Anda di halaman 1dari 16

Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa

RSD Madani Palu


Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako

REFARAT
“GANGGUAN ANXIETAS MENYELURUH”

DISUSUN OLEH:
Aprilia Aries Jamadi
N 111 17 053

PEMBIMBING:
dr. Merry Tjandra, M.Kes., Sp.KJ

DIBUAT DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
RS MADANI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2018

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... ii

DAFTAR ISI.......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI . .......................................................................... 3

B. EPIDEMIOLOGI ................................................................ 4

C. ETIOLOGI . ........................................................................ 4

D. MANIFESTASI KLINIS .................................................... 6

E. DIAGNOSIS . ..................................................................... 6

F. PENATALAKSANAAN .................................................... 8

G. PROGNOSIS……………………………………………. . 11

BAB III KESIMPULAN ...................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Sensasi anxietas sering dialami oleh hampir semua manusia. Perasaan tersebut
ditandai oleh ketakutan yang difus, tidak menyenangkan, seringkali disertai oleh
gejala otonomik, seperti nyeri kepala, berkeringat, palpitasi, gelisah, dan sebagainya.
Anxietas merupakan gejala yang umum tetapi non-spesifik yang sering merupakan
satu fungsi emosi. Kumpulan gejala tertentu yang ditemui selama kecemasan
cenderung bervariasi, pada setiap orang tidak sama. Anxietas yang patologik biasanya
merupakan kondisi yang melampaui batas normal terhadap satu ancaman yang
sungguh-sungguh dan maladaptif.

Anxietas sendiri dapat sebagai gejala saja yang terdapat pada gangguan
psikiatrik, dapat sebagai sindroma pada neurosis cemas dan dapat juga sebagai
kondisi normal. Anxietas normal sebenarnya suatu hal yang sehat, karena merupakan
tanda bahaya tentang keadaan jiwa dan tubuh manusia supaya dapat mempertahankan
diri dan anxietas juga dapat bersifat konstruktif, misalnya seorang pelajar yang akan
menghadapi ujian, merasa cemas, maka ia akan belajar secara giat supaya
kecemasannya dapat berkurang.

Gangguan kecemasan adalah salah satu gangguan mental yang paling lazim
terjadi di masyarakat umum. Hampir 30 juta orang yang terkena gangguan ini di
Amerika Serikat, dengan angka kejadian pada wanita yang dapat terkena hampir dua
kali lebih sering dibanding pria. Gangguan kecemasan yang berhubungan dengan
kejadian morbiditas yang cukup signifikan, sering menjadi kronis dan cenderung
resisten terhadap pengobatan. Gangguan kecemasan dapat dilihat sebagai bagian dari
gangguan mental terkait, yang dapat diklasifikasikan dalam Diagnostik dan Statistik
Manual of Mental Disorders edisi keempat (DSM-IV-TR), yaitu : (1) gangguan panik
dengan atau tanpa agoraphobia, (2) agoraphobia dengan atau tanpa gangguan panik,

3
(3) fobia spesifik, (4) fobiasosial, (5) obsesif-kompulsif, (5) gangguan stres pasca
trauma, (6) gangguan stres akut; dan (7) gangguan kecemasan umum.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. DEFINISI
Revisi edisi keempat Diagnostic and Statistical Manual of Mnental Disorder
(DSM-IV-TR) mendefinisikan gangguan ansietas menyeluruh sebagai ansietas
dan kekhawatiran yang berlebihan mengenai beberapa peristiwa atau aktivitas
hampir sepanjang hari selama sedikitnya 6 bulan. Kekhawatiran ini sulit
dikendalikan dan berkaitan dengan gejala somatic seperti otot tegang, iritabilitas,
sulit tidur, dan gelisah. Ansietas tidak berfokus pada gambaran gangguan Aksis I
lain,tidak disebabkan penggunaan zat atau keadaan medis umum, serta tidak
hanya terjadi selama gangguan mood atau psikiatri. Ansietas ini sulit
dikendalikan, secara subjektif menimbulkan penderitaan, dan mengakibatkan
hendaya area penting kehiudupan seseorang.
Gangguan cemas menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder,
GAD)merupakan kondisi gangguan yang ditandai dengan kecemasan dan
kekhawatiran yang berlebihan dan tidak rasional bahkan terkadang tidak realistik
terhadap berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari. Kondisi ini dialami hampir
sepanjang hari, berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 bulan. Kecemasan
yang dirasakan sulit untuk dikendalikan dan berhubungan dengan gejala-gejala
somatik seperti ketegangan otot, iritabilitas, kesulitan tidur, dan kegelisahan
sehingga menyebabkan penderitaan yang jelas dan gangguan yang bermakna
dalam fungsi sosial dan pekerjaan
GAD ditandai dengan kecemasan yang berlebihan dan khawatir yang
berlebihan tentang peristiwa-peristiwa kehidupan sehari-harinya tanpa alasan
yang jelas untuk khawatir. Kecemasan ini tidak dapat dikontrol sehingga dapat

5
menyebabkan timbulnya stres dan mengganggu aktivitas sehari-hari, pekerjaan
dan kehidupan sosial.
Pasien dengan GAD biasanya mempunyai rasa risau dan cemas yang berlanjut
dengan ketegangan motorik, kegiatan autonomik yang berlebihan, dan selalu
dalam keadaan siaga. Beberapa pasien mengalami serangan panik dan depresi

2. EPIDEMIOLOGI
Angka prevalensi untuk gangguan cemas menyeluruh 3-8%, dengan
prevalensi pada wanita > 40 tahun sekitar 10%. Rasio antara perempuan dan laki-
laki sekitar 2:1. Onset penyakit biasanya muncul pada usia pertengahan hingga
dewasa akhir, dengan insidens yang cukup tinggi pada usia 35-45 tahun. GAD
merupakan gangguan kecemasan yang paling sering ditemukan pada usia tua
Gangguan ansietas menyeluruh adalah suatu keadaan yang lazim. Perkiraan
yang masuk akal untuk prevalensi 1 tahun berkisar antara 3 dan 8 persen. Rasio
perempuan banding laki-laki pada gangguan ini sekitar 2 banding 1 tetapi rasio
perempuan banding laki-laki yang dirawat inap di rumah sakit untuk gangguan ini
sekitar 1 banding 1. Prevalensi seumur hiudpnya adalah 45 persen.

3. ETIOLOGI
Seperti pada kebanyakan gangguan jiwa, penyebab gangguan ansietas
menyeluruh tidak diketahui. Sebagaimana yang baru-baru ini didefinisikan,
gangguan ansietas menyeluruh mungkin memengaruhi suatu kelompok orang
yang heterogen. Mungkin karena suatu derajat ansietas tertentu bersifat normal
dan adaptif, membedakan ansietas normal dan ansietas patologis serta
membedakan factor penyebab biologis dan factor psikologis sulit dilakukan.
Factor biologis dan factor psikologis sulit dilakukan. Factor biologis dan
psikologis mungkin bekerja sama.
a. Factor biologis

6
Efektivitas terapeutik benzodiazepine dan azaspiron- contohnya
buspiron (BusPar), telah memfokuskan upaya riset biologis pada asam Ƴ-
aminobutirat dan sistem neurotransmitter serotonin. Benzodiazepine (yang
merupakan agonis reseptor benzodiazepine) diketahuai mengurangi ansietas
sedangkan flumazenil (Romazicon) (suatu antagonis reseptor benzodiazepine)
dan β-karbolin (suatu agonis kebalikan reseptor benzodiazepine) diketahui
mencetuskan ansietas. Area otak yang didalilkan terlibat dalam gangguan
ansietas menyeluruh adalah ganglia basalis, sistim limbic dan korteks
frontalis. Karena buspiron adalah agonis reseptor serotonin 5-HTIA, terdapat
hipotesis bahwa pengaturan sistem serotonergik pada gangguan ansietas
menyeluruh adalah abnormal. Sistem neurotransmiter lain yang menjadi
subjek penelitian gangguan ansietas menyeluruh mencakup norepinefrin,
glutamate, dan kolesistokinin.
b. Factor psikologis
Dua kelompok pikiran utama mengenai factor psikososial yang
menyebabkan timbulnya gangguan ansietas menyeluruh adalah kelompok
perilaku-kognitif dan psikoanalitik. Menurut kelompok perilaku kognitif,
pasien dengan gangguan ansietas menyeluruh memberikan respon pada hal-
hal yang secara tidak benar dan tidak akurat dianggap sebagai bahaya.
Ketidakakuratan ini ditimbulkan melalui perhatian selektif terhadap hal kecil
negative dilingkungan dengan distorsi pemrosesan informasi dan pandangan
yang sangat negative terhadap kemampuan beradaptasi diri sendiri.
Kelompok psikoanalitis mendalilkan bahwa ansietas merupakan gejala
konflik yang tidak disadari dan tidak terselesaikan.
Tingkatan ansietas berkaitan dengan berbagai tingkat perkembangan.
Pada tingkat paling primitive, ansietas dapat berkaitan dengan rasa takut
dikalahkan atau bergabung dengan orang lain. Pada tingkat yang lebih matur,
ansietas berhubungan dengan hilangnya cinta dari objek yang penting.

7
4. MANIFESTASI KLINIS
Gejala utama gangguan ansietas menyeluruh adalah ansietas, ketegangan
motorik, hiperaktivitas otonom, dan kesiagaan kognitif. Ansietasnya berlebihan
dan mengganggu aspek kehidupan lain. Ketegangan motorik paling sering tampak
sebegai gemetar, gelisah dan sakit kepala. Hiperaktivitas otonom sering
bermanifestasi sebagai napas pendek, keringat berlebihan, palpitasi dan berbagai
gejala gastrointestinal. Kesiagaan kognitif terlihat dengan adanya iritabilitas dan
mudahnya pasien merasa terkejut.
Pasien dengan gangguan ansietas menyeluruh biasanya mencari dokter
umum atau dokter penyakit dalam untuk membantu gejala somatic mereka. Selain
itu, pasien pergi ke dokter spesialis untuk gejala spesifik, contohnya diare kronis.
Gangguan medis spesifik nonpsikiatri jarang ditemukan dan perilaku pasien
bervariasi saat mencari dokter.

5. DIAGNOSIS
Criteria diagnosis DSM-IV-TR memasukan criteria yang membantu klinisi
membedakan gangguan ansietas menyeluruh , ansietas normal, dan gangguan
mental lain. Perbedaan antara gangguan ansietas menyeluruh dengan ansietas
normal adalah melalui penekanan pada penggunaan kata ‘berlebihan’ dan ‘sulit
dikendalikan’ dalam criteria dan melalui spesifikasi bahwa gejala dapat
menyebabkan hendanya atau distress yang signifikan.
Criteria diagnostic DSM-IV-TR untuk gangguan ansietas menyeluruh.
A. Ansietas dan kekhawatiran berlebihan (perkiraan yang menakutkan),
terjadi hampir tiap hari selama setidaknya 6 bulan, mengenai sejumlah
kejadian atau aktivitas (seperti bekerja atau bersekolah).
B. Orang tersebut merasa sulit mengendalikan kekhawatirannya

8
C. Ansietas dan kekhawatirn dikaitkan dengan tiga (atau lebih) dari ke 6
gejala berikut (dengan beberapa gejala setidaknya muncul hampir setiap
hari selama 6 bulan ).
Perhatikan : hanya satu gejala yang diperlukan pada anak-anak.
1. gelisah atau merasa terperangkap atau terpojok
2. mudah merasa lelah
3. sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong
4. mudah marah
5. otot tegang
6. gangguan tidur (sulit tertidur atau tetap tidur, atau tidur yang gelisah
dan tidak puas)
D. Fokus dari ansietas dan kekhawatiran tidak terbatas hanya pada gambaran
gangguan aksis 1, misalnya ansietas atau cemas bukan karna mengalami
serangan panic (seperti gangguan panic), merasa malu berada di
keramaian (seperti pada fobia sosial), merasa kotor (sperti pada gangguan
obsesi kompulsif) jauh dari rumah atau kerabat dekat (seperti pada
gangguan ansietas perpisahan), bertambah berat badan (seperti pada
anoreksia nervosa), mengalami keluhan fisik berganda (seperti pada
gangguan somatisasi), atau mengelami penyakit serius (seperti pada
hipokondriasis), juga ansietas dan kekhawatiran tidak hanya terjadi selama
gangguan stress pasca trauma.
E. Ansietas, kekhawatiran, atau gejala fisik menyebabkan distress yang
secara klinis bermakna atau hendaya social, pekerjaan, atau area penting
fungsi lainnya.
F. Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisologis langsung dari suatu zat
(misalnya, penyalahgunaan obat, obat-obatan) atau keadaan medis umum
(misalnya hipertiroidisme) dan tidak terjadi hanya selama gangguan
mood, gangguan psikotik atau gangguan perkembangan pervasive.

9
Gangguan Ansietas Menyeluruh (F41.1) Menurut pedoman diagnostic
PPDGJ III :

 Penderita harus menunjukan ansietas sebagai gejala primer yang


berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai
beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan
situasi khusus tertentu saja (sifatnya “free floating” atau
“mengambang”)
 Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut :
a) Kecemasan (khawatir akan nasib buruk , merasa seperti di ujung
tanduk, sulit konsentrasi , dsb)
b) Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat
santai); dan
c) Over aktifitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung
berdebar-debar, sesak nafas, keluhan lambung, pusing kepala,
mulut kering, dsb)
 Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk
ditenangkan (reassurance) serta keluhan-keluhan somatic berulang
yang menonjol
 Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa
hari) , khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama
Gangguan Ansietas Menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi
criteria lengkap dari episode depresif (F32), gangguan ansietas fobik
(F40), gangguan panic (F41) atau gangguan absesif kompulsif (F42)

6. TERAPI
Terapi yang paling efektif untuk gangguan ansietas menyeluruh mungkin
adalah terapi yang menggabungkan pendekatan psikoterapeutik,
farmakoterapeutik, dan suportif. Terapi ini dapat memakan waktu yang cukup

10
lama bagi klinisi yang terlibat, baik bila klinisi tersebut adalah seorang psikiatri,
dokter keluarga, atau spesialis lain.

A. Psikoterapi
Pendekatan psikoterapi utama gangguan ansietas menyeluruh adalah terapi
perilaku-kognitif, suportif dan psikoterapi berorientasi tilikan.
1) Terapi perilaku-kognitif
Pendekatan kognitif secara langsung ditujukan pada distorsi kognitif
pasien yang didalilkan dan pendekatan perilaku ditujukan pada gejala somatic
secara langsung. Tehnik utama yang digunakan pada pendekatan perilaku
adalah relaksasi dan biofeedback. Sejumlah data awal menunjukkan bahwa
kombinasi pendekatan kognitif dan perilaku lebih efektif dari pada salah satu
tehnik digunakan secara tersendiri.
2) Terapi suportif
Terapi ini menawarkan pasien keamanan dan kenyamanan, walaupun
efektivitas jangka panjangnya diragukan.
3) Psikoterapi beroerientasi tilikan
Terapi ini berfokus pada membuka konflik yang tidak disadari dan
mengidentifikasi kekuatan ego. Efektivitas psikoterapi berorientasi tilikan
untuk gangguan ansietas menyeluruh dilaporkan pada banyak laporan kasus
yang tidak resmi tetapi studi terkontrol yang besar hanya sedikit.

Sebagian besar pasien mengalami berkurangnya ansietas secara nyata


ketika diberikan kesempatan untuk mendiskusikan kesulitan mereka dengan
dokter yang simpatik dan peduli. Jika klinisi menemukan situasi eksternal
yang mencetuskan ansietas, mereka mungkin mampu sendiri atau dengan
bantuan pasien maupun keluarganya mengubah lingkungan sehingga
mengurangi tekanan yang menimbulkan stress. Perbaikan gejala sering
memungkinkan pasien berfungsi efektif di dalam pekerjaan dan hubungannya

11
sehari-hari sehingga mendapatkan hadiah dan kepuasan baru yang juga
bersifat terapeutik.

B. Farmakoterapi
a) Benzodiazepine
Merupaka obat pilihan untuk gangguan ansietas menyeluruh. Obat ini
diresepkan jika perlu sehingga pasien mengonsumsi benzodiazepine kerja
cepat saat mereka terutama merasa cemas. Pendekatan alternative adalah
meresepkan benzodiazepine untuk suatu periode waktu yang terbatas, selama
pendekatan terapeutik psikososial diterapkan.
Untuk terrapin ansietas, biasa dilakukan pemberian obat yang di mulai
dengan dosis terendah dari kisaran terapeutik dan peningkatan dosis untuk
mendapatkan respon terapeutik. Penggunaan benzodiazepine dengan waktu
paruh intermediate (8 hingga 15 jam) cenderung menghindari sejumlah efek
samping penggunaan benzodiazepine dengan waktu paruh panjang, serta
penggunaan dosis terbagi mencegah timbulnya efek samping akibat tingginya
kadar plasma.
b) Buspiron
Buspiron adalah agonis parsial reseptor 5 HT IA dan tampaknya paling
efektif pada 60 hingga 80 persen pasien dengan gangguan ansietas
menyeluruh. Data menunjukan buspiron lebih efektif mengurangi gejala
kognitif pada gangguan ansietas menyeluruh dibandingkan dengan
mengurangi gejala somatic. Bukti juga menunjukan bahwa pasien yang
sebelumnya yang menjalani terapi dengan benzodiazepine cenderung tidak
berespon terhadap terapi dengan buspiron. Kerugian utama buspiron adalah
bahwa efeknya memerlukan waktu 2 hingga 3 minggu untuk terlihat,
dibandingkan dengan efek ansiolitik benzodiazepine yang hampir segera di
dapatkan. Satu pendekatan adalah untuk memulai benzodiazepine dan
buspiron secara bersamaan kemudian menurunkan dosis benzodiazepine

12
setelah 2 sampai 3 minggu, pada saat ini buspiron seharusnya sudah mencapai
efek maksimum. Sejumlah studi melaporkan bahwa terapi kombinasi terapi
jangka panjang benzodiazepine dan buspiron lebih efektif daripada kedua obat
tersebut secara tersendiri. Buspiron bukanlah terapi yang efektif untuk putus
benzodiazepine.
c) Selective Serotinin Reuptake Inhibitors
SSRI dapat efektif terutama untuk pasien dengan komorbid depresi.
Kerugian SSRI menonjol, terutama fluoxetin (Prozac), adalah bahwa obat ini
meningkatkan ansietas secara sementara. Oleh sebab itu SSRI setralin
(Zoloft) atau paroksetin (Paxil) adalah pilihan yang lebih baik. Sangatlah
beralasan untuk memulai terapi dengan setralin atau paroksetin ditambah
benzodiazepine kemudian menurunkan dosis benzodiazepine setelah 2 hingga
3 minggu.
d) Obat lain
Jika terapi konvensional (cth., dengan buspiron atau benzodiazepine)
tidak efektif atau tidak seluruhnya efektif, kemudian diindikasikan pengkajian
ulang klinis untuk menyingkirkan adanya keadaan komorbid seperti depresi,
atau untuk memahi lebih jauh stress lingkungan pasien. Obat lain yang telah
terbukti berguna untuk gangguan ansietas menyeluruh mencakup obat trisiklik
dan tetrasiklik. Antagonis reseptor β-adrenergik dapat mengurangi manifestasi
somatic ansietas tetapi tidak keadaan yang mendasari, dan penggunaannya
biasanya terbatas pada ansietas situasional seperti ansietas penampilan.
Nefazodon (Serzone) yang juag digunakan pada depresi, terlah terbukti
mengurangi ansietas dan mencegah gangguan panic.

7. PROGNOSIS
Awitan usia sulit dirinci, sebagian besar pasien dengan gangguan ini
melaporkan bahwa mereka telah cems sepanjang yang mereka ingat. Pasien

13
biasanya datang untuk mendapatkan perhatian klinisi pada usia 20-an walaupun
kontak pertama dengan klinisi dapat terjadi pada usia berapapun. Hanya sepertiga
pasien yang memiliki gangguan ansietas menyeluruh mencari terapi psikiatri.

14
BAB III
KESIMPULAN

 Gangguan cemas menyeluruh (Generalized Anxiety Disorde, GAD) merupaka


kondisi gangguan yang ditandai dengan kecemasan dan kekhawatiran yang
berlebihan dan tidak rasional bahkan terkadang tidak realistis terhadap berbagai
peristiwa kehidupan sehari-hari.
 Kondisi ini dialami hampir sepanjang hari, berlangsung sekurang-kurangnya
selama 6 bulan.
 Dikenal beberapa teori dalam menjelaskan etiologi gangguan cemas menyeluruh
yaitu factor biologi dan factor psikologis
 Terapi yang digunakan adalah psikoterapi dan farmakoterapi

15
DAFTAR PUSTAKA

1. BJ., dan Sadock VA., Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis, Ed 2,
EGC: Jakarta;2015
2. Maslim, R., Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, FK Unika Atma Jaya:
Jakarta; 2013

16

Anda mungkin juga menyukai