Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Farmasi Higea, Vol. 9, No.

2, 2017

UJI AKTIVITAS HEPATOPROTEKTOR EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU


(Piper betle Linn.) TERHADAP KERUSAKAN HATI
YANG DIINDUKSI PARASETAMOL

Sri Oktavia1), Ifora2), Suhatri2), Marni Susanti1)


1
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang
2)
Universitas Andalas Padang
sri.oktavia889@gmail.com

ABSTRAK

Secara empiris, daun sirih hijau banyak digunakan sebagai obat hepatitis, bronkhitis, dan antiseptik. Zat-zat
yang terkandung didalamnya mampu mengatasi peradangan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat aktivitas
hepatoprotektor dari daun sirih hijau terhadap kerusakan hati yang diinduksi dengan parasetamol pada mencit
putih jantan. Parameter yang diamati yaitu aktivitas SGPT dan SGOT. Hewan percobaan dibagi dalam 5
kelompok yang terdiri dari kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif (parasetamol 500 mg/KgBB),
kelompok dosis 50 mg/kgBB, 100 mg/kgBB dan 200 mg/kg BB. Pemeriksaan kadar SGOT, SGPT pada hari
ke 3, 7, 15 dan pemeriksaan histopatologi hati untuk melihat gambaran kerusakan hati. Hasil penelitian
menunjukkan adanya penurunan aktivitas SGOT dan SGPT.Penurunan tertinggi aktivitas SGOT dan SGPT
diperlihatkan pada dosis 200 mg/kgBBpada pemeriksaan hari ke-15 sebesar 13,57 U/L dan 14,15 U/L.
Pemeriksaan histopatologi menunjukkan perbaikan kerusakan jaringan hati yang terlihat dari penurunan
nekrosis sentrolobular. Dapat disimpulkan bahwa ekstrakdaun sirih hijau(Piper betle Linn. )memiliki aktivitas
hepatoprotektor.
Kata kunci : Hepatoprotektor, Piper betle Linn., SGOT, SGPT, Histopatologi

ABSTRACT

Empirically, Piper betle Linn. are widely used as hepatitis and bronchitis drugs and as an antiseptic. The
substances contained can overcome inflammation. This study aims to see hepatoprotective activity of Piper
betle Linn. against liver destruction induced by paracetamol in male white mice. Parameters observed were
ALT and AST level. The experimental animals were divided into 5 groups i.e negative control group, the
positive control (paracetamol 500 mg / KgBW), the dose of extract 50 mg/kgBW, 100 mg/kgBW and 200 mg
/ kg BW). The level of ALT and AST were determined on days 3, 7, 15 and liver histopathology examination
was done to show the liver destruction. The results showed the reduction on AST and ALT level. The highest
reduction of AST and ALT level was shown by dosage 200 mg / kgBW at 15 th day examination with amount
13.57 U / L and 14.15 U / L. Histopathologic examination showed repairment of liver tissue wich can be seen
from the reduction of centrolobular necrosis. It can be concluded that Piper betle Linn. extract has a
hepatoprotector activity.
Keywords : Hepatoprotector, Piper betle Linn., SGOT, SGPT, Histopathology

Meskipun mekanisme proteksi sel sangatlah


PENDAHULUAN kompleks, tetapi asupan antioksidan
disarankan dalam pencegahan dan pengobatan
degenerasi sel hati yang disebabkan oleh
Prevalensi kerusakan hati di dunia reaksi oksidasi (Lieber, 1997).
menunjukkan jumlah yang serius untuk Faktor - faktor yang dapat
diwaspadai (Poli & Parola, 1997). Kerusakan menimbulkan gangguan fungsi hati antara
hati dapat disebabkan oleh infeksi maupun lain adalah penyakit autoimun primer
aktifitas senyawa kimia yang masuk ke dalam (hepatitis lupoid), infeksi virus, akibat obat.
tubuh dengan berbagai macam mekanisme. Gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh
Salah satu bentuk proteksi kerusakan hati obat dikenal dengan hepatitis toksik (Wenas,
adalah melalui konsumsi antioksidan yang 1996). Contoh salah satu obat yang dapat
banyak terkandung dalam bahan alam.

109
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 9, No. 2, 2017

menimbulkan hepatitis toksik ialah yang diamati kadar SGOT dan SGPT dalam
parasetamol (Soemarto, 1996). serum darah hewan uji.
Pemakaian parasetamol dosis besar,
6-12 gram dapat menimbulkan kerusakan METODE PENELITIAN
hati (hepatitis) akut dengan ensefalopati. Waktu dan Tempat
pada pemakain lama dapat terjadi hepatitis
Penelitian ini telah dilaksanakan
menahun (Soemarto, 1996). Hal itu
dikarenakan pembentukan metabolik reaktif selama lebih kurang 8 (delapan) bulan
toksik (N-asetil-p-benzoquinon) dan radikal pada bulan Maret-Oktober 2017 di
bebas melalui proses biotransformasi oleh Laboratorium Farmakologi Sekolah
enzim sitokrom P450 dengan bantuan Tinggi Ilmu Farmasi Padang dan Balai
isoenzim CYP2E1. Metabolit reaktif toksik Veteriner Bukittinggi, Sumatera Barat.
dan radikal bebas dapat mengganggu
integritas membran sel dan terjadi kerusakan Alat dan Bahan
hati (Podolsky & Isselbacher, 2002).
kerusakan hati dapat dilihat dari Alat
meningkatnya aktivitas transaminase serum Botol maserasi, rotary evaporator
yaitu SGOT (Serum Glutamat Oksaloasetat (Ika®), timbangan analitik (Precisa®),
Transaminase), SGPT (Serum Glutamat timbangan hewan (Ohaus®), fotometer
Piruvat Transaminase), Bilirubin, GGT (ɣ- klinikal (Microlab 300®), sentrifus (DKC
Glutamil Transpeptidase), alkalin fosfatase 1008T®), pipet tetes, gelas ukur (Iwaki®),
dan protein (Ganong, 1998). pipa kapiler, tabung reaksi (Iwaki®),
Daun sirih hijau (Piper betle Linn.) lumpang, stamfer, kaca arloji, gunting,
dalam tradisi budaya Indonesia sudah tak kapas, vial.
asing lagi. Daun sirih sebagai bahan utama Bahan
dari kebiasaan yang disebut menyirih,
biasanya dimakan dengan cara mengunyah Bahan yang digunakan adalah
bersama gambir, buah pinang dan kapur
daun sirih hijau (Piper betle Linn.)segar,
(Herniati et al, 2012). Daun sirih hijau
mengandung minyak atsiri yang berisikan parasetamol (PT. Indofarma),alkohol 70%
senyawa kimia seperti fenol serta senyawa (PT. Brataco), paraffin liquidum (PT.
turunannya, asam nikotinat, riboflavain, Brataco), plat KLT Silica gel GF254
tiamin, vitamin C, gula, dan tannin. Daun (Merck), Natrium carboxy methyl
sirih memiliki rasa dan aroma khas yaitu rasa cellulose (Na-CMC) (PT. Brataco), air
pedas dan bau yang tajam. Rasa dan aroma ini suling, dan reagen SGOT dan SGPT
disebabkan dari kavikol dan bethalphenol (Dyasis®).
dalam minyak atsiri yang terkandung
didalam daun sirih. Cara Kerja
Penelitian ini bertujuan untuk melihat
aktivitas hepatoprotektor dari tanaman sirih Pembuatan Ekstrak
hijau terhadap kerusakan hati yang diinduksi Ekstrak dibuat dengan menggunakan metode
dengan parasetamol pada mencit putih jantan. maserasi menggunakan pelarut etanol 70%
Bagian tanaman yang digunakan yaitu daun. selama 3 hari.
Secara empiris, daun sirih hijau banyak
digunakan sebagai obathepatitis, bronkhitis, Pemeriksaan Skrining Fitokimia
antiseptik dan juga bisa untuk penyembuh Uji skrining fitokimia yang dilakukan
kulit yang bengkak atau gatal-gatal pada kulit. meliputi pemeriksaan alkaloid, terpenoid,
Zat-zat yang terkandung didaunnya pun juga steroid, flavonoid dan saponin.
bisa mampu untuk mengatasi peradangan. Hal
ini menjadi perhatian peneliti untuk meneliti Karakterisasi Ekstrak
lebih lanjut aktivitas hepatoprotektor dari Karakterisasi ekstrak meliputi karakterisasi
daun sirih hijau ini terhadap kerusakan hati non spesifik yaitu pemeriksaan kadar susut
yang diinduksi parasetamol dengan parameter pengeringan dan kadar abu, sedangkan
karakterisasi spesifik ekstrak yaitu

110
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 9, No. 2, 2017

pemeriksaan organoleptik meliputi bentuk, mengandung alkaloid, flavonoid, terpenoid


bau, warna dan rasa. dan steroid.
Ekstrak yang didapatkan dilakukan
Penyiapan Hewan Uji karakterisasi. Karakterisasi yang dilakukan
Hewan yang digunakan dalam penelitian meliputi karakterisasi spesifik dan non
ini adalah mencit putih jantan yang sehat spesifik. Karakteristisasi non spesifik yang
berumur 2-3 bulan dengan berat badan dilakukan yaitu penetapan sust pengeringan
25-35 gram sebanyak 45 ekor.Hewan dan kadar abu. Tujuan dilakukan penetapan
susut pengeringan ekstrak adalah untuk
diaklimatisasi selama 7 hari sebelum
memberikan batasan minimal atau rentang
perlakuan.Hewan dinyatakan sehat besarnya kandungan air didalam bahan (untuk
apabila selisih berat sebelum dan sesudah ekstrak yang tidak mempunyai kandungan
di adaptasikan tidak lebih dari 10% dan minyak atsiri tinggi). Hasil yang didapatkan
secara visual menunjukkan perilaku yaitu susut pengeringan 9,3602 % dan kadar
normal. abu total 0,2294 %. Hasil ini menunjukkan
bahwa ekstrak daun sirih hijau telah
Perencanaan Dosis dan Pembuatan memenuhi mutu sepesrti yang tercantum
Sediaan Uji dalam Farmakope Herbal Indonesia Suplemen
Dosis sediaan uji diberikan pada I yang menyatakan bahwa susut pengeringan
hewan percobaan adalah 50 mg/kg BB, tidak lebih dari 10% dan kadar abu tidak lebih
dari 3,7 %. Sedangkan karakterisasi spesifik
100 mg/kg BB, 200 mg/kg BB yang
ekstrak meliputi pemeriksaan organoleptik.
diberikansecara oral.Sediaan uji dibuat Ekstrak daun sirih hijau yang didapatkan dari
dengan cara pembuatan suspensi ekstrak proses ekstraksi tersebut berwarna hijau, rasa
dalam Na.CMC 0,5%. agak pahit, bau khas aromatis dan bentuk
konsistensi kental.
Perlakuan Hewan Uji Pada penelitian ini digunakan
Hewan uji yang telah diaklimatisasi parasetamol (asetaminofen) sebagai
dibagi menjadi 5 kelompok masing penginduksi kerusakan hati. Jika
kelompok kontrol negatif, kontrol positif, penggunaanya diatas terapeutik window dapat
dosis ekstrak 50 mg/kgBB, 100 mg/kgBB mengakibatkan kerusakan hati. Parasetamol
dan 200 mg/kgBB. Hewan diinduksi akan membentuk metabolik reaktif yang
menggunakan parasetamol 500mg/kg BB. bersifat toksik (N-asetil-p-benzoquinon) dan
radikal bebas melalui proses biotransformasi
Pemeriksaan kadar SGPT dan SGOT oleh enzim sitokrom P450 dengan bantuan
dilakukan pada hari ke 3, 7 dan 15. isoenzim CYP2EI. Metabolit reaktif yang
Setelah itu, hewan dikorbankan untuk bersifat toksik dan radikal bebas dapat
diambil organ hati dan dilakukan menggangu integritas membran sel dan
pembuatan preparat organ untuk berlanjut menjadi kerusakan hati. Kerusakan
pemeriksaan gambaran histopatologi hati hati terutama terjadi di area sentrolobuler
hewan uji. karena enzim sitokrom P450 banyak terdapat
disana (Podolsky & Isselbacher, 2002).
Kerusakan membran sel menyebabkan hati
HASIL DAN PEMBAHASAN mensekresi enzim SGOT dan SGPT.
Dari proses ekstraksi didapatkan Dari penelitian yang dilakukan
ekstrak kental daun sirih hijau sebanyak didapatkan hasil kadar SGOT rata-rata
28,165 gram sehingga rendemen yang kelompok kontrol positif 33,736 ± 1,163
diperoleh sebesar 7,41%. Uji skrining U/L dan kelompok kontrol negatif 12,990
fitokimia dilakukan untuk mendapatkan ± 0,888 U/L. Hal ini menunjukkan bahwa
informasi mengenai golongan kandungan parasetamol yang digunakan sebagai
kimia daun sirih hijau sebagai parameter mutu penginduksi dapat menimbulkan
ekstrak dalam kaitannya dengan efek kerusakan hati dimana terlihat tingginya
farmakologisnya. Hasil yang diperoleh
kadar SGOT pada kelompok kontrol
menunjukkan bahwa daun sirih hijau

111
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 9, No. 2, 2017

positif yang diberikan parasetamol Hasil penelitian ini dianalisis


dibandingkan dengan kadar SGOT pada dengan menggunakan uji ANOVA dua
kelompok kontrol negatif yang arah. Hasilnya menunjukan bahwa variasi
merupakan kelompok normal. Kadar dosis ekstrak daun sirih hijau (Piper betle
SGOT rata–rata kelompok dosis 50 mg/kg Linn.) dapat menurunkan kadar
BB, 100 mg/kg BB, dan 200mg/kg BB SGOTsecara signifikan (p> 0.05) pada
berturut-turut 24,236 ± 3,506U/L, 17,255 mencit yang sudah dirusak hatinya
± 4,207U/L, 13,572 ± 0,672 U/L. Terlihat dengan parasetamol sedangkan lama
penurunan kadar SGOT seiring dengan pemberian ekstrak tidak mempengaruhi
peningkatan dosis ekstrak daun sirih kadar SGOT secara signifikan (p< 0.05).
hijau.

Tabel 1. Aktivitas rata-rata SGOT dan SGPT hewan uji

Aktivitas SGOT rata- Aktivitas SGPT rata-


Kelompok rata (U/L) rata (U/L)

Kelompok 1
12,990 ± 0,888 10,275± 0,888
Kontrol Negatif

Kelompok 2
33,736 ± 1,163 31,409 ± 0,581
Kontrol Positif

Kelompok 3
24,236 ± 3,506 26,368 ± 4,126
Dosis 50 mg/kgBB

Kelompok 4
17,255 ± 4,207 18,807 ± 4,207
Dosis 100 mg/kgBB

Kelompok 5
13,572 ± 0,672 14,153 ± 3,959
Dosis 200 mg/kgBB

Dari hasil ujilanjut Duncan terhadap aktivitas SGOT. Aktivitas


pemberian dosis terhadap aktivitas penurunan SGOT paling tinggi
SGOT diketahui pemberian ekstrak ditunjukkan pada dosis 200 mg/kg BB
etanol daun sirih hijau (Piper betle dengan nilai aktivitas SGOT rata-
Linn.) menunjukan ketiga dosis tersebut rata13,572 U/L.
memberi efek yang berbeda

112
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 9, No. 2, 2017

Aktivitas SGOT dan SGPT


40
35
30
Aktivitas 25
20 "Aktivitas rata-rata
15 SGOT"
10 "Aktivitas rata-rata
5 SGPT"
0
1 2 3 4 5
Kelompok perlakuan

Gambar 1. Aktivitas rata-rata SGOT dan SGPT hewan uji

Parameter lain yang digunakan Hasil penelitian ini dianalisis


dalam penelitian ini yaitu kadar SGPT. dengan menggunakan uji ANOVA dua
Tingginya kadar SGPT juga terlihat pada arah. Hasilnya menunjukan bahwa variasi
kelompok kontrol positif yang diinduksi dosis ekstrak daun sirih hijau (Piper betle
dengan parasetamol yaitu 31,409 ± Linn.) dapat menurunkan kadar
0,581U/L. Nilai ini cukup tinggi SGPTsecara signifikan (p> 0.05) pada
dibandingkan kontrol negatif yang mencit yang sudah dirusak hatinya
merupakan kelompok normal dengan dengan parasetamol sedangkan lama
kadar SGPT 10,275± 0,888 U/L. Hal ini pemberian ekstrak tidak mempengaruhi
menunjukkan adanya efek kerusakan hati kadar SGPT secara signifikan (p< 0.05).
yang ditimbulkan oleh parasetamol Hasil uji lanjut Duncan terhadap
sebagai penginduksi terhadap hewan uji. aktivitas SGPT memperlihatkan
Terhadap kelompok dosis juga dilakukan pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper
pemeriksaan kadar SGPT dengan hasil betle Linn.) dengan berbagai dosis
pada kelompok dosis 50 mg/kg BB, 100 memberikan efek yang berbeda terhadap
mg/kg BB, 200 mg/kg BB berturut–turut kadar SGPT. Aktivitas penurunan SGPT
adalah26,368 ± 4,126U/L, 18,807 ± paling tinggi ditunjukkan pada dosis 200
4,207 U/L, 14,153 ± 3,959U/L. Hasil ini mg/kg BB dengan aktivitas SGPT rata-
menunjukkan penurunan kadar SGPT rata sebesar 14,153 U/L.
seiring dengan peningkatan dosis ekstrak.

113
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 9, No. 2, 2017

1. Kontrol - 2. Kontrol + 3.Dosis 50mg/kg BB

Sentrolobular

Nekrosis
centrolobular ringan

4. Dosis 100 mg/kg BB 5. Dosis 200 mg/kg BB

Gambar 6. Gambaran mikroskopik hati mencit pada hari ke 3.

Selain pemeriksaan aktivitas SGPT serta adanya sel limfosit, sedangkan hari ke
dan SGOT untuk melihat aktivitas 15 menunjukkan adanya nekrosis
hepatoprotektor daun sirih hijau dilakukan sentrolobular . Hal ini membuktikan bahwa
juga pemeriksaan histopatologi. Pada pemberian parasetamol pada dosis 500 mg/kg
kelompok kontrol negatif pemeriksaan BB selama 15 hari pada mencit dapat
histopatologi kelompok ini pada hari ke menyebabkan nekrosis hati sentrolobular.
3,hari ke 7 dan hari ke 15 menunjukkan tidak Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang
ada nekrosis sentrolobular. Pada kelompok dilakukan oleh Herwiyanti & Ghufron (2000)
kontrol positif pemeriksaan histopatologi dimana penggunaan parasetamol dosis 500
pada hari ke 3 menunjukkan adanya nekrosis mg/kg BB selama 15 hari sebagai agen
sentrolobular ringan dan hari ke 7 penginduksi kerusakan hati pada mencit
menunjukkan nekrosis sentrolobular ringan dapat menyebakan nekrosis hati
sentrolobular.

114
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 9, No. 2, 2017

1. Kontrol - 2. Kontrol + 3.Dosis50mg/kgBB

Sel limfosit

Sentrolobular normal

Nekrosis
centrolobular ringan
4. Dosis 100 mg/kg BB 5. Dosis 200 mg/kg BB

Gambar 6. Gambaran mikroskopik hati mencit pada hari ke 7.

Pada kelompok yang diberikan sediaan ringan. Pada kelompok yang diberikan
uji dosis 50 mg/kg BB pemeriksaan sediaan uji dosis 200 mg/kg BB pemeriksaan
histopatologi pada hari ke 3 menunjukan histopatologi pada hari ke 3 menunjukkan
adanya nekrosis sentrolobular ringan dan ke nekrosis sentrolobular ringan. Pada hari ke 7
7 menunjukkan adanya nekrosis menunjukkan nekrosis sentrolobular yang
sentrolobular yang ringan dan sel limfosit ringan dan adanya sel limfosit. Sedangkan
yang sangat banyak sedangkan hari ke 15 pada hari ke 15 menunjukkan adanya
menunjukkan adanya nekrosis sentrolobular nekrosis sentrolobular yang ringan. Ini dapat
ringan. disimpulkan bahwa pada sediaan uji
Pada kelompok yang diberikan sediaan dengan dosis 200 mg/kg BB dapat
uji dosis 100 mg/kg BB pemeriksaan memperbaiki sel hepatosit yang diinduksi
histopatologi pada hari ke 3, 7, dan hari ke 15 dengan parasetamol.
menunjukkan nekrosis sentrolobular yang

115
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 9, No. 2, 2017

1. Kontrol - 2. Kontrol + 3.Dosis50mg/kg BB

sentrolobular

Nekrosis
sentrolobular ringan

4. Dosis 100 mg/kg BB 5. Dosis 200 mg/kg BB

Gambar 6. Gambaran mikroskopik hati mencit pada hari ke 15.

KESIMPULAN Herniati, Rusli, Naomi Y.M, Mersi S.S,.


Dari penelitian yang dilakukan dapat 2012. Ekstrak Daun Sirih Hijau
disimpulkan bahwa ekstrak daun sirih Dan Merah Sebagai Antioksidan
hijau (Piper betle Linn.) bersifat Pada Minyak Kelapa: JTK USU,
hepatoprotektor. Hasil analisis statistik Aricle in press.
menunjukkan variasi dosis ekstrak
mempengaruhi penurunan SGOT dan Herwiyanti, S dan Ghufron, M. 2000.
SGPT pada hewan uji secara signifikan Gambaran Histologik Hepar Tikus
(P>0,05). Dari pemeriksaan histopatologi putih (Rattus Norvergicus)
hati dapat dilihat gambaran mikroskopik Setelah Pemberian Teh Hijau dan
hati mencityang mengalami perbaikan Parasetamol Jurnal Kedokteran
nekrosis sentrolobuler. Yarsi. 7: 45-40.

REFERENSI Lieber,C.S. 1997. Role of Oxidative


Ganong, W.F. 1998. Buku Ajar Fisiologi Stress and Antioxidant therapy in
Kedokteran.Edisi 17. Penerjemah: Alcoholic and nonalcoholic Liver
M. Djauhari. Penerbit buku Disease. Adv Pharmacol. 38: 601-
kedokteran EGC. Jakarta. 628.

116
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 9, No. 2, 2017

Podolsky, D.K & Isselbacher, K.J. 2002. Soemarto, W. 1997. Hepatitis Toksik,
Tes Diagnostik pada Penyakit Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit
Hati. Dalam: Harisson Prinsip – Dalam. Edisi 3. Balai Penerbit
Prinsip Ilmu Penyakit FKUI. Jakarta.
Dalam.Edisi 13. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta. Wenas, N. T, 1996. Kelainan Hati Akibat
Obat, Dalam: Buku Ajar Ilmu
Poli, G. & Parola, M. 1997. Oxidative Penyakit Dalam. Edisi 3. Balai
Damage and Fibrogenesis. Free Penerbit FKUI. Jakarta.
Radic Biol Med. 22: 287-305.

117

Anda mungkin juga menyukai