A. Hasil Penelitian
2. Karakteristik Responden
40
41
Tabel 4.1.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Orang Tua Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan di Taman Kanak-kanak Desa Tegalsari Kecamatan Kandeman
Kabupaten Batang Tahun 2013
(n=103)
Tabel 4.2.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Orang Tua Responden Berdasarkan Pekerjaan di
Taman Kanak-kanak Desa Tegalsari Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang
Tahun 2013 (n=103)
3. Analisis Univariat
Tabel 4.3.
Distribusi Frekuensi Sosialisasi Kebiasaan Cuci Tangan di Taman Kanak-kanak
Desa Tegalsari Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang
Tahun 2013 (n= 103)
Hasil penelitian tentang praktik cuci tangan anak usia pra sekolah di
Taman Kanak-kanak Desa Tegalsari melalui observasi diperoleh hasil
nilai mean sebesar 4,62, median sebesar 4,00, nilai minimum sebesar
2, nilai maksimum sebesar 6 dan standar deviasi sebesar 1,314. Hasil
pengkategorian praktik cuci tangan diketahui sebagian besar responden
melakukan praktik cuci tangan yang kurang baik (56,3%) terutama
dalam hal cara mencuci tangan seperti 45 orang (43,7%) tidak
menggosok tangan dengan seksama selama 20 detik dan 35 orang
(34%) tidak menggunakan sabun dan menggosok sabun sampai
berbusa. Hasil kategori praktik cuci tangan dapat dilihat pada tabel 4.4
berikut:
43
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Praktik Cuci Tangan di Taman Kanak-kanak Desa Tegalsari
Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun 2013 (n= 103)
4. Analisis Bivariat
Tabel 4. 5
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-smirnov
Hasil uji korelasi sperman rank diperoleh nilai rs sebesar 0,644. Hal ini
berarti terdapat hubungan yang kuat antara hubungan sosialisasi kebiasaan
cuci tangan dalam keluarga dengan praktik cuci tangan pada anak pra
sekolah di Taman Kanak-kanak Desa Tegalsari Kecamatan Kandeman
Kabupaten Batang dan mempunyai arah hubungan yang positif. Hal ini
berarti semakin baik sosialisasi kebiasaan cuci tangan dalam keluarga
maka semakin baik praktik cuci tangan pada anak usia pra sekolah. Untuk
lebih jelasnya ditunjukkan pada diagram berikut :
44
Diagram 4.1
Diagram Tebar Hubungan Sosialisasi Kebiasaan Cuci Tangan dalam Keluarga
dengan Praktik Cuci Tangan pada Anak Pra Sekolah di Taman Kanak-kanak
Desa Tegalsari Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang
Tahun 2013 (n= 103)
6
5
aktik
4
Pr
3
2
Sosialisasi
Dari hasil uji statistik diperoleh value sebesar 0,000< 0,05, yang berarti
ada hubungan sosialisasi kebiasaan cuci tangan dalam keluarga dengan
praktik cuci tangan pada anak pra sekolah di Taman Kanak-kanak Desa
Tegalsari Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang seperti pada tabel 4.6.
Tabel 4. 6.
Distribusi Hubungan Sosialisasi Kebiasaan Cuci Tangan dalam Keluarga dengan
Praktik Cuci Tangan pada Anak Pra Sekolah di Taman Kanak-kanak Desa Tegalsari
Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun 2013 (n= 103)
anak usia pra sekolah yang mendapatkan sosialisasi yang baik akan
melakukan praktik cuci tangan yang baik pula.
Tabel 4.7.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Tingkat Pendidikan Orang Tua Responden dengan
Sosialisasi Kebiasaan Cuci Tangan di Taman Kanak-Kanak Desa Tegalsari
Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang
Tahun 2013 (n=84)
Tabel 4.10.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Pekerjaan Orang Tua Responden dengan Praktik
Cuci Tangan Anak Usia Pra Sekolah di Taman Kanak-Kanak Desa Tegalsari
Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang
Tahun 2013 (n=84)
B. Pembahasan
Sosialisasi cuci tangan yang kurang dapat dilihat dari 55,3% orang tua
yang tidak menyediakan sabun untuk cuci tangan dan 48 orang (46,6%)
tidak menyediakan lap kering di dekat tempat cuci tangan. Hal ini dapat
disebabkan kurangnya pengetahuan orang tua tentang manfaat sabun yang
sebenarnya dapat diperoleh dari media informasi atau pendidikan
kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan.. Hal ini sesuai dengan
penelitian Apriyani (2012) yang menyatakan bahwa ada perbedaan
sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang cuci tangan.
Praktik cuci tangan yang benar perlu didukung fasilitas cuci tangan seperti
kran dengan air yang mengalir. Fasilitas cuci tangan di TK Desa Tegalsari
masih terbatas, hanya ada 1 kran mengalir tanpa wastafel cuci tangan
sehingga tidak semua anak menggunakan kran untuk mencuci tangan. Dari
hasil penelitian diketahui terdapat 23 responden yang mencuci tangan
tidak dengan air mengalir (22,3%).
Praktik cuci tangan yang kurang disebabkan tingkat pendidikan orang tua
responden sebagian besar rendah. Dari tabulasi silang dapat diketahui
bahwa sebagian besar (50,5%) responden yang melakukan praktik cuci
tangan yang kurang mempunyai orang tua yang berpendidikan SD. Hal ini
menggambarkan bahwa tingkat pendidikan orang tua berkontribusi pada
praktik cuci tangan yang benar karena tingkat pendidikan orang tua yang
rendah menjadi kendala dalam memperoleh informasi dan mengolah
informasi tentang cuci tangan tidak baik. Hal ini menyebabkan hal-hal
yang diajarkan orang tua tentang praktik cuci tangan yang benar tidak
tepat disampaikan kepada anak.
Pencegahan diare pada anak usia pra sekolah dibutuhkan praktik cuci
tangan yang baik, namun dari hasil penelitian yang telah dilakukan
diketahui praktik cuci tangan anak usia pra sekolah masih kurang. Hal ini
disebabkan kurangnya informasi yang diperoleh tentang cara mencuci
tangan yang baik. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Mayasari (2012)
yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan tingkat pengetahuan dan
51
C. Keterbatasan Penelitian
1. Variabel
D. Implikasi Keperawatan