Kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang signifikan di dunia.Di Indonesia, dengan berbagai faktor biologis, psikologis dan sosial dengan keanekaragaman penduduk, terjadi peningkatan angka kejadian kasus gangguan jiwa yang berdampak pada penambahan beban negara dan penurunan produktivitas manusia untuk jangka panjang. Data Riskesdas 2013 memunjukkan prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk, selain itu Retardasi mental (RM) merupakan masalah dunia terutama di negara berkembang. Sekitar hampir 3 % populasi mempunyai IQ < 70 dan 0.3 % dari populasi mengalami RM yang berat.1 Skizofrenia adalah suatu kelainan yang ditandai oleh penurunan kemampuan dalam menjalani kehidupan sehari-hari karena adanya suatu kombinasi dari halusinasi, delusi, gangguan pikiran, gangguan pergerakan, dan ekspresi emosi yang tidak sesuai.2 Skizofrenia awalnya dikenal dengan nama Dementia Praecox yang akarnya berasal dari bahasa Latin yang berarti penurunan kondisi mental prematur.2 Retardasi Mental adalah perkembangan mental yang terhenti atau tidak lengkap, terutama ditandai dengan adanya hendaya (impairment) keterampilan (skills) selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada semua aspek inteligensi, yaitu kemampuan kognitif, bahasa, motorik, dan sosial.2
Menurut AAMD (American Association for Mental Dificiency) RM
didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana inteligensi umum berfungsi di bawah rata-rata, bermula dari masa perkembangan, disertai gangguan tingkah laku penyesuaian. Sedangkan menurut ICD 10 (International Code of Disease).
Berdasarkan pemaparan diatas skizofrenia dan retardasi mental merupakan
salah satu penyakit kejiwaan yang sering ditemui di lapangan, maka perlu mengetahui sehingga dengan memahami hal tersebut dapat mendasari pemahaman usaha-usaha dalam penegakan diagnosa dan penanganan pada skizofrenia dan retardasi mental. 2
Pada review ini akan dibahas definisi, epidemiologi, etiopatofisiologi,
manifestasi klinis, penegakan diagnosis, serta penatalaksanaan skizofrenia dan retardasi mental. Berdasarkan hal tersebut penulisan laporan kasus ini menggunakan metode studi literatur dan praktek sesuai dengan kasus dilapangan serta mengumpulkan informasi dari berbagai sumber kepustakaan, jurnal, Textbook serta sumber informasi lainya.
1.2 Batasan Masalah
Laporan kasus ini berisi tentang anamnesis/heteroanamnesis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi dan prognosis kasus skizofrenia dan retardasi mental, selain itu, dalam laporan ini juga disusun tinjauan pustaka tentang skizofrenia dan retardasi mental beserta penanganannya. 1.3 Tujuan Penulisan laporan kasus ini bertujuan untuk: 1. Melaporkan pasien dengan diagnosis skizofrenia paranoid 2. Memahami penyakit skizofrenia paranoid 3. Meningkatkan kemampuan dalam penulisan ilmiah di bidang kedokteran. 4. Memenuhi salah satu tugas kepanitraan klinik di Laboratorium Ilmu Kedokteran Jiwa, RSUD Blambangan Banyuwangi. 1.4 Manfaat Penulisan laporan kasus ini bermanfaat sebagai: 1. Ringkasan dari kasus dan beberapa tinjauan pustaka tentang skizofrenia paranoid 2. Mempermudah pemahaman penulis dan pembaca tentang skizofrenia paranoid dengan berorientasi kasus yang dijumpai di Laboratorium Ilmu Kedokteran Jiwa, RSUD Blambangan Banyuwangi. 3. Mengetahui perkembangan pasien dengan skizofrenia paranoid