PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN KEPERAWATAN (NURSING)
Salah satu definisi Keperawatan menurut Virginia Henderson : Fungsi unik dari perawat adalah
membantu individu baik sehat maupun sakit dalam melaksanakan kegiatan yang menunjang
kesehatan serta penyembuhan atau membimbing klien agar meninggal dunia dengan tenang. Segala
yang dilakukan perawat adalah untuk membantu meningkatkan dan menumbuhkan kemauan,
kekuatan dan pengetahuan agar tidak bergantung pada bantuan orang lain.
Kata kunci dari definisi tersebut adalah menumbuhkan kemauan, kekuatan dan pengetahuan agar
tidak bergantung pada bantuan orang lain.
Perawat secara empiris cenderung didasarkan pada kepribadian tipe sosial, hal ini terutama
dipengaruhi tokoh keperawatan dunia sejak zamannya Florence Nightingale. Tipe sosial (Senang
membantu atau bekerja dengan orang lain, menyenangi kegiatan yang melibatkan kemampuan
berkomunikasi dan ketrampilan berhubungan dengan orang lain, tetapi umumnya kurang dalam
kemampuan mekanikal dan sains. Tidak seperti perawat Indonesia, Florence tidak mengalami
mahalnya tarip dasar listrik, tingginya harga BBM tanpa subsidi, mahalnya pendidikan anak
berkualitas. Keperawatan, hal ini telah menyebabkan banyaknya perawat kurang cerdas secra
finansial dan kurang dihargai.
Berdasarkan konsep King yang dilengkapi dengan konsep John L Holland, saat ini dibutuhkan perawat
yang memiliki kepribadian Tipe usaha/enterprising. Perawat tipe ini cenderung mempunyai
kemampuan verbal atau komunikasi yang baik dan menggunakannya untuk memimpin orang lain,
mengatur, mengarahkan, dan mempromosikan produk atau gagasan. Dengan perawat tipe ini ia akan
lebih mandiri secara finansial, klien akan sehat dan terpenuhi kebutuhan dasarnya.
Dari definsi di atas dikemukakan bahwa aspek ekonomi serta dukungan finansial akan mempengaruhi
tuntutan dalam dunia keperawatan, terutama yang menyangkut asuransi pelayanan kesehatan.
Seseorang yang berprofesi apapun, asal mampu menerapkan 8 aspek sifat Entrepreneur dalam
kehidupan sehari-harinya, maka dapat dikategorikan sebagai Entrepreneur, termasuk seorang
perawat. Dengan jiwa Entrepreneur masalah sehari-hari yang dihadapi perawat di ruangan akan
menjadi uang. Karena perawat yang berjiwa entreperneur memilki ciri berorientasi pada keuntungan.
Sebagai contoh masalah menumpuknya botol infus bekas, abocate yang tak terpakai, sisa makanan
pasien, cucian keluarga perawat, penunggu pasien, terpisahnya orang tua yang sakit dengan anak.
Disamping hal tersebut ada fenomena menarik seperti apa-apa yang dilakukan oleh perawat yang
tergabung dalam asosiasi perawat Indonesia yang bekerja di malaysia, Saudi Arabia, Qatar dan
Kuwait. Mereka mencoba berorganisasi sebagai ciri Nursepreneur dan memiliki keberanian untuk
hijrah dengan Berorientasi kepada keuntungan berupa besarnya gaji yang diperoleh, gaji tersebut
selanjutnya dijadikan aset yang akan menjadi mesin uang.
Secara konseptual Nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut :
1. Pengerahan Diri : Pendisiplinan diri dan secara menyeluruh merasa nyaman bekerja untuk
diri sendiri.
2. Pengasuhan Diri : Antusiasme tak terbatas untuk ide-ide Anda saat tak seorang pun
memilikinya.
3. Orientasi pada Tindakan : Hasrat menyala untuk memujudkan, mengaktualisasi kan dan
mengubah ide – ide Anda menjadi kenyataan.
4. Energi Tingkat Tinggi : Mampu bekerja dalam waktu lama secara emosional, mental dan fisik.
5. Toleransi atas Ketidakmenentuan : Secara psikologis mampu menghadapi resiko
Entrepeneur bagi perawat sebetulnya bisa dipelajari sambil melakukannya (learning by doing), namun
harus diingat bahwa wawasan tentang jenis usaha yang akan dipilih tetap sangat diperlukan karena
jika tanpa hal itu sama dengan menyelam ke dasar laut tanpa tabung gas.
Jadi yang terpenting dari seorang Nursepreneur adalah inovasi dan keberanian untuk mengambil risiko
serta siap bekerja keras mencapai tujuan dengan optimis. Inilah yang membuat entreprenur selalu
tampil dengan gagasan–gagasan baru yang segar, melawan arus pemikiran orang banyak atau kreatif.
Perawat entrepreneur mungkin bisa diartikan sebagai perawat yang mempunyai jiwa wirausaha.
Entrepreneur/wirausaha/pebisnis, yang tidak dikenali seperempat abad lalu, saat ini diajarkan
sebagai mata kuliah di universitas di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, ratusan perguruan tinggi
mengajarkan itu. Apakah ini benar-benar fenomena baru? Tidak persis demikian. Kita sebenarnya
dilahirkan sebagai entreperneur.
Keberanian, kreativitas, dan inisiatif semuanya adalah sifat yang dimiliki seseorang sejak lahir. Itu
alami, melekat dalam diri kita, Tinggal masalahnya, buatlah kemampuan itu muncul dan bekerja
optimal . Kita sebagai perawat sudah pernah memenangkan persaingan yang paling akbar di jagat
raya ini yaitu 700 juta sel sperma yang bersaing membuahi ovum. Kitalah pemenangnya. Lalu
berkembang menjadi bayi, bayi manapun di dunia ini, sebelum mereka dibanjiri nilai-nilai dan
peraturan masyarakat, tanpa perlu ikut seminar tentang ”berjalan”, ia belajar berjalan sampai bisa.
Setiap kali si bayi yang belajar berjalan, ia tersandung dan terjatuh kemudian bangkit lagi. Bayi itu
pun belajar berbicara tanpa perlu mengikuti kurus bahasa. Sayangnya, semua kelebihan itu hilang
ketika ia memasuki institusi yang kita sebut sekolah.
Pertanyaannya adalah adakah institusi di dunia ini yang bisa mengajari cara menjalankan bisnis kita
sendiri?, kalau kita sebut beberapa kursus atau jurusan bisnis dengan nama-nama tetentu yang
ditawarkan oleh universitas atau sebuah lembaga kursus. Terus terang, itu semua tidak mengajarkan
kita bagaimana menjalankan bisnis untuk diri kita sendiri. Mereka hanya mengajarkan kita bagaimana
menjalankan bisnis untuk orang lain. Kalau kita mengikuti kursus akuntansi, yang diajarkan adalah
bagaimana kita menghitung uang orang lain.
Entrepreneur bagi perawat bisa dipelajari sambil melakukannya (learning by doing), namun harus
diingat bahwa wawasan tentang jenis usaha yang akan dipilih tetap sangat diperlukan karena jika
tanpa hal itu sama dengan menyelam ke dasar laut tanpa tabung gas.
Dalam bidang pekerjaan apapun, yang namanya income harian, mingguan, bulanan, tahunan dan
“dadakan”, semuanya penting terpenuhi. Tetapi selain itu kita masih bisa melakukan hal lain, banyak
bisnis/usaha yang bisa dilakukan perawat, jadi sambil bekerja sebagai perawat, namun memiliki
usaha sampingan di bidang wirausaha.
Bekerja di luar negeri bisa menjadi langkah awal menjadi pebisnis dan investor. Perawat di luar
negeri rata-rata mencapai gaji 10 x lipat perawat di Indonesia. Sebelum menjadi pengusaha kita
memang perlu modal finansial dan modal karakter. Setiap orang, siap atau tidak, kondisi akan
mendorongnya menjadi seorang entrepreneur, sekarang jaman sudah berubah.
2.6. MAMPU BERPIKIR UNTUNG (THINK BENEFIT) DAN MERUBAH PARADIGMA BERPIKIR(CHANGE
THINKING PARADIGM)
Perawat sering berhadapan dengan berbagai masalah saat bekerja misalnya macet saat mau dinas ke
Rumah sakit, mencuci baju putih yang gampang kotor, sampah medis yang berserakan, sulitnya
meninggalkan anak saat dinas, jauhnya kantin saat makan siang, tidak keburu masak di rumah,
mahalnya biaya berkomunkasi dengan suami.
Seorang perawat yang berjiwa Entrepreneur akan mulai berpikir beda dan berpikir untung. Tahap
selanjutnya mungkin muncul gagasan-gagasan segar dan ide – ide kreatif misalnya perawat
menciptakan CD rekaman English for nurse saat macet, laundry for nursing staf, Re-use machine for
waste medical, katering siap antar bagi perawat atau penitipan bayi bagi perawat. Ide – ide tersebut
harus dibiasakan muncul. Seberapa jeleknya ide itu atau seberapa sepelenya ide itu tetap harus
dimunculkan. Di luar negeri justru ide sepele itulah yang menghasilkan royalti jutaan, misalnya ide
tentang alat penjepit kuping anjing jenis tertentu, yang telinganya menjuntai saat makan dan
tercelup pada makanan.
PENUTUP
Entrepreneur sebagai peluang atau “ The preneurship of creative destruction “ dan ini merupakan
peluang komersial, dan ini ada tiga pengaruh penting dalam bisnis yaitu : (1) diharapkan bekerja
sendiri (self employed), (2) Entrepreneurship home care yang pada dasar nya membahas
pengorgnisasian, dan (3) adalah dorongan utama dibelakang inovasi dalam masyarakat sesuai dengan
trend di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA