Disusun Oleh :
TINGKAT 3C
2019
LAPORAN PENDAHULUAN PRE OP KISTA OVARI
A. PENGERTIAN
tumor, baik kecil maupun besar, kistik maupun solid, jinak maupun ganas.
Kista ovarium (kista indung telur) berarti kantung berisi cairan, normalnya
berukuran kecil, yang terletak di indung telur ovarium (Nugroho, 2010: 101)
B. ETIOLOGI
dari FSH dan LH yang gagal mengalami involusi atau mereabsorbsi cairan.
Kista granulosa lutein yang terjadi didalam korpus luteum indung telur yang
C. KLASIFIKASI
banyak ditemukan. Kista ini berasal dari sel telur dan korpus luteum, terjadi
Kista fungsional akan tumbuh setiap bulan dan akan pecah pada
masa subur, untuk melepaskan sel telur yang pada waktunya siap dibuahi
oleh sperma. Setelah pecah, kista fungsional akan menjadi kista folikuler
dan akan hilang saat menstruasi. Kista fungsional terdiri dari: kista folikel
a. Kistadenoma
Merupakan kista yang berasal dari bagian luar sel indung telur.
nyeri.
b. Kista coklat (endometrioma)
c. Kista dermoid
Merupakan kista yang berisi berbagai jenis bagian tubuh seperti kulit,
kuku, rambut, gigi dan lemak. Kista ini dapat ditemukan di kedua
gejala.
d. Kista endometriosis
e. Kista hemorhage
f. Kista lutein
Merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Kista lutein yang
Merupakan kista yang terjadi karena kista tidak dapat pecah dan
melepaskan sel telur secara kontinyu. Biasanya terjadi setiap bulan. Ovarium
akan membesar karena bertumpuknya kista ini. Kista polikistik ovarium yang
D. PATOFISIOLOGI
terbentuk secara tidak sempurna didalam ovarium karena itu terbentuk kista
dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature.
Folikel yang ruptur akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang
terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan
kehamilan. Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut
Etiologi :
Ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron
Pertumbuhan folikel tidak seimbang
Degenerasi ovarium
Infeksi ovarium
Gangguan reproduksi
Konservatif :
Observasi 1-2 bulan
Laparatomi Laparoskopi
Keluhan tetap :
Aktivitas hormon Ovarian Salpingo-
F. MANIFESTASI KLINIS
kebanyakan wanita yang memiliki kista ovarium tidak memiliki gejala sampai
6. Siklus menstruasi tidak teratur, bisa juga jumlah darah yang keluar banyak.
G. KOMPLIKASI
besarnya tumor atau posisinya dalam perut. Apabila tumor mendesak kandung
kemih dan dapat menimbulkan gangguan miksi, sedangkan kista yang lebih
rasa berat dalam perut serta dapat juga mengakibatkan edema pada tungkai.
` Tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali jika tumor itu
gejala-gejala klinik yang minimal. Akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam
jumah yang banyak akan terjadi distensi yang cepat dari kista yang
unilateral dan dikaitkan dengan kista, karsinoma, TOA, massa yang tidak
melekat atau yang dapat muncul pada ovarium normal. Torsi ini paling sering
muncul pada wanita usia reproduksi. Gejalanya meliputi nyeri mendadak dan
hebat di kuadran abdomen bawah, mual dan muntah. Dapat terjadi demam dan
Terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai akibat
trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut dan lebih sering pada saat
bersetubuh. Jika robekan kista disertai hemoragi yang timbul secara akut,
dan menimbulkan rasa nyeri terus menerus disertai tanda-tanda abdomen akut.
e. Perubahan keganasan
dalam hal ini mencurigakan. Massa kista ovarium berkembang setelah masa
penting.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
cermat dan analisis yang tajam dari gejala-gejala yang ditemukan dapat
:1)
1. Laparaskopi
berasal dari ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat tumor
itu.
2. Ultrasonografi (USG)
kistik atau solid, dan dapat pula dibedakan antara cairandalam rongga
Sumber : http://forum.detik.com/niwana-sod-mampu-menyembuhkan-
penyakit-kronis-seperti-kanker-kista-dll-t137091.html
3. Foto Rontgen
4. Parasintesis
1. Observasi
dengan sendirinya setelah satu atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil
tindakan operasi harus dilakukan pada waktu itu juga, bila tidak ada 22
seksama.
Wanita usia 50-70 tahun memiliki resiko cukup besar terkena kenker jenis
ini. Bila hanya kistanya yang diangkat, maka operasi ini disebut ovarian
pada dinding perut, yaitu sayatan searah dengan garis rambut kemaluan.
1. PENGKAJIAN
Langkah I (pertama) :
semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien. Perawat mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Bila
a. Data subyektif
1) Identitas pasien
reproduksi.
gangguan reproduksi.
d) Pendidikan : Dikaji untuk mengetahui sejauh mana tingkat
dengan pendidikannya.
sehari-hari pasien.
ekonominya.
diperlukan.
a) Keluhan Utama
reproduksi.
b) Riwayat Kesehatan
c) Riwayat Perkawinan
d) Riwayat menstruasi
disminorhoe atau tidak dan flour albus atau tidak. Dikaji untuk
dengan menstruasi.
f) Riwayat KB
Dikaji untuk mengetahui alat kontrasepsi yang pernah dan saat ini
(1) Nutrisi
yang masih mentah dan apakah ibu suka minum minuman beralkohol
(2) Eliminasi
Dikaji untuk mengetahui pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air
(4) Istirahat
tidak.
(6) Aktivitas
Dikaji untuk menggambarkan pola aktivitas pasien sehari hari. Pada
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum
b) Kesadaran
c) Vital sign
pernafasan
2) Pemeriksaan Fisik
tidak.
pembesaran perut.
tidak, sianosis atau tidak, oedem atau tidak, reflek patella positif atau
tidak.
m) Genitalia : Untuk mengetahui apakah ada kelainan, abses ataupun
3) Pemeriksaan khusus
a) Inspeksi
b) Palpasi
4) Pemeriksaan Penunjang
penyakit.
a. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan dapat ditegakkan yang berkaitan dengan nama
ibu, umur ibu dan keadaan gangguan reproduksi. Data dasar meliputi:
1) Data Subyektif
ibu.
2) Data Obyektif
b. Masalah
meliputi:
1) Data Subyektif
2) Data Obyektif
Potensial
menunggu intervensi dari seorang dokter. Situasi lainya bisa saja tidak
yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah
yang berkaitan, tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap
Setiap rencana asuhan harus disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu
perawat dan klien, agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien
81).
dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim
perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif
1) S (Subjektif)
anamnesis.
2) O (Objektif)
diagnostik lain.
3) A (Assessment)
4) P (Planning)
mempertahankan kesejahteraannya.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre Operasi
2.
3. INTERVENSI
RENCANA KEPERAWATAN
DIANGOSA
NO KEPERAW TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
ATAN
1. Nyeri akut Setelah dilakukan NIC :
b.d agen asuhan keperawatan Pain Management
cidera selama 3x24 jam - Lakukan pengkajian nyeri secara
biologi diharapkan nyeri komprehensif termasuk lokasi,
pasien berkurang karakteristik, durasi, frekuensi,
NOC : kualitas dan faktor presipitasi
Pain Level, - Observasi reaksi nonverbal dari
Pain control, ketidaknyamanan
Comfort level - Gunakan teknik komunikasi
Kriteria Hasil : terapeutik untuk mengetahui
- Mampu pengalaman nyeri pasien
mengontrol nyeri - Kaji kultur yang mempengaruhi
(tahu penyebab respon nyeri
nyeri, mampu - Evaluasi pengalaman nyeri masa
menggunakan lampau
tehnik - Evaluasi bersama pasien dan tim
nonfarmakologi kesehatan lain tentang
untuk mengurangi ketidakefektifan kontrol nyeri
nyeri, mencari masa lampau
bantuan) - Bantu pasien dan keluarga untuk
- Melaporkan bahwa mencari dan menemukan
nyeri berkurang dukungan
dengan - Kontrol lingkungan yang dapat
menggunakan mempengaruhi nyeri seperti suhu
manajemen nyeri ruangan, pencahayaan dan
- Mampu mengenali kebisingan
nyeri (skala, - Kurangi faktor presipitasi nyeri
intensitas, - Pilih dan lakukan penanganan
frekuensi dan tanda nyeri (farmakologi, non
nyeri) farmakologi dan inter personal)
- Menyatakan rasa - Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
nyaman setelah menentukan intervensi
nyeri berkurang - Ajarkan tentang teknik non
- Tanda vital dalam farmakologi
rentang normal - Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
- Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
- Tingkatkan istirahat
- Kolaborasikan dengan dokter jika
ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil
4. IMPLEMENTASI
Memonitor TTV
Jika tujuan tidak tercapai maka perlu dikaji ulang letak kesalahannya,
dicari jalan keluarnya, kemudian catat apa yang ditemukan, serta apakah perlu
S: skala nyeri 5
Indicator IR ER
Keterangan:
1. Keluhan ekstream
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
P: Lanjutkan intervensi
A: masalah teratasi
Anxiety control
Klien mampu 5 5
mengidentifikasi dan
mengungkapkan gejala
cemas
Mengidentifikasi, 5 5
mengungkapkan dan
menunjukan teknik untuk
mengontrol cemas
Postur tubuh dan ekspresi 5 5
wajah menunjukan
berkurangnya kecemasaan
Tekanan darah 120/80 5 5
mmHg
Keterangan:
1 = Keluhan ekstream
2 = Keluhan berat
3 = Keluhan sedang
4 = Keluhan ringan
5 = Tidak ada keluhan
P: Hentikan intervensi
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Lowdermilk, & Jensen. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas, alih
bahasa Maria A. Wijayarini, Peter I. Anugrah (Edisi 4). Jakarta: EGC.
Benson Ralp C dan Martin L. Pernoll. 2008. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta: EGC
Bilotta, Kimberli. 2012. Kapita Selekta Penyakit: Dengan Implikasi Keperawatan.
Edisi 2. Jakarta : EGC
Heardman. (2011). Diagnosa Keperawatan. Jakarta. EGC.
Heffner, Linda J. & Danny J.Schust. (2008). At a Glance Sistem Reproduksi Edisi II.
Jakarta : EMS, Erlangga Medical Series.
Lowdermil, Perta. 2005. Maternity Women’s Health Care. Seventh edit.
Yatim, Faisal. 2005. Penyakit Kandungan, Myom, Kista, Indung Telur, Kanker
Rahim/Leher Rahim, serta Gangguan lainnya. Jakarta: Pustaka Populer Obor