Anda di halaman 1dari 14

GAYA HIDUP IBU-IBU DHARMA WANITA PERSATUAN DI KECAMATAN

KEMUNING KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

Oleh : Mardianah/ 1301110448


Mardiana__d93@yahoo.com
Dosen Pembimbing : Drs. Syamsul Bahri, M.Si

Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik


Universitas Riau
Kampus bina widya J. HR. Soebrantas Km. 12,5 Simp. Baru Pekanbaru 28293-
Telp/Fax. 0761-63277

Abstrak

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir


dengan permasalahan yaitu (1) Bagaimana Gaya Hidup Ibu-Ibu Dharma Wanita
Persatuan Dalam Perilaku Pola Konsumsi di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri
Hilir ? (2) Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Gaya Hidup Ibu-Ibu Dharma Wanita
Persatuan di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir ?. Tujuan penelitian ini
untuk Mengetahui latar Bagaimana Gaya Hidup Ibu-Ibu Dharma Wanita Persatuan
Dalam Perilaku Pola Konsumsi di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir dan
Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Gaya Hidup Ibu-Ibu Dharma Wanita Persatuan di
Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang ada distruktur
kepengurusan dharma wanita persatuan yang ada di Kecamatan Kemuning yang
berjumlah 29 orang, populasi ini diambil dengan teknik yaitu teknik sensus peneliti
mengambil teknik sensus karena semua populasi digunakan sebagai sampel. Untuk
mengumpulkan data peneliti menggunakan kuesoner dan dokumentasi. Hasil penelitian
ini menunjukan bahwa status dan kelas sosial sangat berpengaruh dalam perubahan
gaya hidup, hal ini tentunya tidak dapat dipungkiri dalam kehidupan bahwa manusia
adalah mahluk yang selalu mempunyai berbagai kebutuhan. Sebagai mahluk yang tidak
puas, mereka mempunyai berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan dan mencari
kepuasan hidup. Begitu juga dalam memenuhi gaya hidup yang modern sesuai dengan
perubahan zaman saat ini, berbelanja, jalan-jalan, dan mengikuti trend dan mode
merupakan salah satu bentuk perubahan gaya hidup sebagian orang. Dalam penelitian
ini mejelaskan bahwa gaya hidup ibu-ibu dharma wanita di Kecamatan Kemuning juga
dipengaruhi oleh berbagai faktor baik itu eksternal maupun internal.

Kata Kunci : Gaya Hidup, dan Dharma Wanita.

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 1


LIFESTYLE OF DHARMA WANITA UNITED
IN KEMUNING SUB DISTRICT OF INDERAGIRI HILIR DISTRICT

By : Mardianah/ 1301110448
Mardianah_d93@yahoo.com
Consultant : Drs. Syamsul Bahri, M.Si

Major Sociology Faculty of Social Science and Political Science


Riau University
Campus Bina widya J. HR. Soebrantas KM. 12,5 Simp. Baru Pekanbaru 28293
Telephone/Fax. 0761-63277

Abstract
This research was conducted in the District Kemuning Indragiri Hilir with problems:
(1) How Lifestyle Dharma Wanita Persatuan In Behavior Consumption in District
Kemuning Indragiri Hilir? (2) What are the Factors Affecting Lifestyle Dharma
IFEWanita Persatuan in District Kemuning Indragiri Hilir?. The purpose of this study
to Know How Lifestyle background Dharma Wanita Persatuan In Behavior
Consumption Patterns in District Kemuning Indragiri Hilir and Factors Affecting
Anything Lifestyle Dharma Wanita Persatuan in District Kemuning Indragiri Hilir. This
research is quantitative descriptive. The population in this study were who in structured
management of Dharma Wanita United in the District Kemuning total 29 people, this
population is taken by the census technique re for all the population is used as a sample
and using cross tabulation to test indicators into lifestyle changes in this study. To
collect data the researcher used questionnaire and documentation. These results
indicate that lifestyle Dharma Wanita Untied in Sub District Kemuning caused by
factors that affect lifestyle that includes economic, social and cultural patterns of
consumption and consists of the consumption of goods, the use of leisure time and use
of space, by using cross tables (cross tabulation) based on the processed data is the
study had a positive relationship with the proved measurement method.

The Keyword : Life Style, dan Dharma Wanita

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 2


1.1 Latar Belakang mereka lakukan bermakna bagi dirinya
maupun orang lain.
Gaya hidup merupakan ciri sebuah Konsep gaya hidup, baik dari sudut
dunia modern, atau yang biasa disebut pandang individual maupun kolektif,
modernitas. Maksudnya adalah siapa mengandung pengertian bahwa gaya
pun yang hidup dalam masyarakat hidup sebagai cara hidup mencakup
modern akan menggunakan gagasan sekumpulan kebiasaan, pandangan, dan
tentang gaya hidup untuk pola-pola respons terhadap hidup, serta
menggambarkan tindakannya sendiri terutama perlengkapan untuk hidup.
maupun orang lain. Gaya hidup adalah Cara bukan sesuatu yang alamiah,
pola-pola tindakan yang membedakan melainkan hal yang ditemukan, diadopsi
antara satu orang dengan orang lain. atau diciptakan, dikembangkan, dan
Dalam interaksi sehari-hari kita dapat digunakan untuk menampilkan tindakan
menerapkan suatu gagasan mengenai agar mencapai tujuan tertentu (Daeng,
gaya hidup tanpa perlu menjelaskan apa 2000:36-38).
yang kita maksud; dan kita benar-benar Pemerintah Indonesia juga
tertantang serta mungkin sulit membentuk organisasi perempuan yang
menemukan deskripsi umum mengenai digunakan untuk mensejahterakan
hal-hal yang merujuk pada gaya hidup. perempuan. Khususnya untuk ikut
Oleh karena itu, gaya hidup membantu membentuk perekonomian keluarga
memahami (yakni menjelaskan tapi yaitu dharma Wanita. Organisasi
bukan berarti membenarkan) apa yang perempuan di masa Orde Baru
orang lakukan, mengapa mereka memandang peran perempuan sebagai
melakukannya, dan apakah yang istri dan ibu. Dharma Wanita adalah
mereka lakukan bermakna bagi dirinya istri pendamping suami dalam wujud
maupun orang lain. organisasi yang mendampingi
Gaya hidup merupakan ciri sebuah kedinasan suami. Pergerakan
dunia modern, atau yang biasa disebut perempuan adalah suatu pergerakan
modernitas. Maksudnya adalah siapa yang bertujuan untuk menaikan derajat
pun yang hidup dalam masyarakat (kedudukan) kaum perempuan dalam
modern akan menggunakan gagasan masyarakat dapat disebut juga sebagai
tentang gaya hidup untuk pergerakan emansipasi yang bertujuan
menggambarkan tindakannya sendiri untuk mencapai persamaan derajat
maupun orang lain. Gaya hidup adalah antara laki-laki dan perempuan
pola-pola tindakan yang membedakan (Nugroho, 2009: 53).
antara satu orang dengan orang lain. Dharma Wanita merupakan
Dalam interaksi sehari-hari kita dapat organisasi suami yang berstatus sebagai
menerapkan suatu gagasan mengenai pegawai negeri sipil (PNS) yang jumlah
gaya hidup tanpa perlu menjelaskan apa anggotanya cukup besar di Kabupaten
yang kita maksud; dan kita benar-benar Indragiri Hilir. Dalam kelompok
tertantang serta mungkin sulit dharma wanita persatuan di Kecamatan
menemukan deskripsi umum mengenai Kemuning disusun dan dibentuk
hal-hal yang merujuk pada gaya hidup. berdasarkan laporan yang ada, program-
Oleh karena itu, gaya hidup membantu program yang ada dijalankan dalam
memahami (yakni menjelaskan tapi jangka waktu 6 bulan sekali program ini
bukan berarti membenarkan) apa yang tentunya berguna agar para ibu-ibu
orang lakukan, mengapa mereka terlatih serta mengembangkan wawasan
melakukannya, dan apakah yang dan akan menjadi laporan tahunan

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 3


kegiatan ibu-ibu dharma wanita Perilaku Pola Konsumtif di
persatuan di Kecamatan Kemuning. Kecamatan Kemuning Kabupaten
Para anggota dharma wanita di Indragiri Hilir ?
Kecamatan Kemuning tidak semuanya 2. Faktor apa saja yang mempengaruhi
suami mereka berkerja sebagai pegawai Gaya Hidup Ibu-Ibu Dharma Wanita
sebahagian terdapat istri lah yang Persatuan di Kecamatan Kemuning
statusnya pegawai negeri sipil (PNS) Kabupaten Indragiri Hilir ?
hal inilah yang menyebabkan gaya
hidup dan pola konsumtif para 2.1 Gaya Hidup
anggotanya berbeda-beda. Gaya hidup Istilah gaya hidup mula-mula
ibu-ibu dharma wanita di Kecamatan diperkenalkan oleh Max Weber. Ia
Kemuning disebabkan oleh beberapa menyatakan bahwa status sosial
faktor. Selain itu, ibu-ibu dharma terutama ditemukan oleh gaya hidup
wanita juga memiliki tujuan tertentu orang, lebih ditentukan oleh cara orang
yaitu agar dharma wanita lebih mengkonsumsi ketimbang cara
dipandang didalam masyarakat maupun memproduksi (Max Weber, 1996: 26).
diluar masyarakat. Faktor inilah yang Karena perubahan status sosial
menyebabkan gaya hidup ibu-ibu cenderung berbeda juga berarti
dharma wanita di Kecamatan Kemuning perubahan kekayaan, kekuasaan, dan
berubah. informasi maka status sosial yang
Perubahan gaya hidup pada kegiatan berbeda cenderung mengembanagkan
ibu-ibu dharma wanita di Kecamatan sub-culture khusus yang ditandai oleh
Kemuning merupakan pengaruh besar gaya hidup yang berbeda, asalkan
pada kegiatan tersebut, perubahan tingkat perubahan cukup moderat.
kegiatan yang menjadi ajang bergaya 2.2 Karakteristik Gaya Hidup
bagi para ibu-ibu dalam kegiatan
dharma wanita tersebut tidaklah wajar Karakteristik dari individu yang
namun tidak dapat dipungkiri bawha memiliki gaya hidup menurut (Swastha,
terdapat beberapa faktor sehingga 1998:54) adalah suka mencari
munculnya beragam persaingan dalam perhatian, cenderung implusif, kurang
segi penampilan. Hal ini juga rasional, cenderung follower dan
disebabkan oleh faktor-faktor yang mudah dipengaruhi. Karakteristik yang
mempengaruhi gaya hidup yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
meliputi faktor ekonomi, sosial, budaya kelompok ibu-ibu dharma wanita yang
dengan pengaruh pola konsumtif seperti sangat mudah dipengaruhi. Sementara
konsumsi barang, pemanfaatan waktu menurut (Susanto, 2001: 33) atribut-
luang dan penggunaan tempat adalah atribut gaya hidup ditunjukan dengan
salah satu perubahan gaya hidup. lebih senang mengisi waktu luang di
Dari berbagai uraian di atas maka tempat yang sesuai seperi mall, cafe,
penulis tertarik untuk melihat masalah dan melihat dan mencari informasi
dalam bentuk penelitian dengan judul tentang mode pakaian, mode perhiasan,
“Gaya Hidup Ibu-Ibu Dharma dan sebagainya karena dapat sekaligus
Wanita Persatuan Di Kecamatan menunjukan symbol status.
Kemuning Kabupaten Indragiri
Hilir”
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Gaya Hidup Ibu-Ibu
Dharma Wanita Persatuan Dalam

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 4


2.3 Faktor yang Mempengaruhi Gaya bagaimana seseorang dapat melihat
Hidup bahwa status menjadi tolak ukur
dalam sebuah kelompok sosialnya.
Amstrong (dalam Nugraheni,
2003:53) gaya hidup seseorang dapat
dilihat dari prilaku yang dilakukan oleh 2.6 Kelas Sosial
individu seperti kegiatan-kegiatan untuk
mendapatkan atau mempergunakan Max Weber bersama dengan
barang-barang dan jasa, termasuk Karl Marx (dikutip oleh Engel et al
didalamnya proses pengambilan (1994), yang dapat dianggap sebagai
keputusan pada penentuan kegiatan- bapak teori kelas sosial, menjelaskan
kegiatan tersebut perbedaan tersebut:
2.4 Kelompok Sosial Melalui penyederhanaan yang terkesan
Di dalam hubungan antara berlebihan, orang dapat berkata bahwa
manusia dengan manusi lain, “kelas” distratifikasikan menurut
agaknya yang paling penting adalah hubungan mereka di dalam produksi
reaksi yang timbul sebagai akibat dan perolehan barang, sedangkan
hubungan-hubungan yanga ada. “kelompok status” distratifikasikan
Kelompok soial atau sosial group menurut prinsip konsumsi barang yang
adalah himpunan atau kesatuan mereka gambarkan dengan “gaya
manusia yang hidup berasama, hidup” spesial (Nugroho, 2003: 222).
karena adanya hubungan di antara
mereka. Berdasarkan uraian tersebut,
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa gaya
maka dapat disimpulkan bahwa gaya hidup dapat dipengaruhi oleh kelas
hidup itu dapat juga dipengaruhi dari sosial, bahwa dalam kehidupan sosial
berbagai aspek dengan adanya beberapa individu akan melihat dan
hubungan timbal balik antar membadingkan dirinya berdasarkan
kelompok dan seringnya berkumpul kelas-kelas sosialnya agar dalam
membuat adanya rasa kelompok tersebut individu dapat
ketergantungan serta rasa ingin memebedakan dirinya berdasarkan gaya
mengikutinya. hidup yang ditampilkan dalam kegiatan
2.5 Status Sosial yang diikutinya.
Mayor Polak menjelaskan
(dalam Abdul Syani, 2012:89) bahwa
status sebagai kedudukan sosial
seseorang dalam kelompok serta
dalam masyarakat. Berdasarkan
uraian tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa gaya hidup
dipengaruhi oleh status sosial, yaitu

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 5


2.7 Kerangka Berpikir

Faktor-Faktor Gaya Hidup

SOSIAL
EKONOMI BUDAYA
-Pendidikan
-Pekerjaan -Lingkungan
-Kelas Sosial
-Pendapatan -Sosial Media
Pola Gaya Hidup

Penggunaan Tempat
Pemanfaatan WaktuLuang
Konsumsi Barang
-Tempat Berbelanja
-Waktu Senggang
-Trend Mode
-Tempat Liburan
-Waktu Liburan
-Busana Bermerek

tentang bagaimana cara individu


Berdasarkan kerangka berpikir mengkonsmsi terhadap barang-
diatas penulis berhipotesa bahwa barang brend serta
semakin tinggi faktor-faktor yang menghabiskan waktu luangnya.
mempengaruhi pola gaya hidup yang
meliputi faktor ekonomi, sosial, dan 2. Ibu-ibu yang dimaksud dalam
budaya maka pola gaya hidup ibu-ibu penelitian ini adalah seluruh ibu-
dharma wanita akan semakin tinggi pula ibu yang tergolong sebagai istri
yang tercermin dari pola konsumsi dan Pegawai Negeri sipil (PNS)
pemanfaatan waktu luangnya, hal ini yang ada di Kecamatan
menunjukan bahwa antara faktor dan Kemuning.
pola gaya hidup memiliki hubungan
3. Identifikasi merupakan
positif dan signifikan dan dapat
identitas dari suatu objek, dalam
dikatakan bahwa data yang telah diuji
penelitian ini yang dijadikan
penulis terbukti benar.
objek penelitian yaitu para ibu-
ibu dharma wanita persatuan di
2.8 Konsep Operasional Kecamatan Kemuning yang
1. Gaya hidup adalah cara-cara meliputi umur, pendidikan
tertentu kehidupan sehari-hari terakhir, pekerjaan utama,
dengan nilai sosial atau penghasilan, dan etnis.
simbolik. Gaya hidup yang
4. Indikator Tingkat Pendidikan yaitu :
dimaksud dalam penelitian ini
adalah pola konsumstif yang Tinggi : Tamatan diploma D3,
merefleksikan pilihan seseorang S1, S2 dan S3

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 6


Sedang : Tamatan SMU atau pengukuran menggunakan pengukuran
SMP pola gaya yaitu :
Rendah : Tamatan SD Indikator Trend Mode adalah :
Tinggi:
5. Indikator Tingkat Pekerjaan yaitu : Apabila dalam jangka waktu satu
bulan ibu-ibu dharma wanita mengikuti
Tinggi : PNS setiap perubahan model busana.
Sedang : Honorer, pegawai
Sedang : Apabila dalam jangka waktu satu
swasta bulan ibu-ibu dharma wanita hanya
sekedarnya saja mengikuti setiap
Rendah : Ibu rumah tangga
perubahan model busana.
6. Indikator Tingkat Pendapatan yaitu
Rendah : Apabila dalam jangka satu bulan ibu-
:
ibu dharma wanita tidak pernah
Tinggi : Pendapatan > 5.000.000 mengikuti setiap perubahan model
perbulan busana.

Sedang : Pendapatan 2.000.000- Indikator Busana Bermerek adalah :


3.000.000 perbulan
Tinggi : Apabila ibu-ibu dharma wanita
Rendah : Pendapatan < 1.000.000 mampu mebeli barang-barang
perbulan bermerek.

8. Responden dapat Sedang


dikatakan : Apabila ibu-ibu dharma wanita kurang
konsumtif apabila : mampu mebeli barang-barang
bermerek.
Tinggi : Apabila responden
menghabiskan >50% dari uang Rendah
gaji : Apabila ibu-ibu dharma wanita tidak
yang diterimanya selama sebulan untuk mampu mebeli barang-barang
membeli barang-barang yang akan bermerek.
menunjang gaya hidupnya.
10. Waktu luang adalah waktu yang
Sendang : Apabila responden diperoleh setiap individu ketika tidak
menghabiskan 30-50% dari uang gaji ada kegiatan, waktu luang ini juga
yang diterimanya selama sebulan untuk termasuk dalam pola konsumtif yang
membeli barang-barang yang akan berpengaruh terhadap gaya hidup
menunjang gaya hidupnya. seperti ibu-ibu dharma wanita di
Kecamatan Kemuning menggunakan
Rendah : Apabila responden waktu luangnya dengan cara
menghabiskan <20% dari uang gaji pengukuran sebagai berikut :
yang diterimanya selama sebulan untuk
membeli barang-barang yang akan Indikator Pemanfaatan Waktu
menunjang gaya hidupnya. Senggang adalah :
Tinggi
9. Pola konsumtif didalam penelitian ini : Apabila ibu-ibu dharma wanita
adalah gaya hidup ibu-ibu yang tidak menggunakan waktu senggangnya
terlepaskan dari mengkonsumsi barang, dengan kegiatan jalan-jalan dan
menghabiskan waktu luang dan berbelanja.
penggunaan tempat dengan cara

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 7


Sedang : Apabila ibu-ibu Indikator Penggunaan
dharma wanita Tempat Berbelanja adalah :
menggunakan
waktu Tinggi : Apabila ibu-ibu
senggangnya dharma wanita
dengan memilih tempat
berkumpul untuk berbelanja
bersama seperti di pasar
keluarga. modern.

Rendah : Apabila ibu-ibu Sedang : Apabila ibu-ibu


dharma wanita dharma wanita
menggunkan memilih tempat
waktu luangnya untuk berbelanja
tanpa ada seperti di pasar
kegiatan. tradisional.

Indikator Pemanfaatan Waktu Rendah : Apabila ibu-ibu


Liburan adalah : dharma wanita
tidak
Tinggi : Apabila ibu-ibu memperhatikan
dharma wanita dimana tempat
melakukan berbelanja.
liburan dalam
setahun sebanyak Indikator Penggunaan
>5 kali. Tempat Liburan adalah :

Sedang : Apabila ibu-ibu Tinggi : Apabila ibu-ibu


dharma wanita dharma wanita
melakukan mampu
liburan dalam menggunakan
setahun sebanyak waktu liburannya
1-3 kali. dengan jalan-
jalan dan
Rendah : Apabila ibu-ibu berbelanja keluar
dharma wanita tidak pernah kota.
liburan.
Sedang : Apabila ibu-ibu
11. Penggunaan tempat seperti dharma wanita
tempat berbelanja dan hanya
kemana tempat liburan menggunakan
juga termasuk dalam pola waktu liburannya
konsumtif yang dengan keluarga.
mempengaruhi gaya hidup
ibu-ibu dharma wanita, Rendah : Apabila ibu-ibu
berikut ini pengukuran dharma wanita
penggunaan tempat yaitu : tidak melakukan
liburan.

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 8


3.1 Lokasi Penelitian atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab.
Lokasi penelitian ini dilakukan di
Kecamatan Kemuning Kabupaten 2. Wawancara yaitu suatu metode
Indragiri Hilir. yang dilakukan dengan
3.2 Jenis Penelitian mengobrol atau menanyakan
Jenis penelitian yang digunakan langsung tentang masalah yang
adalah penelitian kuantitatif deskriptif. akan diteliti terhadap responden
3.3 Populasi dan Sampel dengan mempersiapkan terebih
Populasi adalah wilayah dahulu daftar pertanyaan.
generalisasi yang terdiri dari objek atau 3. Observasi (pengamatan) suatu
subjek yang menjadi kuantitas dan cara untuk mendapatkan
karakteristik tertentu yang ditetapkan informasi atau data secra
oleh peneliti untuk dipelajari dan langsung.
kemudian ditarik kesimpulannya. 4. Dokumentasi merupakan
Sampel adalah bagian dari populasi kumpulan data baku yang
yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan diperoleh dari instansi atau
tertentu yang akan di teliti. Dalam organisasi yang terkait, yang
menentukan sampel penelitian meliputi sumber-sumber atau
menggunakan teknik sensus. Peneliti data penelitian yang peneliti
mengambil teknik sensus karena semua butuhkan.
populasi digunakan sebagai sampel. 5. Key Informan sebagai informasi
Adapun klasifikasinya adalah 29 ibu-ibu bagi peneliti untuk mencari tahu
yang tergabung dalam kegiatan dharma apa yang peneliti butuhkan
wanita di Kecamatan Kemuning di dalam penelitian.
jadikan sampel. 3.6 Analisis Data
3.4 Sumber Data Dalam penelitian ini data-data
3.4.1 Data Primer yang diperoleh akan dianalisis secara
kuantitatif. Karena penelitian ini
Data primer adalah data yang
merupakan penelitian kuantitatif
diperoleh langsung dari lapangan
deskriptif, maka teknik analisis dari
berdasarkan hasil wawancara sebagai
temuan-temuan lapangan (baik berupa
alat pengumpul data.
data dan informasi hasil pengisian
3.4.2 Data Sekunder adalah data
angket atau kuisioner, wawancara,
yang di peroleh secara tidak
catatan lapangan dokumentasi, dan lain
langsung dari responden yang
sebagainya) dan hasil analisis tersebut
melainkan dalam bentuk laporan,
biasanya berupa data dalam tabel
angket atau kuisioner maupun
frekuensi atau tabel silang, Selanjutnya
tulisan yang akan di peroleh dari
penelitian ini juga menggunakan
instansi yang berhubungan dengan
tabulasi silang (cross tabulation),
laporan kegiatan dharma wanita,
kategori yang ada dalam penelitian ini
jurnal online, artikel, dan juga
saling berhubungan. Sehingga analisa
skripsi terdahulu.
tabulasi silang dalam penelitian ini
3.5 Teknik Pengumpulan Data dapat digunakan untuk menganalisa
1. Angket atau kuisioner lebih dari dua kategori. Agar penelitian
merupakan teknik pengumpulan ini dapat menemukan adanya hubungan
data yang dilakukan dengan cara anatara faktor-faktor gaya hidup dengan
memberi seperangkat pertanyaan pola konsumtif yang dapat

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 9


mempengaruhi gaya hidup maka dapat u
dilihat berdsarkan pada : Tabulasi Luang
Silang Antara Faktor-Faktor Gaya 3 Pengg 15 10 4 29
Hidup Dengan Pola Konsumtif Yang . unaan (51 (34 (13 (100
Mempengaruhi Gaya Hidup Ibu-Ibu Temp %) %) %) %)
Dharma Wanita, yang telah diuji penulis at
berdasarkan data dan hasil. Ho: Terdapat Jumla 46 28 9 83
hubungan yang positif sehingga h skor (skor
terbukti. maks
imal)
4.1 Keadaan Geografis Rata- 16 10 3 29
Kecamatan Kemuning adalah rata
salah satu dari 20 kecamatan yang ada Presen 56 34 10 (100
dalam kabupaten Indragiri Hilir dengan tase %)
luas wilayah 525,48Km2 atau 52,548 (%)
Ha yang dibentuk sebagai aktualisasi Sumber : Data Olahan Hasil
dari PP Nomor : 14 Tahun 1981, Penelitian 2016
dimana merupakan hasil pemekaran dari
Dari tabel 6.6 responden
Kecamatan Keritang dengan ibukotanya
berdasarkan jumlah rekapitulasi
Kotabaru yang terdiri dari 19 desa,
pola konsumtif yang termasuk
kemudian pada tahun 2000 telah terjadi
kategori tinggi pada pola yang gaya
pemekaran desa sehingga bertambah
hidup ternyata 17 responden atau
menjadi 24 desa.
58% menunjukan bahwa pola
5.1 Identitas Responden konsumsi yang tinggi. Sebaliknya
Untuk mendapatkan data yang 15 responden atau 51% menunjukan
akurat, maka penulis menentukan persebaran pola gaya hidup yang
identitas responden dengan merata artinya pola gaya hidup yang
memperhatikan kelompok umur, mempengaruhi gaya hidup sedang
pendidikan, pendapatan suku atau etnis maka pola gaya hidup yang timbul
serta pekerjaan. tidak terpola karena jumlah yang
menyebar rata antara kategori
6.1 Tabel Rekapitulasi Pola sedang dan rendah, dan sebaliknya
Konsumtif Yang Mempengaruhi juga pola gaya hidup yang termasuk
Gaya Hidup Ibu-Ibu Dharma Wanita kategori dengan jumlah 14
responden atau 48% ternyata juga
Kategori menunjukan pola gaya hidupnya
N Pola Ti Sed Ti Juml juga rendah.
o Gaya ng ang ng ah
Hidup gi gi Tabel 7.1 Rekapitulasi Faktor-
1 Konsu 17 8 4 29 Faktor Yang Mempengaruh Gaya
. msi (58 (27 (13 (100 Hidup Ibu-Ibu Dharma Wanita
Baran %) %) %) %)
g Fakt Kategori
2 Pema 14 10 5 29 N or- Ti Se Re Jum
. nfaata (48 (34 (17 (100 o Fakt ng da nd lah
n %) %) %) %) or gi ng ah
Wakt Gay
a

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 10


Hid atau 52% ternyata juga menunjukan
up pola gaya hidup rendah.
1 Eko 17 9 3 29 7.2 Hubungan Faktor-Faktor Gaya
. nom (5 (31 (11 (100 Hidup dan Pola Konsumtif Yang
i 8 %) %) %) Mempengaruhi Gaya Hidup Dharma
% Wanita
) Apabila semakin tinggi faktor-
2 Sosi 15 9 5 29 faktor yang mempengaruhi gaya hidup
. al (5 (31 (17 (100 yang meliputi sosial, budaya, dan
2 %) %) %) ekonomi maka pola gaya hidup ibu-ibu
% dharma wanita akan semakin tinggi pula
) tercermin dari pola konsumsi dengan
3 Bud 20 6 3 29 pemanfaatan waktu luang, penggunaan
. aya (6 (21 (11 (100 tempat, dan mengkonsumsi barang.
9 %) %) %) 7.3 Tabel Tabulasi Silang Antara
% Faktor-Faktor Gaya Hidup Dengan
) Pola Konsumtif Yang Mempengaruhi
Jum 52 24 11 87 Gaya Hidup Ibu-Ibu Dharma Wanita
lah (sko N Fak Pola Gaya Ju
Sko r o tor- Hidup mla
r mak Fak Ti Sed Re h
sima tor ng ang nda
l) Ga gi h
Rat 17 8 4 29 ya
a- Hid
rata up
Pres 58 28 14 (100 1 Tin 9 7 1 17
enta %) . ggi (% (% (%) (10
se ) ) 0
(%) %)
Sumber : Data Olahan Hasil 2 Sed 5 2 1 8
Penelitian 2016 . ang (% (% (%) (10
) ) 0%
Dari tabel 7.6 dengan jumlah )
rekapitulasi faktor-faktor yang termasuk 3 Re 2 1 1 4
kategori tinggi faktor gaya hidup . nda (% (% (%) (10
ternyata faktor budaya dengan jumlah h ) ) 0%
responden 20 orang atau 69% )
menunjunkan pola gaya hidup tinggi. Jumlah 16 10 3 29
Sebaliknya 17 orang atau 58% (%) (% (% (%) (%
menunjukan persebaran gaya hidup ) ) )
yang merata artinya faktor-faktor yang Sumber : Data Olahan Hasil
mempengaruhi gaya hidup sedang maka Penelitian 2016
gaya hidup yang timbul tidak berpola
karena jumlah menyebar rata antara Berdasarkan tabel 7.7 tabulasi
kategori sedang dan rendah, dan faktor- silang antara faktor-faktor gaya hidup
faktor gaya hidup yang termasuk dengan pola gaya hidup yang
kategori sejumlah responden 15 orang menunjukan persebaran bahwa antara

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 11


faktor-faktor dan pola konsumsi yang rekapitulasi pola gaya hidup
mempengaruhi gaya hidup ini menyebar yang meliputi bagaimana
secara rata dengan perbandingan angka responden mengkonsumsi
17%-16% menunjukan bahwa kategori barang-barang yang mereka
tersebut sangat mempengaruhi gaya gunakan, dan bagaimana
hidup. pemanfaatan waktu luang yang
8.1 Kesimpulan digunakan responden pada saat
tidak ada kegiatan, selanjutnya
Berdasarkan hasil penelitian dan penggunaan tempat yang
pembahasan dalam penelitian mengenai menjadi momen pada saat
Gaya Hidup Ibu-Ibu Dharma Wanita responden mendapatkan waktu
Persatuan di Kecamatan Kemuning untuk berlibur menunjukan
Kabupaten Indragiri Hilir dapat bahwa 20% dari responden
disimpulkan sebagai berikut : menjawab pola konsumsi
menjadi pengaruh dalam
1. Dharma Wanita Persatuan
perubahan gaya hidupnya.
adalah kegiatan pembinaan
anggota para istri-istri Pegawai 4. Berdasarkan tabulasi silang
Negeri Sipil serta meningkatkan yang menjadi tolak ukur untuk
kemampuan dan pengetahuan membuktikan bahwa data yang
para ibu-ibu tersebut terhadap penulis peroleh itu benar,
sesama. Dharma Wanita penulis juga mendapatkan
Persatuan di Kecamatan kesimpulan dari tabel tersebut
Kemuning Kabupaten Indragiri bahwa faktor-faktor yang
Hilir yang sudah berjalan kurang mempengaruhi gaya hidup
lebih selama 5 tahun. Namun seseorang dan pola gaya hidup
dalam kegiatan ini terdapat menyebar secara rata dengan
perubahan dalam hal perbandingan angka 17%-16%
penampilan yang disebabkan menunjukan bahwa kategori
oleh faktor-faktor yang tersebut saling mempengaruhi
mempengaruhi gaya hidup dan yang memiliki hubungan yang
pola yang mempengaruhi gaya positif.
hidup.
8.2 Saran
2. Adapun faktor-faktor yang
dapat mengubah gaya hidup Berdasarkan hasil penelitian dan
dalam penelitian ini yang pembahasan dalam penelitian mengenai
meliputi faktor ekonomi, sosial, Gaya Hidup Ibu-Ibu Dharma Wanita
budaya dan berdasarkan hasil uji Persatuan di Kecamatan Kemuning
rekapitulasi penulis peroleh Kabupaten Indragri Hilir adapun saran
sebesar 20% dari responden yang ingin penulis sampaikan sebagai
menunjukan hasil bahwa faktor berikut :
tersebut menjadi pendorong
dalam perubahan gaya hidupnya. 1. Untuk para ibu-ibu Dharma
Wanita Persatuan yang ada
3. Dalam pola konsumtif yang di Kecamatan Kemuning
menjadi salah penyebab dalam Kabupaten Indragiri Hilir
perubahan gaya hidup penulis diharapkan dapat
juga menguji dengan membentuk sebuah

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 12


organisasi dimana beban dan 9.1 DAFTAR PUSTAKA
tanggungjawabnya benar- A.B. Usanto. Potret-potret Gaya Hidup
benar terlaksana pada aturan dan Citra Metropolis. Buku Kompas.
yang ada, di karnakan pada Jakarta. 2001.
dasarnya kegiatan ini adalah
kegiatan yang resmi dalam Abdul Syani. 2012. Sosiologi
pemerintahan sebagai Istri Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta :
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Bumi Aksara.
yang dituntut agar dapat
Adlin Alfathir. 2006. Resistensi Gaya
mengayomi keluarganya,
Hidup Teori dan Realita. Yogyakarta
akan lebih baik menjalankan
dan Bandung : jalasutra.
sebuah tugas tersebut sesuai
Basrowi. 2005. Pengantar Sosiologi.
amanahnya. Adanya
Bogor: Ghalia Indonesia.
perbedaan status dalam
Daeng, Hans J. 2000. Manusia,
kegiatan tersebut adalah hal
Kebudayaan, dan Lingkungan.
yang wajar, karena pada
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
dasarnya manusia dalam
hidupnya akan mendapatkan David Chaney. Life Style: Sebuah
berbagai pilihan dan itu Pengantar Komprehensif. 1996.
semua tergantung kepada Yogyakarta: Jalasutra Cetakan, 2011.
nasib seseorang tersebut. Dr. Bagong Suyanto. 2013. Sosiologi
2. Dalam hidup sah-sah saja Ekonomi: Kapitalisme dan konsmusi di
bergaya asalakan kita Era Masyarakat Post-Modernisme.
mampu membeli alat Kencana Prenada Media Group.
pendukung membuat kita Dr. Nugroho J. Setiadi, S.E., M.M.
tampil beda, namun ada 2003. Perilaku Konsumen Persfektif
baiknya jika kita sedang Kontemporer Pada Motif, Tujuan, dan
berada pada sebuah Keinginan Konsumen. Jakarta :
organisasi yang membawa Kencana 2010.
nama pemerintahan Dr. Prasetya Irawan, M.Sc.
hendaknya lebih 2006.Penelitian Kualitatif dan
memperhatikan tanggung Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial.
jawab dari pada masalah- DIA FISIP UI.
malasah yang tidak berkaitan Dr. Sabarno Dwirianto. M.Si. Kompliasi
dalam kegiatan tersebut. Sosiologi Tokoh dan Teori. Pekanbaru :
3. Gaya hidup memang penting Ur Press, 2013.
dalam era modern saat ini, Drs. Sindung Haryanto M.si. Sosiologi
namun itu hanyalah sekedar Ekonomi.
tampilan dunia saja sebab
segala beban dan tanggung Featherstone MIke. 2005. Consumer
jawab kita terhadap apa yang Culture and Postmoderism. Yogyakarta:
kita sandang saat ini Pustaka Pelajar Offset.
haruslah kita kerjakan sesuai Francis Fukuyama. 2002. Trust.
amanah sebulum kita Kebijakan Sosial dan Penciptaan
menjabatnya. Kemakmuran.Yogyakarta : Penerbit
Qalam

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 13


Francis Fukuyama. 2002. The Great Sugiartat, Rahma. 2010. Membaca,
Disruption. Yogyakarta : Penerbit Gaya Hidp dan Kapitalisme (Kajian
Qalam Tentang Reading For Pleasure dari
Idi Subandy Ibrahim. Ecstasy Gaya Persfektif Cultural Studies).
Hidup Kebudayaan Pop dalam Yogyakarta: Graha Iimu
Masyarakat Indonesia. Bandung: Mizan
Anggota IKAPI. Susanto, B.A. 2001. Potret-Potret
Kuntowijoyo. 2003. Metodologi Gaya Hidup Metropolis. Jakarta:
Sejarah. Yogyakarta; PT. Tiara Kompas.
Wancana..
Wiyarti, Mg Sri. 2008. Sosiologi. Solo:
Malcom Barnard. Fashoin Sebagai
Lpp Uns dan Perss.
Komunikasi: Cara Mengkomunikasikan
Referensi Lain:
Identitas Sosial, Seksual, Kelas, dan
.
Gender. Fashoin ac Communication
Harahap Mardiana. 2010. Sebuah Gaya
(Routledge, 1996).
Hidup Masyarakat Perkotaan. Medan.
Nugraheni. 2003. Asuhan Kebidanaan
Jurusan Antropologi Fisup USU
Patologi. Yogyakarta : Pustaka Rihana.
Skripsi-S1.
Nugroho, Risdha Budianto. 2009.
Jumlah anggota dharma wanita
Aktivitas Gerwani di Kota Semarang
persatuan di Kecamatan Kemuning
Tahun 1950-1965. Semarang: UNDIP.
Kabupaten Indragiri Hilir.
Prof. Dr. Damsar. Pengantar Sosiologi
Jumlah Up Dwp Kecamatan dan
Ekonomi. 2009. Jakarta: Kencana 2009.
pengurus Dwp Kabupaten Indragiri
Prof. Dr. Sugiyono. 2011. Metode
Hilir.
Penelitiian Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Alfabeta: Bandung. Laporan tahunan dharma wanita
persatuan Kecamatan Kemuning.
Ritzer, George dan Douglas J.
Goodman. 2008. Teori Sosiologi
Modern, Ed. Ke-6; (terjemahan:
Alimandan). Jakarta: Prenada Media
Group.
Sarwono, S.W. 1998. Psikologi Remaja.
Jakarta Grasinda.
Soerjono Soekanto. 2002. Sosiologi
Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja
Grapindo Persada.
Soerjono Soekanto. 2013. Sosiologi
Suatu Pengantar. Jakarta : rajawali
Pres.
Sosiologi Ekonomi: 2013 Kapitalisme
dan Konsumsi di Era Masyarakat Pot-
Modernisasi. PT Kharisma Putra
Utama.

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 14

Anda mungkin juga menyukai