1. Latar Belakang.
Bahaya kebakaran merupakan bahaya yang dapat terjadi setiap saat, yang diakibatkan karena
kelalaian, sabotase dan bencana alam. Hal ini tidak menutup kemungkinan terjadi di Rumah
Sakit Umum Daerah Biak (RSUD Biak) yang dapat menimbulkan kerugian berupa personil,
material dan dokumen. Sehingga perlu dibuatkan panduan pengamanan kebakaran untuk
tindakan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran di RSUD Biak.
2. TUJUAN.
Tujuan panduan ini disusun untuk dijadikan acuan bagi anggota RSUD Biak dalam
melaksanakan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran agar didapatkan kerugian
seminimal mungkin dari akibat musibah kebakaran yang terjadi.
3. RUANG LINGKUP.
Ruang lingkup panduan ini meliputi cara pencegahan dan pengorganisasian penanggulangan
akibat musibah kebakaran yang terjadi di RSUD Biak yang disusun dengan tata urut sebagai
berikut:
a. Pendahuluan
b. Organisasi
c. Tindakan Pencegahan
d. Tindakan Penanggulangan
e. Tindakan akhir
f. Penutup
4. LANDASAN HUKUM.
1. Undang-Undang Nomor 1 tahun tahun 1970 tentang keselamatan kerja;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan;
3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana;
4. Undang-Undang No.44 Tahun 2009 tentang rumah sakit;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2008 tentang tenaga penyelenggaraan
penanggulangan bencana;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor;
432/Menkes/SK/IV/2007 tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) di rumah sakit;
8. Keputusan Dirjen PPM & PLP No.00.06.64.44 Februari 1993 tentang persyaratan
dan petunjuk teknis tata cara penyehatan lingkungan rumah sakit;
9. Permenaker RI No. Per 04//Men/1980 tentang syarat-syarat pemasangan dan
pemeliharaan alat pemadam api ringan;
10. Kepmen PU No. 10/KPTS/2000 tentang teknis pengamanan terhadap bahaya
kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan;
BAB II
ORGANISASI
5. PENGORGANISASIAN
Organisasi satuan tugas penanggulangan bahaya kebakaran disusun sebagai berikut:
a. Direktur RSUD Biak dengan tugas memberikan Komando atau perintah bila terjadi
bahaya kebakaran.
b. Kepala Bagian Penunjang dengan tugas untuk memimpin pelaksanaan
penanggulangan bahaya kebakaran.
c. Satuan Pelaksana.
1) Satuan pemadam kebakaran
2) Satuan penyingkiran/evakuasi kebakaran
3) Satuan pengamanan kebakaran
4) Satuan Khusus terdiri dari:
a) Unit Gawat Darurat
b) Angkutan.
BAB III
TINDAKAN PENCEGAHAN
6. UMUM
Pengamanan adalah merupakan sebagian dari kegiatan pelaksanaan sistem pengamanan pada
umumnya. Oleh karena itu pelaksanaan kegiatan dalam rangka pengamanan satuan
dititikberatkan kepada tindakan tindakan yang bersifat pencegahan.
2) Pemadam Tradisional
a) OK
b) Angkutan
c) Kamar Jenazah
d) Piket
8. LARANGAN-LARANGAN
a. Dilarang mengadakan pemasangan/perubahan maupun perbaikan saluran listrik tanpa
seijin petugas listrik/teknik.
b. Dilarang menyimpan barang-barang yang rawan terhadap api di sembarang tempat.
c. Dilarang membuang puntung rokok yang masih menyala di sembarang tempat.
d. Dilarang membakar sampah di dekat bangunan dengan tidak diawasi.
9. PETUNJUK LAIN
a. Personil RSUD Biak
1) Matikan lampu bila tidak digunakan
2) Matikan alat/mesin yang berhubungan dengan listrik bila tidak digunakan dan
cabut kabel listrik alat tersebut dari saklar (kontak) listrik.
3) Pahami letak alat pemadam kebakaran yang ada di RSUD Biak.
4) Padamkan api, sedini mungkin bila terjadi kebakaran
5) Lapor cepat kepada Kepala Bagian Penunjang
c. Tim Penanggulangan.
Memimpin penanggulangan/ pemadaman kebakaran yang dibantu oleh satuan sebagai
berikut:
1) Satuan Pemadam Kebakaran.
a) Ketua tim pemadam segera memerintahkan petugas di lokasi
kebakaran untuk segera memindahkan pasien, material dan dokumen yang ada
ketempat penampungan sementara
b) Anggota pemadam segera mengambil peralatan yang ada untuk
memadamkan kebakaran dan dibantu oleh petugas lain yang berada disekitar
lokasi kebakaran.
2) Satuan Penyingkiran/Evakuasi.
Seluruh anggotanya segera memindahkan pasien, material dan dokumen dari
lokasi kebakaran ke tempat penampungan sementara dibantu oleh petugas lain
yang berada disekitar lokasi kebakaran.
4) Satuan Khusus.
a) Unit Gawat Darurat
(1) Menyiapkan seluruh anggota dan peralatannya.
(2) memberikan pertolongan kepada personil korban kebakaran.
b) Angkutan
(1) Seluruh anggota angkutan bergabung dengan satuan evakuasi.
(2) Menyiapkan seluruh kendaraan untuk mengevakuasi
pasien/personil, material dan dokumen ke tempat penampungan
sementara
BAB V
TINDAKAN AKHIR
14. PELAPORAN/KONSOLIDASI.
a. Petugas satpol PP dan Tim Pemadam Kebakaran melaporkan kegiatan
penanggulangan bahaya kebakaran yang telah dilaksanakan kepada Direktur RSUD BIAK.
b. Melaporkan kejadian tersebut, meliputi kerugian personil, material dan dokumen.
15. INSTRUKSI/KOORDINASI
a. Bantuan diprioritaskan terhadap keselamatan jiwa manusia dan material lainnya serta
dokumen.
b. Apabila petugas dinas pemadam kebakaran telah sampai di lokasi kejadian, maka
tim pelaksana pemadaman kebakaran beralih kepada dinas pemadam kebakaran.
16. PERHUBUNGAN.
a. Menggunakan alat komunikasi yang ada antara lain:
1) Pesawat telepon
2) Radio
3) Bahaya kebakaran ooo( Teng Teng Teng ) dst selama + 2”
4) Tanda aman o( Teng ) ... o( Teng ) ... o ( Teng ) ... dst selama + 2”
c. Komando
1) Posko berada di Ruang Komite Medik
2) Penampungan sementara material dan dokumen berada di Ruang Tuud
3) Penampungan sementara pasien berada di Garasi /Angkutan
4) Bila kebakaran terjadi di lokasi tersebut, maka posko dan penampungan
sementara akan ditentukan kemudian.
BAB VI
PENUTUP
Panduan ini dibuat sebagai acuan dalam pelaksanaan Pengamanan bahaya kebakaran di Rumah Sakit
Umum Daerah Biak.