ABSTRAK
Jembatan bailey merupakan jembatan rangka baja yang umumnya digunakan sebagai jembatan
darurat yang bersifat sementara. Namun, tidak jarang jembatan ini beralih fungsi menjadi jembatan
permanen dan menggunakan material kayu. Contohnya pada jembatan bailey Molintogupo yang
beberapa elemen girder dan lantai kendaraan bermaterial kayu. Oleh karena itu perlu dilakukan
penggatian elemen kayu ke material baja agar dapat meningkatkan kapasitas dan masa layan
jembatan. Penggantian material tersebut dapat memberikan beban tambahan pada perencanaan
jembatan eksisting. Sehingga perlu dilakukan evaluasi kapasitas setelah perkuatan. Untuk
memudahkan analisis maka digunakan aplikasi berbasis finite element method yaitu SAP2000. Pada
tahap perencanaan dan pembebanan mengacu pada RSNI T-03-2005 dan RSNI T-02-2005.
Berdasarkan hasil analisa menunjukkan bahwa penggantian material kayu ke baja dapat
mengakibatkan overstress pada elemen struktur sehingga diperlukan analisa lebih lanjut untuk
menjaga stabilitas struktur.
ABSTRACT
Bailey bridge is usually constructed of steel truss, which is used as an emergency or temporary
condition. However, it is commonly used as a permanent bridge and made from wood materials. For
example Bailey Bridge Molintogupo that some elements of deck and girder made from wood
materials. Therefore, it is necessary for the replacement of wood materials into steel materials to
increase capacity and service life of the bridge. The replacement of material may give additional load
on the existing bridge planning. Therefore, it's important to evaluate the capacity after retrofitting. In
this investigation, SAP2000 as finite element method software was used for structure analysis. In
planning method based on RSNI T-03-2005 and in loading method based on RSNI T-02-2005. The
results of the analysis indicate that the replacement of wood materials into steel materials can lead to
overstress on the structural elements so that further analysis is needed to maintain the stability of the
structure.
1
Mahasiswa S1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA
2
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA
1
PENDAHULUAN kegiatan penelitian ini dibagi menjadi 3 (tiga)
bagian, yaitu:
Dewasa ini, jembatan umumnya terdiri atas (1) Kegiatan survei lapangan berupa
dua material, yaitu beton dan baja. Masing- identifikasi kondisi fisik dan geometri
masing dari material tersebut memiliki jembatan.
kelebihan tersendiri. Jembatan rangka baja (2) Pengolahan data hasil survei lapangan
misalnya, jembatan dengan rangka baja mudah untuk proses analisa struktur.
dibongkar-pasang dan apabila hendak (3) Simulasi pembebanan dan analisa struktur
dipindahkan jembatan dapat dirangkai dengan menggunakan software SAP2000.
kembali. Salah satu contohnya adalah
jembatan bailey, yang berfungsi sebagai Pengumpulan Data
jembatan sementara. Lokasi objek studi yaitu Jembatan Bailey
Umumnya jembatan bailey digunakan Malintogupo, Desa Bone Bolango, Kecamatan
sebagai jembatan sementara, namun pada Suwawa Selatan, Gorontalo. Data geometrik
kenyataannya tidak jarang ditemukan jembatan pada struktur atas diperoleh
jembatan bailey digunakan sebagai jembatan berdasarkan hasil survey. Untuk data material
permanen. Tentu hal ini tidak efisien karena bahan baja sendiri diperoleh berdasarkan pada
jembatan ini tidak dapat memikul beban layan spesifikasi jembatan bailey yang digunakan di
yang cukup besar. Hal demikian terjadi pula di Indonesia.
Jembatan Molintogupo, Desa Bone Bolango,
Kecamatan Suwawa Selatan, Gorontalo. Metode Analisis
Sayangnya kondisi jembatan ini telah Pembebanan yang digunakan merupakan
mengalami kerusakan pada beberapa beban-beban yang umum digunakan untuk
komponen. Hal ini tambah diperparah akibat jembatan antara lain beban mati (MS), beban
penggunaan jembatan bailey dalam jangka mati tambahan (MA), beban lajur (TD), beban
panjang. Selain itu Jembatan Molintogupo pejalan kaki (TP), beban rem (TB), beban
menggunakan material kayu pada beberapa angin (EW) dan beban gempa (EQ). Simulasi
girder dan lantai jembatan, hal ini dapat dan pembebanan jembatan dengan bantuan
mempengaruhi kekuatan kapasitas jembatan. software berbasis finite element method yaitu
Sehingga perlu diambil tindakan lebih lanjut SAP2000, pemodelan diakukan dengan
untuk mengatasinya, seperti perbaikan ataupun menginput data-data yang telah diolah dari
pembangunan jembatan baru. survei sebelumnya.
2
Molintogupo perlu mengantri demi keamanan ditambah dengan elemen non-struktural yang
bersama. Jadi untuk melalui jembatan, dipikulnya dan bersifat tetap atau bekerja
pengendara harus memastikan jembatan dalam sepanjang waktu. Dalam analisis ini, berat
kedaan kosong terlebih dahulu. Hal ini sendiri profil baja akan dihitung secara
dikarenakan jembatan tersebut hanya otomatis dengan program SAP2000.
diperuntukan untuk satu lajur dan Lantai eksisting jembatan menggunakan
ketidakmampuan struktur jembatan material kayu yang nantinya akan diganti
menampung beban yang besar. Oleh karena itu menggunakan material baja. Lantai utama
dibutuhkan suatu perbaikan yang agar jembatan menggunakan pelat checker dengan
jembatan Molintogupo dapat berfungsi ketebalan 8 mm. Untuk roda lalu lintas mobil
sebagaimana mestinya. dipasang besi tulangan berdiameter 10 mm
dengan panjang 0.70 m setiap jarak 0.10 m
Modeling Struktur Dengan SAP2000 pada kedua sisi memanjang jembatan. Besi
Pada analisa struktur atas jembatan bailey tulangan ini kemudian dilas pada pelat checker
dengan software SAP2000, struktur agar melekat dengan sempurna.
dimodelkan 3D dan dianalisa per bentang. Berat sendiri (MS) yang terdiri dari pelat
Sehingga jembatan Molintogupo terdiri atas 5 checker dan besi tulangan bekerja pada titik
bentang yang masing-masing dianalisa tumpuan girder melintang. Titik bekerjanya
tersendiri. Masing-masing bentang tersebut berat sendiri dapat diliat pada Gambar 2
diasumsikan menduduki perletakan sendi-rol.
Sehingga dalam analisa ini hanya bentang Tabel 1 Berat pelat checker
terpanjang yang simulasikan.
Data-data:
Panjang tiap panel 3.04 m
Lebar tiap panel 3.755 m
Berat pelat per 1 m2 64.58 kg/m2
Berat total pelat 1 panel 737.2 kg
Pembebanan Jembatan
Berat sendiri (MS)
Berat sendiri adalah berat bahan dan bagian
jembatan yang merupakan elemen struktural, Gambar 2 Beban mati (MS)
3
Beban mati tambahan (MA)
Pada jembatan terdapat pula beban mati
tambahan. Beban mati tambahan berupa beban
air hujan yang tertahan di atas pelat lantai
jembatan. Sama halnya dengan beban mati,
beban mati tambahan juga bekerja pada titik
tumpuan girder melintang. Besarnya beban
mati tambahan yang bekerja dapat dilihat pada
Tabel 3.
Gambar 4 Gaya rem (TB)
Tabel 3 Berat beban mati tambahan Beban Pejalan Kaki (TP)
Data-data: Jembatan Molintogupo juga dilalui oleh
pejalan kaki, namun jembatan ini tidak
Panjang tiap panel 3.04 m
dilengkapi dengan trotoar sehingga beban
Lebar tiap panel 3.755 m pejalan kaki diasumsikan bekerja selebar jalur
Tebal air 0.03 m kendaraan. Intensitas beban pejalan kaki (TP)
sangat dipengaruhi oleh luasan (A) yang
Berat total 1 panel 342.5 kg dilalui oleh pejalan kaki dan dapat dihitung
menggunakan rumus berikut:
Beban kendaraan (VC) q = 5 kPa A ≤ 10 m2
Beban kendaraan yang digunakan pada saat q = 5 - 0.033(A-10) kPa 10 m2< A≤100 m2
simulasi adalah kendaraan penumpang. Beban q = 2 kPa A > 100 m2
kendaraan kosong seberat 1600 kg. Beban ini
nantinya akan diinput dalam bentuk moving Tabel 4 Beban pejalan kaki
load yang bekerja diatas lantai jembatan. Beban
Panjang
Adapun dimensi dari kendaraan yang Lebar Luas pejalan
Bentang bentang
digunakan dapat dilihat pada Gambar 3. (m) 2
(m ) kaki
(m)
(kPa)
A 35.00 3.75 131.00 2.00
4
Beban Angin (EW) Simulasi Pembebanan pada SAP2000
Beban angin diperhitungkan dengan Terdapat beberapa tahapan pembebanan pada
memperkirakan adanya tekanan angin tegak model struktur dengan SAP 2000, yaitu:
lurus arah panjang jembatan dikalikan dengan 1. Membuat Load Pattern
luasan yang memotong arah aliran angin. Load Pattern berfungsi untuk mengkalkulasi
Beban angin tersebut selanjutnya dijadikan beban agar memudahkan untuk pemberian
beban titik yang bekerja pada tiap-tiap titik faktor beban saat melakukan kombinasi
sambung yang ditinjau. pembebanan.
2. Input Pembebanan
Beban Gempa (EQ) Analisis perkuatan menggunakan beban-beban
Pada jembatan rangka ini, analisis beban yang umum digunakan untuk jembatan antara
gempa dilakukan dengan metode Response lain beban mati (MS), beban mati tambahan
Spectrum. Besarnya beban gempa ditentukan (MA), beban kendaraan (VC), beban pejalan
oleh percepatan gempa rencana dan berat total kaki (TP), beban rem (TB), beban angin (EW)
struktur. Massa total struktur terdiri dari berat dan beban gempa (EQ).
sendiri struktur dan beban mati tambahan. 3. Membuat Load Case
Percepatan gempa diambil dari data Peta Terdapat 3 jenis Load Case yang digunakan
Gempa Indonesia (Gambar 5). pada analisa ini. Pertama, Load Case Type
Linear Static yaitu lain beban mati (MS),
beban mati tambahan (MA), beban pejalan
kaki (TP), beban rem (TB) dan beban angin
(EW). Kedua, Load Case Moving Load yaitu
𝑆1 0.61 beban kendaraan (VC). Ketiga, Load Case
𝑆𝐴 = = Type Response Spectrum yaitu beban gempa
𝑇 𝑇
(EQ).
4. Membuat Load Combination
Kombinasi pembebanan digunakan pada saat
analisis perkuatan elemen struktural jembatan
seperti pada Tabel 6 yang bersesuaian dengan
kombinasi pembebanan pada Perencanaan
Teknik Jembatan Kementerian Pekerjaan
Umum.
Gambar 6 Grafik response spectrum (Sumber :
Tabel 6 Kombinasi pembebanan
Peta Gempa Indonesia)
Jenis Faktor KOM KOM KOM
Tabel 5 Variabel Nilai Spektral Percepatan
Beban beban 1 2 3
Wilayah Suwawa Selatan
Variabel Nilai MS 1.30 √ √ √
5
Pengecekan Struktur Menggunakan struktur jembatan rangka yang memiliki nilai
SAP2000 Stress Ratio, SR > 0,95.
SAP2000 mengkalkulasi nilai rasio
tegangan yang terjadi pada setiap elemen Saran
struktur atas jembatan rangka baja. Adapun Dari hasil evaluasi kapasitas Jembatan
hasil check of structure dari SAP2000 dapat Molintogupo pasca penggantian material
dilihat pada Gambar 9. girder dan lantai kayu menjadi material baja
maka dapat diajukan saran sebagai berikut:
1. Dilakukan studi lanjutan untuk perkuatan
struktur atas jembatan sebelum
penggantian komponen material kayu
menjadi material baja.
2. Dilakukan studi serupa mengenai
kapasitas bangunan bawah (substruktur)
seperti abutment dan pier dari Jembatan
Molintogupo.
3. Merekonstruksi kembali menggunakan
jembatan rangka baja standar dengan
bentang 40 meter agar abutment dan pier
Gambar 9 Pengecekan Kekuatan Elemen
eksisting masih dapat dimanfaatkan.
Struktural Jembatan