Anda di halaman 1dari 10

ETIKA TIM PENILAI ANGKA KREDIT

JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU


Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI)
 Adalah kumpulan etik yang melandasi pelaksanaan
Standar Penilaian Indonesia (SPI) yang wajib ditaati
oleh Penilai, agar seluruh hasil pekerjaan penilaian
dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan
melalui cara yang jujur, obyektif dan kompeten
secara profesional, sehingga menghasilkan laporan
penilaian yang jelas, tidak menyesatkan dan
mengungkapkan semua hal yang penting.
Etik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI):
kumpulan azas/nilai yang berkenaan dengan akhlak;
nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu
golongan/masyarakat.

Kode Etik adalah kumpulan etik yang dibuat untuk


menjunjung profesi demi tanggung jawab terhadap
profesi, masyarakat, dan Tuhan Yang Maha Esa.
1. PENILAI, PEMANGKU JFT, ATASAN JFT

 Setiap anggota tim penilai memiliki kompetensi di


bidang JFT ybs, serta menilai secara obyektif dan
adil.
 Setiap pejabat fungsional tertentu dalam mengisi
Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK)
dilakukan secara baik, benar, jujur dengan
menyertakan bukti fisik yang dipersyaratkan.
 Setiap atasan pejabat fungsional tertentu dalam
menjalankan fungsi pembinaan dilakukan secara
maksimal sesuai tanggung jawabnya.
2. PRINSIP PENILAIAN

1. ADIL: setiap usulan diperlakukan sama dan dinilai


dengan kriteria penilaian yang sama sesuai
peraturan yang diberlakukan bagi masing-masing
JFT. Kriteria penilaian pada umumnya dirumuskan
dalam JUKNIS masing-masing JFT
2. OBYEKTIF: setiap penilaian dilakukan terhadap bukti-
bukti yang diusulkan dan dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya serta dinilai dengan
penilaian yang jelas.
2. PRINSIP PENILAIAN

3. AKUNTABEL: hasil penilaian dapat dijelaskan dan


dipertanggungjawabkan pertimbangan dan
alasannya.
4. TRANSPARAN: proses penilaian dilaksanakan secara
benar dan tidak diskriminatif. Hasil penilaian
diinformasikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
3. ETIKA TIM PENILAI

1. Aktif dan partisipatif: memiliki komitmen waktu


yang cukup dan kesungguhan kerja, tekun, dan teliti
dalam melakukan proses penilaian.
2. Kompeten : memiliki kemauan dan kemampuan
melaksanakan kewenangan penilaian berdasarkan
standar/norma dan peraturan perundang-undangan,
serta memiliki kemampuan melakukan komunikasi
efektif, konsultasi, kerjasama yang saling menghargai
pendapat antaranggota tim penilai dan anggota tim
teknis.
3. Integritas: tidak membuat ikatan dan tidak menerima
janji, pemberian, atau meminta imbalan yang dapat
mempengaruhi hasil penilaian serta tidak
mengadakan komunikasi langsung dan kerjasama
dengan pemangku JFT yang memiliki usulan angka
kredit.
Contoh. Tim penilai tidak dibenarkan menjadi
pembimbing penelitian dan penulisan KTI. Apalagi
juga memberikan layanan pembuatan KTI. Tim
penilai boleh sebagai nara sumber pelatihan
pengembangan profesi.
4. Tanggung jawab: memiliki kesanggupan dalam menyelesaikan
tugas dan pekerjaan yang diserahkan, tepat waktu, serta
berani mengambil resiko atas keputusan yang diambil.
5. Independen: memiliki kewenangan yang tidak
dipengaruhi dan/atau mempengaruhi pada proses
penilaian.
6. Saling menghargai: tidak melakukan pengambil-alihan
proses penilaian setiap usulan dari anggota tim
penilai lain, kecuali dengan persetujuan atau
prosedur yang etis, dan tidak melibatkan diri secara
langsung atau tidak langsung mempengaruhi anggota
penilai lain guna kepentingan pribadi atau kelompok.
7. Ketaatan: tidak mengizinkan adanya penambahan
dokumen lainnya tanpa diketahui sekretariat tim
penilai, dan tidak membocorkan hasil penilaian
sebelum selesainya rapat pleno tim penilai.
TERIMA KASIH..

Anda mungkin juga menyukai