ARSITEKTUR
Definisi Etika dari berbagai kamus bervariasi, biasanya sesuai esensi istilahnya:
• The American Heritage Dictionary:
1) Seperangkat prinsip tingkah laku yang benar / patut,
2) Studi tentang sifat umumya moral manusia,
3) Aturan perilaku seseorang atau anggota profesi.
• The Webster’s New World Dictionary:
1) Studi tentang standar perilaku dan keputusan moral,
2) Sistem atau kode moral dari para ahli filsafat, ahli agama, kelompok, profesi, dll.
• The venerable Oxford English Dictionary:
1) Ilmu pengetahuan tentang moral berkenaan dengan prinsip-prinsip tugas/kewajiban
manusia,
2) Prinsip-prinsip moral dari pimpinan khusus, atau school of thought
Ikhtisar tentang Etika:
• Studi tentang tingkah laku dan nilai-nilai moral manusia
• Dapat mengacu pada seperangkat sistem-sistem nilai atau moral
• Meliputi tugas/kewajiban dan standar perilaku seseorang, kelompok, & profesi
• Termasuk tulisan-tulisan dan uraian tentang etika
• Membicarakan / mendatangkan alasan kritis dengan menghargai pertimbangan moral
Jadi dapat disimpulkan bahwa etika meliputi standar tingkah laku perorangan mapun
kelompok yang tunduk dan patuh terhadapat aturan pemerintah dan juga aturan di masyarakat
umumnya.
Dalam arsitektur, hubungan antara etika dan profesi seorang arsitek sangatlah erat.
Pekerjaan dalam arsitektur banyak melibatkan pihak-pihak yaitu, arsitek, klien, investor,
konsultan profesi lain yang terkait, penduduk dan lingkungannya. Untuk mengatur itu semua
menjadi satu kesatuan yang memiliki keteraturan dan kesepaktan, arsitektur memiliki kode
etik arsitek dan kaidah tata laku profesi arsitek. Kode etik dan kaidah tata laku ini
menunjukkan kewajiban dan tanggung jawab anggota IAI (Ikatan Arsitektur Indonesia)
kepada masyarakat umum dan pengguna jasa.
Kode etik arsitek dan kaidah tata laku profesi arsitek mencakup 5 kaidah dasar, 21
standar etika, dan 45 kaidah tata laku profesi. Kaidah dasar merupakan kaidah pengarahan
secara luas sikap beretika seorang arsitek. Standar etika merupakan tujuan yang lebih spesifik
dan baku yang harus ditaati dan diterapkan oleh anggota dalam bertindak dan berprofesi.
Kaidah tata laku bersifat wajib untuk ditaati, pelanggaran terhadap kaidah tata laku akan
dikenakan tindakan, sanki keorganisasian IAI. Adapun kaidah tata laku ini, dalam beberapa
kondisi merupakan penerapan akan satu atau lebih kaidah maupun standar etika.
Arsitektur adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang hubungan manusia
dengan lingkungan binaannya. 3 aspek penting dalam arsitektur yaitu, firmitas, utilitas, dan
venusitas. Bidang arsitektur akan mengalami banyak masalah, terutama berkaitan dengan
ruang dan kepranataannya yang menjembatani antara fungsi satu ke fungsi lainnya.
Pranata dalam pengertian umum adalah interaksi antar individu/kelompok dalam
kerangka peningkatan kesejahteraan atau kualitas hidup, dalam arti khusus bahwa terjadi
interaksi antara pelaku pembangunan untuk menghasilkan fisik ruang yang berkualitas
(Sudarwanto, Budi dkk. 2007. Pranata Pembangunan Bidang Arsitektur. Fakultas Teknik
UNDIP. Semarang.). hubungan yang terjadi dalam satu kelompok didasarkan perorangan,
sedangkan dalam kumpulan kelompok adalah berazaz guna sangat tergantung dengan tujuan
akhir yang sering dinyatakan dalam kontrak. Kontrak merupakann parameter hubungan yang
terjadi dalam proses kegiatan pembangunan.
Salah satu yang pranata dalam bidang arsitektur tertuang pada UU No 28 tahun 2002
tentang Bangunan Gedung. Undang-undang ini dibuat oleh Pemerintah Republik Indonesia
untuk mengatur semua pekerjaan yang berkaitan dengan Pembangunan terutama Gedung,
sehingga dapat dikontrol dan diuji kualitasnya. Undang-undang ini menjadi dasar pedoman
pelaksanaan semua proses Pembangunan Gedung di Republik Indonesia.
Jadi arsitektur tidaklah lepas dari etika dan pranata yang mengaturnya. Karena arsitektur
sangat berhubungan erat dengan berbagai aspek dan pelaku dalam kehidupan. Semua yang
dilakukan oleh seorang arsitek telah dirangkai dalam kode etik arsitek dan kaidah tata laku
profesi arsitek, serta memiliki undang-undang atau peraturan tertulis yang mencakup hak dan
kewajiban, serta syarat atau aturan yang menjadi tolak ukur seorang arsitek dan lingkungan
yang akan dihadapinya dalm pembangunan.
DEFENSI ARSITEKTUR
Kata ARSITEK berasal dari bhs Yunani architekton meliputi kata archi yang berarti
pemimpin dan tekton berarti membangun, jadi Arsitek adalah pemimpin pem-bangunan
atau master builder (Sidharta & Eko Budihardjo: “Konservasi Lingkungan dan
Bangunan Kuno bersejarah di Surakarta”– Gajah Mada University Press, Yogyakarta-
1989).
Arsitek adalah sebutan ahli yang mampu melakukan peran dalam proses kreatif menuju
terwujudnya tata-ruang dan tata-massa guna memenuhi tata kehidupan masyarakat dan
lingkungannya, yang mempunyai latar belakang atau dasar pendidikan tinggi arsitektur
dan/atau setara, mempunyai kompetensi yang dia-kui sesuai dengan ketentuan Ikatan
Arsitek Indonesia dan melakukan praktek profesi arsitek (IAI: Pedoman Hubungan
Kerja Antara Arsitek dan Pemberi Tugas -2007).
Arsitek adalah pembentuk lingkungan fisik, manipulator & pembentuk ruang, pen-jaga
keseimbangan antara yg. lama dan baru, juru damai antara teknik & estetika (Heckscher,
August dalam Hunt, William D. Jr.: “Comprehensive Architectural Services -1965): .
Arsitektur (dlm. segala manifestasinya dari desain dan proses pengambilan kepu-tusan,
ke studi teoritis dan pekerjaan terbangun secara etis melekat untuk tujuan kesejahteraan
manusia. Sifat etis arsitektur timbul dari perannya sebagai proses dan produk budaya:
perancangan dan pembangunan habitat manusia, konkritisa-si nilai-nilai sosial, lingkungan
yang menurut dugaan diperbaiki /ditingkatkan. “
Arsitektur” sebagaimana ditetapkan untuk tujuan kita, adalah: seni & pengeta-huan
desain serta konstruksi bangunan dan lansekap tempat kediaman manusia. Dalam interpretasi
ini termasuk: alasan, seni, proses & tempat, maksud / tujuan manusia. Kediaman (Habitat)
manusia secara kolektif dihasilkan bukan semata-mata melalui tindakan arsitek yang ahli
dalam seni serta pengetahuan merancang bangunan & lansekap tapi banyak peserta
pengembangan lingkungan terbangun jaman sekarang (Wasserman B, Sullivan P, Palermo G:
“Ethics, and Practice of Architecture”-2000).
Sehingga peran serta tanggung jawab arsitek sebagai perancang dari komponen utama
ini sangat besar. Daya imajinasi, inovasi, dan kreatifitas sangat mempengaruhi kualitas dari
lingkungan binaan yang terbentuk. Arsitek memiliki tanggungjawab yang besar terutama
apabila dikaitkan dengan berbagai dampak yang ditimbullkan oleh lingkungan tersebut
kepada tatanan hidup dari masyarakat penghuni.
PERAN AKTOR – AKTOR TERKAIT DALAM
PENYELENGGARAAN BANGUNAN BIDANG KONSTRUKSI
Terbagi atas:
Owner
Jasa konsultan
Jasa konstruksi
OWNER/PEMILIK PROYEK
Pemilik proyek atau pemberi tugas atau pengguna jasa adalah orang yang memilik
proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan pekerjaan kepada pihak
penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan tersebut. Pengguna jasa dapat berupa
perorangan, badan/lembaga/instansi pemerintah maupun swasta.
Konsultas pengawas mewakili pihak owner dalam segala hal yang menyangkut
pengawasan dan pemanduan antara kesesuaian gambar-gambar bestek, syarat-syarat
teknis pelaksanaan proyek. Konsultan pengawas juga bertugas dengan keahliannya
mengawasi seluruh kegiatan konstruksi mulai dari persiapan , oengguna, mutu
bahan/material, pelaksnaan pekerjaan, dan finishing hasil pekerjaan sebelum diserahkan
kepada pemberian proyek.
KONTRAKTOR
Kontraktor adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan berdasarkan gambar
rencana dan peraturan dan syarat-syarat yang telah ditetapkan.
Fungsi hokum:
Sebagai penggerak pembangunan karena daya mengikat dan memaksa dari
hokum dapat dipergunakan untuk menggerakkan pembangunan
Sebagai fungsi kritis karena melakukan pengawasan tidak hanya terbatas pada
peraturan pengawas saja tetapi juga termasuk peratuan penegak hokum
Hokum memberikan keadilan yaitu menentukan siapa yang salah dan siapa yang
benar serta memaksa agar peraturan itu ditaati sehinga terwujud keadilan sosial
lahir dan batin
Sebagai sarana untuk mewujudakan keadaan sosial lahir dan batin karena
mempunyai ciri memrintah dan melarang, memaksa daya yang mengikat fisik dan
psikologis
Sebagai pengatur tata tertib hubungan masyarakat karena memberi petunjuk
mana yang boleh dan mana yang tidak boleh
Ciri-ciri hokum:
Adanya perintah dan larangan
Pelanggarnya dikenakan sanksi
Perintah atau larangan itu harus ditaati oleh semua orang
Sifat-sifat hokum :
Sifat memaksa dan mengatur sangat diperlukan dalam penegakkan hokum
Orang yang melanggar dapat dikenakan sanksi yang tegas terhadap siapapun
yang tidak menaatinya
Hokum juga dapat memaksa tiap-tiap oang untuk mematuhi tata tertib atau
peraturan dalam kemasyarakatan