Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang dominan terjadi di beberapa

negara maju. Di seluruh dunia sekitar 40% dari orang dewasa berusia 25 tahun atau

lebih telah didiagnosis dengan hipertensi. Jumlah orang dengan kondisi hipertensi

naik dari 600 juta pada tahun 1980 menjadi 1 miliar dalam tahun 2008. Prevalensi

hipertensi tertinggi di kawasan Afrika adalah 46% dari orang dewasa berusia 25

tahun keatas, sedangkan prevalensi terendah adalah 35% ditemukan di Amerika.

Secara keseluruhan, negara-negara berpenghasilan tinggi memiliki prevalensi lebih

rendah.1,2

Perkiraan prevalensi untuk tekanan darah tinggi pada umur 25 tahun di Asia

Tenggara menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat keempat. Sedangkan

peringkat pertama Bangladesh kemudian diikuti Bhutan dan Korea.3

Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada

umur tidak biasa adalah atau lebih 18 tahun sebesar 25,8%, tertinggi di Bangka

Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%)

dan Jawa Barat (29,4%). Prevalensi hipertensi di Sumatera Utara yaitu (24,7%).

Prevalensi hipertensi di Indonesia yang telah didiagnosis tenaga kesehatan sebesar

9,4%, yang didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5%. Jadi,
ada 0,1% yang minum obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan darah

normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0.7%. Jadi prevalensi hipertensi

di Indonesia secara keseluruhan adalah 26,5%.4

Hipertensi merupakan penyakit dengan berbagai penyebab. Berbagai

penelitian telah membuktikan berbagai faktor risiko yang berpengaruh terhadap

timbulnya hipertensi. Hasil studi sebelumnya menyebutkan faktor pemicu hipertensi

dapat dibedakan menjadi yang tidak dapat dikontrol seperti riwayat keluarga, jenis

kelamin, dan usia, serta faktor yang dapat dikontrol seperti pola konsumsi makanan

yang mengandung natrium, lemak, perilaku merokok, obesitas, dan kurangnya

aktivitas fisik.5

Hasil Riskesdas 2013, menunjukkan bahwa prevalensi obesitas Di Indonesia

yaitu penduduk laki-laki dewasa (>18 tahun) di masing-masing provinsi pada tahun

2013 sebanyak 19,7%, lebih tinggi dari tahun 2007 (13,9%) dan tahun 2010 (7,8%).

Pada tahun 2013, prevalensi terendah di Nusa Tenggara Timur (9,8%) dan tertinggi di

provinsi Sulawesi Utara (34,7%). Enam belas provinsi dengan prevalensi diatas

prevalensi nasional salah satunya adalah Sumatera Utara. Rerata proporsi perokok

saat ini di Indonesia adalah 29,3 persen. Proporsi perokok saat ini terbanyak di

Kepulauan Riau dengan perokok setiap hari 27,2 persen dan kadang-kadang merokok

3,5 persen.4

Proporsi perilaku sedentari berdasarkan karakteristik penduduk umur ≥10

tahun. Berdasarkan kelompok umur terdapat kecenderungan semakin bertambah

umur semakin menurun proporsi perilaku sedentari ≥6 jam, namun proporsi tersebut
mulai meningkat pada umur ≥50 tahun. Proporsi perilaku sedentari ≥6 jam lebih

banyak pada perempuan, penduduk dengan pendidikan rendah, tidak bekerja, tinggal

di daerah perkotaan, dan penduduk dengan kuintil indeks kepemilikan lebih tinggi

dibandingkan dengan yang lebih rendah. Proporsi penduduk dengan aktivitas fisik

yang tergolong sedikit salah satunya adalah Sumatera Utara 28.8% dari total

penduduk.4

Salah satu faktor risiko hipertensi adalah DM tipe 2, prevalensi diabetes yang

terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di DI Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%),

Sulawesi Utara (2,4%),Kalimantan Timur (2,3%) dan Sumatera Utara (1,8%).

Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter atau gejala, tertinggi terdapat di

Sulawesi Tengah (3,7%), Sulawesi Utara (3,6%), Sulawesi Selatan (3,4%) dan Nusa

Tenggara Timur 3,3 persen. Prevalensi hipertiroid tertinggi di DI Yogyakarta dan

DKI Jakarta (masing-masing 0,7%), Jawa Timur (0,6%), Jawa Barat (0,5%) dan

Sumatara Utara (2,3%).4

Dalam penelitian Herke J.O Sigarli menunjukkan hasil bahwa penduduk di

suatu desa di Bocor Jawa Tengah dari 100 responden yang diteliti didapati umur 20-

40 tahun 9,80%, 41-55 tahun 24,62%, 56-77 tahun 55,88%, >77 tahun 9,80% .6

Berdasarkan paparan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang hubungan faktor risiko hipertensi dengan kejadian hipertensi pada karyawan

PT. JASA MARGA cabang BELMERA MEDAN 2015.


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan diatas adapun masalah pada penelitian ini adalah

adakah perbedaan hubungan faktor risiko hipertensi dengan kejadian faktor risiko

pada karyawan PT JASA MARGA cabang Belmera Medan 2015.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui perbedaan hubungan faktor risiko kejadian hipertensi pada

usia produktif tahun 2015

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui perbedaan faktor risiko kejadian hipertensi pada karyawan PT

JASA MARGA cabang Belmera Medan 2015 berdasarkan faktor risiko usia

2. Mengetahui perbedaan faktor risiko kejadian hipertensi pada karyawan PT

JASA MARGA cabang Belmera Medan 2015 berdasarkan faktor risiko jenis

kelamin

3. Mengetahui perbedaan faktor risiko kejadian hipertensi pada karyawan PT

JASA MARGA cabang Belmera Medan 2015 berdasarkan faktor risiko

aktivitas merokok

4. Mengetahui perbedaan faktor risiko kejadian hipertensi pada karyawan PT

JASA MARGA cabang Belmera Medan 2015 berdasarkan faktor risiko

obesitas
5. Mengetahui perbedaan faktor risiko kejadian hipertensi pada karyawan PT

JASA MARGA cabang Belmera Medan 2015 berdasarkan faktor risiko DM

tipe 2

6. Mengetahui perbedaan faktor risiko kejadian hipertensi pada karyawan PT

JASA MARGA cabang Belmera Medan 2015 berdasarkan faktor risiko

aktivitas fisik

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan agar memperhatikan kesehatan karyawan di PT.Jasa Marga

Cabang Belmera Medan

2. Bagi Karyawan di harapkan penelitian ini menjadi acuan untuk mengubah

gaya hidup agar mencegah terjadinya hipertensi dikemudian hari

3. Bagi Peneliti diharapkan penelitian ini menjadi data yang dibutuhkan

dikemudian hari untuk menjadi referensi penyakit tidak menular di

perusahaan kedepannya

4. Bagi institusi terkait di harapkan penelitian ini menjadi informasi tambahan

dan referensi terbaru tentang penyakit tidak menular di perusahaan


DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. Global status report on noncommunicable

diseases 2010. Geneva, World Health Organization, 2011.

2. World Health Organization. Global Health Observatory Data Repository

[online database]. Geneva, World Health Organization, 2008

(http://apps.who.int/gho/data/view.main).

3. World Health Organization. Global health risks: mortality and burden of

diseases attributable to major risks. Geneva, 2009.Available From:

http://www.who.int/healthinfo/global_burden_disease/GlobalHealthRisk_repo

rt_full.pdf

4. Riskesdas. 2013. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI

5. Arif Mansjoer, dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I : Nefrologi dan

Hipertensi. Jakarta: Media Aesculapius FKUI; 2001. p: 519-520.

6. Sigarlaki Herke J.O. Karakteristik dan Faktor Berhubungan dengan Hipertensi

di Desa Bocor, Kecamatan Bulus Pesantren,Kabupaten Kebumen, Jawa

Tengah, Tahun 2006.2006.Available From:

http://journal.ui.ac.id/index.php/health/article/download/187/183

Anda mungkin juga menyukai