BUPATI BOJONEGORO
PROVINSI JAWA TIMUR
Salinan
PERATURAN BUPATI BOJONEGORO
NOMOR 51 TAHUN 2016
TENTANG
BUPATI BOJONEGORO,
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
21. Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa
jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai
muara, melintasi beberapa wilayah dengan dibatasi kanan dan kiri oleh
garis sempadan yang membuang airnya ke laut.
22. Kali adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan
pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara,
dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan yang membuang
airnya ke sungai.
23. Afvoer adalah saluran pembuang kolektor dari perumahan atau lahan
yang membuang airnya ke kali.
24. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air
irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi
permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan
irigasi tambak.
25. Daerah Irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu
jaringan irigasi.
26. Sistem irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi,
kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia.
27. Penyediaan air irigasi adalah penentuan volume air per satuan waktu
yang dialokasikan dari suatu sumber air untuk suatu daerah irigasi yang
didasarkan waktu, jumlah, dan mutu sesuai dengan kebutuhan untuk
menunjang pertanian dan keperluan lainnya.
28. Pengaturan air irigasi adalah kegiatan yang meliputi pembagian,
pemberian, dan penggunaan air irigasi.
29. Pembagian air irigasi adalah kegiatan membagi air di bangunan bagi
dalam jaringan primer dan/atau jaringan sekunder.
30. Pemberian air irigasi adalah kegiatan menyalurkan air dengan jumlah
tertentu dari jaringan primer atau jaringan sekunder ke petak tersier.
31. Penggunaan air irigasi adalah kegiatan memanfaatkan air dari petak
tersier untuk mengairi lahan pertanian pada saat diperlukan.
32. Pembuangan air irigasi, selanjutnya disebut drainase, adalah pengaliran
kelebihan air yang sudah tidak dipergunakan lagi pada suatu daerah
irigasi tertentu.
33. Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya
yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan,
pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi.
34. Jaringan irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri
dari bangunan utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya,
bangunan bagi, bangunan bagisadap, bangunan sadap, dan bangunan
pelengkapnya.
35. Jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri
dari saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi,
bangunan bagi-sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
36. Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai
prasarana pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari
saluran tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang, boks tersier,
boks kuarter, serta bangunan pelengkapnya.
37. Cekungan air tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas
hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses
pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah berlangsung.
- 5 -
38. Jaringan irigasi air tanah adalah jaringan irigasi yang airnya berasal dari
air tanah, mulai dari sumur dan instalasi pompa sampai dengan saluran
irigasi air tanah termasuk bangunan di dalamnya.
39. Jaringan irigasi desa adalah jaringan irigasi yang dibangun dan dikelola
oleh masyarakat desa atau pemerintah desa.
40. Saluran irigasi air tanah adalah bagian dari jaringan irigasi air tanah
yang dimulai setelah bangunan pompa sampai lahan yang diairi.
41. Pengembangan jaringan irigasi adalah pembangunan jaringan irigasi
baru dan/atau peningkatan jaringan irigasi yang sudah ada.
42. Pembangunan jaringan irigasi adalah seluruh kegiatan penyediaan
jaringan irigasi di wilayah tertentu yang belum ada jaringan irigasinya.
43. Peningkatan jaringan irigasi adalah kegiatan meningkatkan fungsi dan
kondisi jaringan irigasi yang sudah ada atau kegiatan menambah luas
areal pelayanan pada jaringan irigasi yang sudah ada dengan
mempertimbangkan perubahan kondisi lingkungan daerah irigasi.
44. Rehabilitasi jaringan irigasi adalah kegiatan perbaikan jaringan irigasi
guna mengembalikan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula.
45. Pemeliharaan jaringan irigasi adalah upaya menjaga dan mengamankan
jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna
memperlancar pelaksanaan operasi dan mempertahankan
kelestariannya.
46. Pengelolaan jaringan irigasi adalah kegiatan yang meliputi operasi,
pemeliharaan, dan rehabilitasi jaringan irigasi di daerah irigasi.
47. Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi dan
pembuangannya, termasuk kegiatan membuka menutup pintu
bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem
golongan, menyusun rencana pembagian air, melaksanakan kalibrasi
pintu/bangunan, mengumpulkan data, memantau, dan mengevaluasi.
48. Pengelolaan aset irigasi adalah proses manajemen yang terstruktur
untuk perencanaan pemeliharaan dan pendanaan sistem irigasi guna
mencapai tingkat pelayanan yang ditetapkan dan berkelanjutan bagi
pemakai air irigasi dan pengguna jaringan irigasi dengan pembiayaan
pengelolaan aset irigasi seefisien mungkin.
49. Tanah stren adalah tanah yang berada pada dan kiri kanan sungai/kali,
afvoer, saluran dan tanah Sumber Daya Air lainnya yang menjadi milik
Pemerintah.
50. Tanah, Sumber Daya Air lainnya adalah merupakan tanah, lahan yang
tidak berada pada kiri kanan sungai/kali, afvoer dan saluran yang
menjadi milik Pemerintah.
51. Tanggap darurat bencana akibat daya rusak air adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana
untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan guna pemulihan
fungsi sarana prasarana sumber daya air.
52. Kondisi tidak terduga adalah suatu keadaan atau peristiwa yang sulit
diprediksi kejadiannya atau suatu keadaan atau peristiwa yang mungkin
terjadi dan mungkin tidak terjadi.
53. Pendayagunaan sumber daya air adalah upaya penatagunaan,
penyediaan, penggunaan, pengembangan, dan pengusahaan sumber
daya air secara optimal agar berhasil guna dan berdaya guna.
54. Pengendalian daya rusak air adalah upaya untuk mencegah,
menanggulangi, dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang
disebabkan oleh daya rusak air.
- 6 -
BAB II
KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 2
(1) Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air merupakan unsur pelaksana
urusan Pemerintahan Daerah di bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang pada Sub Urusan Sumber Daya Air.
(2) Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dipimpin oleh Kepala Dinas
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.
(3) Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air sebagaimana dimaksud
padaayat (2) mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah di bidang Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang pada Sub Urusan Sumber Daya Airdan
tugas pembantuan.
(4) Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), menyelenggarakanfungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang pada Sub Urusan Sumber Daya Air;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang pada Sub Urusan Sumber Daya Air;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang pada Sub Urusan Sumber Daya Air;
d. pelaksanaan administrasi dinas di bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang pada Sub Urusan Sumber Daya Air; dan
e. pelaksanaanfungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan
tugas dan fungsinya.
Pasal 3
(1) Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air terdiri
atas:
a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat, membawahi:
1. Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan; dan
2. Sub Bagian Program dan Laporan;
c. Bidang Pendayagunaan Sumber Daya Air, membawahi:
1. Seksi Penatagunaan Sumber Daya Air;
2. Seksi Pengembangan Sumber Daya Air; dan
3. Seksi Pemanfaatan Sumber Daya Air.
d. Bidang Air Baku Irigasi, membawahi:
1. Seksi Penyediaan Air Baku Irigasi;
2. Seksi Pengembangan Air Baku Irigasi; dan
3. Seksi Pemanfaatan Air Baku Irigasi.
e. Bidang Operasi dan Pemeliharaan, membawahi:
1. Seksi Bina Operasi dan Pengendalian;
2. Seksi Pemanfaatan dan Pengelolaan Irigasi; dan
3. Seksi Pengendalian Daya Rusak Air.
f. UPT Dinas.
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
- 7 -
BAB III
URAIAN TUGAS DAN FUNGSI
Bagian Kesatu
Sekretariat
Pasal 4
Pasal 5
(1) Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan, mempunyai tugas:
a. melaksanakan pengelolaan urusan perlengkapan dan rumah tangga;
b. melaksanakan pengelolaan urusan tata usaha surat menyurat dan
kearsipan;
c. melaksanakan pengelolaan tata usaha kepegawaian yang meliputi
pengumpulan data pegawai, buku induk pegawai, mutasi
pengangkatan, kenaikan pangkat, pembinaan karier dan pensiun
pegawai;
d. melaksanakan penyusunan bahan informasi dan perencanaan
pegawai;
e. melaksanakan penyusunan administrasi serta evaluasi kepegawaian;
f. menyelenggarakan usaha peningkatan mutu pengetahuan dan
disiplin pegawai;
- 8 -
Bagian Kedua
Bidang Pendayagunaan Sumber Daya Air
Pasal 6
Pasal 7
Bagian Ketiga
Bidang Air Baku Irigasi
Pasal 8
Pasal 9
Bagian Keempat
Bidang Operasi dan Pemeliharaan
Pasal 10
(1) Bidang Operasi dan Pemeliharaan, mempunyai tugas merencanakan,
melaksanakan dan mengoordinasikan kegiatan dilingkup Bidang Operasi
dan Pemeliharaan.
(2) Dalam rangka melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud padaayat (1),
Bidang Operasi dan Pemeliharaan, mempunyai fungsi:
a. penyusunan perumusan kebijakan pembinaan, pengaturan,
pengendalian, pemanfaatan, alokasi air irigasi, perencanaan teknis
pembangunan, peningkatan, rehabilitasi, pemeliharaan sungai/kali,
afvoer, jaringan irigasi, jaringan dan tanah Sumber Daya Air lainnya
di bidang Operasi dan Pemeliharaan;
b. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi pembinaan, pengaturan,
pengendalian, pemanfaatan, alokasi air irigasi, perencanaan teknis
pembangunan, peningkatan, rehabilitasi, pemeliharaan sungai/kali,
afvoer, jaringan irigasi, jaringan dan tanah Sumber Daya Air lainnya
di bidang operasi dan pemeliharaan;
c. pelaksanaan penyediaan pembinaan, pengaturan, pengendalian,
pemanfaatan, alokasi air irigasi, pembangunan, peningkatan,
rehabilitasi, pemeliharaaan sungai/kali, afvoer, jaringan irigasi ,
jaringan dan tanah Sumber Daya Air lainnya di bidang operasi dan
pemeliharaan;
- 12 -
Pasal 11
BAB IV
UPT DINAS
Pasal 12
Pasal 13
Jumlah, nomenklatur, susunan organisasi dan uraian tugas dan fungsi UPT
Dinas ditetapkan dalam Peraturan Bupati.
BAB V
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 14
BAB VI
TATA KERJA
Pasal 15
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 16
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Bojonegoro
Nomor 3 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kabupaten
Bojonegoro(Berita Daerah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2009Nomor 3)
sebagaimana diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Bupati
Bojonegoro Nomor 9 Tahun 2015(Berita Daerah Kabupaten Bojonegoro
Tahun 2015Nomor 9), sepanjang mengenai pengaturan tentang tugas pokok
dan fungsi Dinas PengairanKabupaten Bojonegoro, dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.
- 15 -
Pasal 17
Ditetapkandi Bojonegoro
pada tanggal 15 Nopember 2016
BUPATI BOJONEGORO,
ttd.
H. S U Y O T O
Diundangkan di Bojonegoro
pada tanggal 3 Januari 2017
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO,
ttd.
SOEHADI MOELJONO
BERITA DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2017 NOMOR 8.
Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO,
KEPALA DINAS
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL SEKRETARIAT
BIDANG
BIDANG BIDANG OPERASI DAN
PENDAYAGUNAAN AIR BAKU IRIGASI PEMELIHARAAN
SUMBER DAYA AIR
SEKSI SEKSI
SEKSI
PENYEDIAAN BINA OPERASI DAN
PENATAGUNAAN
AIR BAKU IRIGASI PENGENDALIAN
SUMBER DAYA AIR