SAFITRI
171052003006
“ Kelas 01, Semester 1 ”
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah yang berjudul “Landasan Filosofi, Yuridis, dan Implementasi
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah bidang Studi Filsafat Ilmu
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas segala bantuan
semua pihak sehingga ini dapat terselesaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis, pembaca maupun pihak-pihak yang membtuhkan.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................3
BAB I ..........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN .........................................................................................................................4
A. Latar Belakang. ..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah .........................................................................................................4
C. Tujuan. ..........................................................................................................................5
BAB II .........................................................................................................................................6
TEORI-TEORI FILOSOFI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN...........................................6
A. Teori Filosofi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (PTK) ..............................................6
B. Landasan Yuridis Dan Kebijakan Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan ........................9
C. Kebijakan Pendidikan Teknologi dan Kejuruan .............................................................9
- Arah Kebijakan Pendidikan Teknologi dan Kejuruan ..............................................10
BAB III ......................................................................................................................................14
MODEL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN BERDASARKAN SISTEM
PERUNDANG-UNDANGAN. .....................................................................................................14
A. Model Penyelenggaraan Pendidikan Teknologi dan Kejuruan ......................................14
B.Praktek Kerja Industri ......................................................................................................16
BAB IV......................................................................................................................................18
KESIMPULAN ...........................................................................................................................18
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Tatanan dunia baru, termasuk tatanan ekonomi Indonesia sedang berubah
ke arah perdagangan bebas dan era global yang ditandai dengan semakin
terbukanya peluang kerjasama antar negara. Namun di sisi lain, perubahan tersebut
menimbulkan persaingan yang makin ketat dalam hal barang, jasa, modal maupun
tenaga kerja/sumberdaya manusia.
Untuk dapat mengikuti tatanan dunia baru maka peningkatan kemampuan
dan keterampilan bagi generasi muda calon tenaga kerja merupakan tanggung
jawab dunia pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan
merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari proses penyiapan SDM
yang berkualitas, tangguh dan terampil. Dengan kata lain, melalui pendidikan akan
diperoleh calon tenaga kerja yang berkualitas sehingga lebih produktif dan mampu
bersaing dengan rekan mereka dari negara lain.
Pemerintah melalui berbagai kebijakan terus berupaya dalam sektor
pendidikan, dalam hal ini terus mendorong perkembangan pendidikan teknologi
kejuruan di seluruh wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia.
Pendidikan teknologi kejuruan merupakan salah satu jawaban untuk
menjawab berbagai permasalahan ekonomi, sehingga antara pendidikan teknologi
kejuruan dengan ekonomi adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Pendidikan
teknologi dan kejuruan seharusnya memberikan sumbangsih yang besar terhadap
perbaikan ekonomi, namun disisi lain bahwa kehadiran PTK bukan hanya sebagai
penyelesai berbagai permasalahan untuk memenuhi kebutuhan, tetapi lebih dari itu.
Guna menghadapi tantangan dan peluang masa depan mendatang, maka isi
pendidikan kejuruan yang akan di ajarkan peserta didik harus menampilkan sosok
utuh karakteristik kualitas sumber daya manusia yaitu :
- karakteristik kualitas dasar kuat yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, cerdas, berdisiplin, sehat jasmani dan
rohani, berkepribadian mantap dan mandiri dan memiliki tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
- karakteristik kualitas instrumental yang dinamis (kualitas yang harus selalu di
perbarui sesuai dengan perubahan) yang meliputi kemampuan produktif,
kemampuan menggunakan sumber daya, kemampuan berkomunikasi,
kemampuan kerjasama, kemampuan menggunakan data dan informasi,
kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan menggunakan IPTEK.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul Makalah tersebut maka masalahnya dapat dirumuskan
sebagai berikut :
4
a. Apa Teori-teori Filosofi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan?
b. Apa Landasan yuridis Pendidikan Teknologi dan Kejuruan?
c. Apa Kebijakan dari penyelenggaraan Pendidikan Teknologi dan Kejuruan?
d. Bagaimana Konsep dan Model Penyelenggaraan Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan Berdasarkan system Perundang-undangan Republik Indonesia ?
C. Tujuan.
5
BAB II
TEORI-TEORI FILOSOFI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
6
1) Pendidikan kejuruan akan efisien apabila disediakan lingkungan yang sesuai
dengan kondisi nyata dimana lulusan akan bekerja.
2) Pendidikan kejuruan akan efektif bilmana latihan dan tugas yang diberikan
secara langsung dan spesifik (dalam arti mengerjakan benda kerja
sesungguhnya, bukan sekedar tiruan).
3) Pendidikan kejuruan akan efektif bilamana dalam latihan kerja atau dalam
pengerjaan tugas sudah dibiasakan pada kondisi nyata nantinya.
4) Latihan kejuruan akan efektif apabila diberikan secara berulang kali hingga
diperoleh penguasaan yang memadai bagi peserta didik.
5) Pendidikan kejuruan akan efektif bila para guru dan instrukturnya
berpengalaman dan mampu mentransfer kepada peserta didik.
6) Pendidikan kejuruan akan efektif bilamana mampu memberikan bekal
kemampuan minimal yang dibutuhkan dunia kerja (sebagai standar minimal
profesi), sehingga mudah adaptif dan mudah pengembangannya.
7) Pendidikan kejuruan akan efektif apabila memperhatikan kondisi pasar kerja.
7
kemanusiaan yang terbentuk secara berangsur-angsur dengan melalui kerja
keras dan susah payah selama beratus tahun, dan di dalamnya telah teruji
dalam gagasan-gagasan dan cita-cita yang telah teruji dalam perjalanan
waktu. Esensialisme berpandangan bahwa pendidikan kejuruan harus
mengkaitkan dirinya dengan system sistem yang lain (ekonomi,
ketenagakerjaan, politik, social dan moral).
8
B. Landasan Yuridis Dan Kebijakan Pendidikan Teknologi Dan
Kejuruan
Landasan yuridis pendidikan Indonesia adalah seperangkat konsep
peraturan perundang-undangan yang menjadi titik tolak sistem pendidikan
Indonesia, yang menurut Undang-Undang Dasar 1945.
UUD 1945 mengamanatkan kepada pemerintah melalui usaha
penyelenggaraan sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan keimanan
dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa yang diatur dengan Undang-Undang.
UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 15, menjelaskan
bahwa SMK merupakan “pendidikan menengah yang mempersiapkan
peserta didik terutama dalam bidang pekerjaan tertentu”. Dan Pasal 38 yang
menyatakan bahwa kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar
dan menengah ditetapkan pemerintah melalui BSNP.
Kepmendikbud No. 323/U/1997 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Sistem Ganda di SMK.
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Kelulusan.
Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan.
Permendiknas No. 22 dan No. 23 tentang Standar Isi dan Standar Kelulusan.
Ketentuan-ketentuan lain yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan di SMK
9
seperti komentar, pernyataan, atau anjuran tentang segala hal yang berkaitan
dengan pendidikan nasional. Penyusunan kebijakan publik telah diatur dalam UU
No.10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
Mekanisme pembuatan kebijakan ini terbagi dalam beberapan tahapan, meliputi:
perencanaan, persiapan, teknik penyusunan, perumusan, pembahasan,
pengesahan, pengundang-undangan, dan penyebarluasan.
Berbagai kebijakan pendidikan telah ditetapkan pemerintah dalam rangka
untuk mencapai tujuan nasional pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 3, yaitu
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Rencana strategis (Renstra) merupakan salah satu produk
kebijakan yang menentukan dan mengarahkan kebijakan dalam kurun waktu
tertentu. Untuk mewujudkan capaian Renstra biasanya diikuti adanya
regulasiregulasi yang mendukung arah kebijakan dalam Renstra tersebut.
10
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) agar mampu mengembangkan diri
sendiri melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
2. membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam
berkompetensi dan mampu mengembangkan sikap profesional dalam bidang
keahlian yang diminati, dan
3. membekali peserta didik dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
agar mampu mengembangkan diri sendiri melalui jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.
Tujuan SMK di atas dapat dipahami bahwa SMK sebagai sub system pendidikan
nasional diarahkan untuk mengutamakan dalam mempersiapkan peserta didik untuk
mampu memilih karier, memasuki lapangan kerja, berkompetisi, dan
mengembangkan dirinya dengan sukses di lapangan kerja yang cepat berubah dan
berkembang. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mencapai tujuan
tersebut melalui kebijakan sebagaimana disampaikan Wardiman Djojonegoro (1997)
memperkenalkan kebijakan baru untuk pembangunan pendidikan, yang disebut
“Link and Match”. Kebijakan “Link and Match” ini mengimplikasikan wawasan
sumber daya manusia, wawasan masa depan, wawasan mutu dan wawasan
keunggulan, wawasan profesionalisme, wawasan nilai tambah dan wawasan
ekonomi dalam penyelenggaraan pendidikan, khususnya pendidikan kejuruan.
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) merupakan program pendidikan yang dipilih untuk
menjabarkan secara operasional kebijakan ―Link and Match‖ pada pendidikan
menengnah kejuruan. Secara teoritis, PSG merupakan system pendidikan yang
sangat ideal untuk meningkatkan relevansi dan efisiensi SMK. SMK menempatkan
praktik industri siswa sebagai bagian yang paling penting dalam pelaksanaan PSG.
Di samping itu, dalam buku Keterampilan Menjelang 2020 untuk Era Global
(1997) diungkapkan perlunya reposisi pendidikan kejuruan. Reposisi pendidikan
kejuruan dimaksudkan sebagai upaya penataan kembali konsep, perencanaan, dan
implementasi pendidikan kejuruan dalam rangka peningkatan mutu sumber
dayamanusia yang mengacu kepada kecenderungan (trend) kebutuhan pasar kerja,
baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun internasional. Beberapa tujuan
dari reposisi pendidikan kejuruan, antara lain: (1) menata ulang sistem Diklat
kejuruan agar lebih fleksibel dan permeabel dengan menerapkan pola pembelajaran/
pelatihan yang berbasis kompetensi, dan (2) menata ulang program keahlian dan
sistem pembelajaran pada SMK dengan menerapkan Competency Based Training
(CBT). Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah mengembangkan kebijakan
strategis di bidang pendidikan kejuruan berupa reposisi dan reorientasi pendidikan
menjelang 2020, yang dituangkan dalam bentuk program sebagai berikut:
1. Re-engineering, yaitu proses penataan, perencanaan dan implementasi
pendidikan menengah kejuruan melalui analisis dan pengkajian potensi
wilayah sebagai langkah penyesuaian bidang/program keahlian yang
diselenggarakan oleh SMK sesuai dengan kondisi dan kebutuhan wilayah,
11
sehingga diharapkan lulusannya berdaya serap pasar tinggi dan memiliki
prospek membangun perekonomian daerah.
2. Pengembangan SMK sebagai regional center, yaitu adalah suatu proses
pembinaan, pengembangan dan pemberdayaan SMK yang berbasis wilayah
dan masyarakat dengan memanfaatkan seluruh peluang dan potensi yang
dimiliki melalui kerjasama kelembagaan antara SMK dan lembaga
pendidikan dan pelatihan lain yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas
SDM dan memberikan keterampilan dalam bentuk kompetensi kejuruan di
SMK bagi tamatan atau drop-out pendidikan dasar dan menengah yang akan
memasuki pasar kerja, maupun bagi peningkatan kualitas guru.
3. Kurikulum berbasis kompetensi (kurikulum SMK 2004), yaitu kurikulum yang
didasarkan pada pendekatan competency based training, life skills, akademik
(scientific), broad based curriculum, dan production based training.
4. Pengujian dan sertifikasi profesi, yaitu pembentukan lembaga sertifikasi
profesi (LSP) yang independen yang berperanan dalam pengembangan
akreditasi lembaga dan program pendidikan dan pelatihan kejuruan serta
pengembangan standarisasi kompetensi tenaga kerja.
5. Pengembangan Information Communication Technology (ICT), yang
merupakan media pendidikan dan pelatihan berbasis teknologi informasi dan
komunikasi, yang diharapkan menjadi platform system informasi manajemen
pendidikan kota/ kabupaten, serta menjadi pusat data dan informasi
pendidikan kabupaten/kota.
6. SMK Nasional dan Internasional, yaitu mendorong kualitas SMK menuju
SMK berstandar nasional atau internasional, yang pembinaan dan
pengembangannya diarahkan melalui kriteria yang ditetapkan baik secara
kualitas maupun kuantitas sesuai dengan profil SMK nasional/internasional.
12
2019 : “ Terbentuknya Insan dan Ekosistem Pendidikan Kejuruan yang Berkarakter
dan Berlandaskan Gotong Royong “ dengan misi yang diharapkan sebagai berikut :
1. Mewujudkan Pelaku Pendidikan Kejuruan yang Kuat.
2. Mewujudkan akses sekolah menengah kejuruan yang meluas, merata, dan
berkeadilan.
3. Mewujudkan pembelajaran yang bermutu di Sekolah Menengah Kejuruan.
4. Mewujudkan Penguatan Tata Kelola serta peningkatan efektifitas birokrasi
dan pelibatan public.
13
BAB III
MODEL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN
BERDASARKAN SISTEM PERUNDANG-UNDANGAN.
14
kemampuan kerja yang handal bagi para lulusan pelatihan tersebut. Negara yang
menggunakan sistem ini diantaranya Swiss, Austria dan Jerman. Kecenderungan
yang digunakan di Indonesia adalah model ketiga ini, dimana pelaksanaan
pendidikan sistem ganda dilaksanakan di dua tempat yaitu di sekolah dan di industri
dengan berbagai pengembangannya.
15
dunia kerja; (4) memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman
kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.
Praktek Kerja Industri yang disingkat dengan “prakerin” merupakan bagian dari
program pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh setiap peserta didik di Dunia
Kerja, sebagai wujud nyata dari pelaksanaan sistim pendidikan di SMK yaitu
Pendidikan Sistim Ganda (PSG). Program prakerin disusun bersama antara sekolah
dan dunia kerja dalam rangka memenuhi kebutuhan peserta didik dan sebagai
kontribusi dunia kerja terhadap pengembangan program pendidikan SMK.
16
Tujuan Praktek Kerja Industri yaitu :
17
BAB IV
KESIMPULAN
18
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Artikel :
http://rasto.staf.upi.edu/2016/03/07/model-pendidikan-sekolah-menengah-kejuruan/
http://bustamin-against.blogspot.co.id/2013/10/filosofi-pendidikan-kejuruan-dan-
sistem.html
http://izzaucon.blogspot.co.id/2014/06/pendidikan-kejuruan.html
http://wacana.siap.web.id/2015/03/filosofi-dan-perspektik-pendidikan-teknologi-
kejuruan.html#.WeIPI_kjHDc wacana.siap.web.id
19