Anda di halaman 1dari 17

PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

1. SIFAT PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI


a. Informasi, Ingatan, Berfikir

Pendekatan pemrosesan informasi adalah pendekatan kognitif di mana anak


mengolah informasi, memonitornya, dan menyusun strategi berkenaan dengan informasi
tersebut. Inti dari pendekatan ini adalah proses memori dan proses berpikir. Menurut
pendekatan ini, anak secara bertahap mengembangkan kapasitas untuk memproses
informasi, yang memungkinkan mereka untuk bisa mendapatkan pengetahuan dan
keahlian yang kompleks.
Behaviorisme dan model asosiatif belajar adalah kekuatan yang dominan dalam
psikologi sampai tahun 1950-an dan 1960-an, ketika banyak psikologi mulai mengakui
bahwa mereka tidak dapat menjelaskan pembelajaran anak-anak tanpa mengacu pada
psoses mental, seperti memori dan berpikir. Istilah psikologi kognitif menjadi label
untuk pendekatan yang berusaha untuk menjelaskan perilaku dengan memeriksa proses
mental. Meskipun sejumlah faktor mendorong pertumbuhan psikologi kognitif, tidak
ada yang lebih penting daripada perkembangan komputer.
Secara sederhana analogi sistem pemrosesan informasi aktif yang dikemukakan
oleh psikologi kognitif untuk menggambarkan hubungan antara kognisi dengan otak
adalah dengan melihat sistem kerja komputer yang seakan-akan menjelaskan bagaimana
kognisi manusia bekerja dengan menganalogikan hardware sebagai otak fisik dan
software sebagai kognisi.
b. Sumber Kognitif: Kapasitas Dan Kecepatan Pengolahan Informasi
Kemampuan pengolahan informasi meningkat, dipengaruhi oleh kenaikan
kapasitas dan kecepatan pemrosesan. Kenaikan kapasitar yaitu mengingat satu topik
atau dimensi atau berbagai masalah sedangkan kecepetan pemprosesan yaitu seberapa
cepat dalam mengelola informasi. Kedua karateristik kapasitas dan kecepatan ini sering
disebut sebagai sumber daya kognifik dan memiliki pengaruh penting pada memori dan
pemecahan masalah. Biologis dan pengalaman memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan sumber kognitif (Bjorklund, 2011).
Kecepatan pemrosesan informasi sering mempengaruhi apa yang dapat mereka
lakukan dengan informasi tersebut. Kecepatan anak dalam memproses informasi terkait
dengan kopetensi mereka dalam berpikir (Bjorklund,2005, 2011). Umumnya proses
yang cepat dihubungkan dengan kinerja yang baik pada tugas-tugas kognitif. Namun,
beberapa kopetensi untuk kecepatan proses yang lebih lambat dapat dicapai melalui
strategi yang efektif.
Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil
belajar. Belajar tidak sekedar melibatkan antara stimulus dan respon, akan tetapi belajar
merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai
tingkah laku yang nampak, dan belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup
ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspek- aspek kejiwaan lainnya.
Belajar merupakan aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.
Proses belajar terjadi antara lain mencakup pengaturan stimulus yang diterima dan
menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki dan terbentukdi dalam
pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalaman- pengalaman sebelumnya.
Selain itu, teori kognitif mengatakan bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh
persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan
belajarnya.
c. Mekanisme Perubahan
Tiga mekanisme perubahan menurut Robert Siegler (1998) bekerja sama untuk
menciptakan perubahan dalam keterampilan kognitif:
1. Pengodean ( encoding )
Pengodean adalah proses di mana informasi akan disimpan dalam memori.
Seiring berubahanya keterampilan kognisi anak, maka mereka akan mampu untuk
melakukan pengodean terhadap informasi yang relevan dan dapat mengabaikan
informasi yang tidak relevan. Namun, anak membutuhkan waktu dan usaha untuk
melatih pengodean ini, agar dapat pengodean secara otomatis. Sebagai contoh,
untuk anak usia 4 tahun, huruf S yang ditulis dalam tulisan melengkung yang
berbeda bentuknya dari huruf S yang dicetak. Namun, anak usia 10 tahun telah
belajar untuk mengodekan fakta relevan bahwa keduanya adalah huruf S dan
mengabaikan perbedaan relevan dalam bentuknya.
Ada enam konsep yang dikenal dalam pengkodean (encoding), yaitu :
 Atensi yaitu mengkonsentrasikan dan memfokuskan sumber daya mental.
 Pengulangan yaitu repetisi informasi dari waktu ke waktu agar informasi lebih
lama berada dalam memori.
 Pemrosesan mendalam, pada bagian ini Fergus Craik dan Robert Lockhart
mengatakan bahwa kita dapat memproses informasi pada berbagai level.
 Elaborasi
Elaborasi adalah ekstensivitas pemrosesan informasi dalam penyandian.
 Mengkonstruksi citra
Allan Paivio percaya bahwa memori disimpan melalui satu atau dua cara yaitu
sebagai kode verbal atau kode citra/imaji dan menggunakan kode mental.
 Penataan
Penataan atau pengorganisasian informasi dalam kaitannya dengan penyandian
pada memori, maka hal ini akan membawa pengaruh terhadap pemahaman..
2. Otomatisitas ( Automaticy )
Otomatisitas mengacu pada kemampuan untuk memproses informasi
dengan sedikit usaha atau tidak ada usaha. Ketika pengolahan informasi menjadi
lebih otomatis, kita dapat menyelesaikan tugas dengan lebih cepat dan menangani
lebih dari satu tugas pada satu waktu ( Mayer, 2008 ).
3. Pengembangan strategi ( Strategy Construction )
Pengembangan strategi adalah penciptaan prosedur baru untuk memproses
informasi. Dalam hal ini Siegler menyatakan bahwa anak perlu menyandikan
informasi kunci untuk suatu problem dan mengkoordinasikan informasi tersebut
dengan pengetahuan sebelumnya yang relevan untuk memecahkan masalah.
Mengembangkan susunan strategi yang efektif dan memilih yang terbaik untuk
digunakan pada tugas belajar merupakan aspek penting untuk menjadi pembelajar
yang efektif (Bjorklund, 2011;Scanlan, Anderson, & Sweeney, 2010). Sebagai
contoh, kegiatan membaca pada anak-anak yang mengembangkan strategi periodik
untuk mengetahui apa yang telah mereka baca sejauh ini.

2. PERHATIAN
Perhatian merupakan pemusatan Sumber daya mental yang berfungsi meningkatkan
proses kognitif dalam banyak hal. Setiap individu dapat memperhatikan jumlah informasi
yang berbeda-beda, dan setiap individu mengalokasikan perhatian dengan cara yang berbeda
pula dimana hal tersebut bergantung pada beberapa faktor yang mempengaruhi.
a. Jenis Alokasi Perhatian
1. Perhatian Selektif
Perhatian selektif adalah jenis alokasi perhatian dimana seseorang memantau
beberapa informasi sekaligus. Penerima harus memilih salah satu informasi
penting, artinya hanya informasi relevan saja yang menjadi fokus sedangkan
informasi tidak relevan akan diabaikan.
2. Perhatian Terfokus
Perhatian terfokus mengacu pada situasi dimana seseorang diberikan
beberapa input namun harus fokus pada satu input saja selama selang waktu
tertentu. Penerima informasi berfokus pada satu sumber/input dan tidak terdistraksi
oleh gangguan-gangguan lain. Faktor yang berpengaruh terhadap perhatian terfokus
adalah jarak dan arah, serta gangguan dari lingkungan sekitar. Penerima informasi
akan lebih mudah menerima informasi dari sumber yang berada langsung di
depannya.
3. Perhatian Terbagi
Perhatian terbagi terjadi ketika penerima informasi diharuskan menerima
informasi dari berbagai sumber dan melakukan beberapa jenis pekerjaan sekaligus.
4. Perhatian Berkelanjutan
Perhatian terus menerus dilakukan penerima informasi yang harus melihat
sinyal atau sumber pada jangka waktu tertentu yang cukup lama. Dalam situasi ini
sangat penting bagi penerima informasi untuk mencegah kehilangan sinyal.
5. Kurang Perhatian
Kurang perhatian merupakan situasi dimana penerima informasi tidak
berkonsentrasi terhadap pekerjaannya. Situasi ini disebabkan oleh
kebosanan/kejenuhan dan kelelahan. Ciri-ciri pekerjaan yang dapat menimbulkan
situasi kurang perhatian adalah pekerjaan dengan siklus pendek, sedikit
membutuhkan pergerakan tubuh, lingkungan yang hangat, kurangnya interaksi
dengan pekerja lain, motivasi rendah, dan tempat kerja memiliki pencahayaan yang
buruk.
b. Perubahan Perkembangan
Perubahan perkembangan banyak terjadi pada masa anak-anak dan tingkat
perhatian anak-anak mengalami peningkatan ketika usia bertambah. Ada banyak faktor
yang mempengaruhi perubahan perkembangan seorang anak, salah satunya adalah
kesiapan sekolah seorang anak. Kesiapan sekolah akan menentukan pengontrolan
perhatiannya terhadap informasi. Pada masa prasekolah target perhatian anak cenderung
ditentukan rangsangan eksternal atau rangsnagan dari luar. Perhatian anak terhadap
informasi yang relevan mengalami peningkatan setiap tahun usia anak dan pada masa
remaja kemampuan untuk mengarahkan perhatian selektif akan meningkat pesat.
3. INGATAN
a. Pengertian Ingatan
Ingatan adalah penyimpanan informasi dari waktu ke waktu. Ingatan selalu dikaitkan
dengan otak karena ingatan merupakan sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak
dari suatu pengambilan informasi.
b. Pengodean
Pengodean adalah proses penematan informasi yang baru (yang masuk) ke dalam sistem
pengolahan informasi dan mempersiapkannya untuk disimpan kedalam LTM ( Long
term memory/memori jangka panjang). Pengkodean biasanya dilaksanakan dengan
membuat informasi-informasi yang baru memiliki makna dan menggabungkan dengan
informasi yang telah diketahui dalam Long Term Memori atau memori jangka panjang.
Dalam pengodean ada beberapa proses yang dilakukan yaitu :
1. Atensi perhatian
Perhatian merupakan hal yang penting dalam pemrosesan informasi ,seperti halnya
ketika seorang siswa tidak memperhatikan sedikit saja saat guru menjelaskan materi
maka siswa tersebut tidak akan bisa mengakses informasi yang diperoleh dengan
mudah. Pada proses ini informai yang tidak digunakanakan dibuang dan tidak
diproses lebihlanjut. Jadi dapat diketahui jika atensi (perhatian) bersifat selektif
2. Latihan (pengulangan)
Proses latihan adalah proses pengulangan secara sadar suatu informasi dari waktu ke
waktu untuk memperkuat dan meeningkatkan panjang waktu yang tetap dalam
informasi. Akan tetapi cara pengulangan ini tidak bisa bekerja baik untuk
mempertahankan informasi dalam jangka waktu yang panjang karena pengulangan
seringkali hanya berupa mengulang-ulang informasi tanpa memberikan makna pada
informasi tersebut.
3. Pemrosesan mendalam
Dalam melakukan pemrosesan informasi dilakukan secara bertahap, ada beberapa
tahap yaitu :
a) Tahap dangkal yaitu fitur fisik atau sensori dari rangsangan dianalisis
b) Tahap menengah yaitu rangsangan dikenali dan diberi label
c) Tahap terdalam yaitu informasi diproses secara semantic, sesuai deangan
maknanya yang pada tahap ini kita melakukan asosiasi
4. Elaborasi
Elaborasi adalah proses kognitif dimana pembelajar memperluas informasi baru
berdasarkan apa yang sudah mereka ketahui. Dengan mengelaborasikan sebuah
pengetahuan dan pengalaman kita sebelumnya maka akan menciptakan representasi
yang sangat unik dalam ingatan
5. Mengkontrusksi citra (imaji)
Mengkontruksi citra atau imaji terjadi saat kita sedang mengelaborasi suatu
informasi tertentu. Memori disimpan melalui satu dua cara yaitu sebagai kode verbal
atau sebagai kode citra
6. Penataan (pengorganisasian)
Informasi yang diperoleh akan lebih mudah untuk diproses jika informasi tersebut
telah terorganisasi dengan baik. Semakin tertata informasi yang disajikan ,semakin
mudah mengingatnya.
c. Penyimpanan
Ingatan disimpan dalam tiga sistem penyimpanan informasi, yaitu memori sensori
(sensory memory), memori jangka pendek (short term memory), dan memori jangka
panjang (long term memory).
1. Memori Sensoris
Memori sensoris adalah ingatan yang berkaitan dengan penyimpanan informasi
sementara yang dibawa oleh pancaindera. Setiap pancaindera memiliki satu macam
memori sensoris. Memori Sensoris adalah informasi sensoris yang masih tersisa
sesaat setelah stimulus diambil. Jadi, di dalam diri manusia ada beberapa macam
sensori-motorik, yaitu sensori-motorik visual (penglihatan), sensori-motorik audio
(pendengaran), dan sebaganya. Memori sensorik cukup pendek, dan biasanya akan
menghilang segera setelah apa yang kita rasakan berakhir. Sebagai contoh, ketika
anda melihat. Kita melihat ratusan hal ketika berjalan selama beberapa menit.
Meskipun perhatian tertuju oleh sesuatu yang anda lihat, itu segera terlupakan oleh
sesuatu yang lain yang menarik perhatian anda di antara sekian banyak yang
ditangkap indera penglihatan.
Ketika kita mendengar sesuatu, melihat sesuatu, atau meraba sesuatu,
informasi-informasi dari indera-indera itu diubah dalam bentuk impuls-impuls
neural (bentuk neuron) dan dikirim ke bagian-bagian tertentu dari otak. Proses
tersebut berlangsung dalam sepersekian detik. Sebenarnya memori sensoris
berkapasitas besar untuk menyimpan informasi, akan tetapi yang disimpan tersebut
cepat sekali menghilang, dikatakan bahwa informasi tersebut akan menghilang
setelah sepersepuluh detik, lalu akan menghilang sama sekali setelah lewat dari satu
detik. Keberadaan memori sensoris mempunyai peran yang penting dalam hidup
manusia. Orang harus menaruh perhatian pada suatu informasi bila informasi itu
harus diingat. Dengan begitu ada proses seleksi dari kesadaran, mana informasi
yang diperlukan dan mana yang tidak.
2. Memori Jangka Pendek
Memori jangka pendek atau sering disebut dengan short-term memory atau
working memory adalah suatu proses penyimpanan memori sementara, artinya
informasi yang disimpan hanya dipertahankan selama informasi tersebut masih
dibutuhkan. Ingatan jangka pendek adalah tempat kita menyimpan ingatan yang
baru saja kita pikirkan. Ingatan yang masuk dalam memori sensoris diteruskan
kepada ingatan jangka pendek. Ingatan jangka pendek berlangsung sedikit lebih
lama dari memori sensoris, selama anda menaruh perhatian pada sesuatu, anda
dapat mengingatnya dalam ingatan jangka pendek.
Dari memori jangka pendek ini, ada sebagian materi yang hilang, sebagian lagi
diteruskan ke dalam ingatan jangka panjang. Jika kita mengingat kembali akan
suatu informasi, informasi dari ingatan jangka panjang tadi akan dikembalikan ke
ingatan jangka pendek. Misal, pada nomor telepon yang telah anda ulang terus
sampai anda bisa menuliskannya, dan nomor tersebut akan tetap tersimpan dalam
memori anda selama anda aktif memikirkannya. Jika anda berhenti memberikan
perhatian pada itu, maka akan terhapus dalam waktu 10-20 detik. Dalam rangka
untuk mengingat sesuatu berikutnya, otak mentransfernya ke memori jangka
panjang. Proses mengingat nomor telepon, pada kenyataannya, suatu cara untuk
memindahkan nomor dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang.
Jumlah informasi yang bisa disimpan dalam memori jangka pendek sangat
terbatas. Hanya lima hingga sembilan informasi saja yang dapat berada dalam
memori jangka pendek sekaligus. Setiap kali anda memberikan perhatian ke
informasi baru yang berasal dari memori sensorik, Anda harus mendorong keluar
sesuatu yang telah anda perhatikan sebelumnya. Misalnya, jika ada sesuatu yang
mengganggu konsentrasi anda ketika berlatih mengulang nomor telepon sebelum
informasi nomor tersebut mencapai ke memori jangka panjang, maka informasi
akan terlempar keluar dan anda harus melihat dan mengingat kembali.
Memori jangka pendek terdiri dari tiga unit terpisah;
1) Putaran fonologi
Menyimpan dan mengingat kembali kata-kata yang saat itu sedang dipikirkan.
Baddeley (1975) dalam penelitiannya, meminta partisipan mengingat kembali
beberapa daftar pendek berisi kata-kata secara berurutan. Ia menemukan bahwa
partisipan mampu mengingat kata-kata yang mereka sebutkan dalam dua detik.
Kesimpulannya, putaran fonologi dapat menyimpan kata dengan baik dalam
dua detik.
2) Memori kerja visuospasial
Menyimpan informasi visual dan spasial, termasuk citra visual. Seperti
lingkaran fonologi memori kerja visuospasial memiliki kapasitas terbatas.
Putaran fonologi dan memori kerja visuospasial memeiliki fungsi independen.
3) Para eksekutif pusat
Mengintegrasikan informasi tidak hanya dari lingkaran fonologi dan memori
kerja visuospasial, tetapi juga dari memori jangka panjang.
Tiga studi terbaru menggabrakan bagaimana memori kerja berperan penting dalam
perkembangan kognitif anak:
1) Memori bekerja dan mengontrol perhatian memperkirakan pertumbuhan dalam
munculnya bakat kesastraan dan matematis pada anak-anak muda dalam
keluarga berpenghasilan rendah (Welsh & lain, 2010)
2) Kapasitas memori yang bekerja pada anak usia 9 sampai 10 tahun
memperkirakan pemahaman bahasa asing dua tahun kemudian pada usia 11
sampai 12 tahun (Andersson, 2010).
3) Kapasitas memori kerja memprediksi berapa banyak item dalam daftar yang
harus diingat oleh anak kelas 4 dari item yang dilupakan (Asia, Zellner, &
Bauml, 2010).
3. Memori Jangka Panjang
Memori jangka panjang (long term memory) adalah suatu proses memori atau
ingatan yang bersifat permanen, artinya informasi yang disimpan sanggup bertahan
dalam waktu yang sangat panjang. Kapasitas yang dimiliki ingatan jangka panjang
ini tidak terbatas. Memori jangka panjang adalah gundangnya informasi yang
dimiliki oleh manusia. Ingatan jangka panjang berisi informasi dalam kondisi
psikologis masa lampau, yaitu semua informasi yang telah disimpan, tetapi saat ini
tidak sedang dipikirkan.
Informasi yang disimpan dalam ingatan jangka panjang diduga dapat bertahan
dalam waktu yang panjang bahkan selamanya. Kehilangan ingatan pada ingatan
jangka panjang ini hanya dimungkinkan apabila seseorang mengalami kerusakan
fungsional dari sistem ingatannya. Proses masuknya informasi ke dalam memori
jangka panjang tetap melalui tahap memori sensoris. Pada tahap ini informasi dari
luar yang diterima oleh indera diubah menjadi impuls-impuls neural sesuai dengan
masing-masing fungsi indera, kemudian impuls-impuls neural yang mengandung
informasi ini diteruskan ke ingatan jangka pendek. Setelah informasi masuk ke
dalam ingatan jangka pendek, di seleksi sedemikian rupa mana yang dianggap
penting dan tidak, kemudian diteruskan ke ingatan jangka panjang.
Sebelum masuk ke memori jangka panjang, informasi yang telah disaring pada
ingatan jangka pendek, perlu dilakukan proses semantic atau imagery coding. Jadi,
memori jangka panjang akan melakukan penyaringan informasi berdasarkan arti
dari informasi tersebut, makna, keadaan emosi, gambaran akibat dan sebagainya,
oleh karena itu penyimpanan informasi dapat berlangsung secara permanen.
Tujuan sebuah informasi dimasukkan ke dalam memori jangka panjang adalah
untuk Anda ingat selamanya. Hebatnya, ingatan yang telah tersimpan dalam
memori jangka panjang bisa anda munculkan kembali saat Anda menginginkannya.
Kemampuan mengenang atau menarik ingatan kembali ini disebut recall memory.
Ketika seseorang yang anda sayangi pergi dari sisi anda, mungkin anda akan
mengingat kembali kenangan-kenangan yang tersimpan dalam memori jangka
panjang Anda. Anda dapat mengingat dengan sangat detil bahkan tanpa Anda
sadari bahwa Anda telah menyimpan informasi tersebut. Anda mungkin mengenang
tempat di mana Anda menghabiskan waktu dengan orang tersebut dengan
mengingat pemandangan, bau dan bahkan perasaan dengan akurasi yang
mengejutkan. Memori jangka panjang dibagi menjadi dua subtype yaitu,
1) Memori Deklaratif adalah ingatan sadar informasi, seperti fakta-fakta atau peristiwa
tertentu yang dapat dikomunikasikan secara verbal. Memori deklaratif disebut
“mengetahui bahwa” (versus “mengetahui bagaimana”) dan baru-baru ini diberi
label “memori eksplisit” (versus “memori implisit”). Memori deklaratif terbagi
menjadi dua bagian yaitu:
 Memori episodik adalah retensi informasi tentang di mana dan kapan kejadian
hidup.
 Memori semantic adalah adalah pengetahuan umum seorang individu tentang
dunia, identitas independen individu dengan masa lalu.
Memori ini semantic meliputi :
1. Pengetahuan seperti yang dipelajari disekolah (pengetahuan geometric).
2. Pengetahuan dalam berbagai bidang keahlian (penegetahuan catur).
3. Pengetahuan “setiap hari”tentang makna kata-kata, orang-orang terkenal,
tempat-tempat penting, dan hal-hal umum (seperti arti kata pertinacious
atau siapa Nelson Mandela).
2) Memori non-deklaratif adalah pengetahuan procedural dalam bentuk keterampilan
dan operasi kognitif. Memori non-deklaratif tidak dapat diingat secara sadar,
setidaknya tidak dalam bentuk pristiwa fakta tertentu.

Menggambarkan Informasi Dalam Memori


Menggambarkan informasi dalam memori ada tiga teori utama, yaitu jaringan, skema,
dan jejak kabur.
a. Teori jaringan, teori yang menggambarkan bagaimana informasi dalam memori diatur dan
terhubung, mereka menekankan simpul dalam jaringan memori.
b. Teori skema, teori yang didasarkan pada premis bahwa ketika kita membangun informasi,
kita menyatukannya dengan informasi yang sudah ada dalam pikiran kita. Dan yang
dimaksud dengan skema adalah informasi konsep, pengetahuan, informasi tentang pristiwa
yang sudah ada dalam pikiran seseorang
c. Skip, skema untuk sebuah kejadian. Skip sering mengandung informasi tentang ciri-ciri
fisik, orang, dan kejadian khas, jenis informasi yang membantu ketika mencari tahu apa
yang terjadi disekitarnya.
d. Teori jejak kabur, yaitu variasi lain dari bagaimana individu merekonstruksi ingatan mereka.
Pernyataan bahwa memori yang paling baik dipahami dengan mempertimbangkan dua jenis
representasi memori :
1. Jejak memori verbatim, yang terdiri atas rincian yang tepat.
2. Jejak kabur, atau inti, yang merupakan ide sentral dari informasi.
Dalam teori ini, memori anak lebih baik dikaitkan dengan jejak kabur yang dibuat dengan
mengekstraksi inti n informasi.

d. Pengambilan Dan Melupakan


Faktor yang mempengaruhi pengambilan adalah sifat isyarat yang digunakan seseorang
untuk membangkitkan memori (Homa, 2008). Pertimbangan lain dalam memahami
pengambilan adalah prinsip kekhususan pengodean yaitu prinsip bahwa asosiasi yang
terbentuk pada saat pengodean atau pembelajaran cenderung menjadi isyarat pengambilan
yang efektif. Semakin banyak uraian yang digunakan dalam pengodean informasi, maka
semakin baik memori mereka akan informasi.
Aspek lain dari pengambilan adalah sifat dari tugas pengambilan itu sendiri. Memanggil
adalah tugas memori dimana individu harus mengambil informasi yang dipelajari
sebelumnya. Pengakuan adalah tugas memori dimana individu hanya harus menidentifikasi
(mengenali) informasi yang sudah dipelajari, seperti yang sering terjadi pada tes pilihan
ganda. Melupakan isyarat bergantung dalah kegagalan pengambilan yang disebabkan oleh
kurangnya petunjuk pengambilan yang efektif. Gagasan melupakan isyarat bergantung dapat
menjelaskan mengapa siswa mungkin gagal untuk mengambil fakta yang dibutuhkan untuk
ujian, bahkan ketika dia yakin bisa tahu informasi tersebut. Prinsip melupakan isyarat
bergantung ini konsisten dengan teori gangguan, yang menyatakan bahwa kita lupa bukan
karena kita benar-benar kehilangan memori dari penyimpanan malainkan karena informasi
lain menghalangi apa yang coba kita ingat.
Sumber lain dari melupakan adalah pembusukan memori. Menurut teori prluruhan
pembelajaran baru yang melibatkan penciptaan jejak memori neurokimia pada akhirnya
akan luruh. Dengan demikian teori peluruhan menunjukan bahwa perjalanan waktu
bertanggungjawab pada melupakan. Penelitian memori terdepan sekarang mengacu pada
melupakan yang terjadi dengan berlalunya waktu sebagai kefanaan (Daniel Schacter 2001).
Peluruhan memori pada kecepatan yang berbeda. Beberapa kenangan yang hidup dan
bertahan untuk jangka waktu yang lama, terutama ketika mereka memiliki ikatan-ikatan
emosional.

4. KEAHLIAN

5. METAKOGNISI
Metakognisi merupakan suatu istilah yang terdiri dari kata meta yang berarti gambaran
awal dari suatu konsep dan kognisi yang berarti mengetahui dan mengenal. Sehingga,
metakognisi adalah proses mengetahui dan mengenal suatu gambaran awal dari sebuah
konsep. Menurut Livingstone (1997), metakognisi merupakan thinking about thinking atau
berpikir tentang berpikir. Sehingga, metakognisi menurut tokoh tersebut adalah kemampuan
berpikir seseorang di mana yang menjadi objek berpikirnya adalah proses berpikir yang
terjadi pada diri sendiri.
Metakognisi dalam proses belajar merupakan kemampuan seseorang dalam belajar, yang
mencakup bagaimana sebaiknya belajar dilakukan, apa yang sudah dan belum diketahui,
yang terdiri dari tiga tahapan yaitu perencaan mengenai apa yang harus dipelajari,
bagaimana, kapan mempelajari, pemantauan terhadap proses belajar yang sedang dia
lakukan, serta evaluasi terhadap apa yang telah direncanakan, dilakukan, serta hasil dari
proses tersebut. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :
a. Metakognisi merupakan kemampuan jiwa yang termasuk dalam kelompok kognisi.
b. Metakognisi merupakan kemampuan untuk menyadari, mengetahui proses kognisi yang
terjadi pada diri sendiri.
c. Metakognisi merupakan kemampuan untuk mengarahkan proses kognisi yang terjadi
pada diri sendiri.
d. Metakognisi merupakan kemampuan belajar bagaimana mestinya belajar dilakukan
yang meliputi proses perencanaan, pemantauan, dan evaluasi.
e. Metakognisi merupakan aktivitas berpikir tingkat tinggi. Dikatakan demikian karena
aktivitas ini mampu mengontrol proses berpikir yang sedang berlangsung pada diri
sendiri.
Metakognisi terdiri dari pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge) dan
pengalaman atau regulasi metakognitif (metacognitive experiences or regulation).
Pengetahuan metakognitif menunjuk pada diperolehnya pengetahuan tentang proses-proses
kognitif, pengetahuan yang dapat dipakai untuk mengontrol proses kognitif. Sedangkan
pengalaman metakognitif adalah proses-proses yang dapat diterapkan untuk mengontrol
aktivitas-aktivitas.

a. Perubahan Perkembangan
Perubahan metakognisi di masa kecil dapat dilihat dari segi metamemori dan teori pikiran.
Adapun perubahannya yaitu :
1. Metamemori
Metamemori adalah suatu kemampuan untuk mengontrol memori.
 Dalam usia 5 atau 6 tahun, anak-anak biasanya tahu bahwa item yang familier mudah
dipelajari dari item-item asing, kemudian daftar-daftar yang pendek lebih mudah
diingat dari pada daftar yang panjang, bahwa mengenal lebih mudah dibandingkan
mengingat kembali, dan lupa akan lebih sering terjadi dengan bertambahnya waktu.
Pada usia ini, anak-anak lebih mudah mengingat inti topik dibandingkan mengingat
secara detail dari suatu topik. Namun, anak pada usia ini memiliki ide-ide sederhana
tentang bagaimana memori itu bekerja. Sebagi contoh, anak pada usia ini tidak
menyadari bahwa kata-kata yang mudah diingat adalah ketika mereka
menghubungkan satu sama lain bukan dipilih secara acak. Ketika berusia 7 atau 8
tahun, anak-anak lebih mampu memahami dengan suatu isyarat atau diberikan suatu
contoh sehingga memori mereka bekerja. Secara umum, pada awal tahun sekolah
dasar, pemahaman anak terhadap kemampuan memori mereka dan keterampilan
mereka dalam mengevaluasi kinerja pada tugas-tugas memori relative rendah, tetapi
meningkat pada usia 11 atau 12.
2. Teori Pikiran
Teori pikiran adalah suatu studi untuk melihat anak sebagai “seorang” pemikir yang
mencoba untuk menjelaskan, memprediksi, dan memahami pikiran, perasaan, dan
ucapan-ucapan orang.
 Pada usia 2-3 tahun, anak-anak mulai memahami tiga keadaan mental: (1) persepsi
yaitu anak menyadari bahwa orang lain dapat melihat apa yang ada di depan matanya
sendiri dan belum tentu apa yang ada di depan mata anak, (2) emosi yaitu anak dapat
membedakan antara emosi positif dan negatif, (3) keinginan yaitu anak memahami
bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu maka ia akan mencoba untuk
mendapatkannya.
 Pada usia 4-5 tahun, anak-anak mulai memahami bahwa pikiran dapat mewakili
objek dan peristiwa secara akurat dan tidak akurat.
 Pada pertengahan dan akhir masa kanak-kanak, anak-anak tidak lagi memahami
bahwa keyakinan dapat bersifat palsu tetapi anak-anak sudah memahami keyakinan
dan pikiran sebagai “interpretif” yaitu menjelaskan peristiwa-peristiwa berdasarkan
perspektif dan pengalaman masing-masing.
 Pada usia remaja, mereka memiliki peningkatan kapasitas untuk memonitor dan
mengelola sumber daya kognitif secara efektif dalam memenuhi tuntutan tugas
belajar.

b. Model Pemfrosesan Informasi yang Baik


Model ini menyatakan bahwa, kognisi yang konpeten adalah hasil dari sejumlah faktor
yang saling berintraksi. Faktor-faktor ini antara lain strategi, pengetahuan isi, motivasi dan
metakognisi. Mereka percaya bahwa kognisi anak-anak akan baik melalui tiga langkah:
1. Anak diajari oleh orang tua atau guru untuk menggunakan strategi tertentu.
2. Guru bisa mendemonstrasikan kesamaan dan perbedaan beberapa strategi dalam
domain tertentu. Hal ini menyebabkan pengetahuan relasional yang lebih baik.
3. Murid mengetahui manfaat umum dari penggunaan strategi, yang menghasilkan
pengetahuan strategi umum. Mereka belajar menghubungkan hasil pembelajaran yang
sukses dengan usaha mereka dalam mengevaluasi, memilih, dan memonitor strategi
yang digunakan (aktifitas dan pengetahuan metakognisi).
Tentu saja faktor-faktor model pemrosesan informasi yang baik ini akan dapat berperan
dengan baik apabila subjek-subjek pendidikan serta stakeholder yang terlibat berkerjasama
dalam penerapan model pembelajaran metakognitif, baik di rumah, sekolah maupun
lingkungan tempat pembelajar tersebut bergaul. Adanya saling pengertian dalam penerapan
model pembelajaran ini akan dapat memberikan peningkatan mutu output meaning yang
baik bagi siswa ketika dihadapkan langsung pada dunia nyata. Selain itu hasil belajar siswa
dapat dikatakan berkualitas, apabila siswa secara sadar mampu mengontrol proses
kognitifnya secara berkesinambungan yang diharapkan berdampak pada peningkatan
kemampuan metakognitif

c. Strategi dan Regulasi Metakognitif


Kunci pendidikan adalah membantu siswa belajar menggunakan strategi-strategi yang
menghasilkan solusi untuk masalah. Kebanyakan anak mendapatkan keuntungan dengan
menggunakan beberapa strategi dan menjelajahi mana yang bekerja dengan baik, kapan, dan
di mana. Strategi-strategi tersebut salah satunya dapat diperoleh dari guru. Guru dapat
membuat strategi dalam pembelajaran seperti dengan memberikan latihan-latihan soal maka
siswa belajar untuk melaksanakan strategi lebih cepat dan lebih kompeten. Kemudian,
dengan memberikan praktik maka siswa dapat menggunakan strategi yang efektif berulang-
ulang sampai mereka melakukan secara otomatis.

Anda mungkin juga menyukai