Anda di halaman 1dari 10

SOAL

1. Jelaskan mengenai siklus haid !


2. Gambar Anatomi dari Organ Reproduksi Laki-Laki dan Perempuan !
3. Gambar Proses Fisiologi Fertilisasi
4. Frekuensi senggama antara Suami dan Istri sehingga dapat
terjadinya fertilitas !
5. Penyakit yang dapat membuat terjadinya infertilitas pada Laki-Laki dan
Perempuan !
6. Mengapa pada pemeriksaan analisis sperma tidak boleh ditampung pada
kondom atau diberikan cairan lubrikan ?
7. Dosis dan Durasi Pemberian Obat Metronidazole serta Danazole !
8. Hormon apa yang terganggu pada pria sehingga menimbulkan
infertilitas dan bagaimana terapinya ?
9. Definisi menopause, waktu terjadinya, dan apa yang dimaksud
menopause dini ?
10. Jelaskan mengenai vasektomi, tubektomi,!
11. Apa yang dimaksud endometriosis ?
12. Apa saja Penyakit Menular Seksual pada Laki-Laki dan Perempuan ?
13. Perbedaan herpes zoster dan herpes simplex !
14. Perbedaan pemeriksaan pap smear dan pemeriksaan IVA !
15. Bagaimana penanganan varikokel ?
16. Apa saja Pemeriksaan Penunjang dari infertilitas ?
17. History Taking pada pasien infertilitas !
JAWAB
1. Siklus haid / menstruasi
Fisiologis Siklus Menstruasi normal merupakan hasil interaksi
antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan
terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal.Ovarium
menghasilkan hormon steroid, terutama estrogen dan progesteron.
Beberapa estrogen yang berbeda dihasilkan oleh folikel ovarium, yang
mengandung ovum yang sedang berkembang dan oleh sel-sel yang
mengelilinginya. Estrogen ovarium yang paling berpengaruh adalah
estradiol.Estrogen bertanggung jawab terhadap perkembangan dan
pemeliharaan organorgan reproduktif wanita dan karakteristik seksual
sekunder yang berkaitan dengan wanita dewasa. Estrogen memainkan
peranan penting dalam perkembangan payudara dan dalam perubahan
siklus bulanan dalam uterus.
Progesteron juga penting dalam mengatur perubahan yang terjadi
dalam uterus selama siklus menstruasi. Progesteron merupakan hormon
yang paling penting untuk menyiapkan endometrium yang merupakan
membran mukosa yang melapisi uterus untuk implantasi ovum yang telah
dibuahi.Pada umumnya menstruasi akan berlangsung setiap 28 hari selama
±7 hari. Lama perdarahannya sekitas 3-5 hari.
Siklus menstruasi
Gambar 2.1 Siklus Menstruasi

Pada siklus haid terdapat tiga fase, antara lain :


a. Fase Haid
Fase haid adalah fase yang paling jelas yang ditandai oleh
pengeluaran darah dan sisa endometrium dari vagina. Hari pertama
haid dianggap sebagai permulaan siklus baru, saat ini juga bersamaan
dengan pengakhiran fase luteal ovarium dan dimulainya fase folikular.
Turunnya kadar hormon ovarium merangsang pembebasan suatu
prostaglandin uterus yang menyebabkan vasokonstriksi pembuluh-
pembuluh endometrium, menghambat aliran darah ke endometrium.
Perdarahan yang terjadi melalui kerusakan pembuluh darah ini
membilas ajringan endometrium yang mati ke dalam lumen
uterus.Prostaglandin uterus yang sama juga merangsang kontraksi
ritmik ringan mioometrium uterus. Kontraksi inin membantu
mengeluarkan darah dan sisa endometrium dari rongga uterus keluar
melalui vagina yang disebut darah haid.
b. Fase Proliferatif
Setelah itu, darah haid akan berhenti dan fase proliferatif siklus
uterus dimulai degan bagian terakhir fase folikular ovarium ketika
endometrium mulai memperbaiki diri dan berproliferasi di bawah
pengaruh estrogen dari folikel-folikel yang baru berkembang. Fase
proliferatif di dominasi oleh estrogen yang berlangsung dari akhir haid
hingga ovulasi. Kadar puncak estrogen , memicu lonjakan LH yang
menjadi penyebab ovulasi.
c. Fase Sekretorik atau Progestasional
Setelah ovulasi, akan terbentuk korpus luteum baru, uterus masuk
ke fase sekretorik yang bersamaan dengan waktu luteal ovarium.
Korpus luteum mengeluarkan sejumlah besar progesteron dan
estrogen. Progesteron mengubah endometrium tebal yang telah di
persiapkan estrogen menjadi jaringan yang kaya vaskular dan
glikogen. Jika pembahan dan implantasi tidak terjadi maka korpus
luteum berdegenerasi dan fase folikular dan fase haid baru di mulai
kembali.
Sumber :
a. Sherwood, L, 2014, Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem, EGC :
Jakarta
b. Corwin, E.J, 2009, Buku Saku Patofisiologi, EGC : Jakarta

2. Organ reproduksi
Sumber : Netter Atlas of Human Anatomy
3. Proses fertilisasi
Sumber : Prawirohardjo S, dkk., 2010, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina
Pustaka : Jakarta

4. Frekuensi senggama
Variabel ini mungkin perlu untuk membandingkan perbedaan fertilitas
secara individual.
Beberapa faktor mungkin mempunyai pengaruh terhadap frekuensi rata-
rata senggama suatu populasi, misalnya diet, suhu, kelembaban, prevalensi
penyakit-penyakit tertentu, dsb.

Sumber : Prawirohardjo S, dkk., 2010, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina


Pustaka : Jakarta
5.
6.
7. Dosis Metronidazole dan Danazol
A. Metronidazole,
 Untuk trikomoniasis :
a. Pasangan seksual dan penderia dianjurkan menerima
pengobatan dalam waktu bersamaan
b. Dewasa : untuk pengobatan 1 hari, 2g 1kali atau 1g 2kali
sehari. Untuk pengobatan 7hari, 250mg 3kali sehari selama
7hari berturut-turut.
 Untuk amebiasis :
a. Dewasa :750mg 3kali sehari selama 10hari
b. Anak-anak: 35-50mg/kgBB sehari dalam dosis terbagi 3kali
sehari, selama 10hari.
 Untuk giardiasis :
a. Dewasa : 250-500mg 3kali sehari selama 5-7hari atau 2g
1kali sehari selama 3hari
b. Anak-anak :5mg/kgBB 3kali sehari selama 5-7hari.1,2
B. Danazol
Umumnya 200-800mg/hari
 Endometriosis : dosis awal 400mg sehari dalam satu siklus
pengobatan sampai 6 bulan, namun pengobatan sampai 9 bulan
mungkin diperlukan pada beberapa kasus. Dosis sebaiknya
dinaikkan apabila siklus perdarahan normal masih terjadi
setelah 2 bulan pengobatan; pada beberapa kondisi yang berat
mungkin diperlukan dosis yang lebih tinggi.
 Menorrhagia : 200mg/hari, biasanya selama 3bulan
 Kista jinak payudara : 300mg/hari, selama 3-6bulan
 Ginekomasti : remaja 200mg sehari selama 6 bulan. Dapat
dinaikkan sampai dengan 400mg sehari apabila tidak terjadi
perbaikan setelah 2 bulan pengobatan. Dewasa : dapat
diberikan 400mg sehari.
 Prabedah endometriosis : 400-800mg/hari, selama 3-6
minggu.2,3
Sumber :
1) Abdullah R, dr., 2012, Metronidazole, Buku Saku Dokter, from
<http://bukusakudokter.org>
2) Hardjosaputra P.S.L,dr,alm., dkk, 2008, DOI Data Obat di Indonesia,
Edisi 11, PT. Muliapurna Jayaterbit : Jakarta.
3) Badan POM RI, Sistem Endokrin, Pusat Informasi Obat Nasional, from
<http://pionas.pom.go.id>

8. Hormon yang terganggu antaralain :


a. Hormon gonadotropin
b. Hormon hipotiroid yang rendah
Terapinya antara lain dengan :
a. Penambahan hormon gonadotropin
b. Terapi sulih hormon atau biasa disebut Testosteron Replacement
Therapy, yaitu dengan penambahan hormon testosteron
Sumber : JM Scovell, et.al., 2014, Testosteron Supplementation versus
Clomiphene Citrate for Hypogonadism, The Journal Of Urology vol 192, p
: 875-879

9. Menopause adalah tahap dalam kehidupan seseorang wanita ketika daur


hidup berhenti akibat habisnya pasokan folikel ovarius fungsional.
Sepuluh tahun sebelum menopause, pada usia 40 tahun, fungsi reproduksi
mulai menurun. Menopause terjadi pada kisaran usia 40-45 tahun.
Sumber : McPhee SJ & Ganong W.F., 2012, Patofisiologi Penyakit, EGC :
Jakarta.
10. Vasektomi, tubektomi
a. Vasektomi
Kontrasepsi operatif minor pada pria dengan mengeksisi bilateral vas
deferens. 1
b. Tubektomi
Tubektomi ialah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang
mengakibatkan orang/pasangan yang bersangkutan tidak akan
mendapatkan keturunan lagi. Kontrasepsi ini hanya digunakan dalam
jangka waktu panjang, walaupun kadang-kadang masih dapat
dipulihkan kembali seperti semula. Tubektomi dapat dibagi
berdasarkan atas a) saat operasi; b) cara mencapai tuba (melalui
dinding abdomen atau vagina); dan c) cara penutupan tuba.2
Sumber :
1) Fitri M., dkk., 2013, Pengaruh Vasektomi Terhadap Fungsi Seksual
Pria, Jurnal e-Biomedik (eBM) Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm.
497, from <http://download.portalgaruda.org>
2) Prawirohardjo S, dkk., 2010, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka :
Jakarta
11. Endometriosis didefinisikan sebagai keberadaan yang normal
endometrium mukosa (kelenjar dan stroma) namun abnormal jika terdapat
di lokasi selain rongga rahim. Sekitar 30-40% dari wanita dengan
endometriosis akan mengalami subfertile. Tanda dan gejala; sekitar
sepertiga dari wanita dengan endometriosis tetap asimtomatik. Ketika
mereka mengalami gejala seperti berikut ini, biasanya terjadi pada daerah
yang terlibat, yaitu :
a. Dismenore
b. Perdarahan berat atau tidak teratur
c. Nyeri panggul
d. Nyeri perut atau punggung bawah
e. Dispareunia
f. Dyschezia (nyeri pada buang air besar) - Sering dengan siklus diare
dan sembelit
g. Kembung, mual, dan muntah
h. Nyeri inguinal
i. Nyeri pada berkemih dan/atau frekuensi dari kencing
j. Nyeri selama latihan
Pasien dengan endometriosis tidak sering memiliki temuan pemeriksaan
fisik luar nyeri yang berhubungan dengan bagian yang terlibat. Penemuan
yang paling umum adalah nyeri panggul spesifik.
Sumber : Davila G.W, et.al., 2016, Endometriosis, from <
http://emedicine.medscape.com/article/271899-overview>
12. Penyakit menular seksual
a. Kausa bakteri
 Gonore
 Sifilis
 Tetanus
 Cholera
 Difteria
 Skarlatina
 Erisipelas
b. Kausa virus
 Rubella
 Infeksi sitomegalovirus
 Infeksi herpesvirus hominis (herpes genitalis)
 Variola (cacar, smallpox)
 Hepatitis infeksiosa
 Rubeola (campak, morbili, measles)
 Human Immunodeficiency Virus
c. Kausa protozoa, jamur dan parasit
 Trikomoniasis
 Toxoplasmosis
 Malaria
Sumber : Prawirohardjo S, dkk., 2010, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina
Pustaka : Jakarta
13. Herpes Zoster & Herpes Simplex
a. Herpes zoster merupakan penyakit kulit yang bercirikan timbulnya
ruam kulit dengan distribusi dermatomal dan disertai rasa nyeri yang
hebat. Insiden herpes zoster meningkat seiring bertambahnya usia, di
mana lebih dari 2/3 kasus terjadi pada usia lebih dari 50 tahun dan
kurang dari 10% di bawah 20 tahun.
Herpes zoster adalah radang kulit akut yang bersifat khas seperti
gerombolan vesikel unilateral, sesuai dengan dermatomanya
(persyarafannya). Herpes zoster adalah sutau infeksi yang dialami oleh
seseorang yang tidak mempunyai kekebalan terhadap varicella
(misalnya seseorang yang sebelumnya tidak terinfeksi oleh varicella
dalam bentuk cacar air). 1
b. Herpes simplex, yaitu virus type II yang dapat menyebabkan herpes
genitalis dengan gelembung-gelembung berisi cairan di vulva, vagina,
dan serviks.2

Sumber :
1) Saragih, 2014, Herpes Zoster In Geriatri, Medula, Volume 2, Nomor 1,
Januari 2014, from <http :// jukeunila.com/wp-
content/uploads/2015/11/159-294-1-SM.pdf>
2) Prawirohardjo S, dkk., 2010, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka :
Jakarta
14.
15. Penanganan varikokel
Pengobatan utama untuk varikokel adalah bedah. Tindakan bedah
dilakukan dengan cara ligasi dari vena spermatika interna dengan berbagai
teknik. Diantaranya yaitu teknik bedah terbuka, teknik laparoskopi, atau
embolisasi intravena dari vena testikularis. Ada tiga tindakan bedah
terbuka yang digunakan yaitu teknik retroperitoneal (Palomo), teknik
subingunal (Marmar), dan teknik inguinal (Ivanissevich).

Sumber : Mustika N., dkk, 2014, Gambaran Pasien Varikokel Kiri yang
Menjalani Operasi Palomo Procedure di Rumah Sakit Pekanbaru Medical
Center Periode Januari 2009- Desember 2013, JOM FK Volume 1 No.2
Oktober 2014, from <download.portalgaruda.org>

16. Pemeriksaan infertilitas, antara lain :


a. Deteksi ovulasi (P)
b. Uji pasca senggama (P/L)
c. Analisis sperma (L)
d. Pemeriksaan tuba fallopi (P)
e. Histeroskopi (HSG) dan Laparoskopi, hanya dilakukan atas indikasi :
 Pemeriksaan HSG abnormal
 Ditemukan adanya hidrosalping
 Endomtriosis
Sumber : Wiweko B., 2013, Diagnosis dan Penanganan Infertilitas yang
Rasional, Dept. Obstetri dan Ginekologi FKUI : Jakarta, from
<http://pogijaya.or.id>

17. History taking :


a.

Anda mungkin juga menyukai