Soal A
Sindrom nefrotik (SN) adalah keadaan klinis yang ditandai dengan gejala:
1. Proteinuria masif (> 40 mg/m2 LPB/jam atau 50 mg/kg/hari atau rasio
protein/kreatinin pada urin sewaktu > 2 mg/mg atau dipstik ≥ 2+)
2. Hipoalbuminemia < 2,5 g/dL
3. Edema
4. Dapat disertai hiperkolesterolemia > 200 mg/dL
Resisten steroid : tidak terjadi remisi pada pengobatan prednison dosis penuh
1. Initial resistence
Merupakan keadaan tidak tercapainya remisi pada fase awal sindrom nefrotik.
Respon terhadap terapi lebih jelek dibanding late resistence. Survival rates ginjal
2. Late resistence
Merupakan keadaan dimana terjadi perbaikan atau remisi pada fase awal
cenderung lebih bagus. Survival rates ginjal dari golongan ini pada:
Sensitif steroid : remisi terjadi pada pemberian prednison dosis penuh selama
4 minggu
Andersen melaporkan bahwa jenis kelamin laki-laki dan usia onset muda
berhubungan dengan risiko tinggi terjadinya relaps sering atau dependen steroid
4. Definisi Remisi:
5. Definisi Relaps:
Relaps : proteinuria ≥ 2+ (proteinuria >40 mg/m2 LPB/jam) 3 hari berturut-
turut dalam 1 minggu
Relaps jarang : relaps kurang dari 2 x dalam 6 bulan pertama setelah respons
awal atau kurang dari 4 x per tahun pengamatan
Relaps sering (frequent relaps): relaps ≥ 2 x dalam 6 bulan pertama setelah
respons awal atau ≥ 4 x dalam periode 1 tahun
Dependen steroid : relaps 2 x berurutan pada saat dosis steroid diturunkan
(alternating) atau dalam 14 hari setelah pengobatan dihentikan
Glomerulonefritis akut (GNA): suatu istilah yang lebih bersifat umum dan
lebih menggambarkan suatu proses histopatologi berupa proliferasi & inflamasi
sel glomeruli akibat proses imunologik.29
7. Definisi Hipertensi:
Definisi
Batasan hipertensi menurut The Fourth Report on the Diagnosis, Evaluation, and
Treatment of High Blood Pressure in Children and Adolescent adalah sebagai
berikut :30
- Hipertensi adalah nilai rata-rata tekanan darah sistolik dan atau diastolik lebih
dari persentil ke-95 berdasarkan jenis kelamin, usia, dan tinggi badan pada
pengukuran sebanyak 3 kali atau lebih.
- Prehipertensi adalah nilai rata-rata tekanan darah sistolik dan atau diastolik
antara persentil ke-90 dan 95. Pada kelompok ini harus diperhatikan secara
teliti adanya faktor risiko seperti obesitas. Berbagai penelitian menunjukkan
bahwa kelompok ini memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk menjadi
hipertensi pada masa dewasa dibandingkan dengan anak yang normotensi.
Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi pada Anak Usia 1 tahun atau Lebih dan Usia
Remaja30
8. Definisi Infeksi Saluran Kemih (ISK):
Definisi32
Definisi standar AKI diusulkan oleh kelompok kerja AKI Penyakit Ginjal:
Meningkatkan Hasil Global (KDIGO) pada tahun 2012 dan telah divalidasi pada
populasi pediatrik selanjutnya. Definisi ini mengidentifikasi dan menyusun AKI
berdasarkan perubahan kreatinin serum dari awal atau output urin sebagaimana
dirinci dalam Tabel 3. Kreatinin dasar didefinisikan sebagai nilai kreatinin serum
terendah dalam 3 bulan sebelumnya, memperkirakan tingkat filtrasi glomerulus
dasar (GFR) menggunakan persamaan Schwartz asli. Jika tidak ada ukuran
kreatinin serum sebelumnya yang tersedia, direkomendasikan untuk menggunakan
garis dasar yang diperkirakan yakni 120 mL/mnt/1,73 m2. Di masa depan, kita
dapat melihat definisi ini lebih lanjut diperluas untuk memasukkan kriteria
menggunakan serum cystatin C atau biomarker urin seperti neutrophil gelatinase-
associated lipocalin (NGAL), keduanya di antaranya baru-baru ini terbukti
mewakili penanda AKI sebelumnya dan pemulihan AKI dibandingkan kreatinin
serum.36
Tabel 3. Stadium AKI menurut KDIGO36
Soal B
Panjang cuff manset harus melingkupi minimal 80% lingkar lengan atas,
sedangkan lebar cuff harus lebih dari 40% lingkar lengan atas (jarak antara
akromion dan olekranon, (lihat Gambar 1 dan 2). Ukuran cuff yang terlalu besar
akan menghasilkan nilai tekanan darah yang lebih rendah, sedangkan ukuran cuff
yang terlalu kecil akan menghasilkan nilai tekanan darah yang lebih tinggi.42
Bahan untuk pemeriksaan urin harus segar dan sebaiknya diambil pagi
hari. Bahan urin dapat diambil dengan cara punksi suprapubik (suprapubic
puncture = spp), kateterisasi dan urin porsi tengah (midstream urine). Bahan urin
yang paling mudah diperoleh adalah urin porsi tengah yang ditampung dalam
wadah bermulut lebar dan steril. Ketepatan diagnosis ISK dapat dilakukan dengan
cara menurunkan kontaminasi bakteri ketika sampel urin diambil.45,46
Interpretasi urinalisis
Midstream
Kateter Urin
Berdasarkan kriteria Kass, dengan kateter urin dan urin pancar tengah
dipakai jumlah kuman ≥ 105 cfu per mL urin sebagai bakteriuria bermakna,48,50
Dengan kateter urin, Garin dkk., (2007) menggunakan jumlah > 105 cfu/mL urin
sebagai kriteria bermakna,11dan pendapat lain menyebutkan bermakna jika
jumlah kuman > 50x103 cfu/mL, 50,52
dan ada yang menggunakan kriteria
bermakna dengan jumlah kuman > 104 cfu/mL.53 Paschke dkk. (2010)
menggunakan batasan ISK dengan jumlah kuman > 50x 103 cfu/mL untuk teknik
pengambilan urin dengan midstream/clean catch,sedangkan pada neonatus, Lin
dkk. (1999) menggunakan jumlah > 105 cfu/mL,53 dan Baerton dkk.,
menggunakan batasan kuman > 104 cfu/mL jika sampel urin diambil dengan urine
bag.51,52
Interpretasi hasil biakan urin bukanlah suatu patokan mutlak dan kaku
karena banyak faktor yang dapat menyebabkan hitung kuman tidak bermakna
meskipun secara klinis jelas ditemukan ISK.45,48
Cara lain untuk mengetahui adanya kuman adalah dipslide. Cara dipslide
adalah cara biakan urin yang dapat dilakukan setiap saat dan di mana saja, tetapi
cara ini hanya dapat menunjukkan ada tidaknya kuman, sedang indentifikasi jenis
kuman dan uji sensitivitas memerlukan biakan cara konvensional.45,47,51
4. Prosedur membuat resep HD :
• Obat-obatan :
5. Prosedur pemantauan selama HD
1. Koagulasi
Secara visual, darah dalam sirkuit ekstrakorporeal berwarna sangat tua dalam
dialize terlihat garis-garis merah, dalam drip chamber terlihat busa dan
pembentukan bekuan darah.
2. Tekanan Darah
Hipertensi biasanya dipengaruhi oleh renin ataupun beberapa faktor lain yang
belum diketahui, pada penderita ini tekanan darah dapat meningkat selama
dialisis, walaupun cairan dihilangkan. Pada beberapa penderita pada waktu
HD dapat terjadi hipotensi intradialisis, penderita ini perlu penghentian
medikasi tekanan darah pada hari dialisis. Tekanan darah dan denyut nadi
diukur tiap 30 sampai 60 menit. Keluhan pusing ataupun perasaan lemah
menunjukkan hipotensi. Gejala-gejala hipotensi dapat tidak kentara, dan
kadang asimtomatis sampai tekanan darah jatuh ketingkat yang
membahayakan.
3. Suhu
Demam yang timbul sebelum dialisis merupakan temuan yang serius perlu
dicari penyebabnya. Manifestasi infeksi pada penderita dialysis sering tidak
kentara. Kenaikan suhu sekitar 0,5 derajat selama dialysis adalah normal
4. Daerah Akses Vaskuler
Daerah akses vaskuler harus dipastikan dari tanda-tanda infeksi sebelum
dialisis.
Efektifitas hemodialisa dilakukan 2 – 3 kali dalam seminggu selama 4 – 5
jam atau paling sedikit 10 – 12 jam perminggunya Sebelum dilakukan hemodilisa
maka perawat harus melakukan pengkajian pradialisa, dilanjutkan dengan
menghubungankan klien dengan mesin hemodialisa dengan memasang blood line
dan jarum ke akses vaskuler klien, yaitu akses untuk jalan keluar darah ke dialiser
dan akses masuk darah ke dalam tubuh. Arterio Venous (AV) fistula adalah akses
vaskuler yang direkomendasikan karena kecendrungan lebih aman dan juga
nyaman bagi pasien.54,56
Patogenesis sindrom nefrotik masih belum jelas meskipun ada bukti kuat
disregulasi kekebalan, terutama yang melibatkan imunitas yang diperantarai sel.
Kecenderungan penyakit untuk bermanifestasi dan kambuh setelah infeksi virus
atau episode atopik, hubungan dengan antigen HLA dan limfoma Hodgkin, dan
respons terapeutik terhadap steroid dan siklosporin mendukung hipotesis
'disregulasi kekebalan'.8 Bahkan, kelainan bagian dari sel T dan / atau fungsi telah
dilaporkan pada sejumlah pasien dengan minimal change nephropathy.9,10,11
Pada kasus idiopatik, menurut hasil biopsinya, terlihat penipisan luas pada
prosesus kaki podosit, selain itu dapat juga berhubungan dengan gangguan
kompleks pada sistem imun, terutama imun yang dimediasi oleh sel T. Pada
glomerulosklerosis fokal segmental ( GSFS ), faktor plasma yang diproduksi oleh
bagian dari limfosit yang teraktivasi, bertanggung jawab terhadap naiknya
permeabilitas dinding kapiler. Selain itu, mutasi pada protein podosit (podocin, α-
actinin 4) dan MYH9 (gen podosit) dikaitkan dengan glomerulosklerosis fokal
segmental ( GSFS ). Sindrom nefrotik resisten steroid dapat dikaitkan dengan
mutasi NPHS2 (podocin) dan gen WT1, serta komponen lain dari aparatus filtrasi
glomerulus, seperti celah pori, dan termasuk nephrin, NEPH1, dan CD-2 yang
terkait protein.
a. Proteinuria
Proteinuria merupakan kelainan utama pada SNRS dan keadaan ini masih
menetap walaupun sudah dilakukan terapi. Jika ekskresi protein ≥ 40 mg/jam/m2
luas permukaan badan, maka keadaan ini dikategorikan sebagai proteinuria berat,
yang digunakan sebagai pembeda proteinuria ringan pada pasien non sindrom
nefrotik.
b. Hipoalbuminemia
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hilangnya albumin dalam urin
bukan satu-satunya kontributor terjadinya hipoalbuminemia dan terdapat suatu
sistem homeostasis albumin kompleks yang berperan lebih besar dalam
hipoalbuminemia. Terjadi perubahan multipel pada sistem homeostasis albumin
yang tidak dapat dikompensasi dengan baik oleh adanya sintesis albumin hepar.
c. Edema
2. Patofisiologi SNRS
3. Patofisiologi SNSS
6. Patofisiologi GNAPS
Pathophysiology of A PSGN
7. Patofisiologi Hipertensi
Dalam keadaan normal aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerolus
relatif konstan yang diatur oleh suatu mekanisme yang disebut otoregulasi. Dua
mekanisme yang berperan dalam autoregulasi ini adalah:37,38
Reseptor regangan miogenik dalam otot polos pembuluh darah arteriol aferen
Timbal balik tubuloglomerular
Selain itu norepinefrin, angiotensin II, dan hormon lain juga dapat
mempengaruhi autoregulasi. Pada gagal ginjal pre-renal yang utama disebabkan
oleh hipoperfusi ginjal. Pada keadaan hipovolemi akan terjadi penurunan tekanan
darah, yang akan mengaktivasi baroreseptor kardiovaskular yang selanjutnya
mengaktifasi sistim saraf simpatis, sistim rennin-angiotensin serta merangsang
pelepasan vasopressin dan endothelin-I (ET-1), yang merupakan mekanisme
tubuh untuk mempertahankan tekanan darah dan curah jantung serta perfusi
serebral. Pada keadaan ini mekanisme otoregulasi ginjal akan mempertahankan
aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus (LFG) dengan vasodilatasi arteriol
afferent yang dipengaruhi oleh reflek miogenik, prostaglandin dan nitric oxide
(NO), serta vasokonstriksi arteriol afferent yang terutama dipengaruhi oleh
angiotensin-II dan ET-1.37,38
Ada tiga patofisiologi utama dari penyebab acute kidney injury (AKI) :37,38
Respon Awal
Inflamasi
Produk protease
Apoptosis atau nekrosis
Produksi sitokin
Kebocoran kapiler
Stres oksidatif
Penurunan diferensiasi
seluler
Repair Process
Sintesis/remodeling ECM
Anglogenesis
Profilerasi sel
Difrensiasi dan reorganisasi sel
Sembuh
Adaptasi
New Steady
Fisiologi abnormal stage
Siklus kronik dari adaptasi, jejas
respons, perbaikan dan adaptasi
Penyakit kronik