Case Report Session Karsinoma Naso Faring-2
Case Report Session Karsinoma Naso Faring-2
Anatomi
Definisi
Epidemiologi
fossa supraklavikular, dan/atau unilateral atau bilateral kranial pada 8% kasus, dan gejala lain yang tidak
kelenjar getah bening retrofaring dengan diameter spesifik pada 8% kasus. Perbesaran kelenjar getah
terbesar 6 cm atau kurang. bening di level VA biasanya ada (pada 54% pasien),
kemudian di level II paa 49% pasien, level III pada
N2: Metastasis kelenjar getah bening bilateral dengan 24% pasien, di inferior VA/superior VB pada 22%.
diameter terbesar 6 cm atau kurang, di atas fossa Perbesaran KGB di level IV, inferior VB dan
supraklavikular. supraklavikular jarang ada, hanya sekitar 10-13%.
Perluasan tumor juga dapat menimbulkan gangguan
N3: Metastasis pada kelenjar getah bening diatas 6 6
pada nevus VI.
cm dan/atau pada fossa supraklavikular:
Diagnosis
N3a: Diameter terbesar lebih dari 6 cm
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
N3b :Meluas ke fossa supraklavikular anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang. Dari anamnesis didapatkan keluhan
Metastasis Jauh (M)
penderita karsinoma nasofaring sangat bervariasi.
Pada stadium dini keluhan sering tidak menimbulkan
M0: Tanpa metastasis jauh
kecurigaan atas adanya tumor ini. Keluhan tersebut
M1 :Metastasis jauh biasanya berupa keluhan telinga, hidung atau
keduanya. Pada stadium lanjut, kecurigaan pada
Stadium T N M penyakit ini akan mudah timbul dan sering ditemukan
I T1 N0 M0 ialah pembesaran kelenjar limfe leher, gejala kelainan
II T1 N1 M0 saraf kranial atau gejala akibat metastase jauh yang
8
III T2 N0-1 M0 sangat berat dirasakan pasien.
IVA T1-2 N2 M0
IVB T3 N0-2 M0 Pemeriksaan fisik nasofaring secara
IVC T4 N0-2 M0 konvensional adalah dengan menggunakan kaca
Semua T N3 M0 rinoskopi posterior. Pemeriksaan yang lebih sempurna
adalah dengan menggunakan nasofaringoskopi baik
Semua T Semua N M1
8
Tabel 1. Stadium KNF berdasarkan AJCC 2010 yang fleksibel maupun yang kaku.
Penjalaran melalui foramen laserum akan Diagnosis pasti ditegakkan dengan biopsi
mengenai saraf otak ke III, IV, VI dan dapat pula ke V, nasoaring. Biopsi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu
sehingga pasien datang sering dengan gejala diplopia. dari hidung tanpa melihat jenis tumornya (blind
10
Neuralgia trigeminal, atau hipoastesi juga sering biopsy), dan dari mulut dengan kateter nelaton.
ditemukan. Pada karsinoma yang lanjut akan
mengenai saraf otak ke IX, X, XI dan XII jika Diagnosis banding
10
penjalaran melalui foramen jugular.
a. hipertrofi adenoid, namun biasanya adenoid
memiliki permukaan licin,alur longitudinal,
Metastasis ke kelenjar leher dalam bentuk
benjolan di leher merupakan salah attu gejala yang dan letaknya di tengah nasofaring.
10 b. Pada laki-laki remaja dapat pula
mendorong pasien untuk pergi berobat.
dibandingkan dengan angiofibroma
Gejala-gejala yang sering muncul adalah juvenil,hal ini dapat dikonfirmasi dengan
terdapat massa di leher pada 41% kasus, keluhan endoskopi dan pemeriksaan MRI.
telinga (termasuk berkurangnya pendengaran dan c. Tumor lain di nasofaring di antaranya seperti
9
gangguan drainase) pada 27% kasus, sumbatan atau limfoma
perdarahan hidung pada 21% kasus, defisit saraf
Membran timpani
Jumlah perforasi - -
Perfora Jenis - -
si Kwadran - -
Pinggir - -
Pemeriksaan penunjang
Edema
Massa Laboratorium (7/11/2018)
Plika vokalis Warna Parameter Hasil
Gerakan Hb 10,2 g/dl
3
Pinggir Leukosit 8.610 /mm
3
medial Trombositt 359.000/mm
Massa Ht 33%
Subglotis/ Massa GDS 86 mg/dl
trakea Ureum 36mg/dl
Sekret Kreatinin 1,4 mg/dl
Ada / Natrium 132 mmol/L
Tidak Kalium 3,7 mmol/L
Sinus Massa Klorida 101 mmol/l
piriformis SGOT 14 u/l
Sekret SGPT 20 u/l
Valekulae Massa
Sekret Kesan: Anemia ringan, leuksoitosis,
(jenisnya) peningkatan ureum
Pasien datang dengan keluhan benjolan menunjukan hasil Nasofaring Carcinoma Non
pada leher kanan sejak 2 tahun yang lalu, benjolan Keratinized Dedifferentiated. Pemeriksaan CT-scan
pada leher kiri sejak 1 bulan yang lalu. Benjolan ini menunjukkan adanya tumor nasofaring sisi kanan
perlu diperiksa dengan cermat apakah merupakan sugestif maligna dengan perluasan ke parafaring
keganasan atau bukan keganasan. Oleh karena itu, disertai limfadenopati. Jadi, dari anamnesis,
perlu dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik lebih pemeriksaan fisik dan pemeiksaan penunjang, dapat
lanjut. ditegakkan karsinoma nasofaring.
Pada pasien tidak ditemukan tanda-tanda Pasien ini memiliki kebiaasaan terpapar asap
adanya metastasis, yaitu nyeri kepala, muntah- ketika memasak di dapur rumah makan dan merokok.
muntah, sesak napas, gangguan BAK dan BAB. Hal ini merupakan faktor risiko terjadinya karsinoma
nasofaring sehingga pasien perlu diedukasi seperti
Pasien adalah seorang juru masak dan penerangan akan kebiasaan hidup yang salah serta
sudah tepapar asap sejak 7 tahun yang lalu. Pasien mengubah cara memasak makanan untuk mencegah
juga memiliki riwayat merokok selama 30 tahun, 3 akibat buruk yang timbul dari bahan-bahan yang
bungkus perhari. Paparan asap dan merokok berbahaya. Penyuluhan mengenai lingkungan hidup
merupakan faktor risiko dari kanker nasofaring. yang tidak sehat, meningkatkan keadaan sosial-
ekonomi dan berbagai hal yang berkaitan dengan
Pada pemeriksaan fisik ditemukan, 10
kemungkinan-kemungkinan faktor penyebab.
pemeriksaan rinoskopi anterior ditemukan kavum nasi
dextra dan sinistra lapang. Sekret tidak ditemukan. DAFTAR PUSTAKA
Konka inferior dextra dan sinistra tampak eutrofi
berwarna merah muda, Permukaan licin dan tidak
1. Firdaus, M.A & Prijadi, J. 2013. Kemoterapi
udema. Pada rinoskopi posterior, sulit dinilai. Neoadjuvan pada Karsinoma Nasofaring. Diakses
Diagnosis karsinoma nasofaring dapat ditegakkan dari www.repository.unand.ac.id pada tanggal 30
berdasarkan hasil biopsi. Pemeriksaan biopsi