Anda di halaman 1dari 6

SCIENTIA VOL. 6 NO.

2, AGUSTUS 2016

PENGEMBANGAN DAN VALIDASI METODE ANALISIS ZAT


PENGAWET NATRIUM BENZOAT PADA CABE MERAH GILING
SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
Regina Andayani1, B.A. Martinus2, Yudhea Gemilang Putri2
1
Fakultas Farmasi Universitas AndalasPadang
2
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Yayasan Perintis Padang
Email : uniregina74@gmail.com,

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian pengembangan dan validasi metode analisis zat pengawet
natrium benzoat pada cabe merah giling secara spektrofotometri ultraviolet. Analisis zat
pengawet natrium benzoat pada cabe merah giling dengan mengekstraksi sampel menggunakan
pelarut n-heksan. Penentuan kadar zat pengawet natrium benzoat pada ekstrak cabe merah
giling menggunakan spektrofotometri ultraviolet pada panjang gelombang serapan maksimum
baku pembanding asam benzoat 272,0 nm dengan menggunakan pelarut etanol. Hasil validasi
metode analisis pengawet natrium benzoat pada cabe merah giling yang memenuhi kriteria
validasi meliputi: Linearitas, Batas Kuantitasi, Batas Deteksi , Presisi, dan Akurasi. Hasil
analisis zat aktif pengawet natrium benzoat pada cabe merah giling di Pasar Raya Kota Padang
teridentifikasi mengandung natrium benzoat pada sampel A,B,C Sampel A=5,5330 g/kg, sampel
B=6,4610 g/kg, dan sampel C=1,6898 g/kg. Sedangkan pada sampel D,E,F tidak teridentifikasi
mengandung natrium benzoat yang melewati batas maksimum yang diatur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.772/MenKes/Per/IX/1988 yaitu maksimal 1 g/kg
berat bahan.

Kata kunci : Cabe merah giling, Natrium benzoate, Spektrofotometri

ABSTRACT

Research had been done about development and validation of analysis method of
sodium benzoate as preservative compound in ground red chilli. Sodium benzoate was
extracted with n-heksan and its levelwas determined by spectrophotometer UV-Vis at
wavelength 272 nm. Result of analysis method validation was fulfilled standard of validation
included linearity, limit of detection, limit of quantification, precision and accuracy. Analysis
result showed that preservative compound as sodium benzoate in ground red chilli in sample A,
B, and C were 5,5330 g/kg; 6,4610 g/kg and 1,6898 g/kg respectively. In otherwise in sample
D, E and F were not identified sodium benzoate that not exceeded maximum level in Regulation
of the Minister of Health of Indonesian Republic No 772/MenKes/Per/IX/1988 that is maximum
level at 1 g/kg material.

Keywords : Ground red chilli, Sodium benzoate, Spectrophotometry

PENDAHULUAN memperlambat proses fermentasi,


pengasaman, atau penguraian yang
Bahan pengawet merupakan salah disebabkan oleh mikroba. Akan tetapi tidak
satu bahan tambahan makanan (food jarang produsen menggunakannya pada
additive) yang digunakan untuk pangan yang relatif awet dengan tujuan
mengawetkan pangan yang mudah rusak. untuk memperpanjang masa simpan atau
Bahan ini dapat mengahambat atau memperbaiki tekstur (Cahyadi, 2009).

ISSN : 2087-5045 133


SCIENTIA VOL. 6 NO. 2, AGUSTUS 2016

Pengawet yang banyak dijual di Klorida.p.a, Natrium Hidroksida.p.a, Asam


pasaran digunakan untuk pengawetan Klorida (HCl).p.a, Ammonia.p.a,
berbagai bahan pangan adalah asam Etanol.p.a, n-heksan, Asam Sulfat.p.a,
benzoat, yang umumnya terdapat dalam Perak Nitrat.p.a, Besi(III) Klorida.p.a,
bentuk natrium benzoat atau kalium Amonium Hidroksida.p.a.
benzoat yang bersifat lebih mudah larut.
Natrium benzoat sering digunakan untuk
mengawetkan berbagai pangan dan METODE PENELITIAN
minuman, seperti sari buah, minuman
ringan, cabe merah giling, saus tomat, selai, a. Pengambilan Sampel
jeli, manisan, kecap dan lain-lain (Cahyadi, Sampel cabe merah giling dibeli di
2009; Syamsinar, 1991). Pasar Raya Kota Padang, dimana sampel
Natrium benzoat merupakan garam yang digunakan diambil di beberapa tempat
dari asam benzoat yang banyak digunakan di Pasar Raya Kota Padang.
dari pada bentuk asamnya, karena b. Ekstraksi Pengawet dari Sampel
kelarutannya lebih baik dalam air. Asam Sampel ditimbang sebanyak
benzoat dan garamnya bekerja optimum 20,0152 gram sampel A, 20,0135 gram
menghambat pertumbuhan bakteri pada pH sampel B, dan 20,0098 gram sampel C
2,5-4,0 karena itu sangat cocok digunakan kemudian ditambahkan larutan NaCl jenuh
pada makanan yang bearasam (Winarno, 46 mL, pindahkan ke labu ukur 50 mL,
1980). Natrium benzoat dapat tambahkan HCl 10% sampai 50 mL,
menyebabkan efek yang berbahaya bagi Kocok, kemudian masukkan ke corong
tubuh bila digunakan diatas batas pisah lalu tambahkan pelarut organik yaitu
maksimum yang dibolehkan, seperti: keram n-heksan. Larutan dikocok sampai terpisah
perut, rasa kebas di mulut, dan kanker menjadi 2 lapisan, lapisan n-heksan
(Mukarni, 1999; Sartono, 2001; Butarbutar, ditampung dan lapisan air/garam
2007). difraksinasi kembali dengan pelarut n-
Untuk menghindari efek buruk heksan sampai 4 kali kemudian n-heksan
yang ditimbulkan oleh cabe merah giling yang telah ditampung digabungkan.
yang mengandung bahan pengawet natrium Selanjutnya dilakukan proses penguapan
benzoat, maka dilakukan pengujian untuk pelarut organik dengan rotary evaporator
menganalisis kandungan pengawet natrium pada suhu 30-500C. rotary evaporator
benzoat pada cabe merah giling dengan bertujuan untuk menguapkan pelarut yang
menggunakan validasi metode analisis terdapat pada sampel tersebut agar
secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan pelarutnya tertarik sempurna, sehingga
panjang gelombang 200-400 nm. sampel dapat di ukur kadarnya dengan
murni. Sampel di rotary sampai diperoleh
volume hingga 5 mL, dan diuapkan lagi
ALAT DAN BAHAN diatas waterbath hingga kering. Kemudian
masukkan ekstrak kering ke dalam labu
Alat ukur 50 mL larutkan dengan etanol sampai
Corong pisah, tabung reaksi, tanda batas. Lalu di pipet 1 mL masukkan
erlenmeyer, gelas piala, gelas ukur, labu ke dalam labu ukur 25 mL tambahkan
ukur, batang pengaduk, pipet tetes, plat etanol sampai tanda batas. Diukur
tetes, cawan penguap, timbangan analitik, absorbansinya kemudian diplotkan dengan
kaca arloji, pipet ukur, karet hisap, botol kurva standar untuk menentukan kadar
semprot, kertas saring, spatel, Rotary asam benzoatnya.
evaporator dan Spektrofotometer UV PGI
+92 (Merck). Validasi Metode Penetapan Kadar
Pengawet Natrium Benzoat Secara
Bahan Spektrofotometri Ultraviolet
Sampel (cabe merah giling),
Aquadest, Asam Benzoat.p.a, Natrium Linearitas dan Kurva Kalibrasi

ISSN : 2087-5045 134


SCIENTIA VOL. 6 NO. 2, AGUSTUS 2016

Linearitas dilakukan dengan UV. Absorban diukur sebanyak tiga kali


analisis seri larutan standar asam benzoat pengulangan untuk setiap larutan hasil
(0,5; 1; 1,5; 2; dan 2,5 µg/mL). Ukur dinyatakan dalam % perolehan kembali (%
absorban dengan panjang gelombang 272 Recovery).
nm Spektrofotometri Ultraviolet. Kurva
kalibrasi dibuat dengan memplot antara Penetapan Kadar Natrium Benzoat
konsentrasi larutan standar asam benzoat dalam Sampel dengan
terhadap luas area masing-masing Spektrofotometer Ultraviolet
konsentrasi. Sebagai parameter adanya Ekstraks kering sampel cabe yang
hubungan linear digunakan koefisien didapat masukkan ke dalam labu ukur 50
korelasi pada persamaan linear y= a + bx. mL di pipet 1 mL masukkan ke labu ukur
Persamaan linear ini dapat digunakan jika 25 mL kemudian tambahkan etanol sampai
faktor korelasinya 0,98 < r < 1. tanda batas. Ukur serapan larutan sampel
dengan Spektrofotometer Ultraviolet pada
Penentuan batas deteksi (LOD) dan panjang gelombang serapan maksimum.
batas kuantitasi (LOQ)
Batas deteksi dan kuantitasi dapat
di hitung secara statistik melalui garis
regresi linier dari kurva kalibrasi. Nilai
pengukuran akan sama dengan nilai b pada Keterangan :
persamaan garis linier y = a + bx. K : Kadar asam benzoat yang
terdeteksi sampel ( g / mL)
3. C : Konsentrasi asam benzoat yang
terdeteksi dalam sampel yang
dan diukur ke dalam
10. Spektrofotometri UV
V : Volume total sampel
Fp : Faktor pengenceran
Presisi W : Berat sampel
Pengukuran presisi intra-day
dilakukan pada 3 tingkat konsentrasi Asam
Benzoat standar yaitu 20, 40, dan 60 HASIL DAN PEMBAHASAN
sebanyak tiga kali
pengulangan dalam satu hari pengerjaan. Penelitian ini dilakukan untuk
Sedangkan yang interday dilakukan pada mengetahui kadar natrium benzoat pada
tingkat konsentrasi yaitu 20, 40, dan 60 cabe merah giling yang dijual di Pasar
dilakukan sebanyak tiga kali Raya, kota Padang dengan metode
pengulangan selama tiga hari berturut-turut. Spektrofotometri Ultraviolet. Karena
metode ini memiliki banyak keuntungan
Akurasi antara lain dapat digunakan untuk analisis
Akurasi dinyatakan dengan suatu zat dalam jumlah kecil, pengerjaanya
penilaian % perolehan kembali (Recovery). mudah, sederhana, cukup sensitif dan
Akurasi ditentukan dengan memasukkan selektif, biayanya relatif murah dan
sampel C3.3 kedalam masing - masing tiga mempunyai kepekaan analisis cukup tinggi
labu ukur 50 mL kemudian untuk (Munson, 1991). Sampel yang digunakan
penambahan standar 40%, 80% dan 120% pada penelitian ini adalah cabe merah giling
masing – masing ditambahkan dengan cara diambil secara acak dari beberapa tempat di
memipet 0,45 mL ; 0,89 mL ; 1,34 mL Pasar Raya kota Padang sebanyak 6 sampel.
larutan induk asam benzoat 1000 ppm ke Dalam pengerjaan sebelum
dalam 3 buah labu ukur 50 mL yang telah dilakukan pemeriksaan kadar natrium
berisi larutan sampel C3.3. Kemudian benzoat terlebih dahulu sampel di
tambahkan etanol sampai tanda batas. fraksinasi. Fraksinasi bertujuan untuk
Larutan dianalisis dengan Spektrofotometri memisahkan suatu zat berdasarkan

ISSN : 2087-5045 135


SCIENTIA VOL. 6 NO. 2, AGUSTUS 2016

perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan induk untuk menentukan panjang


yang tidak saling larut, biasanya air dengan gelombang maksimum yang digunakan
pelarut organik. Fraksinasi biasanya adalah asam benzoat standar dan dijadikan
menggunakan pelarut organik seperti eter, sebagai pembanding dalam menganalisis
aseton, benzena, etanol, n-heksan dan kualitatif sampel, dapat dilihat dari
dikloroetana. Pelarut organik yang perbandingan hasil spektrum asam benzoat
digunakan adalah n-heksan, mula-mula ke standar dengan sampel, bahwa sampel
dalam sampel ditambahkan NaCl jenuh, tersebut berada dalam kurva asam benzoat
bertujuan untuk proses salting out yaitu standar sehingga dapat dikatakan sampel
proses penambahan larutan elektrolit ke mengandung asam benzoat. Sedangkan
dalam fase air yang mengandung senyawa pada sampel D,E dan F tidak menghasilkan
organik, penambahan larutan elektrolit ini endapan, perubahan warna dan tidak
difungsikan agar kelarutan senyawa organik menimbulkan bau etil benzoat (esterifikasi).
dalam air bisa menurun dan juga Kemudian ekstrak kering Sampel
konsentrasi senyawa organik dalam fase A,B,C,D,E,F dilakukan analisis kuantitatif
organik akan lebih besar dari pada dalam dengan menentukan absorbannya dengan
fase air. Kemudian larutan tersebut di menggunakan alat spektrofotometer
encerkan dengan HCl 10% yang tujuan ultraviolet. Ekstrak kering tersebut
untuk menghidrolisis natrium benzoat dilarutkan dengan pelarut etanol dalam labu
menjadi asam benzoat dan air. Kocok, ukur 50 mL, lalu dipipet 1 mL dari larutan
kemudian masukkan ke corong pisah lalu tersebut masukkan dalam labu 25 mL
tambahkan pelarut organik yaitu n-heksan, tambahkan etanol sampai tanda batas.
pada lapisan heksan akan terekstraksi asam kemudian diukur absorbannya untuk
benzoat dan lapisan air terdapat senyawa menentukan kadar. Pada sampel A,B,C
senyawa lain yang bersifat polar, kemudian didapat absorban 0,308-0,710 secara
lapisan heksan ditampung dan digabung. kualitatif memberikan hasil yang negatif
Selanjutnya dilakukan proses penguapan (tidak terdeteksi).
pelarut organik dengan rotary evaporator Pembuatan kurva kalibrasi natrium
pada suhu 30-500C. Pemakaian rotary benzoat dengan menggunakan konsentrasi
evaporator bertujuan untuk menguapkan
pelarut yang terdapat pada sampel tersebut persamaan linearitas y= 0,2069 + 0,005x.
agar pelarutnya tertarik sempurna, sehingga Dengan nilai a= 0,2069, b=0,005 dan nilai
sampel dapat di ukur kadarnya dengan koefisien korelasinya r adalah 0,9999. Hasil
murni. Sampel di rotary sampai diperoleh menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi
volume hingga 5 mL, dan diuapkan lagi mendekati 1 sehingga kurva kalibrasi
diatas waterbath hingga kering. natrium benzoat memberikan nilai linearitas
Hasil ekstrak kering yang diperoleh yang baik, dan penetapan kadar dengan
dari sampel A,B dan C kemudian dilakukan kurva kalibrasi terjamin kebenarannya
analisis kualitatif, dengan menambahkan (Mulja, 2003).
beberapa tetes NaOH + FeCl3 5% ke dalam Batas deteksi (LOD) = 1,50869
sampel, jika mengandung asam benzoat
akan terbentuk endapan orange kekuningan. ungan dilakukan secara
Setelah dilakukan pemeriksaan semua statistik melalui garis regresi linear dari
sampel mengandung asam benzoat, kurva kalibrasi. Batas deteksi merupakan
kemudian ekstrak sampel dengan etanol batas minimum suatu analit yang dapat
dan H2SO4 dipanaskan menimbulkan bau dideteksi sedangkan batas kuantitasi
etil benzoat (esterifikasi), dan ekstrak merupakan batas minimum analit yang
sampel dengan AgNO 3 menghasilkan dapat dihitung kadarnya (Mulja, 2003).
endapan putih kemudian ditambah Dari hasil nilai batas deteksi dan batas
ammonia encer endapan putih hilang. kuantitasi terlihat bahwa nilai batas deteksi
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan dan batas kuantitasi yang didapatkan lebih
menggunakan alat spektrofotometer rendah daripada konsentrasi natrium
ultraviolet terlebih dahulu dibuat larutan benzoat dalam penetapan kadar. Oleh

ISSN : 2087-5045 136


SCIENTIA VOL. 6 NO. 2, AGUSTUS 2016

karena itu, kurva kalibrasi yang diperoleh penambahan baku 40 %, 80 % dan 120 %
sebelumnya dapat digunakan untuk analisis berturut – turut adalah 96,54 %, 97,10 %
kuantitatif senyawa natrium benzoat, dan 98,05 %. Hasil analisis yang diperoleh
selama konsetrasi yang digunakan berada memenuhi kriteria penerimaan uji akurasi
diatas nilai batas kuantitasi. untuk persen perolehan kembali yaitu 95-
Penentuan presisi intra-day 102 % (AOAC, 2002).
dilakukan pada konsentrasi konsentrasi 20 Hasil pengukuran kadar sampel A
mengandung natrium benzoat sebesar
nilai 5,5330 g/kg. Sampel B mengandung
natrium benzoat sebesar 6,4318 g/kg.
Sampel C mengandung natrium benzoat
yakni 0,19 %. 1,6902 g/kg. Dari tiga sampel cabe merah
Penentuan presisi inter-day natrium giling(sampel A,B, dan C) yang diuji
benzoat juga dilakukan pada konsentrasi 20 semuanya mengandung pengawet natrium
benzoat yang cukup tinggi, menurut
nilai %KV pada kons persyaratan SNI batas maksimum
yakni 0,56 %; 0,54 %; 0,55 % pada penggunaan natrium benzoat adalah 1 g/kg
sedangkan dalam sampel A 20,0152 g,
Sampel B 20,0135 g dan Sampel C 20,0098
yakni 0,19 %; 0,19 % ; 1,4 %. Berdasarkan g cabe merah giling sudah mengandung
literatur FDA (2013) suatu metode 5,5330 g/kg; 6,4318 g/kg; dan 1,6902 g/kg.
memberikan keterulangan yang baik jika Perbedaan hasil kadar natrium benzoat pada
nilai % KV atau koefisien variasi tidak sampel yang didapatkan karena kurangnya
melebihi 2 %, kecuali pada kadar analit kontrol terhadap produsen karena
yang dibawah batas kuantitas, dimana % produknya tidak memiliki izin DepKes RI,
KV tidak melebihi 2 %. Karena kadar analit ketidaktahuan produsen terhadap efek yang
berada diatas nilai batas kuantitas, maka ditimbulkan oleh benzoat yang berlebih
kriteria penerimaan uji presisi pada metode terhadap orang yang mengkonsumsinya dan
ini adalah tidak melebihi 2 %. adanya keinginan produsen agar produknya
Penyimpangan yang terjadi baik intra-day awet dalam kurun waktu cukup lama
maupun inter-day, masih dalam rentang sehingga penambahan bahan pengawet
yang diizinkan dan dapat dikatakan metode tidak memperhatikan ketentuan yang
yang digunakan memiliki keterulangan berlaku.
yang baik dalam suatu analisis. Semakin
kecil nilai % KV yang diperoleh maka
semakin tepat analisis yang dilakukan dan KESIMPULAN
semakin baik digunakan untuk analisis
suatu senyawa kimia (Harmita, 2004). Hasil validasi metode analisis
Akurasi merupakan kedekatan nilai pengawet natrium benzoat pada cabe merah
terukur (nilai rata-rata analisis) dengan nilai giling telah memenuhi kriteria validasi
yang diterima sebagai nilai yang meliputi: Linearitas, Batas Kuantitasi (BK),
sabenarnya, baik nilai konvensi, nilai Batas Deteksi (BD), Presisi, dan Akurasi.
sebenarnya atau nilai rujukan (Rahman, Pada cabe merah giling di Pasar Raya Kota
2009). Penentuan akurasi dapat ditentukan Padang teridentifikasi mengandung natrium
dengan uji perolehan kembali benzoat pada sampel A,B,C dengan kadar
menggunakan cabe merah giling yang masing-masing sebagai berikut: Sampel A=
ditambahkan standar asam benzoat yang 5,5330 g/kg, sampel B= 6,4318 g/kg, dan
telah diketahui kadarnya. Lalu uji perolehan sampel C= 1,6902 g/kg. Sedangkan pada
kembali diperoleh dengan membandingkan sampel D,E,F tidak teridentifikasi
kadar hasil analisis dengan kadar cabe mengandung natrium benzoat.
merah giling yang sebenarnya (Harmita,
2006). Persen perolehan kembali yang
diperoleh pada sampel C dengan

ISSN : 2087-5045 137


SCIENTIA VOL. 6 NO. 2, AGUSTUS 2016

DAFTAR PUSTAKA Mulja, M., dan Hanwar D, 2003. Prinsip-


prinsip Cara Berlaboratorium yang
AOAC. 2002. Guidelines For Validation of Baik (Good Laboratory Practice).
Microbiological Methods For Food Majalah Farmasi Airlangga, 3 (2),
and Environmental Surfaces. 71-76.
AOAC International Munson, J.W., 1991. Analisis Farmasi
Butarbutar, S., 2007, Analisa Kandungan Metode Modern. Penerjemah:
Rhodamin B dan Natrium Benzoat Harjana. Parwa B. Universitas
Pada Cabai Merah (Capsicum Airlangga. Surabaya.
annuum L.) Giling Yang Dijual Sartono, 2001, Racun dan Keracunan.
Dibeberapa Pasar di Kota Medan. Jakarta: Widya Medika.
(Skripsi). Medan: USU. Syamsinar, 1991, Peranan Bahan
Cahyadi, W., 2009, Analisis dan Aspek Tambahan Makanan dan
Kesehatan Bahan Tambahan Pengaturannya. Jakarta: Direktorat
Pangan. Edisi Kedua. Jakarta: Pengawasan Makanan dan
Penerbit Bumi Aksara. Minuman.
Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan Winarno, F.G., Fardiaz, S., dan Fardiaz, D.,
Validasi Metode dan Cara 1980, Pengantar Teknologi
Perhitungannya. Majalah Ilmu Pangan. Jakarta: Penerbit EGC
Kefarmasian, 1(3), 117-135.
Harmita. 2006. Analisa Fisikomia. Jakarta:
UI Press.
Mukarni, R., 1999, Peranan Bahan Kimia
Sebagai Bahan Tambahan
Makanan. Jakarta: Wahana.

ISSN : 2087-5045 138

Anda mungkin juga menyukai