Anda di halaman 1dari 3

TANDA DAN GEJALA KECACINGAN

I. PENDAHULUAN

Kecacingan termasuk dalam 11 dari 20 jenis penyakit terabaikan atau Neglected Tropical
Disease (NTD) yang terdapat di Indonesia. Spesies utama yang menginfeksi manusia adalah cacing
gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura) dan cacing tambang (Necator
americanus dan Ancylostoma duodenale). Infeksi kecacingan merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia yang masih tinggi prevalensinya terutama pada kelompok umur
balita dan anak usia sekolah dasar terutama di daerah pedesaan dan daerah kumuh perkotaan.
Kecacingan ini umumnya ditemukan di daerah tropis dan subtropis dan beriklim basah dimana
hygiene dan sanitasinya buruk. Penyakit ini ditularkan melalui telur yang ada di dalam kotoran
manusia dan mencemari tanah yang sanitasinya buruk. Lebih dari 1,5 miliar orang atau sekitar 24%
dari populasi manusia di dunia terinfeksi kecacingan, khususnya usia anak pra sekolah sebesar 270
juta anak dan usia anak sekolah dasar sebesar lebih dari 600 juta anak.

Di tahun 2006 diketahui bahwa kejadian kecacingan di dunia masih tinggi yaitu 1,2 miliar orang
terinfeksi cacing Ascaris lumbricoides, 795 juta orang terinfeksi cacing Trichuris trichiura dan 740
juta orang terinfeksi Hookworm. Penyakit kecacingan di Indonesia masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat karena prevalensinya yang masih sangat tinggi yaitu antara 45-65%, bahkan di
wilayah - wilayah tertentu dengan sanitasi yang buruk prevalensi kecacingan bisa mencapai 80%. Di
Indonesia penyakit kecacingan tersebar luas di pedesaan maupun di perkotaan. Prevalensi
kecacingan masih relatif tinggi yaitu sebesar 32,6% dan di dominasi oleh Ascaris lumbricoides,
Trichuris trichiura, Hookworm, Strongyloides, Necator americanus. Penyakit yang sering terjadi ini
sangat menggangu tumbuh kembang anak. Jika berlangsung lama pada anak Sekolah Dasar, maka
akan mengurangi kemampuan belajar anak dan kesehatan anak. Sehingga sangat penting untuk
mengenali dan mencegah penyakit kecacingan pada anak sejak dini. Gangguan yang ditimbulkan
mulai dari yang ringan tanpa gejala hingga sampai berat bahkan sampai mengacam jiwa. Penyebab
terjadinya transmisi telur cacing dari tanah kepada manusia melalui tangan atau kuku yang
mengandung telur cacing, lalu masuk ke mulut bersama makanan.

II. DEFINISI

Helminthiasis atau kecacingan menurut World Health Organization (WHO) adalah infestasi satu
atau lebih cacing parasit usus yang terdiri dari cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk
(Trichuris trichiura) dan cacing kait (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale. Nematoda ini
tergolong Soil Transmitted Helminth (STH), yaitu nematoda yang dalam siklus hidupnya untuk
mencapai stadium infektif, memerlukan tanah dengan kondisi tertentu.

III. ETIOLOGI

1. CACING TAMBANG
2. CACING PITA
3. CACING KREMI
4. CACING HATI
5. CACING GELANG
6. CACING CAMBUK

IV. EPIDEMIOLOGI

Epidemiologi Seekor cacing betina dapat bertelur sebanyak 100.000 – 200.000 butir sehari,
terdiri dari telur yang dibuahi dan yang tidak dibuahi. Dalam lingkungan yang sesuai maka telur yang
dibuahi akan berkembang menjadi bentuk infektif dalam waktu kurang lebih 3 minggu. Spesies ini
dapat ditemukan hampir di seluruh dunia, terutama di daerah tropis dengan suhu panas dan sanitasi
lingkungan jelek. Semua umur dapat terinfeksi jenis cacing ini. Anak kecil yang sering bermain
dengan tanah akan berpeluang besar untuk terkontaminasi oleh telur cacing, mengingat telur cacing
ini mengalami pematangan di tanah. Dengan demikian perlu diperhatikan kebersihan diri dan
sanitasi lingkungan sekitar tempat bermain anak.

V.
VI. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Infeksi Kecacingan
1. Hygene Individu

Epidemiologi penyakit kecacingan selalu berhubungan dengan status higiene individu. Biasanya
higiene individu yang buruk cenderung meningkatkan resiko penyakit kecacingan. Namun, pada
dasarnya status higiene ini dipengaruhi oleh kebiasaan dari individu sendiri dalam menjaga
kesehatan. Hygene individu meliputi Kebiasaan memotong kuku, memakai alas kaki, mencuci
tangan, mandi teratur, penggunaan air bersih, penggunaan jamban.

2. Hygene Lingkungan

Lingkungan terutama rumah merupakan tempat berinteraksi paling lama dari anggota keluarga
termasuk di dalamnya adalah anak. Kondisi tanah yang lembab dengan bertumpuknya banyak
sampah merupakan habitat yang tepat untuk nematoda hidup dan berkembang biak. Tesktur
tanah yang sangat bervariasi yang terdiri dari tanah pasir, debu dan liat sangat memungkinkan
hidup dan berkembang biak telurtelur cacing hingga menjadi cacing yang infektif menularkan
penyakit kecacingan.5 Kondisi lingkungan rumah yang baik dalam hal sanitasi akan membantu
meminimalkan terjadinya gangguan kesehatan bagi penghuninya.

3. Pendidikan dan Kebiasaan

Penelitian sebelumnya menemukan bahwa kejadian kecacingan tertinggi pada anak sekolah di
Desa Suka, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo adalah pada anak sekolah yang orang tuanya
berpendidikan SD. Kejadian infeksi yang lebih kecil ditemukan pada anak sekolah yang orang
tuanya memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik. Perilaku defekasi (buang air besar) yang
kurang baik dan di sembarang tempat diduga menjadi faktor risiko dalam infeksi cacing
tambang. Secara teoritik, telur cacing tambang memerlukan media tanah untuk
perkembangannya.

4. Kontak Dengan Cacing

Adanya kontak pejamu dengan larva filariform yang infektif menyebabkan terjadinya penularan.
Anak usia sekolah merupakan 22 kelompok rentan terinfeksi cacing tambang karena pola
bermain anak pada umumnya tidak dapat dilepaskan dari tanah sementara itu pada saat anak
bermain seringkali lupa menggunakan alas kaki, yang melakukan studi di di Desa Tegal Badeng
Timur, Bali menemukan bahwa penggunaan alas kaki berhubungan dengan kejadian infeksi
cacing tambang.

5. Asuhan Orang Tua

Pola asuhan orang tua dan pengasuh merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian
kecacingan. Karena mereka yang mengajarkan dan mendidik tentang kebersihan dan kesehatan.
Jika orang tua mengajarkan pendidikan kebersihan yang baik, maka dapat mengurangi risiko
infeksi STH.

Anda mungkin juga menyukai