Derajat Nyeri Punggung Bawah Pada Ibu Hamil Trimester Iii Di RB Hikmah Desa Tambakagung Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto
Derajat Nyeri Punggung Bawah Pada Ibu Hamil Trimester Iii Di RB Hikmah Desa Tambakagung Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto
OLEH :
KETUA PENELITI : INDRA YULIANTI,. S.ST,.M.Kes
NIK / NIDN : 162 601 106 / 0722078501
Peneliti
Mengetahui,
Ketua LPPM Peneliti,
i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah peneliti ucapkan , denga rahmat dan hidayah-Nya
maka penelitian dengan judul “Derajat Nyeri Punggung Bawah Pada Ibu
Hamil Trimester III Di Rb Hikmah Desa Tambakagung Kecamatan Puri
Kabupaten Mojokerto” telah tersusun. Maka peneliti mengucapkan terima ksih
yang sebesar – besarnya kepada :
1. Windu Santoso,.M.Kep selaku Ketua Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto
yang telah memberikan izin penelitian
2. Noer Saudah,.S.Kep,.Ners,.M.Kes selaku Ketua LPPM Stikes Bina Sehat
PPNI yang memberikan kesempatan melakukan penelitian
3. Hj. Suharti,.AMd Keb selaku pemilik RB Hikmah Mojokerto yang
memberikan izin penelitian
4. Teman – teman sejawat dan staf Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto yang
membantu terselesaikannya penelitian ini
5. Suami dan anakku tercinta yang memberikan motivasi dalam menyelesaikan
penelitian
Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu demi
kesempurnaan penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak
untuk menyempurnakannya.
Penulis
ii
ABSTRAK
iii
ABSTRAC
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
BAB 1 PENDAHULUAN
v
2.3 Kerangka Konseptual ........................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
selama kehamilan. Salah satu ketidaknyamanan yang sering dialami ibu hamil
perubahan pada tubuh seorang wanita sehingga timbul beberapa rasa sakit dan
semasa kehamilan, keadaan ini jelas tidak dianggap ringan oleh wanita yang telah
berhubungan dengan perubahan anatomi dan fisiologis yang terjadi dan yang
Salah satu ketidaknyamanan yang sering timbul adalah nyeri punggung. Nyeri
punggung merupakan gangguan yang banyak dialami oleh ibu hamil yang tidak
hanya terjadi pada trimester tertentu, tetapi dapat dialami sepanjang masa-masa
punggung sebelum kehamilan beresiko tinggi mengalami hal yang sama ketika
hamil, oleh karena itu penting sekali untuk dapat membedakan nyeri punggung
terjadi akibat kehamilan dengan nyeri punggung yang terjadi akibat penyebab lain
(Fraser, 2009).
1
2
Bidan Praktik Swasta (BPS) Siti Halimah Desa Surabayan, Kecamatan Sukodadi,
%) ibu hamil yang mengalami nyeri punggung dan 2 responden (17%) ibu hamil
Ummah (2012) hasil survei awal yang dilakukan di Dusun Sono Desa Ketanen
punggung dan sebagian kecil 2 (20%) ibu hamil tidak mengalami nyeri punggung.
selama mengandung. Pada wanita hamil, tercatat sekitar 50% wanita mengalami
nyeri punggung bawah dan sekitar 10 % dari wanita dengan nyeri punggung
bawah kronis dimulai ketika dia hamil. Nyeri punggung bawah kehamilanbanyak
September 2013 di Rumah Bersalin Hikmah, dari hasil wawancara terdapat 15 ibu
hamil trimester III, 9 ibu hamil (60%) dengan usia kehamilan 7 bulan, usia
kehamilan 8 bulan sebanyak 4 ibu hamil (27%), dan usia kehamilan 9 bulan
sebanyak 2 ibu hamil (13). Dari 15 ibu hamil trimester III tersebut, 11 ibu hamil
trimester III (73%) mengalami nyeri punggung bawah, sedangkan 4 ibu hamil
3
trimester III (27%) tidak mengalami nyeri punggung bawah. Derajat nyeri yang
dirasakan ibu hamil juga bervariasi, 4 ibu hamil (27%) tidak merasakan nyeri, 6
ibu hamil ( 40%) mengalami nyeri ringan, dan 5 ibu hamil ( 33%) mengalami
nyeri sedang.
Perubahan yang terjadi pada rahim wanita hamil adalah pertambahan berat
dan pembesaran rahim yang terjadi karena adanya kombinasi antara hipertrofi
atau peningkatan ukuran sel dan pengaruh mekanis tekanan interior terhadap
membesarnya ukuran rahim menyebabkan postur tubuh dan cara berjalan wanita
berubah secara menyolok. Jika ibu hamil tidak memberi perhatian penuh terhadap
postur tubuhnya maka ia akan berjalan dengan ayunan tubuh kebelakang akibat
dan menimbulkan rasa nyeri (Varney,2006). Orvieto dkk melaporkan bahwa nyeri
sangat lemah sehingga aman digunakan bagi ibu hamil dan menyusui (Dinkes RI,
2013). Selain itu juga bisa menggunakan teknik stimulasi kulit yang digunakan
Gambaran Derajat Nyeri Punggung Bawah Pada Ibu Hamil Trimester III di RB
“Bagaimana derajat nyeri punggung bawah pada ibu hamil trimester III di RB
tempat penelitian.
ini.
5
TINJAUAN PUSTAKA
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung
dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan pertama
dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai
6 bulan, triwulan ketiga dari bulan tujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2006).
Pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine mulai sejak konsepsi dan
(Astuti,2010).
sperma, yang menandai awal suatu peristiwa yang terpisah, tetapi ada suatu
6
7
gamet dan implantasi embrio di dalam uterus. Jika peristiwa ini berlangsung baik,
maka proses perkembangan embrio dan janin dapat dimulai (Bobak, 2005)
adanya kehamilan, bisa juga akibat dari keletihan, stres, atau menyusui.
berkurang.
3) Mengidam
pengecap, tidak menyukai rasa dari makanan yang biasanya disukai atau
kemih terasa cepat penuh dan sering miksi. Pada trimester III gejala ini
bisa timbul karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan
5) Pingsan
pingsan.
makan tetap dijaga agar kenaikan berat badan sesuai usia kehamilan.
8) Konstipasi
10) Epulis
11) Varises
2) Tanda hegar
3) Tanda chadwiks
merah, agak kebiru – biruan (livide). Warna porsio pun tampak livide. Hal
4) Tanda piscasek
pemeriksa dalam uterus yang tadinya lunak akan menjadi keras karena
7) Goodle sign
gonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing pertama pada pagi
sedini mungkin.
2) Denyut jantung janin ketika usia kehamilan 10-20 minggu dapt didengar
dengan ultrasonografi.
Pada saat memasuki tahap kelahiran biasanya didahului dengan rasa sakit.
Rasa sakit disebabkan karena kontraksi rahim yang membuka serviks untuk jalan
yang disebut kelenjar montgomery. Pada akhir bualn ketujuh atau minggu ke – 28,
pencernaan Pada akhir bulan sembilan atau minggu ke-36, rahim ibu mulai
mencapai daerah tulang rusuk dan ibu mungkin merasa tidak nyaman, khususnya
ia makan dalam jumlah banyak pada malam hari. Karena beban di tubuh semakin
berat, tulang belakang semakin ke arah depan sehingga ibu mengalami kesulitan
ketika memiringkan tubuhnya saat berbaring dan duduk lama (Astuti, 2010).
13
Pada tahap ini, ibu akan menyadari bahwa sebentar lagi janinnya akan
segera lahir ke dunia dan hadir secara nyata di hadapan ibu. Seiring itu, biasanya
timbul juga perasaan cemas, ketakutan, dan adanya masalah rumah tangga, akan
membuat ibu semakin stres dan mungkin merasa belum siap menghadapi proses
a. Sering buang air kecil, terjadi akibat tekanan uterus/rahim pada kandung
kemih.
di malam hari, sesak napas, rasa panas di perut, kongesti hidung, sakit
(Astuti,2010).
14
Menurut Mahon (1994) sebagaimana dikutip dalam Perry & Potter (2005)
mendefinisikan nyeri sebagai suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi
tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subyektif dan
bila kita mengalami cedera atau kerusakan pada tubuh kita.Nyeri dapat terasa
Low back pain (LBP) adalah nyeri di daerah punggung antara sudut bawah
kosta (tulang rusuk) sampai lumbosakral (sekitar tulang ekor). Nyeri juga bisa
menjalar ke daerah lain seperti punggung bagian atas dan pangkal paha (Rakel,
2002).
Nyeri punggung bawah atau low back pain merupakan kondisi yang tidak
mobilisasi (Helmi,2012).
2.2.2 Etiologi
uterus yang menyebabkan perubahan postur tubuh, penambahan berat badan ibu
terdahulu, paritas serta aktivitas (Fraser, 2009). Nyeri punggung bawah pada
15
1) Nyeri Akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit atau
intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat, dengan intensitas yang
bervariasi (ringan sampai berat) dan berlangsung untuk waktu singkat (Meinhart
dan McCaffery, 1986 dalam Smeltzer, 2002).Nyeri akut timbul secara mendadak
dan cepat menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai adanya
2) Nyeri Kronik
Nyeri kronik adalah nyeri yang konstan atau intermiten yang menetap
sepanjang suatu periode waktu. Nyeri kronik berlangsung lama, intensitas yang
bervariasi, dan biasanya berlangsung lebih lama dari 6 bulan (McCaffery, 1986
1) Nyeri Nosiseptif
noxius. Nyeri nosiseptif perifer dapat terjadi karena adanya stimulus yang
16
mengenai kulit, tulang, sendi, otot, jaringan ikat, dan lain-lain. Hal ini bisa terjadi
2) Nyeri Neuropatik
didapat pada struktur saraf perifer maupun sentral. Pasien akan mengalami nyeri
seperti rasa terbakar, tingling, shooting, shock like, hypergesia atau allodynia
(Andarmoyo, 2013).
tertusuk jarum suntik dan lua potong kecil atau laserasi (Potter & Perry, 2005).
2) Viseral Dalam
internal. Karakteristik nyeri bersifat difus dan dapat menyebar ke beberapa arah.
menimbulkan rasa tidak menyenangkan seperti mual. Contoh sensasi pukul seperti
Nyeri alih merupakan fenomena umum dalam nyeri viseral karena banyak
organ tidak memiliki reseptor nyeri. Contoh nyeri yang terjadi pada infark
miokard, yang menyebabkan nyeri alih ke rahang, lengan kiri, batu empedu yang
Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi, dan perilaku. Cara yang
Reaksi.
1. Resepsi
menghasilkan nyeri. Pemaparan terhadap panas atau dingin, tekanan, friksi, dan
serabut saraf perifer aferen. Dua tipe serabut saraf perifer mengonduksi stimulus
nyeri. Serabut A- Delta yang bermielinasi dan cepat serabut C yang tidak
bermielinasi dan berukuran sangat kecil serta lambat. Serabut A mengirim sensai
tajam , terlokalisasi, dan jelas yang melokalisasi sumber nyeri dan mendeteksi
terlokalisasi buruk , viseral, dan terus menerus (Potter & Perry,2005). Misalnya,
setelah menginjak paku, seorang individu mula-mula akan merasakan suatu nyeri
yang terlokalisasi dan tajam, yang merupakan hasil tranmisi serabut-A. Dalam
18
beberapa detik, nyeri menjadi lebih difus dan menyebar sampai seluruh kaki
terasa sakit karena persarafan serabut C. Serabut C tetap terpapar pada bahan-
2. Persepsi
nyeri ditransmisikan naik ke medulla spinalis ke talamus dan otak tengah. Dari
korteks sensori dan korteks asosiasi (di kedua lobus parietalis), lobus frontalis,
dan sistem limbik (Potter&Perry, 2005). Ada sel-sel di dalam sistem limbik yang
limbik berperan aktif dalam memproses reaksi emosi terhadap nyeri. Setelah
transmisi saraf berakhir di dalam pusat otak yang lebih tinggi, maka individu akan
3. Reaksi
Reaksi terhadap nyeri merupakan respons fisiologis dan perilaku yang terjadi
a. Respon fisiologis
Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju batang otak dan
thalamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon
stres. Stimulasi pada cabang simpatis pada sistem saraf simpatis pada sistem
miokard., Kolik akibat kandung empedu, atau batu ginjal) maka sistem saraf
19
simpatis menghasilkan suatu aksi. Respon fisiologis yang timbul akibat nyeri
antara lain;
Pucat
Stimulasi Parasimpatik Ketegangan otot.
Penurunan denyut jantung atau
tekanan darah.
Pernapasan cepat dan tidak teratur.
Mual dan Muntah.
Kelemahan atau kelelahan.
(Sumber: Perry & Potter,2005)
b. Respon Perilaku
respons perilaku pasien dapat menjadi indikasi pertama bahwa ada sesuatu yang
pengganti untuk mengukur nyeri kecuali dalam situasi yang tidak lazim dimana
mental yang berat atau tidak sadar). Respon perilaku nyeri pada klien dapat
proses terjadinya nyeri diawali dengan tahap transduksi, dimana hal ini terjadi
ketika nosiseptor yang terletak pada bagian perifer tubuh, distimulasi oleh
berbagai stimulus, seperti faktor biologis, mekanik, listrik, thermal, radiasi dan
lain-lain. Struktur spesifik dalam system saraf terlibat dalam mengubah stimulus
menjadi sensasi nyeri. Sistem yang terlibat dalam transmisi dan persepsi nyeri
21
disebut sebagai system nosiseptif. Sensitifitas dari system ini dapat dipengaruhi
oleh sejumlah factor dan intensitas yang dirasakan berbeda diantara tiap individu.
Reseptor nyeri (nosiseptor) adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang berespon
hanya pada stimulus yang kuat, yang secara potensial merusak, dimana stimuli
tersebut sifatnya bisa kimia, mekanik, ataupun termal. Kornu dorsalis dari
medulla spinalis merupakan tempat memproses sensori, dimana agar nyeri dapat
seperti prostaglandin dari sel rusak, bradikinin dari plasma, histamin dar sel mast,
saraf simpatis terangsang. Fast pain dicetuskan oleh reseptor tipe mekanis atau
thermal (yaitu serabut saraf A-Delta), sedangkan slow pain (nyeri lambat)
biasanya dicetuskan oleh serabut saraf C). Serabut saraf A- Delta memiliki
saraf C yang tidak bermielinasi, berukuran sangat kecil dan bersifat lambat dalam
menghantarkan nyeri.
menyampaikan implus yang tidak terlokalisasi (bersifat difusi), viseral dan terus-
menerus. Sebagai contoh mekanisme kerja serabut A-Delta dan serabut C dalam
22
suatu trauma adalah ketika seseorang menginjak paku, sesaat setelah kejadian
orang tersebut kurang dari 1 detik akan merasakan nyeri yang terlokalisasi dan
Tabel: 2.4
Perbedaan Serabut A-Delta dan C
SERABUT A-DELTA SERABUT C
Bermielinasi Tidak bermielinasi
Diameter 2-5 mikrometer Diameter 0,4-12,2 mikrometer
Kecepatan hantar 12-30 m/dt Kecepatan hantar 0,5-2 m/dt
Menyalurkan impuls nyeri yang Menyalurkan impuls nyeri yang
bersifat tajam, menusuk, bersifat tidak terlokalisasi, viseral
terrlokalisasi dan jelas dan terus menerus.
(Sumber: Prasetyo, 2010)
hor n, dimana disini impuls akan bersinaps di substansia gelatinosa (lamina I dan
anterior dan lateral. Beberapa impuls yang melewati traktus spinothalamus lateral
impuls fast pain. Di bagian thalamus dan korteks serebri inilah individu dapat
pada bagian tengah medulla spinalis. Impuls ini memasuki formatio retikularis
dan sistem limbik yang mengatur perilaku emosi dan kognitif, serta integrasi dari
sistem saraf otonom. Slow pain yang akan terjadi akan membangkitkan emosi,
23
sehingga timbul respon terkejut, marah, cemas, tekanan darah meningkat, keluar
a. Usia
dan lansia bereaksi terhadap nyeri. Anak yang masih kecil mempunyai kesulitan
memahami nyeri dan prosedur yang dilakukan perawat yang menyebabkan nyeri.
b. Jenis Kelamin
Secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam
berespons terhadap nyeri. Diragukan apakah hanya jenis kelamin saja yang
harus berani dan tidak boleh menangis, sedangkan seorang anak perempuan boleh
c. Kebudayaan
mengatasi nyeri. Individu memepelajari apa yang diharapkan dan apa yang
diterima oleh kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi terhadap
24
nyeri (Potter & Perry,2005). Perawat yang mengetahui perbedaan budaya akan
mempunyai pemahaman yang lebih besar tentang nyeri pasien dan akan lebih
akurat dalam mengkaji nyeri dan respon-respon perilaku terhadap nyeri juga
d. Makna Nyeri
nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Hal ini juga dikaitkan secara
seorang wanita yang sedang bersalin akan mempersepsikan nyeri berbeda dengan
seorang wanita yang mengalami nyeri akibat cedera karena pukulan pasangannya.
Derajat dan kualitas nyeri yang dipersepsikan klien berhubungan dengan makna
e. Perhatian
dengan respons nyeri yang menurun. Konsep ini merupakan salah satu konsep
terhadap nyeri yang berlangsung hanya selama waktu distraksi (Potter & Perry,
2005).
f. Ansietas
meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat menimbulkan suatu perasaan
ansietas. Pola bangkitkan otonom adalah sama dalam nyeri dan ansietas. Sulit
untuk memisahkan dua sensasi. Paice (1991) melaporkan suatu bukti bahwa
emosi seseorang, khusunya ansietas. Sistem limbik dapat memproses reaksi emosi
dan perawatan diri dapat menimbulkan tingkat ansietas yang tinggi (Potter &
Perry, 2005)
g. Keletihan
nyeri semakin intensif dan menurunkan kemampuan koping. Hal ini dapat
menjadi maslah umum pada setiap individu yang menderita penyakit dalam
jangka lama. Apabila keletihan disertai kesulitan tidur, Nyeri seringkali lebih
berkurang setelah individu yang mengalami suatu periode tidur yang lelap
dibanding pada akhir hari yang melelahkan (Potter & Perry, 2005).
26
h. Pengalaman Sebelumnya
nyeri, tetapi pengalaman yang telah dirasakan individu tersebut tidak berarti
bahwa individu tersebut akan mudah dalam menghadapi nyeri pada masa yang
mendatang. Seseorang yang terbiasa merasakan nyeri akan lebih siap dan mudah
tentang nyeri.
i. Gaya Koping
latihan, atau menyanyi dapat dilakukan dalam rencana asuhan keperawatan dalam
perlindungan dari anggota keluarga lain, atau teman terdekat. Walaupun nyeri
sedang atau bisa jadi merupakan nyeri yang berat. Dalam kaitannya dengan
contoh individu yang tertusuk jarum akan melaporkan nyeri yang berbeda dengan
oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan
kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua
orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling
mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri.
Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran
sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang tersusun
dengan jarak yang sama di sepanjang garis. Pendeskripsi ini diranking dari “tidak
terasa nyeri” sampai “nyeri yang tidak tertahankan”. Perawat menunjukkan pasien
skala tersebut dan meminta pasien untuk memilih intensitas nyeri terbaru yang ia
rasakan. Perawat juga menanyakan seberapa jauh nyeri terasa paling menyakitkan
dan seberapa jauh nyeri terasa paling tidak menyakitkan. Alat VDS ini
Tidak Ada Nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Nyeri yang tidak
Tertahankan
Gambar 2.1: Skala Intensitas Nyeri VDS
pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, pasien menilai nyeri dengan
menggunakan skala 0-10. Skala biasanya digunakan saat mengkaji intensitas nyeri
sebelum dan setelah intervensi terapeutik. Apabila digunakan skala untuk menilai
Potter, 2005).
Skala analog visual (Visual Analog Scale, VAS) tidak melebel subdivisi.
VAS adalah suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus
dan pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Skala ini memberi pasien
mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian dari pada dipaksa memilih satu kata
Kategori dalam skala nyeri Bourbanais sama dengan kategori VDS, yang
dalam Potter & Perry (2005), kriteria nyeri pada skala ini yaitu:
0 : Tidak nyeri
dengan baik.
7-9 : Nyeri berat, secara objektif pasien terkadang tidak dapat mengikuti perintah
10 : Nyeri sangat berat, pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul.
30
Teori pengendalian gerbang (Melzack & Wall, 1982 dalam Potter & Perry,
mengabaikannya. Teori ini mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau
substansia di dalam kornu dorsalis pada medula spinalis, talamus dan sistem
limbik (Clancy & Mc Vicar, 1992 dalam Potter & Perry, 2005).
Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan
dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan tertutup. Upaya menutup
dipengaruhi oleh:
gerbang. Sinyal nyeri ini bisa diblok dengan stimulasi serabut A beta. Serabut
saraf A beta adalah serat saraf bermielin yang besar sehingga mengantarkan
impuls ke sistem saraf pusat jauh lebih cepat daripada serabut A delta atau serabut
31
C. Serabut ini berespon terhadap masase ringan pada kulit, pergerakan dan
Ketiga hal ini, dalam bahasa non fisiologi, membuat otak tetap “sibuk”
sehingga mencegahnya untuk terlalu terganggu dengan impuls yang datang dari
sumber nyeri. Serabut ini banyak terdapat di kulit sehingga stimulasi kulit dapat
menurunkan persepsi nyeri (Guyton & Hall, 1997). Apabila masukan yang
dominan berasal dari serabut A beta, maka gerbang akan menutup. Diyakini
2) Neuroregulator: Endorphin
memegang peranan yang penting dalam suatu pengalaman nyeri. Substansi ini
melewati celah sinaps di antara 2 serabut saraf. Serabut saraf tersebut adalah
mentransfer tanda saraf melalui sebuah sinap (Potter & Perry, 2005).
dengan memblok transmisi impuls ini di dalam otak dan medula spinalis.
yang sama dirasakan berbeda oleh orang yang berbeda. Kadar ini dikendalikan
oleh gen (Guyton & Hall, 1997; Potter & Perry, 2005). Tehnik distraksi, konseling
dan pemberian plasebo merupakan upaya untuk melepaskan endorphin (Potter &
Perry, 2005).
yang digunakan bertujuan untuk meningkatkan kemanjuran obat dari obat opiat,
Langkah 3
NYERI MENETAP
Langkah 2
OPIAT KUAT +/- ADJUVAN
NYERI MENETAP
Langkah 1
OPIAT LEMAH +/- ADJUVAN
NYERI
disertai atau tanpa disertai adjuvan ditentukan oleh tingkat keparahan dari nyeri
yang dirasakan. Untuk nyeri ringan (Skala nyeri 1-3 pada skala 0-10) maka
rekomendasikan penggunaan pada tangga pertama yaitu non- opiat yang disertai
atau tanpa obat-obatan adjuvan. Apabila nyeri yang dirasakan klien menetap atau
skala nyeri meningkat (Nyeri sedang: skala 4-6 pada skala 0-10), WHO
disertai atau tanpa obat-obatan adjuvan. Apabila dengan pemberian obat pada
tangga ketiga nyeri masih menetap atau bahkan meningkat (Nyeri berat: Skala
nyeri 7-10 pada skala 0-10) opiat kuat dapat digunakan, nonopiat sebaiknya
pula (AHCPR,1994).
34
Tabel: 2.5
Obat-obatan yang tergolong non-opiat
Obat Non-Opiat Keterangan
Salisilat Termasuk didalamnya Aspirin dan
Asam salisilat lainnya. Aspirin
mengandung efek samping gangguan
pada lambung dan perdarahan. Aspirin
bekerja dengan menghambat sintesis
prostaglandin.
Asetaminophen Merupaan obat non-Salisilat dan
mempunyai prinsip yang sama dengan
Aspirin, akan tetapi tidak mempunyai
efek anti inflamasi. Mekanisme dalam
membebaskan nyeri diketahui dengan
pasti, tidak seperti Aspirin yang
menghambat sintesis prostglandin akan
tetapi melalui mekanisme sentral.
NSAIDs Non Steroid Anti Ketidakefektifan dari obat-obatan
Inflammatory Drugs) NSAIDs ini bervariasi, beberapa macam
darinya sama efektif seperti aspirin dan
Asetaminofen. Obat-obatan yang
termasuk dalam kelompok ini
menghambat agregasi platelet,
kontraindikasi meliputi klien dengan
gangguan koagulasi atau klien dalam
terapi antikoagulan. Termasuk dalam
kelompok ini adalah :
- Ibuprofen.
- Naproksen
- Indometasin
- Tolmetin
- Piroxicam
- Ketorolac(toradol)
(Sumber: Prasetyo, 2010)
35
Tabel : 2.6
Obat-obatan opiat Agonist
Opiat Agonist Efek Samping
Morphine Sulfate Depresi pernafasan Konstipasi
Fentanyl(Sublimaze, Duragesic)
Methadone (Dolophine)
Hydromorphone
hydrochloride(Dilaudid)
Codeine
Levorphanol(Levo-Dromoran)
(Sumber: Prasetyo, 2010)
1) Bimbingan Antisipasi
mengenai nyeri yang dirasakan. Pemahaman yang diberikan oleh perawat ini
meliputi kejadian, awitan dan durasi yang dialami, kualitas, keparahan dan lokasi
nyeri, informasi tentang cara keamanan klien telah dipastikan, penyebab nyeri,
metode mengatasi nyeri yang digunakan perawat dam klien ( Potter & Perry,
2005).
2) Hipnotis
Suatu teknik yang menghasilkan suatu keadaan tidak sadar diri yang dicapai
(Asmadi, 2008).
3) Relaksasi
ansietas yang merangsang pikiran karena nyeri atau kondisi penyakitnya. Teknik
36
dengan kepala ditopang dalam kondisi berbaring atau duduk di kursi hal utama
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan teknik relaksasi adalah klien dengan posisi
nyaman, klien dengan pikiran yang beristirahat, dan lingkungan yang tenang
(Asmadi, 2008). Tindakan relaksasi juga dapat dilakukan untuk menurunkan nyeri
4) Distraksi
Distraksi meliputi :
5) Imajinasi Terbimbing
cara yang dirancang secara khusus untuk mencapai efek positif tertentu (Smeltzer
& Bare, 2002). Tindakan ini memerlukan konsentrasi yang cukup. Upayakan
bau menyengat, atau cahaya yang sangat terang perlu dipertimbangkan agar tidak
mengganggu klien untuk berkonsentrasi. Beberapa klien lebih rileks dengan cara
“Bayangkan diri anda sekarang berbaring diatas rumput hijau, segar, diatas bukit
yang indah. Udara sejuk, Anda melihat si sekitar anda bunga sedang bermekaran.
37
Anda melihat ke atas langit cerah, biru, sinar matahari yang redup tidak
indah”.
6) Biofeedback
informasi tentang respons fisiologis (mis, tekanan darah atau ketegangan) dan
cara untuk melatih kontrol volunter terhadap respons tersebut. Terapi ini
mengatasi ketegangan otot dan nyeri kepala migren. Ketika nyeri kepala ditangani
klien sehingga klien dapat melihat hasilnya (Perry dan Potter, 2005).
7) Akupunktur
Teknik ini adalah suatu teknik tusuk jarum yang menggunakan jarum-jarum
tertentu di badan, area yang digunakan adalah kaki, tungkai bawah, tangan dan
terhadap rasa sakit dan nyeri. Teknik akupuntur dapat menstimulasi titik-titik
8) Stimulasi Kutaneus
nyeri. Hal ini berkaitan dengan teori gate control yang sudah dijelaskan pada bab
38
untuk mengirimkan impuls melalui dorsal horn pada medulla spinalis, saat impuls
yang dibawa oleh serabut A-beta mendominasi maka mekanisme gerbang akan
Suatu alat yang menggunakan aliran listrik, baik dengan frekuensi rendah
Teknik ini bukan hanya mengatur transmisi seperti teknik stimulasi kutaneus
lainnya, akan tetapi juga sebagai distraksi terhadap nyeri. TENS merupakan
prosedur non-invasif, merupakan metode yang aman untuk mengurangi nyeri baik
b. Kompres hangat
panas yang di bungkus kain yaitu secara konduksi dimana terjadi pemindahan
pembuluh darah dan akan terjadi penurunan ketegangan otot sehingga nyeri sendi
yang dirasakan akan berkurang atau hilang (Perry dan Potter, 2005).
9) Masase
Teknk ini dilakukan dengan melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak,
perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan / atau
untuk menghambat perjalanan nyeri pada pusat yang lebih tinggi pada sistem
Faktor-faktor yang
mempengaruhi nyeri
punggung bawah. Ibu Hamil Trimester
III
1. Perubahan postur
tubuh.
2. Penambahan BB Nyeri Punggung
saat Hamil. Bawah
3. Pengaruh hormon
relaksin terhadap ligamen.
4. Riwayat dahulu
Skala Nyeri
nyeri punggung bawah.
5. Aktivitas
Keterangan :
= Diteliti
= Tidak diteliti
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara ilmiah utuk mendapatkan data yang valid
(Sugiyono, 2009). Pada bab ini akan menguraikan tentang: 1) Desain penelitian,
3.2.1 Populasi
karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti (Satari & Wirakusuma, 2011).
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III yang melakukan
41
42
3.2.2 Sampling
dari populasi. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
menggunakan teknik Non Probability Sampling yaitu suatu teknik sampling yang
memberi kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih
kurun waktu tertentu sehingga jumlah klien yang diperlukan terpenuhi (Nursalam,
2008)
3.2.3 Sampel
(Arikunto,2006). Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III yang
Kriteria eksklusi adalah kriteria sampel yang tidak layak untuk diteliti.
variasi antara satu dan yang lain ( Satari dan Wirakusumah, 2011). Jenis variabel
dalam penelitian ini adalah derajat nyeri punggung bawah pada ibu hamil trimeter
1. Pengajuan judul
kepada responden pada saat di teliti skala nyeri yang dirasakan pada tingkatan
Coding, Tabulating.
bentuk prosentase.
45
Kerangka Kerja
Populasi: Ibu hamil trimester III yang melakukan pemeriksaan kehamilan di
RB Hikmah Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto sebanyak 40 ibu hamil.
Sample: Ibu hamil trimester III yang mengalami nyeri punggung bawah
sebanyak 30 ibu hamil.
Penyajian Data: Setelah data terkumpul dilakukan analisis data dan disajikan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dalam bentuk prosentase.
Gambar
. 3.1 : Kerangka Kerja Gambaran Derajat Nyeri Punggung
Bawah Pada Ibu Hamil Trimester III Di RB Hikmah.
46
3.5.1 Instrumen
Instrumen adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti
dalam kegiatannya mengumpulkan data agar data tersebut menjadi sistematis dan
mudah diolah (Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini proses pengambilan dan
pengumpulan data di peroleh dengan teknik wawancara dan observasi. Skala nyeri
organisasikan sedemikian rupa sehingga dapat di sajikan dalam bentuk tabel atau
1. Editing
dikumpulkan, karena memungkinkan data yang masuk (raw data) atau data
2. Coding
yang termasuk dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam
47
Tinggi
e. Denyut Jantung Janin : 1. < 120 x/menit 2. 120-160 x/menit 3. > 160 x/menit.
mmHg.
3. Scoring
tidak nyeri, 1-3 : Nyeri ringan. 4-6 : Nyeri sedang. 7-9 : Nyeri berat . 10 :
4. Tabulating
diberi kode, sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Untuk melakukan tabulasi
ini, diperlukan ketelitian dan kehati-hatian agar tidak terjadi kesalahan khususnya
Dalam analisa data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan
prosentase.
memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan
hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
Hanya data tertentu saja (yang dibutuhkan) akan dicantumkan sebagai hasil
penelitian.
3.8 Keterbatasan
49
kali sehingga dalam mencari responden yang trimester III kurang begitu
efektif.
3. Sebagian ibu hamil trimester III menolak untuk dimintai persetujuan menjadi
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan yang
disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Data yang telah terkumpul ditabulasikan
Bersalin Hikmah Kecamatan Puri yang berdiri di atas tanah seluas 1.315 m²,
Hikmah terdiri dari 1 ruang VK terdapat 2 Bed, 1 ruang nifas terdapat 2 bed, 1
50
51
17 responden (56,7%).
53
Berdasarkan tabel 4.5. diketahui bahwa denyut jantung janin responden 120-
4.2 Pembahasan
4.2.1 Gambaran Derajat Nyeri Punggung Bawah Pada Ibu Hamil Trimester
III di Rumah Bersalin Hikmah Desa Tambakagung Kecamatan Puri
Kabupaten Mojokerto.
Berdasarkan tabel 4.7 Sebanyak 23 responden (76,7%) mengalami derajat
responden yang mengalami nyeri punggung derajat berat sangat berat tidak ada
(0%)
sehingga tidak mengejutkan bila timbul beberapa rasa sakit dan nyeri. Meskipun
keadaan ini jelas tidak dianggap ringan oleh si wanita yang telah mengalaminya
anatomi dan fisiologis yang terjadi dan yang lainnya berhubungan dengan aspek-
sebagai spasme menusuk yang sangat nyeri yang disebut dengan nyeri ligamen.
berat badan secara bertahap selama kehamilan mengubah postur tubuh sehingga
pusat gravitasi tubuh bergeser ke depan. Ada kecenderungan bagi otot punggung
Nyeri punggung merupakan gangguan yang banyak dialami oleh ibu hamil
yang tidak hanya terjadi pada trimester tertentu, tetapi dapat dialami sepanjang
masa-masa kehamilan hingga periode pasca natal. Wanita yang pernah mengalami
nyeri punggung sebelum kehamilan beresiko tinggi mengalami hal yang sama
ketika hamil, oleh karena itu penting sekali untuk dapat membedakan nyeri
punggung terjadi akibat kehamilan dengan nyeri punggung yang terjadi akibat
punggung bawah pada usia 20-30 tahun terdapat 15 responden pada derajat nyeri
ringan dan 5 responden pada derajat nyeri sedang. Setiap orang memilki cara yang
yang berbeda baik merepon nyeri atau mnginterprestasikan nyeri tersebut. Cara
seseorang berespons terhadap nyeri adalah akibat dari banyak kejadian nyeri
selama rentang hidupnya (Smeltzer & Bare, 2002). Menurut Potter & Perry
(2006) terdapat hubungan antara nyeri dengan seiring bertambahnya usia, yaitu
ambang nyeri. Setiap responden belajar dari pengalaman nyeri, akan tetapi
pengalaman yang telah dirasakan responden tersebut tidak berarti bahwa individu
tersebut akan mudah dalam menghadapi nyeri pada masa yang mendatang.
ringan. Orvieto dkk melaporkan bahwa nyeri punggung meningkat seiring usia
kehamilan karena ada penambahan berat badan janin dan membesarnya uterus
otot disekitar pelvis dan tegangan tambahan dapat dirasakan diatas ligamen
tersebut.
57
Ummah (2012), tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang mendukung
sendiri atau dari sumber lain. Dengan tingginya tingkat pendidikan, dan
atas nyeri yang ditimbulkannya, dengan harapan bisa meminimalisir derajat nyeri
responden pada derajat nyeri ringan sedangkan 2 responden pada derajat nyeri
sedang. Pengalaman nyeri sebelumnya tidak selalu berarti bahwa individu akan
menerima nyeri dengan lebih mudah pada masa yang akan datang. Apabila
individu sejak lama sering mengalami serangkaian episode nyeri tanpa pernah
sembuh maka rasa takut akan muncul, dan juga sebaliknya (Potter & Perry, 2005).
Seseorang yang terbiasa merasakan nyeri akan lebih siap dan mudah
Nyeri punggung bawah memang merupakan hal yang lazim terjadi pada ibu
hamil terutama ibu hamil trimester III. Dari hasil penelitian seluruh responden
58
berdampak langsung pada kesejahteraan janin. Pada janin yang sehat tumbuh
jantung janin dalam batas tertentu dan selanjutnya kembali dalam batas
bradikardi serta irama yang tidak teratur dapat menyebabkan kematian janin
darah 110-70 mmHg-130-90 mmHg. 20 responden pada derajat nyeri ringan dan 7
responden pada derajat nyeri sedang. Respon fisiologis terhadap nyeri meliputi
peningkatan tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, keringat, diameter pupil, dan
ketegangan otot (Potter & Perry, 2005). Agar nyeri tidak berpengaruh banyak
pada kesejahteraan dan kenyamanan ibu serta janin, dibutuhkan manajemen nyeri
janin, tidak memperlambat persalinan jika diberikan kontrol nyeri yang kuat, dan
PENUTUP
Pada bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang
untuk menjawab pertanyaan serta saran yang sesuai dengan simpulan yang
diambil.
5.1 Kesimpulan
mengalami nyeri ringan sebanyak 23 responden (76,7%) hal ini disebabkan ibu
hamil yang menjadi responden pada penelitian ini sebagian besar pada umur
5.2 Saran
trimester III meupakan hal yang fisiologis dan pasti akan dialami oleh ibu hamil
trimester III. Selain itu responden juga perlu memahami strategi penatalaksanaan
59
60
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan data dasar dan menambah
tentang nyeri punggung bawah kepada ibu hamil supaya dalam menjalani masa
kehamilan ibu dapat menekan tingkat strees yang di alami oleh ibu hamil tersebut.
oleh peneliti.
2. Untuk peneliti selanjutnya yang terkait dengan judul penelitian ini diharapkan
dapat sebagian acuan dasar untuk memberikan solusi untuk mengurangi terjadi
3. Terkait dengan judul ini dapat dikembangkan lagi untuk bisa di teliti tentang
Basford, Lynn & Slevin, Oliver. 2006. Teori dan Praktik Keperawatan. Jakarta :
EGC
Bull, E dan Archad, G. 2007. Simple Guide Nyeri Punggung. Jakarta : Penerbit
Airlangga
Cunningham, F. Gary. 2005. Obstetri Williams Vol 1 Ed.21. Jakarta : EGC
Dahlan, Sopiyudin. 2009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam
Penelitian Kedokteran dan Kesehtan. Jakarta : Salemba Medika
Dinkes RI. 2006. Pedoman Pelayanan Farmasi Ibu Hamil dan Menyusui : Bakti
Husada
Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitin dengan Statistik. Jakarta : Bumi
Aksara
Garshasbi. 2004. The Effect of Exercise on the Intensity of Low Back Pain in
Pregnant Woman. Iran
61
62
Mc.Clammy, J. 2007. Pregnancy and Low Back Pain Triangle Spine and Back
Care Centre
Mudayyah, Siti. 2010. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang
Nyeri Punggung Dengan Perilaku Ibu Dalam Mengatasi Nyeri Punggungdi
BPS Siti Halimah Amd.Keb Ds. Surabayan Sukodadi Lamongan. Lamongan
: Jurnal Surya
Murray, M.T dan J.E Pizzorno. 1991. Textbook of Natural Medicine. Livingstone
Nolan, Mary. 2003. Kehamilan dan Melahirkan. Jakarta : Arcan
Novaria & Budi. 2007. Tips Cerdas Kehamilan Persiapan Hamil Hingga
Menyusui. Yogyakarta : Oryza
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal. Jakarta
: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Varney, Helen dkk. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
Kepada Yth.
Ibu ..................................
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Indra Yulianti
NIK : 162 601 106
Saya akan mengadakan penelitian dengan judul “Derajat Nyeri
Punggung Bawah Pada Ibu Hamil Trimester III di RB Hikmah Kecamatan
Puri Kabupaten Mojokerto”.
Sehubungan dengan hal tersebut, mohon kesediaan Ibu untuk menjadi
responden dalam penelitian ini. Semua data maupun informasi yang dikumpulkan
akan dijaga kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian. Jika bersedia untuk menjadi responden, mohon Ibu untuk
menandatangani pernyataan kesediaan menjadi responden.
Atas perhatian dan kesediaan Ibu, saya ucapkan terima kasih.
Indra Yulianti
65
Judul Penelitian : Derajat Nyeri Punggung Bawah Pada Ibu Hamil Trimester III
Di RB Hikmah Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto.
Petunjuk Pengisian : Berilah tanda silang pada kotak jawaban yang menurut
saudara sesuai.
A. Data Umum
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
3. Usia Kehamilan
7 Bulan
8 Bulan
67
9 Bulan
4. Kehamilan ke :
5 atau > 5
5. Berapa DJJ?
120-160 x/menit.
≤ 90/60 mmHg
≥ 140/90 mmHg
68
B. Data Khusus
0 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9
E
0 : Tidak Nyeri
Frequencies
Statistics
Frequency Table
Usia
Pendidikan
Umurkehamilan
Gravida
Djj
Tekanandarah
Derajatnyeri