KUDUS PERIODE JANUARI 2019-MEI 2019 Usaha Kesehatan Masyarakat Upaya Kesehatan Lingkungan Puskesmas Jekulo, Kudus Januari 2019- Mei 2019 Warung Makan Sehat
dr. Deviana Sariputri
Pendahuluan Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap makanan
yang disediakan di luar rumah, maka produk-produk makanan yang disediakan oleh perusahaan atau perorangan yang bergerak dalam usaha penyediaan makanan untuk kepentingan umum, haruslah terjamin kesehatan dan keselamatannya. Hal ini hanya dapat terwujud bila ditunjang dengan keadaan higiene dan sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang baik dan dipelihara secara bersama oleh pengusaha danmasyarakat. TPM yang dimaksud meliputi rumah makan dan restoran, jasaboga atau catering, industri makanan, kantin, warung dan makanan jajanan dan sebagainya. Sebagai salah satu jenis tempat pelayanan umum yang mengolah dan menyediakan makanan bagi masyarakat banyak, maka TPM memiliki potensi yang cukup besar untuk menimbulkan gangguan kesehatan atau penyakit bahkan keracunan akibat dari makanan yang dihasilkannya. Dengan demikian kualitas makanan yang dihasilkan, disajikan dan dijual oleh TPM harus memenuhi syarat-syarat kesehatan. Salah satu syarat kesehatan TPM yang penting dan mempengaruhi kualitas hygiene sanitasi makanan tersebut adalah faktor lokasi dan bangunan TPM. Lokasi dan bangunan yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan memudahkan terjadinya kontaminasi makanan oleh mikroorganisme seperti bakteri, jamur, virus dan parasit serta bahan-bahan kimia yang dapat menimbulkan risiko terhadap kesehatan. Latar belakang Saat ini, makanan tidak lagi dipandang hanya sebagai sumber kalori, protein, lemak, vitamin dan mineral. Lebih dari itu, dalam makanan yang bermutu tinggi dapat berperan besar dalam meningkatkan ketajaman daya piker dan kecerdasan manusia. Namun jika makanan telah tercemar, tentu akan menimbulkan penyakit bagi orang yang mengonsumsi. Sejumlah kasus infeksi bakteri dan kasus keracunan makanan, misalnya Kolera, Hepatitis A, Typhoid/Tifus, Disentri, Diare/mual muntah dan penyakit lain yang dapat ditularkan melalui makanan. Tak hanya akibat pencemaran oleh infeksi bakteri/virus, pada beberapa kasus, bahan aditif, bahan kimia berbahaya, pengawet dan pewarna yang dilarang untuk digunakan pada makanan, hal ini juga dapat menimbulkan masalah kesehatan untuk orang yang mengonsumsi makanan tersebut. Menurut WHO, Foodborne diseaseadalah penyakit yang bersifat infeksi atau racun yang disebabkan oleh agen (bakteri, virus atau racun) yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang dicerna. Untuk itu perlu dilakukan peningkatan pengawasan terhadap higiene dan sanitasi TPM serta pengawasan pengolahan untuk menghindari pencemaran pada makanan yang diproduksi TPM. Berdasarkan profil kesehatan kota kudus tahun 2015, Sasaran pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan meliputi Jasa Boga, Rumah makan/Restoran, Depot Air minum dana makanan jajanan. Hasilnya didapatkan sebanyak 1085 tempat pengelolaan makanan yang tercatat, 838 tempat sudah memenuhi syarat higiene sanitasi (77,24 %) dan 262 (24,15 %) belum memenuhi syarat higiene sanitasi. Tujuan umum dan A. Tujuan Umum tujuan khusus 1) Mengetahui berbagai permasalahan dalam pengawasan terhadap TPM berkaitan dengan persyaratan higiene sanitasi TPM dan membantu dalam upaya peningkatan program pengawasan TPM di daerah sekitar Puskesmas Jekulo. B. Tujuan Khusus 1) Mengetahui lokasi dan kondisi bangunan TPM 2) Mengetahui fasilitasi sanitasi yang ada pada TPM 3) Mengetahui kondisi peralatan yang digunakan dalam TPM 4) Mengetahui kualitas dan perilaku tenaga kerja yang bekerja di dalam TPM 5) Mengetahui kualitas makanan yang diproduksi dalam TPM 6) Mendapatkan solusi dan alternatif pemecahan masalah yang ditemukan 7) Meningkatkan mutu program pengawasan kebersihan terhadap TPM di lingkungan Dasar teori Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096/MENKES/PER/VI/2011 Tentang Higiene Sanitasi Jasa boga, Jasabogaadalah usahapengelolaan makanan yang disajikan di luar tempat usaha atas dasar pesananyang dilakukan oleh perseorangan atau badanusaha.Pengelolaan makanan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi penerimaan bahan mentah atau makanan terolah, pembuatan, pengubahan bentuk, pengemasan, pewadahan, pengangkutan danpenyajian.Higienesanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor risiko terjadinya kontaminasi terhadap makanan, baik yang berasal dari bahan makanan, orang, tempat dan peralatan agar aman dikonsumsi. Jasaboga berdasarkan luas jangkauan yang dilayani, dikelompokkan atas: a. Jasaboga golongan A (Jasaboga yang melayani kebutuhan masyarakat umum yang terdiri dari golongan A1, A2 dan A3) b. Jasaboga golongan B (Jasaboga yang melayani kebutuhan masyarakat dalam kondisi tertentu, meliputi asrama haji, asrama transito, industri, pabrik, pengeboran lepas pantai, angkutan umum dalam negeri selain pesawat udara danfasilitas pelayanan kesehatan. c. Jasaboga golongan C(Jasabogayang melayani kebutuhan masyarakat di dalam alat angkut umum internasional danpesawat udara) Berikut merupakan persyaratan teknis higiene dan sanitasi jasaboga yaitu: A.Bangunan 1. Lokasi Lokasi jasaboga tidak berdekatan dengan sumber pencemaran seperti tempat sampah umum, WC umum, pabrik cat dan sumber pencemaran lainnya. 2. Langit-langit Bidang langit-langit harus menutupiseluruh atap bangunan, terbuat dari bahan yang permukaannya rata,mudah dibersihkan, tidak menyerap air dan berwarna terang serta tinggi minimal 2,4 meter. 3. Pintu dan Jendela Pintu ruang tempat pengolahan makanan dibuat membuka ke arah luardan dapat menutup sendiri,dilengkapi peralatan anti serangga/lalat seperti kassa, tirai, pintu rangkap. 4. Pencahayaan Intensitas pencahayaan harus cukup untuk dapat melakukan pemeriksaan dan pembersihan serta melakukan pekerjaan secara efektif. Setiap ruang tempat pengolahan makanan dan tempat cuci tangan intensitas pencahayaan sedikitnya 20 foot candle/fc (200 lux) pada titik 90 cm dari lantai. 5. Ventilasi/penghawaan/lubang angin Bangunan atau ruangan tempat pengolahan makanan harus dilengkapi dengan ventilasi sehingga terjadi sirkulasi/peredaran udara. Luas ventilasi yang paling baik yaitu 20% dari luas lantai. 6. Ruang pengolahan makanan Luas tempat pengolahan makanan harus sesuai dengan jumlahkaryawan yang bekerjadan peralatanyang ada diruang pengolahan.Luas lantai dapur yang bebas dari peralatan minimal dua meter persegi (2m2) untuk setiap orang pekerja. B. Fasilitas Sanitasi 1. Tempat cuci tangan Tersedia tempat cuci tangan yang terpisah dari tempat cuci peralatan maupun bahan makanan dilengkapi dengan air mengalir, sabun, saluran pembuangan tertutup, bak penampungan air dan alat pengering. Jumlah tempat cuci tangan disesuaikan dengan jumlah karyawan dengan perbandingan sebagai berikut : -Jumlah karyawan 1 -10 orang : 1 buah tempat cuci tangan -Jumlah karyawan 11 -20 orang : 2 buah tempat cuci tangan 2. Air bersih Air bersih harus tersedia cukup untuk seluruh kegiatan penyelenggaraan jasaboga. Kualitas air bersih harus memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan yang berlaku. 3. Jamban Jasaboga harus mempunyai jamban yang memenuhi syarat higiene sanitasi, jumlah jamban harus cukup, dengan perbandingan sebagai berikut : -Jumlah karyawan : 1-10 orang: 1 buah jamban -Jumlah karyawan : 11-25 orang: 2 buah jamban 4. Kamar mandi Jasaboga harus mempunyai kamar mandi yang dilengkapi dengan air mengalir dan saluran pembuangan air limbah yang memenuhi persyaratan kesehatan. Jumlah kamar mandi harus mencukupi kebutuhan, paling sedikit tersedia, Jumlah karyawan : 1 – 30 orang : 1 buah. 5. Tempat sampah Tempat sampah harus terpisah antara sampah organik dan sampah anorganik. Tempat sampah harus bertutup, tersedia dalam jumlah yang cukup dan diletakkan sedekat mungkin dengan sumber produksi sampah. C.Peralatan Tersediatempat pencucian peralatan, jika memungkinkan terpisah daritempat pencucian bahan pangan.Pencucian peralatan harus menggunakan bahan pembersih/deterjen. D. Ketenagaan Tenaga/karyawan pengolah makanan, berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter.Tidak mengidap penyakit menular sepertitipus, kolera, TBC, hepatitis dll. Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan dengan cara terlindung dari kontak langsung dengan tubuh(menggunakan sarung tangan sekali pakai,penjepit makanan, sendok/garpu).Untuk melindungi pencemaran terhadap makanan menggunakan Celemek/apron, tutup rambut, sepatu kedap air. Perilaku selama bekerja yaitu tidak merokok, tidak memakai perhiasan/asesoris, selalu mencuci tangan (sebelum/setelah bekerjadan setelah keluar dari toilet). Selalu memakai pakaian kerja dan pakaian pelindung dengan benar. Selalumenutup mulut pada saat batuk atau bersin. F. Makanan Makanan yang dikonsumsi harus higienis dan aman yaitu bebas dari cemaran bahan fisik, kimiawi dan bakteri. Kegiatan pokok 1. Kunjungan Tim/Tenaga kesehatan ke salah satu TPM di sekitar dan rincian puskesmas Jekulo kegiatan
2. Memeriksa, mencatat serta memberi masukan dan informasi
mengenai TPM yang memenuhi syarat higiene sanitasi
3. Mencatat masalah/ kriteria syarat higiene sanitasi TPM yang tidak
terpenuhi.
4. Mencari solusi untuk masalah sanitasi dan higiene TPM yang
ditemukan, kemudian menginformasikan pada pemilik usah dan tenaga kerja yang ada di TPM. Cara melaksanakan Kegiatan ini meliputi kunjungan, pemeriksaan, pencatatan serta
kegiatan pemberian masukan dan informasi mengenai TPM yang memenuhi
syarat higiene sanitasi serta memberikan solusi pada masalah TPM yang belum memenuhi syarat. Sasaran Rumah makan, Restoran, Jasa boga / catering, Industri makanan, Kantin, Warung, Makanan jajanan di sekitar daerah Puskesmas Jekulo. Jadwal Kunjungan ini dilakukan pada: pelaksanaan Hari/Tanggal: kegiatan Waktu: Tempat: Monitoring dan 1. Monitoring dilakukan dalam rangka melihat perkembangan, Evaluasi pencapaian serta masalah yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi TPM. Hal-hal yang perlu dimonitor: Bangunan (lokasi, langit-langit, pintu & jendela, pencahayaan, ventilasi, ruang pengolahan makanan) Fasilitas Sanitasi (tempat cuci tangan, air bersih, jamban, kamar mandi, tempat sampah) Peralatan Ketenagaan (kesehatan, APD, perilaku) Makanan 2. Evaluasi dilakukan untuk melihat output serta dampak dari pemberian informasi mengenai TPM yang memenuhi standar melalui survei dengan media kuesioner. Evaluasi diharapkan dapat dilakukan 4 bulan sekali oleh tim/tenaga kesehatan