Sop Krisis Hipertensi
Sop Krisis Hipertensi
PUSKESMAS KECAMATAN
TAMANSARI
PENATALAKSANAAN
KRISIS HIPERTENSI
dr. Ajeng P
PENATALAKSANAAN
KRISIS HIPERTENSI
dr. Ajeng P
1. TUJUAN PROSES
Prosedur ini digunakan sebagai acuan dalam penatalaksanaan krisis
hipertensi secara komprehensif sehingga tercapai hasil layanan yang
optimal.
2. RUANG LINGKUP
Semua penderita Poli Umum dan Layanan 24 Jam Puskesmas
Kecamatan Tamansari yang mengalami krisis hipertensi.
3. URAIAN UMUM
PENATALAKSANAAN
KRISIS HIPERTENSI
dr. Ajeng P
Faktor Resiko
Krisis hipertensi bisa terjadi pada keadaan-keadaan sebagai berikut:
Penderta hipertensi yang tdak meminum obat atau minum obat
antihpertensi tidak teratur
Kehamlan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yang tinggi seperti luka
bakar berat, feokromositoma, penyakit kolagen, penyakit vaskular,
trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkm ginjal
Manifestas klinis
Neurologi : sakit kepala, hilang/ kabur penglihatan, kejang, defisit
neurologs fokal, gangguan kesadaran
Mata: pada funduskopi terdapat perdarahan retina, eksudat retina,
edema papil
Kardiovaskular: nyeri dada, edema paru
Ginjal: azotemia, proteinuria, oliguria
Obstetri: preeklampsia dengan gejala berupa gangguan penglihatan,
sakit kepala hebat, kejang, nyer, abdomen kuadran atas, gagal jantung
kongestif, dan oliguri serta gangguan kesadaran/ gangguan
serebrovaskular
Prosedur klinis ini disusun berdasarkan Perhimpunan Hipertensi Indonesia
4. KOMPETENSI TENAGA
Dokter Umum
PROSEDUR KLINIS Dibuat oleh Disetujui oleh
PUSKESMAS KECAMATAN
TAMANSARI
PENATALAKSANAAN
KRISIS HIPERTENSI
dr. Ajeng P
5. PROSEDUR
Anamnesis
Riwayat hipertensi (awal hipertensi, jenis obat hipertensi,
keteraturan konsumsi obat)
Gangguan organ (kardiovaskular, serebrovaskular, renovaskular,
dan organ lain)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan sesuai dengan kecurigaan organ
target yang terkena berdasarkan anamnesis yang didapat
Pengukuran tekanan darah di kedua lengan
Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas
Auskultasi untuk mendengar ada/tidak bruit pembuluh darah
besar, bising jantung, ronki paru
Pemeriksaan neurologis umum
Pemeriksaan funduskopi
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorum awal dan penunjang yang dilakukan
disesuaikan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisk yang ditemukan
serta ketersediaan fasilitas.
Pemeriksaan laoratorium awal
o Urinalisis
o Hb, Ht, Ureum, kreatinn, gula darah dan elektrolit
Pemeriksaan penunjang
o EKG
PROSEDUR KLINIS Dibuat oleh Disetujui oleh
PUSKESMAS KECAMATAN
TAMANSARI
PENATALAKSANAAN
KRISIS HIPERTENSI
dr. Ajeng P
o Foto thoraks
Terapi / Penatalaksanaan
Tindakan umum
Pemberian cairan dalam jumlah banyak untuk mencegah
dehidrasi dan beristrahat yang cukup
Tidak memberikan penderita pakaian panas yang berlebihan.
Memberikan kompres dengan air biasa (suhu ruangan)
Terapi farmakologi
Pengobatan sesuai etiologi
Pemberian obat penurun panas: parasetamol atau ibuprofen
Pada anak-anak, dianjurkan untuk pemberian parasetamol
sebagai antipiretik. Penggunaan OAINS tidak dianjurkan
dikarenakan oleh fungsi antikoagulan dan resiko sindrom Reye
pada anak-anak. Jika anak mengalami demam tinggi diberikan
parasetamol secara rectal (10-15 mg/kgBB)
Kriteria Rujukan
Terjadi komplikasi dan tanda klinis yang tidak lazim seperti
kejang, penurunan kesadaran dan lainnya
6. REKAMAN MUTU
Buku register pasien
Status pasien
Form resep
Form surat rujukan
PROSEDUR KLINIS Dibuat oleh Disetujui oleh
PUSKESMAS KECAMATAN
TAMANSARI
PENATALAKSANAAN
KRISIS HIPERTENSI
dr. Ajeng P