Pulau Trinidad di Laut Karibia itu ada
aspal alam di Pulau Buton (Asbuton) yang sesungguhnya lebih unggul. Dengan demikian
diharapkan Asbuton dapat menjadi salah satu andalan penyelenggaraan infrastruktur berkualitas
di masa datang, dan Asbuton dapat menjadi Industri yang dapat dibanggakan, serta memberikan
kontribusi yang nyata dan membanggakan bagi daerah Sulawesi Tenggara, khususnya pulau
Buton.

6
Daftar Pustaka

http://alat-beratku.blogspot.co.id/2014/04/pengertian-jenis-macam-aspal.html
http://civilkitau.blogspot.co.id/2014/03/jenis-jenis-aspal.html
http://anasaff.blogspot.co.id/2012/08/aspal-dan-kharakteristiknya.html
https://evaervina.wordpress.com/tag/aspal-memiliki-2-jenis-yaitu-aspal-alam-dan-aspal-minyak/
http://sultrasmart.forums1.net/t17-aspal-buton-dan-problematikanya
http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/blob/F20557/Membandingkan%20asp
al%20Buton-BI.htm

Anda mungkin juga menyukai