Anda di halaman 1dari 5

PEMERAN :

1. Siti Masitoh ( Lani )


2. Risti Indriani ( Ibu Lani )
3. Widya Hayuningtiyas ( Ibu jujur 1 )
4. Resita Nurul. A ( Jujur 1 tidak lolos )
5. Nurrizqy Aulia. H ( Perawat / Bulik )
6. Mei Kumala. W ( Ketua Panitia )
7. Candra Setyo Haryati ( Jujur 2 lolos )

SKENARIO

Pada tanggal 13 Maret 2018 akan diadakan perekrutan pegawai di


puskesmas X, perekrutan tersebut banyak diikuti oleh peserta lulusan
keperawatan. Namun, terjadi kecurangan pada perekrutan pegawai di puskesmas
tersebut yaitu nepotisme yang dilakukan oleh salah satu pegawai yang termasuk
panitia penyelenggara perekrutan. (Nepotisme berasal dari kata latin “nepos” yang
berarti “keponakan” atau “cucu”, secara istilah berarti mendahulukan anggota
keluarga atau kawan dalam memberikan pekerjaan atau hak istimewa).
Pegaiawai tersebut merupakan saudara dari salah satu peserta yang
mengikuti perekrutan. Sebelum diadakan tes tertulis orang tua x datang menemui
saudaranya dengan maksud ingin memeinta bantuan kepada sudaranya agar
anaknya dipermudah menjadi pegawai di puskesmas x.

Ibu : “Assalamu’alaikum”.
Bulik : “Wa’alaikum salam. Eh mbak Yuli, dek Lani”.
Ibu : “Iya lis”.
Bulik : “Bagaimana kabarnya mba Yul sama dek Lani?”
Ibu : “Alhamdullilah Lis, baik”.
Bulik : “Alhamdullilah, selamat ya Lani kemarin sudah wisuda udah
mulai daftar kerja dimana aja?”.
Lani : “Udah bulik, tapi belum ada panggilan”.
Bulik : “Daftar dimana saja dek?”
Lani : “Daftar di klinik bulik”.
Bulik : “Loh kok di klinik daftarnya?”
Lani : “Iya bulik, soalnya STRnya belum keluar baru ada surat
keterangan lulus STR”.
Ibu : “Iya Lis belum ada panggilan masih di rumah saja jadinya.
Ngomong – ngomong puskesmasmu katanya ada perekrutan bisa
enggak si Lani masuk ke situ?”
Bulik : “Oh ya ada perekrutan. Aku kemarin mau bilang tapi belum
sempet ketemu. Ya bisa ko ikut daftar kayak yang lain saja nanti
bulik baruu..”
Lani : “Bulik syaratnya apa saja ya?”

Bulik : “Buat administrasinya yang penting ngumpulin FC Ijazah,


transkip, sama STR”.

Lani : “Tapikan Lani belum punya STR?”

Bulik : “Ya sudah pake surat kelulusan STR aja nanti bulik ganti. Kamu
tenang aja”.

Lani : “Iya Bulik”.

Ibu : “Oh iya Lis, itu sampe berapa ya Lis biasanya uang sakunya?”

Bulik : “Ya seikhlasnya si mba. Tpi yang saya tau sekitar 5”.

Ibu : “Itu udah mesti masuk belum?”

Bulik : “Tenang saja mba, bereslah”.

Ibu : “Ooh ya udah Lis, makasih buat bantuannya ya Lis. Aku pamit
Lis”.

Bulik : “Kok cepet – cepet si mba, kan lagi main”.

Ibu : “Udah malem, lah Lis”.

Bulik : “Oh iya ati – ati ya mba”.

Ibu : “Iya Lis”.


Di Puskemas

Keesokan harinya ibu lis menemui ketua penyelenggara perekrutan untuk


membicarakan perihal keponakannya yang ingin dibantu untuk menjadi pegawai
di puskesmas x, ibu Lis pun menemui ketua penyelenggara di ruangannya.

Ibu Lis : “Assalamu’alaikum..”

Ket Peny : “Wa’alaikum salam, ya mba Lis masuk, gimana mba Lis?”

Ibu Lis : “Jadi gini bu, aku dapet titipan anak satu, itu keponakanku
gimana ya bu?”

Ket Peny : “Iya mba, udah tau berapanya?”

Ibu Lis : “Iya bu, udah tek bilangin kok kemarin”.

Ket Peny : “Oh ya, bisa diatur, ntar kamu tekkasih komisinya”.

Ibu Lis : “Ya bu, siap! Oh iya bu itu belum ada STRnya tapi udah ada surat
kelulusan STRnya”.

Ket Peny : “Oh iya bisa diatur”.

Ibu Lis : “Oh ya udah bu, saya permisi ya”.

Ket Peny : “iya”.

Ibu Lis : “Assalamu’alaikum”.

Ket Peny : “Wa’alaikum salam”.


Pada tanggal 13 Maret 2018, telah dilakukan tes tertulis perekrutan pegawai.

Seminggu setelah dilakukan tes tertulis, diumumkan hasil perekrutan


pegawai yang terpampng di papan pengumumuan, para peserta datang ke
puskesmas untuk melihat hasil perekrutan pegawai yang ditemani orang tuanya.
Salah satu peserta bernama Seli dan ibunya datang untuk melihat hasil
pengumuman dan ternyata seli tidak lolos.

Seli : “Ibu maaf Seli enggak lolos, maaf bikin kecewa ibu”.
Ibu : “Ya udah berarti itu belum rejekimu, Sel”.

Disaat Seli bercakap dengan Ibu, datanglah mita teman satu angkatan seli
yang juga mendaftar sebagai peserta di puskesmas.

Mita : “Gimana sel hasil tesnya, lolos enggak?”


Seli : “Enggak mit, mungkin belum rejekiku. Kamu lolos ya Mit?
Selamat ya!”

Mita : “Iya Sel, makasih ya. Kamu tetap semangat ya!”

Lani : “Ibu aku lolos”.

Ibu Lani : “Alhamdulillah ni, enggak sia – sia”.

Lani : “Iya bu”.

Saat Lani dan Ibunya bercakap – cakap sambil merlihat papan Mita dan
Seli mendengar bahwa Lani lolos tes perekrutan pegawai. Padahal Lani adik
tingkatnya yang baru wisuda dan belum mendapatkan STR.

Mita : “Eh Sel bukannya Lani adik tingkat kita yang baru wisuda, emang
dia sudah punya STRya?”

Seli : “Oh iya, ya Mit, aku baru sadar”.

Ibu Seli : “Eh tadi itu kayaknya anak ibu Yuli ya?”
Mita : “Iya bu, kok ibu tau?”

Ibu Seli : “Itu anaknya, temen kerjanya bapak, kalau nggak salah bapak
pernah cerita. Adeknya bu Yuli itu kerja di puskesmas x”.

Minta : “Oh mungkin karena itu jadi Lani bisa lolos”.

Ibu Seli : “Iya mungkin bisa jadi Mit”.

Pada akhirnya Lani dapat bekerja di puskesmas x dengan bantuan


Buliknya. Dewasa ini nepotisme sudah marak terjadi di berbagai bidang salah
satunya dapat terjadi dibidang kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai