*
Penulis untuk korespondensi: JunaidiNeidi@gmail.com
anaknya gemuk, dan disatu pihak ada ibu yang Satu dari lima anak di perkotaan di kota
kecewa kalau melihat anaknya tidak segemuk Bandung mengalami kegemukan, melihat
anak yang lain.2 gejalanya saat ini, masalah kegemukan pada
Data yang dikumpulkan Himpunan anak cenderung meningkat. Menurut survei pada
Obesitas Indonesia (2010) berdasarkan data dari tahun 2000 sebanyak 0,77% anak mengalami
Departemen Kesehatan pada tahun 2008 jumlah kegemukan, pada tahun 2002 meningkat menjadi
penderita obesitas meningkat menjadi 6,3% 1,27% dan 4,60% pada tahun 2006. Sedangkan
untuk anak laki-laki dan 8% untuk anak penelitian yang dilakukan pada 917 murid SD
perempuan. Data baru yang dikumpulkan oleh swasta favorit di Jakarta selatan menunjukkan
Himpunan Obesitas Indonesia yakni tahun 2012 dari 1.525 SD, terdapat 12,1% anak yang
menunjukkan bahwa prevalensi obesitas untuk mengalami kegemukan.8
anak-anak pada sejumlah Sekolah Dasar di Peningkatan jumlah Obesitas pada anak-
Indonesia adalah 12% menderita obesitas dan anak saat ini karena anak-anak lebih senang
9% kegemukan dari 1.730 anak.3 Peningkatan mengkonsumsi fast food modern yang dapat
persentase obesitas anak di Indonesia tidak jauh dikategorikan junk food, karena lebih banyak
berbeda dengan angka di Amerika Serikat. mengandung energi dan sedikit serat. Penelitian-
Prevalensi obesitas pada anak usia 6-17 tahun di penelitian terdahulu menunjukkan bahwa anak
Amerika Serikat dalam tiga dekade terakhir naik yang obesitas dikarenakan pola makan yang
dari 7,6%-10,8% menjadi 13%-14%. Sedangkan berlebihan dan tinggi energi. Biasanya, frekuensi
anak sekolah di Singapura naik dari 9% menjadi anak-anak dan remaja dalam konsumsi fast food
19%.4 rata-rata 1-2 kali seminggu, dengan jenis fast
Era globalisasi membawa dampak food yang sering dikonsumsi adalah fried
diperkenalkannya selera makan gaya fast food chicken, french fries dan soft drink. Sebagian
yang populer di Amerika dan Eropa. Budaya besar remaja berstatus gizi obesitas.9
makan pun telah berubah menjadi tinggi lemak
jenuh dan karbohidrat sederhana, rendah serat
dan rendah zat gizi mikro. Kegemukan atau DESAIN PENELITIAN
obesitas banyak terkait dengan jenis atau apa Penelitian ini bersifat deskriptif analitik
yang dimakan daripada jumlah yang dimakan. dengan desain Case Control Study yaitu suatu
Rata-rata konsumsi energi penduduk Cina lebih penelitian yaitu rancangan penelitian yang
tinggi daripada penduduk Amerika, namun mempelajari hubungan antara paparan (faktor
kejadian obesitas 25% lebih banyak di Amerika. penelitian) dan penyakit, dengan cara
Ternyata perbedaannya ada pada sumber energi, membandingkan kelompok kasus dan kontrol
karena orang Cina lebih banyak konsumsi berdasarkan status paparannya, dalam penelitian
karbohidrat kompleks dan lebih sedikit lemak ini yaitu untuk melihat sejauh mana faktor
daripada pola makan orang Amerika yang lebih kebiasaan mengkonsumsi fast food dengan
banyak lemak jenuh dan gula5.
kejadian obesitas pada anak SD Negeri 67
Peningkatan kemakmuran di Indonesia
Percontohan Banda Aceh.
juga diikuti oleh perubahan gaya hidup dan
kebiasaan makan. Pola makan, terutama di kota
besar, bergeser dari pola makan tradisional ke HASIL DAN PEMBAHASAN
pola makan barat (terutama dalam bentuk fast Proporsi umur lebih besar pada sampel
food) yang sering mutu gizinya tidak seimbang. berusia dibawah 10 tahun baik pada kelompok
Pola makan tersebut merupakan jenis-jenis perlakuan (62,5%) maupun kelompok kontrol
makanan yang bermanfaat, akan tetapi secara (53,1%). Menurut jenis kelamin, mayoritas
potensial mudah menyebabkan kelebihan adalah laki-laki yaitu 59,4% pada kelompok
masukan kalori. Berbagai makanan yang perlakuan dan 53,1% pada kelompok kontrol.
tergolong fast food tersebut adalah kentang Sedangkan berdasarkan kelas, sebesar 40,5%
goreng, ayam goreng, hamburger, soft drink, pada kelompok perlakuan adalah siswa kelas VI
pizza, hotdog, donat, dan lain-lain.6,7 dan 50,0% pada kelompok kontrol.
Berdasarkan tabel 1, terlihat bahwa dari 64 menemukan bahwa terdapat hubungan antara
orang sampel yang menjadi subjek penelitian, konsumsi fast food dengan kejadian obesitas
terdapat 30 orang (46,87%) yang tingkat pada remaja (p = 0,015).8 Berdasarkan hasil
konsumsi fast foodnya berada pada kategori perhitungan OR (odd ratio), diketahui bahwa
sering, dan dari jumlah tersebut terdapat 20 orang konsumsi fast food merupakan salah satu faktor
(68,7%) yang mengalami obesitas, dan 10 orang risiko penyebab terjadinya obesitas pada murid
(53,73%) tidak mengalami obesitas. Sedangkan SD Negeri 67 Percontohan Banda Aceh tahun
jika dilihat dari 34 orang (53,73%) yang tingkat 2013. Hal ini diketahui bahwa murid yang
konsumsi fast foodnya berada pada kategori konsumsi fast food nya berada pada kategori
jarang, terdapat 22 orang (68,7%) yang tidak sering, mempunyai risiko 3,667 kali lebih besar
mengalami obesitas, dan 12 orang (37,5%) untuk mengalami obesitas, bila dibandingkan
mengalami obesitas. dengan murid yang tingkat konsumsi fast food
nya berada pada kategori jarang.
Tabel 1. Pengaruh Konsumsi Fast Food Terhadap Era globalisasi membawa dampak
Obesitas di SD Negeri 67 Percontohan Banda Aceh diperkenalkannya selera makan gaya fast food
Tahun 2013
yang populer di Amerika dan Eropa. Budaya
Status Gizi makan pun telah berubah menjadi tinggi lemak
Konsumsi Jumlah p-value
Fast Food
Kasus Kontrol
(OR) jenuh dan karbohidrat sederhana, rendah serat
n % n % n %
dan rendah zat gizi mikro. Kegemukan atau
Sering 20 62,5 10 31,2 30 46,8 0,024
12 37,5 22 68,7 34 53,7 (3,667) obesitas banyak terkait dengan jenis atau apa
Jarang
yang dimakan daripada jumlah yang dimakan.
Jumlah 32 100 32 100 64 100
Rata-rata konsumsi energi penduduk Cina lebih
tinggi daripada penduduk Amerika, namun
Setelah dilakukan uji statistik dengan kejadian obesitas 25% lebih banyak di Amerika.
menggunakan uji chi-square test ada pengaruh Ternyata perbedaannya ada pada sumber energi,
yang signifikan antara kebiasaan konsumsi fast karena orang Cina lebih banyak konsumsi
food terhadap obesitas (p <0,05). Dengan melihat karbohidrat kompleks dan lebih sedikit lemak
Ods Ratio (OR) orang yang mengkonsumsi fast daripada pola makan orang Amerika yang lebih
food berisiko 3,667 kali mengalami obesitas, pada banyak lemak jenuh dan gula.5
anak sekolah dasar negeri SD Negeri 67 Peningkatan kemakmuran di Indonesia
percontohan Banda aceh. juga diikuti oleh perubahan gaya hidup dan
Makanan jenis fast food sudah mengalami kebiasaan makan. Pola makan, terutama di kota
proses pemasakan terlebih dahulu, sehingga besar, bergeser dari pola makan tradisional ke
banyak kehilangan zat gizi penting, seperti pola makan barat (terutama dalam bentuk fast
vitamin dan mineral, zat-zat gizi yang food) yang sering mutu gizinya tidak seimbang.
seharusnya di cerna dan di proses dalam saluran Pola makan tersebut merupakan jenis-jenis
cerna tidak lagi dilakukan. makanan yang bermanfaat, akan tetapi secara
Akibat sampai di dalam tubuh, zat gizi ini potensial mudah menyebabkan kelebihan
lebih cepat di cerna dan diserap, metabolisme di masukan kalori. Berbagai makanan yang
dalam tubuh pun menjadi kurang baik, saat anak tergolong fast food tersebut adalah kentang
mengkonsumsi fast food makanan jenis ini goreng, ayam goreng, hamburger, soft drink,
cenderung mengandung tinggi lemak dan tinggi pizza, hotdog, donat, dan lain-lain.10
kalori. Bila sering mengkonsumsi fast food, Peningkatan jumlah Obesitas pada anak-
anak akan mengalami kegemukan dan obesitas, anak saat ini karena anak-anak lebih senang
jika tidak di awasi kegemukan sendiri bisa mengkonsumsi fast food modern yang dapat
timbul sejak anak berusia kurang dari 5 tahun.11 dikategorikan junk food, karena lebih banyak
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan mengandung energi dan sedikit serat. Penelitian-
penelitian yang dilakukan oleh Mahdiah penelitian terdahulu menunjukkan bahwa anak
membuktikan adanya keterkaitannya konsumsi yang obesitas dikarenakan pola makan yang
fast food dengan obesitas, hasil penelitian ini berlebihan dan tinggi energi. Biasanya, frekuensi
anak-anak dan remaja dalam konsumsi fast food pada kelompok kasus berada pada kategori
rata-rata 1-2 kali seminggu, dengan jenis fast sering, yaitu sebanyak 20 orang (62,5%).
food yang sering dikonsumsi adalah fried Sedangkan pada kelompok kontrol, mayoritas
chicken, french fries dan soft drink. Sebagian konsumsi fast food sampel berada pada kategori
besar remaja berstatus gizi obesitas.12 jarang, yaitu sebanyak 22 orang (68,7%).
Keseimbangan energi dicapai bila energi Konsumsi fast food merupakan salah satu
yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan faktor penyebab terjadinya obesitas. Konsumsi
sama dengan energi yang dikeluarkan. Keadaan fast food yang berlebihan atau keseringan
ini akan menghasilkan berat badan ideal/normal. menyebabkan seseorang 3,667 lebih banyak
Kelebihan energi terjadi apabila konsumsi energi untuk mengalami obesitas. Terdapat pengaruh
melalui makanan melebihi energi yang kebiasan konsumsi fast food terhadap kejadian
dikeluarkan. Kelebihan energi ini akan diubah obesitas pada murid SD Negeri 67 Percontohan
menjadi lemak tubuh. Akibatnya, terjadi berat Banda Aceh tahun 2013.
badan lebih atau kegemukan. Kegemukan bisa
disebabkan oleh kebanyakan makan dalam hal
jenis karbohidrat, lemak maupun protein, tetapi KEPUSTAKAAN
juga karena kurang gerak.15 1. Depkes RI. Profil Kesehatan Indonesia
Fungsi utama protein adalah untuk Tahun 2010. Jakarta. Departemen
pertumbuhan, namun jika tubuh mengalami Kesehatan RI; 2011.
kekurangan zat energi maka fungsi protein 2. Freitag. Diet Seru Ala Remaja. Yogyakarta:
terlebih dahulu untuk menghasilkan energi atau Penerbit Jogja Great; 2010.
untuk membentuk glukosa. Jika protein dalam
3. Hadi. Beban Ganda Masalah Gizi dan
keadaan berlebihan maka protein akan
Implikasinya Terhadap Kebijakan
mengalami deaminase yaitu nitrogen yang Pembangunan Kesehatan Nasional. Jakarta:
dikeluarkan dari tubuh dan sisa-sisa ikatan Depkes Jurnal Gizi Klinik Indonesia; 2005.
karbon akan diubah menjadi lemak dan disimpan 4. Herini ES. Karakteristik Keluarga dengan
dalam tubuh. Dengan demikian bila Anak Obesitas, dalam Berita Kedokteran
mengkonsumsi protein berlebihan dapat Masyarakat; 2009: Vol. XV.
menyebabkan kegemukan.16 5. Khomsan, Ali. dkk. Pengantar Pangan dan
Berdasarkan hasil penelitian dan beberapa Gizi. Cetakan -1, Jakarta: Penerbit Penebar
teori di atas, maka peneliti berasumsi bahwa fast Swadaya; 2004.
food yang dikonsumsi secara berlebihan atau 6. Khumaidi. Gizi Masyarakat. Departemen
keseringan merupakan salah satu faktor yang Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat
menyebabkan kejadian obesitas, namun disini Pendidikan Tinggi. PAU Pangan dan Gizi
peneliti juga punya beberapa pandangan lain IPB Bogor; 2009.
sebagai penyebab terjadinya obesitas pada murid 7. Krisno AM. Gizi dan Kesehatan, Edisi
SD Negeri 67 Percontohan Banda Aceh,
Pertama, Desember 2002, Jakarta; 2002.
diantaranya adalah faktor aktivits, dimana
8. Mahdiah. Prevalensi Obesitas dan
banyak murid yang jarang mengkonsumsi fast
Hubungan Konsumsi Fast Food dengan
food namun juga mengalami obesitas, hal ini Kejadian Obesitas Pada Remaja SLTP Kota
dikarenakan aktiivitas yang kurang, para murid dan Desa di Daerah Istimewa Yogyakarta.
tersebut hanya menghabiskan waktu untuk Tesis Magister Gizi dan Kesehatan Pasca
bermain komputera dan bermain game, sehingga Sarjana Universitas Gadjah Mada,
terjadi penumpukan lemak di tubuhnya. Yogyakarta; 2004.
9. Nasar SS. Obesitas pada Anak : Aspek
KESIMPULAN Klinis dan Pencegahan. Jakarta: Naskah
Berdasarkan hasil penelitian pada bab Lengkap Pendidikan Kedokteran
sebelumnya dan berdasarkan tujuan dari Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak; 2005:
penelitian ini, maka peneliti membuat beberapa XXXV
kesimpulan yaitu mayoritas konsumsi fast food