Anda di halaman 1dari 25

ENTERPRENEURSHIP

MAKALAH

KREATIFITAS DAN INOVASI WIRAUSAHA DALAM


BIDANG KEPERAWATAN

Disusun Oleh:

Saprianto ( SDK 161025 )

Isnad Andzaliah ( SDK 161015 )

Kartika ( SDK 161016 )

Mega Nursaputri ( SDK 1610 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES )

DATU KAMANRE BELOPA

TAHUN AKADEMIK 2016/2017


KATA PENGANTAR

Kita dan setiap orang masing-masing pasti ingin mendapatkan pekerjaan yang
layak, namun tidak dapat dipungkiri bahwa kesempatan kerja saat ini sangat
terbatas dan tidak berbanding lurus dengan lulusan lembaga pendidikan baik
dasar. Oleh sebab itu semua pihak harus terus berpikir dan mewujudkan karya
nyata dalam mengatasi kesenjangan antara lapangan kerja dengan lulusan institusi
pendidikan. Di era global sekarang ini keadaan ekonomi di Indonesia memang
sangat memprihatinkan, namun kita tidak boleh menyerah pada keadaan sekarang
ini yang serba sulit kita harus berusaha,kreatif,inovatif dan berani mengambil
suatu keputusan serta resiko untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. kita
tidak harus bergantung pada orang lain. Untuk mendapatkan suatu pekerjaan kita
harus berusaha semaksimal mungkin. Dengan kita berwira usaha kita bisa belajar
mandiri dan bisa memaknai arti penting kehidupan secara tidak langsung kita
sudah membantu banyak orang. Bisnis adalah sebuah pembelajaran, dimana
dibutuhkan analisa yang sangat dalam tentang prospek dan kelayakan dalam usaha
itu. Oleh karena itu, bisnis itu harus dimulai sejak dini sehingga kita memiliki
banyak waktu untuk dapat berpikir dan mengolah otak demi kesuksesan usaha
tersebut.

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................... 2
BAB II Isi
A. Sejarah Singkat Kewirausahaan........................................................... 3
B. Pendidikan Kewirausahaan................................................................... 3
C. Motivasi Berwirausaha......................................................................... 4
D. Prinsip-prinsip Kewirausahaan............................................................. 5
E. Pengertian Enterpreneur....................................................................... 7
F. Pengertian Ners Enterpreneur............................................................... 8
G. Model Enterpreneurship....................................................................... 10
H. Langkah Perawat Menjadi Nursepreneur............................................. 12
I. Jenis Badan Usaha dan Business Plan.................................................. 14
BAB III Penutup
Saran dan Kesimpulan...................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peningkatan kewaspadaan masyarakat, kesadaran masyarakat akan hak-
haknya di muka hukum, terbukanya era pasar bebas, meningkatnya
persaingan nasional dan internasional, dan peningkatan kualitas pendidikan
dasar menjadi sebuah tantangan yang perlu dijawab oleh dunia keperawatan.
Orientasi bahwa sarjana keperawatan akan menjadi perawat yang baik
seharusnya sudah mulai ditinggalkan. Saat ini dunia telah mulai bergerak ke
arah Entrepreneurship, dimana setiap anak bangsa harus memulai menjual
kreatifitas dan kemampuan yang dimilikinya. Tampaknya hal tersebut akan
semakin sulit direalisasikan oleh generasi keperawatan jika trends dunia
tersebut tidak diikuti oleh arahan penyelenggara pendidikan keperawatan
dengan baik. Satu hal yang sangat terlihat membedakan keperawatan dengan
profesional kesehatan lain saat ini adalah bahwa sampai dengan saat ini
keperawatan masih belum menemukan bentuk layanan pokok yang hanya
dapat dilakukan dan menjadi kewenangan perawat semata. Entrepreneurship
erat kaitannya dengan upaya mandiri untuk menghasilkan uang tanpa harus
banyak bergantung kepada pihak-pihak tertentu. Mungkin pernyataan tersebut
membuat sebagian orang berpikir tentang perdagangan. Lebih dari itu,
sebenarnya Entrepreneurship tidak hanya berbicara soal penjual – pembeli,
namun ke arah pengembangan kreatifitas dalam membuka peluang baru untuk
menciptakan lapangan kerja sendiri, menjual ide baru, mengembangkan ide –
ide dan peristiwa sehari-hari, dan mengkombinasikan hal-hal biasa menjadi
sesuatu yang luar biasa dan memiliki selling point and value yang lebih tinggi
dari sebelumnya.
Selama ini rutinitas perawat di ruangan saat pasien telah selesai diberikan
tindakan dan asuhan kaperawatan, seringkali menggunakan waktu luangnya
untuk menyiapkan kasa dan kapas untuk disterilisasi, menyiapkan set untuk
perawatan klien harian dan hal-hal minor yang lain. Boleh menjadi bayangan

1
bagaimana jika contoh tersebut dikelola sehingga bernilai jual. Contoh
lainnya, saat ini penderita penyakit kronis mengalami peningkatan dari segi
kuantitas. Tentunya kondisi ini sedikit-banyak jika dirawat di rumah sakit
dalam jangka waktu lama akan menurunkan kualitas manajemen rumah sakit
dan cost inefective. Jika peluang itu dapat ditangkap, maka seharusnya
perawat mampu meningkatkan peranannya di rumah sakit. Oleh karena itu,
pengembangan Entrepreneurship perlu ditanamkan agar kreatifitas pelaku
keperawatan dapat tumbuh dan menjadi nilai jual dan daya saing tersendiri
bagi pemiliknya kelak sebagai bekal memulai untuk terjun ke dunia kerja.

Wirausaha merupakan suatu proses atau cara untuk melakukan suatu usaha
yang bertujuan untuk mendapatkan hasil atau keuntungan yang diharapkan
dengan cara memproduksi, menjual atau menyewakan suatu produk barang
atau jasa. Dalam menjalankan suatu usaha (wirausaha) seorang pelaku usaha
harus memiliki :

1. Skill (kemampuan)
Seorang pelaku usaha harus memiliki skill (kemampuan) untuk
berwirausaha karena tanpa skill (kemampuan) seorang pelaku usaha tidak
akan mungkin bisa berwirausaha dan skill (kemampuan) ini adalah modal
utama yang harus dimiliki dalam berwirausaha.
2. Tekad (kemauan)
Apabila seorang pelaku usaha telah mempunyai skill (kemampuan) tapi
tanpa ada tekad (kemauan yang kuat) untuk berwirausaha maka skill
(kemampuan) berwirausaha itu akan sia-sia karena tidak dapat
tersalurkan.
3. Modal
Modal merupakan aspek yang sangat menunjang dalam hal memulai dan
menjalankan suatu usaha disamping mempunyai skill dan tekad.
4. Target dan Tujuan
Seorang pelaku usaha apabila ingin menjalankan suatu usaha maka harus
bisa menentukan target dan tujuan pemasarannya. Karena apabila target

2
dan tujuan tidak direncanakan maka usaha yang dijalankan tidak
mungkin dapat bertahan lama.
5. Tempat
Tempat berwirausaha merupakan aspek yang harus dimiliki karena
sangat menunjang dalam hal wirausaha dan bisa menjadikan suatu bahan
pertimbangan oleh konsumen mengenai wirausaha yang sedang
dijalankan.
B. Rumusan Masalah
1. Landasan teori yang memotivasi untuk menjadi nursepreneur?
2. Perawat seperti apa yang diinginkan dan strategi apa yang harus
dilakukan?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui strategi menumbuhkan keberanian menjadi wirausaha terkait
keperawatan dan kesehatan.
2. Mengetahui jenis badan usaha dan business plan

3
BAB II

ISI

A. Sejarah Singkat Kewirausahaan


Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard
Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal
sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad
20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer,
di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai
dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan
Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan
kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500
sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. DI
Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau
perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan
seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui
pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat
kewirausahaan menjadi berkembang.
B. Keperawatan
Perawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang di dasarkan ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spritual yang
komprehensif serta di tujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik
sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia
(Lokakarya keperawatan Nasional 1986).
1. Ciri-ciri keperawatan ( Shortridge, ( 1985 )
Adapun ciri-ciri keperawatan adalah sebagai berikut:
a. Berorientasi pada pelayanan masyarakat
Hal ini berarti kepentingan masyarakat akan pelayanan keperawatan
ada diatas kepentingan pribadi agar kebutuhan klien ( individu,
keluarga, dan masyarakat ) akan asuhan keperawatan terpenuhi.

4
Keperawatan merupakan suatu pelayanan sosial yang esensial dank
lien mempunyai hak menggunakan pelayanan keperawatan dari
perawat secara professional.
b. Pelayanan keperawatan yang diberikan didasarkan pada ilmu
Hal ini berarti perawat harus mempunyai ilmu pengetahuan yang
kokoh sebagai dasar pemberian asuhan keperawatan. sebagai suatu
profesi, keperawatan mempunyai badan ilmu body of knowledge yaitu
ilmu terapan sebagai sintesa dari berbagai disiplin ilmu.
Ciri utama pelayanan keperawatan didasari ilmu pengetahuan, bila
asuhan keperawatan dilakukan dengan menggunakan metode
pemecahan masalah yaitu proses keperawatan. meliputi pengkajian,
diagnose keperawatan, pelaksanaan, evaluasi. Manfaatnya adalah
menjamin efektifitas dan efisiensi asuhan keperawatan serta
menggambarkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat.
c. Adanya otonomi
Artinya profesi keperawatan mempunyai kemandirian, wewenang,
dan tanggung jawab untuk mengatur kehidupan profesi, mencakup
otonomi dalam menetapkan standar baku penyelenggara pendidikan,
pelayanan keperawatan serta praktik keperawatan dalam bentuk
legislasi keperawatan. hal ini penting artinya agar perkembangan
profesi keperawatan terarah dan terencana sehingga memudahkan
proses evaluasi terhadap kemajuan yang telah dicapai.
d. Memiliki kode etik
Kode etik adalah seperangkat norma dan peraturan yang diyakini oleh
profesi dan menjadi pedoman dan acuan perawat dalam melakukan
aktifitas keperawatan sesuai kewenangan dan tanggung jawab yang
diembannya.
C. Landasan Prinsip-Prinsip Asuhan/Pelayanan dan Praktik Keperawatan
a. Berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan
Artinya, pelayanan keperawatan harus dilandasi dan menggunakan ilmu
keperawatan dan kiat keperawatan yang mempelajari bentuk dan sebab

5
tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia serta upaya perawatan dan
penyembuhan. Kiat keperawatan (Nursing Arts) lebih difokuskan pada
kemampuan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan secara
komprehensif dengan sentuhan seni dalam arti menggunakan kiat-kiaat
tertentu dalam upaya memberikan kepuasan dan kenyamanan pada klien.
b. Bersifat komprehensif
Pelayanan keperawatan dikatakan bersifat komprehensif jika asuhan
keperawatan yang diberikan berifat menyeluruh meliputi aspek biologi,
psikologi, sosial dan spiritual.
c. Ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat sehat maupun sakit
Sesuai dengan ilmu keperawatan yang melandasi praktek keperawatan,
asuhan keperawatan dapat diberikan kepada individu pada institusi
pelayanan kesehatan seperti puskesmas, poliklinik, klinik keperawatan
mandiri dan rumah sakit.
d. Merupakan bagian integral pelayanan kesehatan
Pada hakekatnya pelayanan kesehatan meliputi pelayanan medis
(kedokteran), pelayanan keperawatan dan pelayanan penunjang kesehatan
( gizi, farmasi, laboratorium, dsb). Sebagai bagian integral pelayanan
kesehatan, pelayanan keperawatan tidak dapat dipisahkan dari pelayanan
kesehatan lain. Hal ini bertujuan pemberian asuhan keperwatan sejalan
dengan tujuan pemberian pelayanan kesehatan.
e. Mencakup siklus hidup manusia
Artinya, asuhan keperawatan dapat diberikan kepada klien sejak dalam
kandungan sampai tutup usia. Yaitu sejak konsepsi (pertemuan sperma
dan ovum), setelah lahir (bayi), anak, remaja, dewasa, usia lanjut sampai
menjelang kematian.
D. Fokus Praktek Keperawatan Profesional
Praktek keperawatan tidak boleh terlepas dari upaya kesehatan masyarakat
dunia dan sistem kesehatan nasional. focus utama keperawatan saat ini adalah
kesehatan masyarakat dengan target populasi total. Manusia tidak hanya
dipandang dari aspek fisik tetapi manusia dipandang sebagai makhluk bio-

6
psiko-sosio-spiritual. tujuan praktek keperawatan sesuai yang dicanangkan
WHO (1985) harus diupayakan pada pencegahan primer, peningkatan
kesehatan pasien, keluarga dan masyarakat, perawatan diri dan peningkatan
kepercayaan diri.
Praktik keperawatan meliputi empat area yang terkait dengan kesehatan
(Kozier, Erb,1990) :
a. Peningkatan kesehatan (Health Promotion).
Dalam kegiatan ini, perawat membantu masyarakat mengembangkan
sumber–sumber atau meningkatkan kesejahteraan/kesehatan. Tujuannya
adalah mencapai kesehatan yang optimal, dengan contoh menjelaskan
manfaat program latihan bagi pasien.
b. Pemeliharaan kesehatan (Health Maintenance).
Perawat melakukan aktivitas untuk membantu masyarakat
mempertahankan status kesehatannya. Contoh kegiatan disini adalah
mengajarkan atau menganjurkan seseorang usia lanjut melakukan latihan
untuk mempertahankan kekuatan dan mobilitas otot.
c. Pemulihan Kesehatan (Health restoration).
Perawat membantu pasien meningkatkan kesehatan setelah pasien
memiliki masalah kesehatan atau penyakit. Sebagai contoh adalah
mengajarkan pasien merawat luka atau membantu orang cacat
mempertahankan kekuatan fisik seoptimal yang dapat dilakukan.
d. Perawatan orang yang menjelang ajal.
Perawat memnerikan rasa nyaman dan merawat orang dalam keadaan
menjelang ajal. kegiatan dapat dilakukan dirumah sakit, rumah, dan
fasilitas kesehatan yang lain.
E. Pendidikan Kewirausahaan
Anggapan lama mengatakan “ Entrepreneurship are born not made” sehingga
kewirausahaan tidak dapat dipelajari atau diajarkan. Sementara anggapan
sekarang “Entrepreneurship are not only born also made”. Sehingga
kewirausahaan tidak hanya bakat bawaan sejak lahir atau urusan pengalaman
di lapangan saja, tetapi merupakan disiplin ilmu yang dapat dipelajari.

7
Transformasi pengetahuan kewirausahaan telah berkembang pada akhir-
akhir ini. Pendidikan dan pelatihan kewirausahaan tumbuh pesat. Mata kuliah
kewirausahaan diberikan dalam bentuk kuliah umum ataupun bentuk
konsentrasi program studi.

Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu tersendiri karena berisi:

1. Body of knowledge yang utuh dan nyata, ada objek, konsep dan
modelnya.
2. Kewirausahaan memiliki dua konsep, posisi venture start up dan venture
growth, tidak memisahkan antara manajemen dan kepemilikan usaha.
3. Merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri, yaitu
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
4. Merupakan alat untuk menciptakan pemerataan usaha dan pendapatan
atau kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur.
5. Kewirausahaan telah dijadikan kompetensi inti dalam menciptakan
perubahan, perbaharuan dan kemajuan.
6. Objek studi kewirausahaan adalah kemampuan merumuskan bertujuan
hidup, memotivasi diri, berinisiatif, membentuk modal, mengatur waktu,
dan membiasakan diri untuk belajar dari pengalaman.
7. Kewirausahaan pada hakikatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang
yang memiliki kemampuan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke
dalam dunia nyata secara kreatif.
F. Motivasi berwirausaha
Teori 3 kebutuhan David McClelland:
N’Ach, need for achievment, wirausaha yang memiliki motivasi ini selalu
ingin berprestasi/ meraih yang terbaik, umumnya memiliki ciri-ciri:
1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan-kesulitan dan persoalan-persoalan yang
timbul pada dirinya.
2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk dapat mengukur
keberhasilan atau kegagalan.
3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.

8
4. Berani menghadapi resiko dengan penuh tantangan.
5. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang.

N’Pow, need for power, yaitu hasrat untuk mempengaruhi, mengendalikan


dan menguasai orang lain. Ciri umum adalah senang bersaing, berorientasi
pada status dan menguasai orang lain.

N’Aff, need for affilitation, yaitu hasrat untuk dapat diterima dan disukai oleh
orang lain. Wirausaha yang berfiliasi tinggi lebih menyukai persahabatan,
bekerjasama, dan saling pengertian
.
G. Prinsip-Prinsip Kewirausahaan
1. Prinsip Wirausaha I
Kekuatan yang mendorong kesuksesan perusahaan strart up terdiri
dari tiga macam: peluang, tim dan sumber daya. Proses kewirausahaan
diawali bukan dari ketersediaan uang, strategi, network, tim ataupun
rencana bisnis, melainkan dari adanya peluang. Peluang yang berpotensi
tinggi terkadang memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dari pada
ketersediaan sumbe daya atau tim pada saat itu. Peran entrepreneur dan
tim adalah menjaga keseimbangan antara tiga kekuatan tersebut dalam
lingkungan yang terus berubah. Ketidakpastian dan resiko menjadi teman
sejati para entrepreneur.
Adanya keseimbangan akan membantu entrepreneur dalam
mencapai keberlanjutan atau sustanbility perusahaan tanpa harus merusak
lingkungan, komunitas atau masyarakat. Rencana bisnis berfungsi
sebagai komunikator kualitas dan keseimbangan kekuatan pada saat
tertentu.
2. Prinsip Wirausaha II
Dunia kewirausahaan bersifat dinamis, cair, ambigu, dan chaos.
Perubahan yang konstan terjadi menyebabkan dunia kewirausahaan
berkaitan erat dengan paradoks.
a. Untuk bisa sukses, jangan takut untuk gagal.

9
Kasus yang biasanya terjadi adalah jika perusahaan pertama gagal,
entrepreneur belajar dari pengalaman dan kemudian membentuk
perusahaan lagi yang ternyata sangat sukses di masa depan.
b. Rencana bisnis akan cepat menjadi uang.
Kondisi persaingan, teknologi, dan pasar yang sangat dinamis
menyebabkan kita kesulitan untuk mengetahui semua kondisi
kompetisi. Hasilnya adalah rencana bisnis cepat menjadi uang begitu
ia selesai dicetak. Entrepreuneur harus melatih kebiasaan berencana
dan bereaksi secara cepat, mengkombinasikan logika dan intuisi
sampai kebiasaan ini menjadi sesuatu yang refleks.
c. Agar kreativitas dan inovasi berhasil, harus ada disiplin ilmu yang
mengimbangi.
Penemuan- penemuan produk harus dibarengi dengan ilmu mengenai
komersialiasi teknologi atau produk, jika tidak, maka penemuan ini
tidak akan mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan
masyarakat.
d. Entrepreneur harus bisa bertindak cepat, tetapi juga harus sabar.
Sementara kompetitor bergerak cepat, entrepreneur harus belajar
menentukan kapan ia harus bertindak dan kapan ia harus bertahan
e. Semakin besar ukuran dan kontrol terhadap perusahaan, semakin
rendah kinerja.
Kewirausahaan memerlukan fleksibilitas tingggi dalam strategi dan
taktik. Kontrol dan keteraturan yang berlebih dapat menghambat
kemajuan perusahaan
3. Prinsip Wirausaha III
Setiap manusia akan menghadapi resiko dalam hidupnya. Begitupun
dengan entrepreneur, berikut adalah beberapa resiko yang umum di
hadapi entrepreneur yaitu:
a. Resiko Finansial
Pada perusahaan yang baru berdiri, entrepreneur memberikan
sebagian simpanannya untuk modal. Uang ataupun aset lain yang

10
disimpan ini akan hilang jika perusahaan ternyata gagal.
Entrepreneur akan bertangggung jawab menanggung kewajiban
perusahaan yang nilainya mungkin jauh melebihi jumlah simpanan.
Oleh karena itu, entrepreneur beresiko kebangkrutan.
b. Resiko karir
Pertanyaan yang sering ada di benak entrepreneur adalah apakah
mereka akan menemukan pekerjaan atau kembali ke pekerjaannya
yang dulu jika bisnisnya gagal. Resiko ini merupakan pertimbangan
utama bagi manajer yang bekerja di perusahaan besar dengan gaji
yang menarik.
c. Resiko keluarga dan social
Memulai usaha baru akan menyerap banyak energi dan waktu dari
entrepreneur. Konsekuensinya adalah bidang kehidupan yang lain
akan dikorbankan. Entrepreneur yang sudah menikah, terutama yang
memiliki anak, akan beresiko tidak bisa hadir sepenuhnya untuk
keluarganya. Kehidupan sosialnya mungkin akan terganggu juga.
d. Resiko kesehatan
Jam kerja yang panjang menyebabkan terancamnya kesehatan
entrepreneur. Uang dapat digantikan, keluarga dapat beradaptasi,
namun kesehatan yang terganggu lebih sulit untuk diperbaiki.
H. Pengertian Enterpreneur
Entrepreneur sebuah kata yang berasal dari bahasa Perancis yang
bermakna seseorang yang melakukan dan mengoperasikan kegiatan enterprise
(perdagangan) atau venture (bisnis) yang dihubungkan dengan pengambilan
resiko kegiatan. Secara umum Entrepreneur selalu dikaitkan dengan bisnis,
namun sebenarnya tidak selalu demikian. Seorang Entrepreneur adalah
pembuka cakrawala baru atau membentuk pelayanan jasa/produk dalam
market baru, baik itu bersifat profit ataupun non profit.
Seorang Entrepreneur adalah pembuka cakrawala baru atau membentuk
pelayanan jasa/produk dalam market baru. Dalam hal ini seseorang itu
mempunyai kemampuan berpikir yang kreatif dengan daya kreasi dan

11
membuat sesuatu yang baru dengan cakap melihat suatu peluang serta berani
mengambil risiko atas tindakannya. Ketika seorang perawat mengambil suatu
langkah di tengah orang-orang lain saling berlomba memperebutkan
kesempatan kerja yang sangat sempit, ia justru berpikir melakukan suatu
usaha yang dapat menghasilkan secara ekonomi dan memberi peluang kerja
bagi sesamanya, ia dapat dikatakan sebagai seorang
Entrepreneur. Entrepreneuradalah seseorang yang menerima tanggung jawab
dan resiko untuk menemukan dan menciptakan peluang unik dengan
menggunakan talenta, keterampilan dan energi serta menerapkan proses
perencanaan strategik untuk mentransfer peluang tersebut menjadi pelayanan
atau produk yang layak dipasarkan. Lebih lanjut diuraikan
bahwa entrepreneurship sangat berkaitan dengan semangat imaginatif dan
kreatif serta keberanian mengembangkan ide ide baru yang inovatif. Jadi
seorang perawat entrepreneur memberikan pelayanan keperawatan yang
berupa usaha bisnis yang menawarkan pelayanan dan asuhan keperawatan
langsung, pendidikan, penelitian, administratif atau memberikan konsultasi.
I. Pengertian Nurse Entrepreneur
Perawat yang memperkerjakan dirinya sendiri (self-employed),
bertanggunggugat/akuntabel langsung kepada klien penerima pelayanan jasa.
Pelayanan klinis yang diberikan bisa bersifat langsung, maupun melalui
subkontrak yang dijalankan secara resmi atau oleh organisasi sektor swasta.
Sedangkan nurse intrapreneur adalah perawat yang digaji karena
mengembangkan, mempromosikan dan memberikan program
kesehatan/keperawatan yang inovatif atau kegiatan pengembangan di
berbagai tatanan pelayanan kesehatan tertentu.

Entrepreneurship keperawatan lazimnya melibatkan empat pemangku


kepentingan utama, yaitu perawat, konsumer, organisasi profesi dan
masyarakat. Tiap pemangku kepentingan ini mempengaruhi
evolusi entrepreneurship dalam keperawatan pada kisaran hak, tanggung
jawab dan harapan. Konsumer menuntut asuhan yang lebih individual dan
efektif. Perawat menuntut peluang mempraktikkan keterampilan dan

12
menerapkan pengetahuan yang akan meningkatkan kepakarannya dalam
asuhan keperawatan dan memberikan kepuasan kerja. Masyarakat menuntut
pelayanan kesehatan yang aman dan lebih cost-effective, serta organisasi
profesi melobi untuk kepentingan praktisi di dalam lingkungan yang akan
memfasilitasi pemberian asuhan yang berkualitas, mengakui dan menghargai
perawat atas kontribusi penting bagi kesejahteraan masyarakat. Perawat/ners
professional dalam entrepreneurship memberikan bantuan bagi mereka yang
mengalami kelemahan karena ketidakmampuan, ketidaktahuan dan
ketidakmauan untuk hidup secara mandiri dan melakukan kegiatan hidup
sehari hari. Bantuan diarahkan pada pemberian pelayanan kesehatan utama
dalam upaya menghasilkan suatu perubahan dalam sistem pelayanan
kesehatan untuk memampukan semua orang mencapai kehidupan yang
produktif.

Nurse artinya seorang perawat, sedangkan entrepreneur sendiri memiliki


berbagai pengertian dan sifat, salah satunya yang disampaikan oleh John G.
Burch, Entreprenuer memiliki sifat :

1. Berhasrat mencapai prestasi


2. Seorang Pekerja keras
3. Ingin bekerja untuk dirinya
4. Mencapai kualitas
5. Berorientasi kepada Reward dan Kesempurnaan
6. Optimis
7. Berorganisasi
8. Berorientasi kepada keuntungan

Ners entrepreneur juga harus secara aktif terlibat dalam penyusunan


kebijakan dan standar. Ketiga, legalitas terkait dengan lingkup praktik, badan
apa yang menetapkan hak untuk praktik, apa kriteria yang harus dimiliki,
bagaimana mekanisme peraturannya, tuntutan hukum dan asuransi apa yang
direkomendasikan, apakah memerlukan kontrak kerja, bagaimana menjamin
keamanan dan kerahasiaan catatan. Perlu diingat bahwa catatan adalah

13
properti praktik, namun informasi merupakan properti klien. Keempat,
Ners entrepreneur harus menjaga kredibilitas professionalnya, mereka harus
kompeten dan akuntabel, sementara tanggungjawab mendasar ada pada
individu perawat. Sebagai Ners entrepreneur, kemandirian dalam praktik
menjadi sangat mutlak, karena akuntabilitas keputusan dan tindakan yang
dilakukan menjadi tanggung jawab perawat itu sendiri. Nursepreneur adalah
rangkaian dari dua kata kata yaitu “nurse’ dan “Entrepreneur”.

Secara konseptual Nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut :

1. Pengerahan Diri : Pendisiplinan diri dan secara menyeluruh merasa


nyaman bekerja untuk diri sendiri.
2. Pengasuhan Diri : Antusiasme tak terbatas untuk ide-ide Anda saat tak
seorang pun memilikinya.
3. Orientasi pada Tindakan : Hasrat menyala untuk memujudkan,
mengaktualisasi kan dan mengubah ide – ide Anda menjadi kenyataan.
4. Energi Tingkat Tinggi : Mampu bekerja dalam waktu lama secara
emosional, mental dan fisik.
5. Toleransi atas Ketidakmenentuan : Secara psikologis mampu menghadapi
resiko
J. Model Entrepreneurship
Model Entrepreneurship secara sederhana dimulai dengan diketahui
adanya peluang, mampu menggunakannya, kemudian jika terdapat hambatan,
mampu mengatasi hambatan yang ada. Diperlukan juga kemampuan cara
melakukan entrepreneurship itu sendiri sehingga tercipta usaha baru (peluang
menjadi usaha baru). Peluang perawat menjadi entrepreneur dibagi menjadi:
1. Trend demografi : Jumlah lansia yang semakin banyak tentunya
memerlukan perawatan dalam menjalani hidupnya. Dalam menjalani
pengobatan mungkin beberapa klien memerlukan penjagaan atas
privacynya sehingga memerlukan pelayanan secara khusus.
2. Kesempatan di falitas kesehatan : Terlibat dalam produksi atau
pendistribusian suplemen yang baik untuk pasien di rumah sakit.

14
Mungkin kedepannya tidak menutup kemungkinan rumah sakit akan
melakukan outsourcing tenaga perawat untuk memotong besarnya biaya
rumah sakit, hal ini tentunya rumah sakit tidak akan memaksakan tenaga
perawat yang sedikit untuk merawat pasien yang sangat banyak dan
sebaliknya jika pasien sedikit rumah sakit bisa menyesuaikan kebutuhan
tenaga perawat.
3. Trend sosial : Gaya hidup yang sibuk berdampak buruk terhadap
kesehatan seseorang sehingga untuk tetap sehat membutuhkan perawatan
untuk mempertahankan kesehatanny, dalam hal ini focus kepada
kelompok – kelompok tertentu seperti klub jantung sehat.
Peluang – peluang diatas sangat mungkin dimanfaatkan oleh perawat
karena perawat di rumah sakit sangat dekat dengan pasien, namun untuk
memanfatkan peluang tersebut perawat sering menghadapi hambatan –
hambatan diantaranya: isu malpraktek, tidak punya hak istimewa dari
rumah sakit, padangan skeptis dari beberapa dokter tentang peran
independen perawat, dan ketakutan rumah sakit akan menurunnya
kedisiplinan perawat.
4. Aspek legal : Perawat dalam menjalankan entrepreneurship-nya sering
dihantui oleh sangsi hukum, oleh karena itu banyak perawat berharap
untuk disahkannya RUU praktik keperawatan. Tetapi tentunya aspek
hukum yang harus dikuasai bukan hanya tentang perawat tentunya
undang-undang atau peraturan hukum lainnya juga harus dikuasai oleh
perawat.
5. Etik dan konflik personal : Banyak perawat beranggapan bahwa berbisnis
bertentangan dengan kode etik dan nilai perawat dimana berbisnis maka
akan menurunkan penilaian masyarakat terhadap perawat. Dan untuk
menghindari terjadinya konflik personal perawat lebih suka bekerja di
klinik tempat praktek dokter, hal ini menyebabkan fungsi mandiri dari
perawat dinilai tidak ada oleh masyarakat atau dengan kata lain tidak
kompeten dan menjadi perawat tidak survive untuk menunjukan
eksistensi tindakan keperawatan mandiri.

15
6. Hambatan dari pengetahuan : Kemampuan perawat dalam memulai
bisnis belum terlihat hal ini disebabkan karena ketidakmampuan
mengembangkan perencanaan bisnis (akutansi, pemasaran, manajeriar,
asuransi, hukum, perencanaan, insurance, anggaran, pendanaan,
negosiasi, penagihan, keterampilan klinik dan keperawatan). Manajemen
perawat lebih difokuskan kepada manajemen pasien tidak kepada
manajemen perusahaan dan masih banyak perawat beranggapan bahwa
masyarakat hanya membutuhkan rumah sakit dan dokter dalam
memberikan pelayanan kesehatan, kalau berbisnis mempunyai risiko
yang tinggi. Hal ini berdampak banyak perawat kesulitan dalam memulai
usaha baru.
Solusi : Untuk mengatasi masalah diatas diantaranya dengan cara :
a. Untuk memulai harus mempunyai mentor , dan tentunya kepada
perawat yang sudah menjadi Entrepreneur sejati harus terpanggil jika
menginginkan terbentuk perawat yang berjiwa Entrepreneur.
Sehingga perawat berani memulai bisnis baru.
b. Perawat harus membuat komuniti perawat Entrepreneurship
sehingga dapat menggali potensi bisnis perawat, mengetahui tren
bisnis perawat yang baru dan membuat arahan – arahan yang positif
untuk meningkatkan income bagi bisnis perawat.
c. Organisasi profesi harus mampu membuat dan mengembangkan
area-area Entrepreneurship perawat termasuk perlindungan
hukumnya.
d. Membuat komuniti untuk mengidentifikasi portensi bisnis perawat,
terhubung dengan trend bisnis baru dan meningkatkan arahan –
arahan untuk meningkatkan praktek.
e. Perawat harus memperbaiki mental Entrepreneurnya dan
mempelajari peran – peran seorang Entrepreneur.
f. Kerjasama dengan pihak – pihak lain seperti rumah sakit, pemerintah
dan swasta yang dapat dijembatani oleh organisasi profesi.
K. Langkah Perawat Menjadi Nursepreneur (Perawat Pengusaha)

16
Isu kesejahteraan perawat saat ini masih gencar dihembuskan selain isu
profesionalisme. Kesejahteraan perawat yang berbanding lurus dengan gaji
perawat konon berbanding terbalik dengan beban kerja perawat.
Mengharapkan pemerintah untuk melihat hal itu, rasanya tidak mungkin
(tampak pada ketidakjelasan RUU Keperawatan) karena saat ini perawat di
Indonesia masih belum memiliki bargaining position di mata pemerintah.
Salah satu solusi yang bisa diambil untuk membackup kesejahteraan
perawat tanpa perlu menggantungkan pada gaji dari pemerintah, adalah
dengan menjadi Nursepreneur (Perawat Pengusaha). Konsep Nursepreneur
sudah lama muncul dalam dunia keperawatan. Namun, di Indonesia konsep
ini belum begitu familiar. Ada satu hal yang sangat menarik dari konsep ini,
yaitu untuk menjadi perawat pengusaha atau perawat pebisnis kita hanya
perlu 5 langkah. Uniknya 5 langkah ini sangat sering dilakukan oleh perawat.
5 langkah itu adalah bagian dari PROSES – KEPERAWATAN yang terdiri
dari (1) pengkajian, (2) diagnosa, (3) perencanaan, (4) implementasi, dan (5)
evaluasi. Jika dikaitkan dengan NURSEPRENEUR, proses keperawatan itu
akan menjadi 5 langkah awal untuk menjadi perawat pengusaha atau perawat
pebisnis, yaitu :
1. PENGKAJIAN :Langkah pertama untuk memulai berbisnis adalah kita
melakukan pengkajian. Masalah adalah hal pertama yang kita ingin
dapatkan dari proses pengkajian. Maka untuk memulai bisnis, kita harus
mengetahui masalah apa yang terjadi. Saat ini yang paling berkuasa
dalam dunia bisnis adalah pasar (market). Maka pengkajian yang kita
lakukan untuk memulai berbisnis adalah mengkaji kebutuhan pasar.
Pasar memerlukan apa? Ada masalah apa?.
2. DIAGNOSA : Langkah kedua setelah melakukan pengkajian adalah
menetapkan diagnosa. Dalam dunia bisnis, setelah kita mengetahui
kebutuhan pasar maka yang selanjutnya dilakukan adalah memetakan
potensi yang bisa kita masuki untuk menjawab kebutuhan pasar.
Pemetaan potensi itu dalam langkah ini adalah tahap diagnosa.

17
3. PERENCANAAN : Setelah kita mengetahui potensi pasar yang bisa kita
masuki, maka langkah selanjutya adalah menyusun rencana untuk bisa
masuk kedalam pasar yang sesungguhnya. Tahap perencaan ini
merupakan tahap ketika kita harus memiliki konsep usaha yang jelas dan
detail. Apa yang kita jual? Apa yang kita berikan kepada konsumen? Apa
solusi yang bisa dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar?
4. IMPLEMENTASI : Langkah ini adalah tahap bagi kita untuk take action.
Konsep usaha yang jelas harus diwujudkan dalam bentuk nyata. Tahap
ini merupakan tahap yang paling inti dalam proses berbisnis dan tentu
saja merupakan tahap yang paling sulit. Semua orang bisa punya ide,
namun tidak semua orang berani take action.
5. EVALUASI : Dalam sistem apapun, evaluasi merupakan bagian penting
dan tidak boleh terlupakan. Dari evaluasi ini, kita bisa mengetahui
apakah implementasi yang kita lakukan berhasil atau tidak. Sama dalam
dunia bisnis, evaluasi akan memberikan gambaran kepada kita apakah
konsep yang sudah kita jalankan berhasil atau tidak. Jika berhasil, maka
kita bisa lakukan peningkatan, namun jika tidak, perubahan rencana dan
strategi bisa dilakukan.
5 langkah diatas merupakan gambaran umum dan sederhana untuk
memulai menjadi Nursepreneur.
L. Jenis Badan Usaha dan Business Plan
1. Mini plan
Seperti namanya, mini plan berarti business plan yang sederhana. Mini
plan ini adalah ringkasan dari business plan. Kegunaan dari mini plan
sendiri adalah untuk memperingkas dan menyederhanakan business plan
Anda. Jadi orang-orang yang akan membaca business plan Anda tinggal
mendownload secara praktis di smartphone dan membacanya pada saat
itu juga. Ini sangat menguntungkan jika bisnis Anda memang tidak
terlalu besar. Tetapi jika memang business plan Anda memang
membutuhkan detail yang cukup panjang, Anda tidak perlu susah-susah
membuat mini plan.

18
2. Presentation plan
Ini adalah business plan yang dibuat untuk Anda presentasi. Lalu apa
bedanya business plan biasa dengan presentation plan? Di presentation
plan, Anda bisa membuat secara ringkas, tidak bertele-tele dan banyak
menunjukkan gambar. Inilah gunanya dari presentation plan yang
merupakan salah satu tipe dari empat bisnis plan yang telah disebutkan.
Jika business plan Anda sangat panjang atau terlalu panjang maka Anda
bisa merangkum dengan grafis-grafis atau statistik agar menarik untuk
diikuti. Setiap Anda mempresentasikan business plan, usahakan jangan
terlalu banyak tulisan. Karena presentasi sebenarnya adalah dimana
justru Anda yang banyak bicara, bukan orang-orang yang membaca slide
Anda.
3. Working plan
Ini adalah business plan yang digunakan untuk bagaimana bisnis Anda
atau perusahaan akan berjalan. Disini Anda akan membuat business plan
sedetail mungkin tentang bagaimana bisnis Anda dimulai, cara produksi,
cara marketing, cara merekrut sampai menggaji karyawan. Semuanya
dapat dilihat dari working plan. Semakin detail Anda membuat working
plan, semakin bagus pula Anda dapat menjalankan bisnis Anda.
Disini working plan berguna untuk kepentingan pribadi, bukan untuk
konsumsi publik. Jadi Anda tidak perlu menyertakan hal-hal yang
penting seperti modal atau jumlah keuntungan. Working plan lebih
mengarah ke bagaimana bisnis Anda ini akan berjalan.
4. What-if plan
What-if plan akan berguna untuk menawarkan kepada investor atau calon
penyandang dana. Jadi Anda bisa membuat business plan yang berisi
tentang bagaimana sebenarnya masa depan dari bisnis Anda. Bagaimana
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi, entah itu baik atau buruk.
Skenario buruk misalnya bagaimana penjualan Anda dalam satu bulan
atau satu tahun mendatang. Lalu bagaimana jika misalnya produk Anda
akan mengalami kenaikkan harga. Apakah mempengaruhi penjualan atau

19
tidak. Lalu jangan lupa untuk menyertakan bagaimana target pesaing
Anda.

20
BAB III

PENUTUP

A. Saran dan Kesimpulan


Entrepreneurship atau kewirausahaan, berasal
dari entrepreneur (wirausahawan, berasal dari bahasa
Perancis “entreprende” yang berarti mengambil pekerjaan (to undertake).
Konsep mengenai entrepreneur adalah: the entrepreneur is one who
undertakes to organize, manage, and assume the risk of business.
Untuk menjadi nursepreneur yang sukses juga harus pintar untuk mengambil
keputusan disetiap peluang dan bekerja keras untuk mendapatkan
sesuatu. Jadi yang terpenting dari seorang Nursepreneur adalah inovasi dan
keberanian untuk mengambil risiko serta siap bekerja keras mencapai tujuan
dengan optimis. Inilah yang membuat entreprenur selalu tampil dengan
gagasan–gagasan baru yang segar, melawan arus pemikiran orang banyak
atau kreatif.

21
DAFTAR PUSTAKA

22

Anda mungkin juga menyukai