Kabupaten Indragiri Hilir memiliki luas wilayah 18.812,97 km² yang 7.207 Km²
diantaranya adalah wilayah perairan (BPS, 2015), itu artinya bahwa 38% Indragiri
Hilir merupakan daerah perairan. Di perairan Indragiri hilir, eceng gondok (Eichornia
crassipes) masih menyandang status sebagai gulma yang belum dimanfaatkan untuk
kemajuan ekonomi dan daerah. Keberadaan eceng gondok yang sangat banyak dan
semakin banyak di sepanjang 12 sungai dan ratusan anak sungai pasang surut di
Indragiri Hilir telah mengganggu aktivitas trasportasi perairan masyarakat,
meningkatkan evapotranspirasi, mempercepat proses pendangkalan dan dapat
menghalangi biota air untuk menerima cahaya matahari dengan sempurna.
Kecepatan eceng gondok dalam berkembang biak yang sangat tinggi menjadi
kelemahan dalam penanganan gulma ini. Sebatang eceng gondok mampu memenuhi
seluas 1m2 dalam waktu 52 hari, sehingga wajar saja jika selama 106 tahun sejak
kedatangannya ke Indonesia, eceng gondok telah menyebar dan memenuhi seluruh
wilayah perairan di Indonesia (Suprapti, 2008). Dengan keberadaan eceng gondok
dan potensinya yang sangat tinggi di Indragiri hilir, alangkah baiknya jika kita bisa
mengurangi kerugian yang diakibatkannya dengan memanfaatkannya pada banyak
bidang yang potensial, sehingga dapat berperan sebagai tambahan penghasilan
masyarakat.
Kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap ketinggian air, arus air, suhu, derajat
pH, ketersediaan nutrien dan senyawa toksik di dalam air