Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya kelainan-
kelainan dari suatu sistem atau suatu organ tubuh dengan cara melihat (inspeksi), meraba
(palpasi) mengetuk (perkusi), dan mendengarkan (auskultasi).
a. Inspeksi
Inspeksi adalah proses pemeriksaan dengan metode pengamatan
atau observasi menggunakan panca indra untuk mendeteksi masalah kesehatan
pasien. Masalah kesehatan yang dideteksi berupa bentuk, warna, posisi,
ukuran, tumor dan lainnya dari tubuh pasien.
b. Palpasi
Palpasi ialah metode pemeriksaan di mana penguji merasakan ukuran, kekuatan, atau
letak sesuatu (dari bagian tubuh di mana penguji ialah praktisi kesehatan). Palpasi
dilakukan oleh dokter medis, dokter chiropractic, dokter osteopati, dan malahan ahli
akupunktur dan herbal khususnya untuk uji thoraks dan, dan juga
pengujian edema dan palpasi urat nadi.
c. Perkusi
Adalah pemeriksaan dengan cara mengetuk permukaan badan dengan caraperantara
jari tangan, untuk mengetahui keadaan organ-organ di dalam tubuh.
d. Auskultasi
Adalah pemeriksaan mendengarkan suara dalam tubuh dengan menggunakan alat
stetoskop.

1.2 Prinsip Pengkajian Fisik


a. Kontrol infeksi
Meliputi cuci tangan,memasangan sarung tangan steril, memasang masker,dan
membantu klien menggunakan baju bersih.
b. Kontrol lingkungan
Memastikan ruangan dalam keadaan nyaman,hangat,dan cukup penerangan untuk
melakukan pemeriksaan fisik baik bagi klien maupun bagi pemeriksa itu sendiri.
Misalnya menutup jendela atau skerm untuk menjaga privasi pasien.

1.3 Manfaat pengkajian fisik


1. Sebagai data untuk membantu perawat dalam menegakkan diagnosa keperawatan.
2. Mengetahui masalah kesehatan yang dialami pasien.
3. Sebagai dasar intervensi keperawatan yang tepat.
4. Sebagai data mengevaluasi hasil dari asuuhan keperawatan.

BAB II
PEMBAHASAN

1
2.1 Pengkajian fisik Genetalia Pria
Genetalia merupakan alat reproduksi pria dan wanita yang memungkinkan penciptaan
kehidupan baru bagi spesies. Reproduksi manusia adalah seksual yang berarti bahwa
baik laki-laki maupun perempuan memberikan kontribusi materi genetik dalam
pembentukan individu baru.
Anatomi genetalia pria terdiri dari alat kelamin luar pria (eksterna) :
1. Penis
Berbentuk batang terdiri dari 3 bagian : pangkal atau akar (radix), batang
(corpus), dan kepala (glans). Organ ini berfungsi untuk tempat keluar urine, untuk
bersenggama dan menyalurkan cairan sperma ke vagina perempuan. Pangkal (radix)
tidak terlihat dari luar karena terletak di dalam kantung perineum dangkal di dasar
panggul, terdapat dua otot pengikat yaitu ischiocavernosus dan bulbospongiosus.
Batang penis (corpus) adalah batangan panjang yang menjembatani akar dengan
kepala penis, bergantung dari tulang kemaluan. Tubuh penis memiliki dua sisi
permukaan tampak depan yang terlihat ketika penis sedang “istirahat” disebut dorsal,
dan ventral atau uretral (sisi batang yang mengarah ke dalam). Permukaan kulit yang
melindungi pangkal penis biasanya memiliki rambut kemaluan. Kepala penis
(glands) yang berbentuk kerucut, di ujung kepala penis ini terletak lubang saluran
uretra untuk mengeluarkan urin dari dalam tubuh.

Secara umum penis terdiri atas bagian utama yang berisi seperti busa yang dapat
terisi darah, yaitu :
a. Dua buah Corpora Cavernosa di kiri dan kanan atas, kedua corpora
cavernosa ini diliput oleh jaringan ikat yang disebut tunica albuginea, satu
lapisan jaringan kolagen yang padat dan diluarnya ada jaringan yang kurang
padat.
b. Korpus Spongiosum, yang berada dibawah dua corpora cavernosa dan
mengelilingi uretra.

2. Skrotum
Skrotum atau kantung pelir adalah kantung (terdiri dari kulit dan otot) yang
membungkus testis atau buah zakar. Skrotum terletak di antara penis dan anus serta di
depan perineum. Skrotum pada dasarnya merupakan kantung kulit khusus yang

2
melindungi testis dan epididimis dari cidera fisik dan merupakan pengatur suhu testis
agar tetap optimal.
Lapisan Skrotum adalah :
• Cutis scroti : lapisan kulit luar scrotum
• Tunica dartos : terdapat muskulus dartos yang di persarafi oleh saraf simpatis
yang mengakibatkan scrotum menggerut pada saat dingin atau menggendur pada suhu
panas.
• Fascia spermatica externa : adalah lanjutan dari muskulus oblique eksternus
abdominalis.
• Tunica cremaster : terdapat muskulus cremaster lanjutan dari muskulus oblique
internus abdominalis. Musculus cremaster dapat di uji kontraksinya dengan cara
menggores kulit paha bagian dalam. Ini di uji untuk melihat Refleks Cremaster.
Serabut aferen berjalan pada ramus femoralis nervus genitofemoralis sedangkan
serabut eferen berjalan pada ramus genitalis nervus geniofemoralis. Muskulus
scremaster berfungsi mengangkat testis pada suhu dingin.
• Fascia spermatica interna : berasal dari fascia transversalis.
• Tunika vaginalis testis : terbagi menjadi dua yaitu lamina viceralis ( epiorchium
adalah bagian yang langsung melekat pada testis. Lamina parietal ( periorchium
bagian yang tidak melekat langsung dengan testis.

Lapisan Skrotum adalah :


 Cutis scroti : lapisan kulit luar scrotum
 Tunica dartos : terdapat muskulus dartos yang di persarafi oleh saraf simpatis
yang mengakibatkan scrotum menggerut pada saat dingin atau menggendur pada
suhu panas.
 Fascia spermatica externa : adalah lanjutan dari muskulus oblique eksternus
abdominalis.
 Tunica cremaster : terdapat muskulus cremaster lanjutan dari muskulus oblique
internus abdominalis. Musculus cremaster dapat di uji kontraksinya dengan cara
menggores kulit paha bagian dalam. Ini di uji untuk melihat Refleks Cremaster.
Serabut aferen berjalan pada ramus femoralis nervus genitofemoralis sedangkan
serabut eferen berjalan pada ramus genitalis nervus geniofemoralis. Muskulus
scremaster berfungsi mengangkat testis pada suhu dingin.
 Fascia spermatica interna : berasal dari fascia transversalis.
 Tunika vaginalis testis : terbagi menjadi dua yaitu lamina viceralis ( epiorchium )
adalah bagian yang langsung melekat pada testis. Lamina parietal ( periorchium )
bagian yang tidak melekat langsung dengan testis.

3
Alat kelamin dalam pria (Interna) :
1. Testis
Testis merupakan sepasang struktur berbentuk oval, agak gepeng dengan panjang
sekitar 4cm dan diameter sekitar 2,5 cm. Testis berada didalam skrotum bersama
epididimis, ukuran testis bergantung pada produksi sperma (banyaknya
spermatogenesis), cairan intersisial, dan produksi cairan dari sel Sertoli. Pada
umumnya, kedua testis tidak sama besar. Dapat saja salah satu terletak lebih rendah
dari yang lainnya. Hal ini diakibatkan perbedaan struktur anatomis pembuluh darah
pada testis kiri dan kanan. Fungsi testis adalah memproduksi sperma , menghasilkan
hormon seks pria seperti testosteron.

2. Saluran reproduksi pada genetalia pria interna :


a. Epididimis
Merupakan suatu struktur bentuk, yang menahan batas posterolateral testis.
Epididimis dibentuk oleh saluran yang berlekuk lekuk secara tidak teratur disebut
duktus epididymis, jumlah satu pasang. Epididimis merupakan tempat terjadinya
maturasi akhir dari sperma dan berperan sebagai tempat pematangan sperma.
Selama perjalanan ini sperma menjadi motil dan mendapatkan kemampuan untuk
membuahi.

b. Kandung kemih
Kandung Kemih (Vesika Urinaria) merupakan salah satu organ dalam sistem
eksresi manusia (urin) yang berfungsi untuk menampung urin sementara sebelum
dibuang melalui proses Buan Air Kecil (BAK). Kandung kemih merupakan organ
berbentuk seperti kantong yang disusun oleh otot yang saling beranyaman. Organ
ini terletak di rongga pelvis, dibelakang pubis. Normalnya kandung kemih
menyimpan sekitar 500 ml urin. Dalam keadaan kosong vesika urinaria berbentuk
oval seperti buah pir dan lokasinya terletak di dalam rongga perlvis. Ketika berisi
urin, maka dinding atas dari vesika urinaria ini akan masuk ke daerah abdomen.

c. Vas deferens

4
Vas deferens merupakan lanjutan langsung dari epididimis. Panjangnya 45 cm
yang berawal dari ujung bawah epididimis, naik disepanjang aspek posterior testis
dalam bentuk gulungan gulungan bebas.

d. Duktus ejakulatoris
Jumlah sepasang, berupa saluran pendek menghubungkan duktus vesikula
seminalis dan uretra. Duktus Ejakulatorius menerima sperma dari vas deferens dan
sekresi vesikula seminalis disisinya. Kedua duktus ejakulatorius bermuara ke
dalam uretra.

e. Uretra
Uretra merupakan saluran akhir yang akan dilalui oleh semen dan memiliki
bagian terpanjang yang tertutup oleh penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin
yang berasal dari vesikula seminalis dan juga sebagai saluran untuk membuang urine
dari kandung kemih.

3. Kelenjar pada genetalia pria interna :


a. Kelenjar prostat
Kelenjar prostat merupakan organ reproduksi pria dengan sebagian
strukturnya merupakan kelenjar dan sebagian lagi otot yang berfungsi untuk
mensekresi cairan yang berwarna putih keabu-abuan dan bersifat basa , posisinya
berada di bawah kantong kemih. Cairan yang keluar dari kelenjar prostat ini
mengandung fosfolipid dan asam sitrat serta antikoagulan.

b. Kelenjar Cowper
Kelenjar cowper jumlahnya juga sepasang , posisi tepatnya berada di bawah
kelenjar prostat , cairan ini akan keluar sebelum pria mengalami ejakulasi ,
warnanya bening . Fungsinya adalah untuk membersihkan sisa-sisa urine di dalam
uretra

c. Vesikula seminalis
Merupakan sepasang struktur berongga dan berkantung pada dasar kandung
kemih didepan rektum pada bagian posterior vesika urinaria. Kantung ini juga
merupakan kelenjar yang berlekuk-lekuk. Menghasilkan cairan yang mengandung
mukus (lendir), gula fruktosa (penyedia energi untuk pergerakan sperma), enzim,
vitamin dan hormon prostagladin. Sekresinya yang mengandung fruktosa menjadi
sumber energi bagi sperma dan membuat suasana tetap basa untuk meningkatkan
motilitas sperma. Saluran pada masing-masing vesikula seminalis bersatu dengan
duktus deferens pada sisinya untuk membentuk duktus ejakulatorius.

5
2.2 Riwayat medis
Sebelum dilakukan pemeriksaan, lakukanlah komunikasi dengan pasien secara verbal
maupun non verbal mengenai riwayat penyakit yang pernah diderita pasien. Lakukan
komunikasi dengan pasien dan catat data-data pasien seperti :
 Riwayat penyakit sekarang yang diderita pasien atau keluhan pasien.
 Riwayat penyakit dahulu yang serupa
 Riwayat penyakit yang serupa didalam keluarga
 Riwayat penyakit sosial, ekonomi, kebiasaan buruk

2.3 Pemeriksaan Genetalia Pria


a. Tujuan
 Melihat dan mengetahui oragn-organ yang termasuk dalam genetalia
 Mengetahi adanya abnormalitas pada genetalia, misalnya varises, edema, tumor atau
benjolan, infeksi, luka atau iritasi, pengeluaran cairan atau darah.
 Melakukan perawatan genetalia.

b. Alat
 Senter
 Handscoun steril
 Masker
 Buku catatan
 Bulpoint

c. Prosedur
1. Anjurkan klien untuk mengosongkan kandung kemih sebelum dilakukan
pemeriksaan fisik
2. Jelaskan pada pasien tujuan dilakukan pemeriksaan
3. Anjurkan pasien untuk membuka celana
4. Atur klien dalam posisi berdiri
5. Inspeksi :

6
 Pertama-tama inspeksi rambut pubis, perhatikan penyebaran dan pola
pertumbuhan rambut pubis. Catat bial rambut pubis tumbu sangat sedikit atau
sama sekali tidak ada.
 Inspeksi kulit, ukuran, dan adanya kelainan lain yang tampak pada penis.
 Pada pria yang tidak dikhitan, pegang penis dan buka kulup penis, amati lubang
uretra dan kepala penis untuk mengetahui adanya ulkus, jaringan parut,
benjolan, peradangan, dan rabas (bila pasien malu, penis dapat dibuka oleh
pasien sendiri). Lubang uretra normalnya terletak ditengah kepala penis. Pada
beberapa kelainan, lubang uretra ada yang terletak dibawah batang penis
(hipospadia) dan ada yang terletak diatas batang penis (epispadia).
 Inspeksi skrotum dan perhatikan bila ada tanda kemerahan, bengkak, ulkus,
ekskoriasi, atau nodular. Angkat skrotum dan amati area dibelakang skrotum.

6. Palpasi
 Lakukan palpasi penis untuk mengetahui adanya nyeri tekan, benjolan, dan
kemungkinan, dan adanya cairan kental yang keluar.
 Palpasi skrotum dan testis dengan menggunakan jempol dan tiga jari pertama.
Palpasi tiap testis dan perhatiakn tiap ukuran, konsistensi, bentuk, dan
kelicinannya. Testis normalnya teraba elastik, licin, tidak ada benjolan atau
massa, dan berukuran sekitar 2-4 cm.
 Palpasi edidimis yang memanjang dari puncak testis kebelakang. Normalnya
epididimis teraba lunak.
 Palpasi saluran sperma dengan jempol dan jari telunjuk. Saluran sperma
biasanya ditemukan pada puncak bagian lateral skrotum dan teraba lebih keras
daripada epididimis.
 apabila pemeriksaan telah dilakukan bantulah pasien untuk memakai baju.
 kemudian lepas hansdcoun dan cuci tangan
 catat data pasien dibuku catatan perawat.

2.4 Spermatogenesis
Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis.
Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus. Tubulus seminiferus terdapat pada ruang-
ruang didalam testis (lobulus testis). Satu testis mempunyai lebih kurang 250 lobulus
testis.
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal melalui proses
pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentuk sperma fungsional.
Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis.
Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal
(jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan
tubulus seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis
umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri dari
sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang
disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal). Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia terus-menerus

7
membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
Pada tubulus seminiferus terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium,
sel Sertoli, dan sel Leydig. Sel Sertoli berfungsi memberi makan spermatozoa
sedangkan sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus berfungsi
menghasilkan testosteron.
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang
dihasilkan kelenjar hipofisis yaitu:

 LH (Luteinizing Hormone) merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon


testosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat
kelamin sekunder.

 FSH (Folicle Stimulating Hormone) merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan


ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk
memulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa
disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari.

 Esterogen dibuat pada testis memiliki peran penting dalam duktus eferen, juga dapat
bertindak langsung pada pengembangan sel sperma untuk memastikan pematangan
sperma

Tahap Pembentukan Sperma

1. Spermatogonium
Spermatogonium merupakan tahap pertama pada spermatogenesis yang dihasilkan
oleh testis. Spermatogoium terbentuk dari 46 kromosom dan 2N kromatid.
2. Spermatosit primer
Permatosit primer merupakan mitosis dari spermatogonium. Pada tahap ini tidak
terjadi pembelahan. Spermatosit primer terbentuk dari 46 kromosom dan 4N
kromatid.
3. Spermatosit sekunder
Spermatosit sekunder merupakan meiosis dari spermatosit primer. Pada tahap ini
terjadi pembelahan secara meiosis. Spermatosit sekunder terbentuk dari 23 kromosom
dan 2N kromatid.
4. Spermatid
Spermatid merupakan meiosis dari spermatosit sekunder. Pada tahap ini terjadi
pembelahan secara meiosis yang kedua. Spermatid terbentuk dari 23 kromosom dan
1N kromatid.
5. Sperma
Sperma merupakan diferensiasi atau pematangan dari spermatid. Pada tahap ini terjadi
diferensiasi. Sperma terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid dan merupakan
tahap sperma yang telah matang dan siap dikeluarkan

8
2.5 Beberapa jenis makanan penyubur sperma tersebut antara lain :
1. Makanan yang Mengandung Vitamin A

Makanan yang mengandung vitamin A akan memberikan manfaat berupa sperma yang
subur bagi sobat. Oleh karena itu sebisa mungkin sobat harus menghindari terjadinya
kekurangan asupan vitamin A pada tubuh sehari-hari. Kekurangan vitamin A bisa
menyebabkan manfaat yang sangat fatal bagi pria, yakni terjadinya kemandulan akibat
gerak sperma yang menjadi semakin lambat. Dampak yang menakutkan bukan? Adapun
beberapa bahan makanan yang bisa sobat manfaatkan agar asupan vitamin A pada tubuh
tetap stabil, diantaranya adalah brokoli, bayam, selada hijau tua, kentang manis, cabai
merah, gandum, wortel, apricot kering, dan susu yang kaya akan vitamin A.

2. DHA dan Omega 3

Selain keenam bahan di atas, ternyata masih ada bahan penting lainnya demi
mendapatkan sperma yang subur. Bahan makanan tersebut adalah bahan makanan yang
mengandung DHA dan Omega-3. Hal ini karena kandungan pada makanan tersebut akan
berkhasiat untuk meningkatkan intensitas aliran darah pada tubuh, termasuk alat kelamin
dan pada akhirnya akan menyebabkan meningkatkan gairah seksual sobat kepada istri
sobat. Dan menurut beberapa penelitian, ternyata seorang pria yang mempunyai sperma

9
yang subur mempunyai banyak lemak yang ada dalam dirinya dibandingkan dengan
orang yang tidak mempunyai kandungan lemak dalam dirinya. Untuk sobat yang
mengidamkan mempunyai sperma yang subur, sobat bisa mengkonsumsi makanan yang
mengandung banyak DHA dan Omega-3 seperti ayam, udang, kepiting, rami, dan
sebagainya.

3. Seng atau Zinc

Mengkonsumsi seng adalah hal mutlak dan wajib yang harus sobat perhatikan.
Mengapa? Karena seng adalah salah satu zat yang memberikan kualitas dan membantu
untuk menyuburkan sperma sobat. Selain itu, seseorang yang kekurangan seng pada
tubuhnya maka akan menimbulkan kurangnya jumlah sperma yang diproduksi.
Sedangkan banyak atau tidaknya sperma yang dihasilkan juga akan menjadi sebuah
indicator apakah sperma sobat subur atau tidak. Untuk memenuhi asupan seng pada
tubuh, sobat bisa mengkonsumsi gandum, yoghurt, jagung, dan juga daging sapi, ayam
kalkun, tiram, biji labu, telur, dan aneka makanan laut

4. Bawang Putih

10
Sobat pasti bertanya-tanya, mengapa bawang putih yang dijadikan sebagai makanan
penyubur sperma? Memang benar, ketika kita mendengar tentang bawang putih, pasti kita
akan langsung berpikir bahwa bawang putih hanyalah bahan masakan pelengkap bumbu
dapur. Hal ini karena hampir setiap hari kita pasti melihat bawang putih di dapur. Namun
ternyata bawang putih mempunyai khasiat yang cukup penting untuk pria, yakni melancarkan
peredaran darah yang menuju pada daerah sensitive. Selain itu, bawang putih juga berkhasiat
untuk membantu proses pembentukan sperma agar lebih cepat terbentuk, sehat, berkualitas,
dan mempunyai jumlah yang banyak.

5. Vitamin C

Selain vitamin A, ternyata untuk membentuk sperma agar tetap subur juga dibutuhkan
vitamin C. meskipun vitamin C tidak mempunyai efek langsung pada penyuburuan
sperma, namun dengan asupan vitamin C yang cukup pada tubuh akan menjadikan sobat
menjadi semakin bergairah dan vitalitas sobat akan meningkat. Adapun bahan makanan
yang bisa sobat konsumsi demi mendapatkan vitamin C adalah paprika merah, sayuran
kuning, ubi jalar, kangkung, asparagus, tomat yang telah dimasak, kacang polong, stroberi,
dan buah-buahan yang mempunyai kandungan aktioksidan tinggi dan dapat meningkatkan
kuantitas sperma yang dihasilkan oleh tubuh sobat.

6. Biji Labu

11
Bahan makanan penyubur sperma selanjutnya yang bisa sobat konsumsi adalah biji labu.
Mengapa? Karena ternyata biji labu mempunyai kandungan pitosterol yang sangat membantu
sobat dalam proses mengecilkan prostat. Hal tersebut menjadikan proses penyemprotan air
mani menjadi sangat lancar. Untuk sobat yang ingin segera mempunyai keturunan,
penyemprotan sperma yang tepat juga menjadi faktor yang mendukung. Selain itu, biji labu
juga memiliki fungsi lain seperti membentuk hormone testosterone yang sangat membantu
pembentukan sperma berkualitas sobat. Dengan sperma yang berkualitas dan subur, maka
kemungkinan sobat untuk mempunyai anak akan semakin besar.

2.6 mekanisme terjadi Ereksi


Mekanisme terjadi ereksi penis pada pria dimulai dari respon terhadap rangsangan
seksual sampai puncak ereksi, kemuadian orgasme dan penis menjadi lembek kembali
mengikuti proses berikut ini:
1. Ada stimulasi seks berupa fisik seperti sentuhan, suara, rabaan atau stimulasi mental
berupa kenangan erotis, fantasi dll yang menyebabkan gairah seksual bangkit
2. Bagian otak yang disebut nukleus para-ventrikel akan bereaksi terhadap rangsangan
tersebut dengan mengirim impul seksual tersebut.
3. Impul seksual kemudian menuju sistem saraf pada penis melalui saraf otonom khusus
di sumsum tulang belakang, saraf panggul dan saraf luas yang berjalan disepanjang
dikelenjar prostat untuk mencapai corpora cavernosa dan arteri yang nantinya akan
terisi darah
4. Sebagai tanggapan terhadap sinyal-sinyal tersebut, serat otot di corporo cavernosa
menjadi rileks, sehingga darah dapat mengisi ruang didalamnya
5. Serat otot diarteri yang memasok penis juga menjadi rileks, dan terjadi peningkatan
volume aliran darah menuju penis sebanyak 8 kali lipat. Peningkatan aliran darah ini
akan memperluas ruang sinusoidal dalam corpora, kemudian merenggangkan
selubung sekitarnya(tunika)
6. Tunika yang merenggang akan menghambat pembuluh darah vena membawa darah
keluar dari corpora cavernasa darah terperangkap didalam penis, tekanan menjadi
sangat tinggi dan penis akhirnya ereksi dengan keras.
7. Saat terjadi orgasme, sinyal dari otak berubah secara dramatis. Terjadi peningkatan
mendadak produksi noradrenalin dialat kelamin. Hormon tersebut memicu orgasme
dan kontraksi serat otot dicorpora cavernosa. Sebagai akibatnya aliran darah menuju
penis berkurang
8. Tekanan pada corpora menurun, yang juga melemaskan tunika sehingga
memungkinkan darah mengalir keluar dari penis. Akibatnya penis menjadi lembek.

2.7 Proses ejakulasi air mani

12
Ejakulasi dimulai dengan rangsangan. Pria melihat atau merasakan sesuatu yang
membangkitkan gairah seksual. Sinyal ini mendorong otak untuk mengirim pesan saraf
melalui sumsum tulang belakang menuju penis, menyebabkan corpora cavernosa
melemas untuk memungkinkan lebih banyak darah mengalir masuk dan mengisi ruangan
kosong di dalamnya. Aliran darah yang deras ini kemudian menciptakan tekanan,
sehingga tubuh penis membengkak dan mengeras, alias ereksi. Di saat yang bersamaan,
skrotum (buah zakar) tertarik ke dalam tubuh untuk mempersiapkan air manis dan otot-
otot seluruh tubuh menegang.
Sebelum air mani disemprotkan, sperma matang harus lebih dulu diangkut keluar dari
“gudang”, yaitu epididymis, melalui selang pengangkut vas deferens untuk dikumpulkan
di ujung saluran uretra di kepala penis. Selama perjalanannya, kloter sperma segar ini
melewati beberapa pos penting, seperti vesikulas seminalis dan prostat yang masing-
masingnya mengeluarkan cairan khusus untuk mengencerkan sperma dan menciptakan
cairan lengket putih susu yang kita kenal sebagai air mani.
Air mani berkumpul di bagian belakang kepala penis, di ujung corpus spongiosum.
Sementara air mani memenuhi uretra, tekanan dari kontraksi otot terus mendesak lebih
banyak cairan ke depan. Di saat ini, kandung kemih otomatis menyegel bukaan urin
untuk mencegah aliran balik air mani ke dalam tubuh.
Reaksi penutupan kandung kemih ini jugalah yang merupakan alasan mengapa urin
tidak ikut muncrat keluar bersama dengan air mani saat orgasme. Karena jalur keluar-
masuk tersegel rapat, air mani yang terus masuk akhirnya membuat uretra membengkak
dua kali lipat dari diameter aslinya, yang menandakan bahwa air mani siap dilepaskan.
Seluruh proses ini, disebut emisi, memakan waktu selama tiga detik.
Dua otot pengikat ischiocavernosus dan bulbospongiosus yang bersama-sama, kedua
otot ini menciptakan gaya memompa setelah menerima sinyal dari saraf di pangkal
tulang belakang untuk menyemprotkan air mani keluar dari dalam tubuh dengan
kecepatan yang luar biasa. Beberapa semprotan pertama kecepatannya begitu kuat
hingga bisa melesat setengah hingga satu meter di udara. Otot penis akan terus
menindaklanjuti respon ejakulasi ini selama tiga-empat kali dengan kontraksi kuat yang
terus melambat sampai habis.

13
2.8 Penyakit Pada Genetalia Pria
Gangguan pada sistem reproduksi pria dapat berupa hipogonadisme, kriptorkidisme,
prostatitis, epididimitis, dan orkitis.
1. Hipogonadisme
Hipogonadisme merupakan penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh
gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan estrogen. Gangguan ini
menyebabkan infertilitas, impotensi, dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan.
Penanganannya dapat dilakukan dengan terapi hormon.

2. Kriptorkidisme

14
Kriptorkidisme merupakan kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari
rongga abdomen ke dalam scrotum pada waktu bayi. Penangannya dapat dilakukan
dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang
testoteron.

3. Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan
sering buang air kecil. Penyebabnya adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma
urealyticum, atau virus herpes.

4. Prostatitis
Prostatitis, merupakan peradangan prostat. Penyebabnya adalah
bakteri Escherichia coli ataupun bukan bakteri.

15
5. Epididimitis
Epididimitis, merupakan infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi
pria. Penyebabnya adalah E. coli dan Chlamydia.

6. Orkitis
Orkitis, merupakan peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus
parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.

16
7. Sifilis
Sifilis adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri. Tanda-tanda
sifilis, antara lain terjadinya luka pada alat kelamin, rektum, lidah, dan bibir;
pembengkakan getah bening pada bagian paha; bercak-bercak di seluruh tubuh;
tulang dan sendi terasa nyeri ruam pada tubuh, khususnya tangan dan telapak
kaki.Tanda-tanda penyakit ini dapat hilang, namun bakteri penyebab penyakit tetap
masih di dalam tubuh, setelah beberapa tahun dapat menyerang otak sehingga bisa
mengakibatkan kebutaan dan gila. Penyakit ini dapat disembuhkan jika dilakukan
pengobatan dengan penggunaan antibiotik secara cepat.
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
bakteri Treponema pallidum. Bakteri ini masuk kedalam tubuh manusia melalui
selaput lendir (misalnya di vagina atau mulut) atau melalui kulit.
Dalam beberapa jam, bakteri akan sampai ke kelenjar getah bening terdekat,
kemudian menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
Sifilis juga bisa menginfeksi janin selama dalam kandungan dan menyebabkan
cacat bawaan. Seseorang yang pernah terinfeksi oleh sifilis tidak akan menjadi kebal
dan bisa terinfeksi kembali.

Gambar 1. Terkena penyakit sifilis

8. Klamidia dan Gonore (kencing nanah)


Orang dengan klamidia (Chlamydia) seringkali tidak memiliki gejala sama
sekali, sehingga sulit untuk dideteksi. Jika seseorang memiliki gejala, gejala biasanya
mulai dalam waktu satu sampai tiga minggu setelah kontak seksual dengan seseorang
yang membawa kuman. Gejala meliputi nyeri saat kencing (kencing) dan lendir biasa
atau nanah yang berasal dari vagina, penis, atau anus.

Gonore (kencing nanah) disebabkan oleh bakteri. Orang dengan gonore


biasanya akan mengalami gejala dalam waktu 2 sampai 10 hari setelah terinfeksi.
Seperti klamidia (Chlamydia), gonore menyebabkan lendir biasa atau nanah dan rasa
sakit saat buang air kecil Anda (kencing).

17
Bakteri penyebab penyakit ini dapat menyebar ke seluruh tubuh sehingga
menyebabkan rasa nyeri pada persendian dan dapat mengakibatkan
kemandulan. Penyakit ini dapat disembuhkan jika dilakukan pengobatan dengan
penggunaan antibiotik secara cepat.

Gambar 2. Terkena penyakit gonore

9. Herpes Genetalis
Herpes genetalis disebabkan oleh virus. Virus penyebab penyakit herpes
genetalis adalah Herpes simpleks. Gejala penyakit herpes genetalis, antara lain
timbulnya rasa gatal atau sakit pada daerah kelamin dan adanya luka yang terbuka
atau lepuhan berair.
Herpes Genitalis adalah suatu penyakit menular seksual di daerah kelamin,
kulit di sekeliling rektum atau daerah di sekitarnya yang disebabkan oleh virus herpes
simpleks.
Penyebabnya adalah virus herpes simpleks.Ada 2 jenis virus herpes simpleks
yaitu HSV-1 dan HSV-2. HSV-2 biasanya ditularkan melalui hubungan seksual,
sedangkan HSV-1 biasanya menginfeksi mulut. Kedua jenis virus herpes simpleks
tersebut bisa menginfeksi kelamin, kulit di sekeliling rektum atau tangan (terutama
bantalan kuku) dan bisa ditularkan ke bagian tubuh lainnya (misalnya permukaan
mata).
Luka herpes biasanya tidak terinfeksi oleh bakteri, tetapi beberapa penderita
juga memiliki organisme lainnya pada luka tersebut yang ditularkan secara seksual
(misalnya sifilis atau cangkroid).
Gejala awalnya mulai timbul pada hari ke 4-7 setelah terinfeksi.Gejala awal
biasanya berupa gatal, kesemutann dan sakit. Lalu akan muncul bercak kemerahan
yang kecil, yang diikuti oleh sekumpulan lepuhan kecil yang terasa nyeri. Lepuhan
ini pecah dan bergabung membentuk luka yang melingkar. Luka yang terbentuk
biasanya menimbulkan nyeri dan membentuk keropeng. Penderita bisa mengalami
kesulitan dalam berkemih dan ketika berjalan akan timbul nyeri.Luka akan membaik
dalam waktu 10 hari tetapi bisa meninggalkan jaringan parut. Kelenjar getah bening
selangkangan biasanya agak membesar. Gejala awal ini sifatnya lebih nyeri, lebih

18
lama dan lebih meluas dibandingkan gejala berikutnya dan mungkin disertai dengan
demam dan tidak enak badan.
Pada pria, lepuhan dan luka bisa terbentuk di setiap bagian penis, termasuk
kulit depan pada penis yang tidak disunat. Pada penderita gangguan sistem kekebalan
(misalnya penderita infeksi HIV), luka herpes bisa sangat berat, menyebar ke bagian
tubuh lainnya, menetap selama beberapa minggu atau lebih dan resisten terhadap
pengobatan dengan asiklovir.
Gejala-gejalanya cenderung kambuh kembali di daerah yang sama atau di
sekitarnya, karena virus menetap di saraf panggul terdekat dan kembali aktif untuk
kembali menginfeksi kulit.
HSV-2 mengalami pengaktivan kembali di dalam saraf panggul. HSV-1
mengalami pengaktivan kembali di dalam saraf wajah dan menyebabkan fever blister
atau herpes labialis. Tetapi kedua virus bisa menimbulkan penyakit di kedua daerah
tersebut. Infeksi awal oleh salah satu virus akan memberikan kekebalan parsial
terhadap virus lainnya, sehingga gejala dari virus kedua tidak terlalu berat.

Gambar 3. Terkena penyakit Herpes Genetalis

10. Cangkroid
Cangkroid merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
Hemophilus ducreyi, dimana terjadi luka terbuka (ulkus, borok) pada alat kelamin
yang sifatnya menetap dan terasa nyeri.
Penyebab bakteri Hemophilus ducreyi. Pria yang tidak disunat memiliki resiko
3 kali lebih besar untuk terjangkit penyakit ini dan cangkroid sendiri merupakan
faktor resiko untuk terjadinya infeksi oleh HIV.
Gejala mulai timbul dalam waktu 3-7 hari setelah terinfeksi. Lepuhan kecil
yang terasa nyeri timbul di alat kelamin dan di sekitar anus. Lepuhan ini dengan
segera akan pecah dan membentuk luka terbuka yang dangkal. Luka tersebut bisa
membesar dan bergabung satu sama lain.
Kelenjar getah bening di selangkangan bisa membesar dan menyatu
membentuk suatu abses (penimbunan nanah). Kulit diatas abses tampak merah dan
mengkilat dan abses ini bisa pecah sehingga nanahnya mengalir ke atas kulit.

19
Gambar 4. Terkena penyakit Cangkroid

11. Limfogranuloma Venereum


Limfogranuloma venereum adalah suatu penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Penyakit ini terutama ditemukan di daerah
tropis dan subtropis.
Penyebab bakteri Chlamydia trachomatis, yang merupakan bakteri yang hanya
tumbuh di dalam sel. Chlamydia trachomatis penyebab limfogranuloma venereum
berbeda dengan Chlamydia trachomatis lainnya yang menyebabkan uretritis dan
servisitis.
Gejala mula timbul dalam waktu 3-12 hari atau lebih setelah terinfeksi. Pada
penis atau vagina muncul lepuhan kecil berisi cairan yang tidak disertai nyeri.
Lepuhan ini berubah menjadi ulkus (luka terbuka) yang segera membaik sehingga
seringkali tidak diperhatikan oleh penderitanya. Selanjutnya terjadi pembengkakan
kelenjar getah bening pada salah satu atau kedua selangkangan. Kulit diatasnya
tampak merah dan teraba hangat, dan jika tidak diobati akan terbentuk lubang (sinus)
di kulit yang terletak diatas kelenjar getah bening tersebut. Dari lubang ini akan
keluar nanah atau cairan kemerahan, lalu akan membaik; tetapi biasanya
meninggalkan jaringan parut atau kambuh kembali.
Gejala lainnya adalah demam, tidak enak badan, sakit kepala, nyeri sendi,
nafsu makan berkurang, muntah, sakit punggung dan infeksi rektum yang
menyebabkan keluarnya nanah bercampur darah.
Akibat penyakit yang berulang dan berlangsung lama, maka pembuluh getah
bening bisa mengalami penyumbatan, sehingga terjadi pembengkakan jaringan.
Infeksi rektum bisa menyebabkan pembentukan jaringan parut yang selanjutnya
mengakibatkan penyempitan rektum.

20
Gambar 5. Terkena penyakit Limfogranuloma Venereum

12. Granuloma inguinale


Granuloma inguinale adalah suatu penyakit menular seksual yang disebabkan
oleh Calymatobacterium granulomatis, yang menyebabkan peradangan menahun
pada alat kelamin.Sering terjadi di daerah tropis dan subtropis.
Penyebabnya oleh bakteri Calymatobacterium granulomatis. Gejala mulai
timbul dalam waktu 1-12 minggu setelah terinfeksi. Gejala awalnya berupa bintil-
bintil merah yang tidak nyeri, yang secara perlahan tumbuh menjadi benjolan bulat
dan menonjol. Bagian tubuh yang terkena pada pria adalah penis, buah zakar,
selangkangan dan paha, sedangkan pada wanita meliputi vulva, vagina dan kulit di
sekitarnya.
Pada pria daerah lainnya yang juga terkena adalah dubur, bokong dan wajah.
Pada akhirnya benjolan tersebut akan menutupi alat kelamin. Penyembuhannya
berlangsung lambat dan bisa terbentuk jaringan parut. Biasanya benjoolan tersebut
akan terinfeksi oleh organisme lainnya. Jika tidak diobati, bisa menyebar ke seluruh
tubuh, yaitu ke tulang, persendian atau hati dan menyebabkan penurunan berat badan,
demam serta anemia.

Gambar 6. Terkena penyakit Granuloma inguinale

2.9 Kelainan pada Genetalia Pria

21
1. Mikropenis

Mikropenis adalah suatu kelainan pada pria berupa pertumbuhan penis lebih kecil
daripada yang seharusnya.Seorang pria dikatakan memiliki mikropenis apabila
panjang penisnya kurang dari 2,5 standar deviasi rata-rata ukuran penis pria normal
pada usia tertentu. Acuan ukuran yang dapat dipakai adalah apabila ukuran penis
kurang dari 2 cm saat kelahiran, 2,5 cm saat berusia satu tahun, 4 cm pada masa
pubertas, dan 10 cm di akhir masa pubertas atau saat dewasa. Hal ini dapat
disebabkan karena faktor hormonal sejak seorang anak masih dikandung, salah
satunya adalah kekurangan hormon androgen pada kehamilan dini.
Penyebab:

Mikropenis dapat diakibatkan oleh zat kimia yang disebut endocrine disrupter
chemicals (EDC) yang dapat mengganggu atau mengubah fungsi endokrin sehingga
terjadi penghambatan kerja androgen, terutama menggangu substansi yang
bertanggung jawab dalam pembentukan organ seksual dan perkembangan
karakteristik sekunder laki-laki.Salah satu contoh EDC adalah zat yang terdapat
dalam pestisida kimia seperti diklorodifenil-trikloroetan (DDT). Zat pengganggu
tersebut dapat bereaksi dengan estrogen atau reseptor androgen serta sebagai senyawa
antagonis yang melawan hormon endogen. Dalam dunia kedokteran mikropenis tidak
dapat disamakan dengan penis tersembunyi (concealed penis) yang diakibatkan
malposisi penis (salah letak) meskipun keduanya menunjukkan abnormalitas ukuran
penis. Dalam kasus seperti ini concealed penis, penis tetap memiliki badan uretral,
korporal, dan kelenjar yang normal namun letaknya terhalang oleh lemak suprapubis

22
2. Hipospadia

Hipospadia merupakan salah satu kelainan kongenital yang terjadi selama


perkembangan janin di kandungan. Saluran kemih berkembang pada saat usia
kehamilan 8 – 20 minggu. Pada bayi laki-laki dipengaruhi oleh hormon testosteron.
Penyebab:
Pada hipospadia hanya terjadi kelainan letak lubang uretra, tidak terjadi kelainan
pada fungsi uretra, sehingga fungsi uretra untuk mengeluarkan urin tidak akan
terganggu. Akan tetapi pancaran urin dari uretra tidak dapat jauh seperti kondisi
normal sehingga pria dengan kelainan hipospadia harus berkemih dengan posisi
duduk, pada saat ereksi penis tidak dapat berdiri tegak dan gangguan ejakulasi.
Penyebab
Penyebab hipospadia belum diketahui secara pasti hingga saat ini. Namun, para pakar
menduga bahwa hipospadia bisa dipengaruhi oleh faktor keturunan. Hamil di atas 40
tahun dan paparan terhadap asap rokok juga disinyalir dapat meningkatkan risiko
hipospadia.

NO TINDAKAN PEMERIKSAAN FISIK GENETALIA YA TIDA KETERANGAN

23
. PRIA K

1. Persiapan alat a. Handscoen


b. Bantal
c. Kom
d. Bak instrument 2
e. Benkok
f. Kaca preparat
g. Lidi waten
2. Persiapan a. Memperkenalkan diri dan
pasien menanyakan nama klien
b. Menjelaskan maksud dan tujuan
pada klien
c. Menjelaskan prosedur dan
lamanya waktu pemeriksaan
d. Meminta persetujuan klien,
meminta pasien BAB atau BAK
terlebih dahulu
3. Persiapan a. Tutup pintu dan jendela
lingkungan b. Pasang sketsel
c. Cuci tangan
d. Menggunakan handscoen
4. Inspeksi a. Inspeksi genetalia pria
 Meminta pasien untuk
berbaring
 Lihat daerah sekitar genetalia
b. Inspeksi kulit genetalia
 Warna kulit genetalia
 Lesi
 Ruam
c. Inspeksi mons pubis
 Distribusi rambut
 Warna rambut
 Pubis
 Telur kutu pada mons pubis
d. Inspeksi penis dan skrotum
 Warna
 Kulit (preposium menutup
gland penis atau tidak)
 Apakah sudah sirkumsisi
atau belum
 Ukuran
 Letak meatus uretra
normalnya ditengah
(hipospadia atau epispadia)
 Benjolan
 Kista epidermoid

24
 Gonorhoe / kencing nanah
 Pembuluh darah (bila
membesar indikasi verikokel
)
 Tarik ke atas penis lihat
kesimetrisan skrotum (salah
satu yang besar indikasi :
kriptorkidismus)
 Lihat warna rugae skrotum,
pada bayi biasanya untuk
memprediksi warna kulit
- Bila pink : warna kulit
putih
- Coklat tua : sawo
matang
- Hitam : orang negro
 Bagian belakang skrotum
apakah ada lesi / benjolan /
peradangan
e. Leher penis (angkat penis dan
tarik kulit dengan mantab
supaya terhindar dari ereksi)
 Adanya smegma (berisi
kelenjar fosfat dan cairan
sperma)
 Ulkus atau luka terbuka
 Herpes atau benjolan
 Ada lesi atau tidak
 Sifilis
f. Gland penis
 Benjolan / lesi/ peradangan

5. Palpas a. Mons pubis menggunakan tiga


i jari
 Nyeri tekan
 Benjolan
b. Penis
 Dari pangkal ke ujung penis
(atas bawah dan kiri kanan)
(adanya nyeri tekan,
benjolan, dan apakah adanya
cairan yang keluar dari
meatus uretra ) (indikasi :
GO)
c. Skrotum

25
 Menggunakan jempol dan 3
jari(telunjuk tengah dan
manis)
 Nyeri tekan
 Testis terabah licin dan
kenyal seperti pentol
phatologis: pembengkakan
testis(orkitisacute)
 Epididimis terabah berkelok-
kelok dan lunak.
Patologis:epididimitis(teraba
lebih besar lekukan
epididimisnya)
 Vasdeferen terabah seperti
karet pentil dan menuju
keatas
 Verikokel (pembengkakan
pembuluh darah didaerah
skrotum terabah seperti
kantung cacing)
 Hidrokel (skrotum terabah
seperti air, terbatas tegas,
bergerak-gerak, tidak
berjonjot)
d. Hernia Inguinalis
 Kanan atau kiri
 Gunakan jari telunjuk kanan,
letakkan pada batas
inferior(bawah) kantung
skrotum, gerakkan keatas
sepanjang kanalis ingunalis
 Temukan lubang berbentuk
cela segi tiga cincin
inguinalis eksternal, minta
pasien mengejan carilah
adanya tonjolan atau masa
yang membentur jari kita,
jika ada masa positif hernia
inguinalis
e. Hernia femoralis
 Letakkan jari di paha
anterior di kanalis femoralis,
suruh pasien untuk
mengejan, perhatikan

26
bengkak atau nyeri
f. Hernia skortalis
 Berdiri
 Apabila ada suatu masa,
pasien suruh berbaring jika
masa itu kembali ke
abdomen makan itu hernia
skrotalis
Tindakan yang dilakukan
Tindakan yang tidak dilakukan

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem reproduksi pria terdiri dari organ reproduksi luar dan reproduksi dalam. Organ
reproduksi luar terdiri dari penis(zakar) dan skrotum. Organ reproduksi dalam terdiri dari
testis, vasdeferen, epididimid, ductus ejakulatoris, dan saluran uretra. Kelenjar pada
reproduksi pria antara lain vesicula seminalis, kelenjar prostat, kelenjar kooper. Hormon pada
reproduksi pria yakni testoteron, LH,FSH, estrogen, hormon pertumbuhan.gangguan penyakit

27
yang dapat menyerang sistem reproduksi pria antara lain hipogonadisme,
kriptorkidisme,uretritis,prostatitis,epididimis, anorkidisme,hyperthropic prostat,hernia
inguinalis,kanker testis, impotensi, infertilitas (kemandulan), orkitis, sifilis (raja singa),
gonorhoe ( kencing nanah), kanker prostat, herpes, HIV/AIDS

3.2 Saran
Pengetahuan mengenai seks dan seksualitas hendaknya dimiliki oleh semua orang.
Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan orang tersebut akan dapat menjaga alat
reproduksinya untuk tidak digunakan secara bebas tanpa mengetahui dampaknya.
Pengetahuan yang diberikan harus mudah dipahami, tepat sasaran, dan tidak menyesatkan.
Dengan demikian orang tersebut akan dapat menghadapi rangsangan dari luar dengan cara
yang sehat, matang dan bertanggung jawab.

DAFTAR PUSTAKA

https://hellosehat.com/hidup-sehat/seks-asmara/panduan-anatomi-penis-dan-ejakulasi/
https://hellosehat.com/penyakit/pembesaran-prostat-jinak/
https://hellosehat.com/kehamilan/kesuburan/monorchism-satu-testis-bisa-punya-anak/
http://gonoree.blogspot.co.id/2012/09/chlamydia-dan-gonore.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Skrotum
https://www.tongkatmaduraasli.com/mengenal-kelenjar-kelamin-pria/

28
http://pewidya.blogspot.co.id/p/pelajaran-keenam.html
Anfis tubuh manusia dan sistem reproduksi cambridge communication limited
Anatomi tubuh manusia untuk mahasiswa keperawatan edisi 2
Hape, Rodwell, Mayes, 1977, Review of Physiological Chemistry
www. Organreproduksipria.com
http://www.organ+reproduks.com
http://organreproduksipadapria.com

29

Anda mungkin juga menyukai