PENDAHULUAN
Hal ini tentu saja dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia.
Melihat berbagai akibat yang ditimbulkan oleh penyakit ini, tentu saja
cacingan dapat dikategorikan sebagai salah satu masalah kesehatan yang
cukup mengkhawatirkan dan memerlukan penanganan yang serius. Hal ini
terutama karena sebagian besar penderitanya adalah anak – anak atau balita,
yang masih dalam masa pertumbuhan. Selain itu, keadaan lingkungan dan
kebersihan perseorangan juga sangat mempengaruhi penyebaran penyakit ini.
Berkaitan dengan hal itu, diperlukan suatu upaya bersama dan juga kesadaran
untuk menanggulangi penyakit ini.
1.2. Tujuan
PEMBAHASAN
Cacingan merupakan penyakit khas daerah tropis dan sub-tropis, dan biasanya
meningkat ketika musim hujan. Pada saat tersebut, sungai dan kakus meluap, dan
larva (masa hidup setelah telur) cacing menyebar ke berbagai sudut yang sangat
mungkin bersentuhan dan masuk ke dalam tubuh manusia. Larva (masa hidup setelah
telur) cacing yang masuk ke dalam tubuh perlu waktu 1-3 minggu untuk berkembang.
Cacing yang sering menyerang tubuh manusia adalah cacing tambang, cacing
gelang dan cacing kremi.
Cacing merupakan hewan tidak bertulang yang berbentuk lonjong & panjang
yang berawal dari telur/larva hingga berubah menjadi bentuk cacing dewasa. Cacing
dapat menginfeksi bagian tubuh manapun yang ditinggalinya seperti pada kulit, otot,
paru-paru, ataupun usus/saluran pencernaan
- Kebersihan lingkungan
Jika air yang telah tercemar dipakai untuk menyirami tanaman atau aspal
jalan, telur-telur itu naik ke darat. Begitu air mengering, mereka menempel pada
butiran debu. Saking kecilnya telur-telur itu tak akan pecah, meskipun dilindas ban
mobil atau sepeda motor. Bersama debu, telur itu tertiup angin, lalu mencemari
gorengan atau es doger yang dijual terbuka di pinggir-pinggir jalan. Karena menular
lewat makanan, korban cacingan umumnya anak-anak yang biasa jajan di pinggir
jalan. Mereka juga bisa menelan telur cacing dari sayuran mentah yang dicuci kurang
bersih. Misalnya, hanya dicelup-celup di baskom tanpa dibilas dengan air mengalir.
Buang air besar sembarangan juga berbahaya. Prosesnya kotoran yang mengandung
telur cacing mencemari tanah lalu telur cacing menempel di tangan atau kuku lalu
masuk ke mulut bersama makanan. Kotoran yang dikerumuni lalat kemudian lalat
hinggap di makanan, juga bisa masuk melalui mulut.
Tanah yang mengandung larva cacing dan masuk melalui pori – pori tubuh.
Selain melalui makanan yang tercemar oleh larva cacing, cacing juga masuk ke tubuh
manusia melalui kulit (pori-pori). Dari tanah, misalnya lewat kaki anak telanjang yang
menginjak larva atau telur. Bisa juga larva cacing masuk melalui pori-pori, yang
biasanya ditandai dengan munculnya rasa gatal
Pada kasus ringan cacingan memang tidak menimbulkan gejala nyata, tetapi
pada kasus-kasus infeksi berat bisa berakibat fatal. Cacing dapat bermigrasi ke organ
lain yang menyebabkan infeksi pada usus dan dapat berakhir pada kematian.
Infeksi usus akibat cacingan, juga berakibat menurunnya status gizi penderita yang
menyebabkan daya tahan tubuh menurun sehingga memudahkan terjadinya infeksi
penyakit lain termasuk HIV/AIDS, Tuberkulosis dan Malaria.
Dampaknya dapat dilihat dari terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak-
anak, komplikasi kehamilan, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), kerusakan tubuh
secara signifikan hingga kecacatan, kebutaan, stigma sosial, serta produktivitas
ekonomi dan pendapatan rumah tangga yang menurun. Bisa juga terjadi “erratic“,
yakni, cacing keluar keluar lewat hidung atau mulut.”
– Cacing Tambang
Cacing tambang Hospes parasit ini adalah manusia, Cacing dewasa hidup di
rongga usus halus dengan giginya melekat pada mucosa usus. Cacing betina
menghasilkan 9.000 – 10.000 butir telur sehari. Cacing betina mempunyai panjang
sekitar 1 cm, cacing jantan kira-kira 0,8 cm, cacing dewasa berbentuk seperti huruf S
atau C dan di dalam mulutnya ada sepasang gigi. Daur hidup cacing tambang adalah
sebagai berikut, telur cacing akan keluar bersama tinja, setelah 1 – 1,5 hari dalam
tanah, telur tersebut menetas menjadi larva rabditiform. Dalam waktu sekitar 3 hari
larva tumbuh menjadi larva filariform yang dapat menembus kulit dan dapat bertahan
hidup 7–8 minggu di tanah. Setelah menembus kulit, larva ikut aliran darah ke
jantung terus ke paru-paru. Di paru-paru menembus pembuluh darah masuk ke
bronchus lalu ke trachea dan laring. Dari laring, larva ikut tertelan dan masuk ke
dalam usus halus dan menjadi cacing dewasa. Infeksi terjadi bila larva filariform
menembus kulit atau ikut tertelan bersama makanan.
- Cacing Cambuk
Gejala Umum
Perut buncit, badan kurus, rambut seperti rambut jagung, lemas dan cepat
lelah, muka pucat, serta mata belekan. sakit perut, diare berulang dan kembung, kolik
yang tidak jelas dan berulang,
Gejala Khusus
- Cacing Gelang
- Cacing Tambang
- Cacing Kremi
Telur cacing ini masuk ke dalam tubuh melalui mulut, lalu bersarang di usus
besar. Setelah dewasa, cacing berpindah ke anus. Dalam jumlah banyak, cacing ini
bisa menimbulkan gatal-gatal di malam hari. Tidak heran bila si kecil nampak rewel
akibat gatal-gatal yang tidak dapat ditahan. Olesi daerah anusnya dengan baby oil dan
pisahkan semua peralatan yang bisa menjadi media penyebar, seperti handuk, celana,
pakaian.
2.8 Pengobatan
Setiap enam bulan sekali pada masa usia tumbuh, yaitu usia 0 sampai sekitar
usia 15 tahun, anak diberi obat cacing.” Jangka waktu enam bulan ini untuk
memotong siklus kehidupan cacing.
2.9 Pencegahan
5. Bilas sayur mentah dengan air mengalir atau mencelupkannya beberapa detik
ke dalam air mendidih.
10. Mandi dan membersihkan badan paling sedikit dua kali sehari
11. Memakai alas kaki bila berjalan di tanah, dan memakai sarung tangan bila
melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan tanah
12. Menutup makanan dengan tutup saji untuk mencegah debu dan lalat
mencemari makanan tersebut :
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Cacingan merupakan penyakit khas daerah tropis dan sub-tropis, dan biasanya
meningkat ketika musim hujan. Pada saat tersebut, sungai dan kakus meluap, dan
larva (masa hidup setelah telur) cacing menyebar ke berbagai sudut yang sangat
mungkin bersentuhan dan masuk ke dalam tubuh manusia. Larva (masa hidup setelah
telur) cacing yang masuk ke dalam tubuh perlu waktu 1-3 minggu untuk berkembang.
Cacing yang sering menyerang tubuh manusia adalah cacing tambang, cacing gelang
dan cacing kremi.
Cacing merupakan hewan tidak bertulang yang berbentuk lonjong & panjang yang
berawal dari telur/larva hingga berubah menjadi bentuk cacing dewasa. Cacing dapat
menginfeksi bagian tubuh manapun yang ditinggalinya seperti pada kulit, otot, paru-
paru, ataupun usus/saluran pencernaan
Gejala Umum
Perut buncit, badan kurus, rambut seperti rambut jagung, lemas dan cepat
lelah, muka pucat, serta mata belekan. sakit perut, diare berulang dan kembung, kolik
yang tidak jelas dan berulang,
Gejala Khusus
- Cacing Gelang
- Cacing Cambuk
- Cacing Tambang
- Cacing Kremi
Telur cacing ini masuk ke dalam tubuh melalui mulut, lalu bersarang di usus
besar. Setelah dewasa, cacing berpindah ke anus. Dalam jumlah banyak, cacing ini
bisa menimbulkan gatal-gatal di malam hari. Tidak heran bila si kecil nampak rewel
akibat gatal-gatal yang tidak dapat ditahan. Olesi daerah anusnya dengan baby oil dan
pisahkan semua peralatan yang bisa menjadi media penyebar, seperti handuk, celana,
pakaian.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://rafflesia.wwf.or.id
2. http://www.depkes.go.id
3. www.kompas.com
4. www.wikipedia.com
5. www.jawaban.com/news/health/detail.php?
id_news=080404224927 – 41k
6. www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?
newsid1173778072,23183, – 18k
7. www.antara.co.id/arc/2008/11/7/60-persen-
penduduk-indonesia
8. www.menkokesra.go.id/content/view/9744/39/ –
32k
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Waktu : 30 menit
I. TUJUAN
c. Kegiatan Pengajaran
NO TAHAP KEGIATAN MEDIA
1. Pembukaan Perkenalan
Menjelaskan Tujuan dan materi
(5 menit)
yang akan di persentasikan.
II. MEDIA
1. Leaflet
2. Flipchart
3. Brosur
III.METODE
1. Ceramah
IV. EVALUASI
1. Standar Persiapan
a. Menyiapkan materi penyuluhan
b. Menyiapkan tempat
c. Menyiapkan leaflet
d. Menyiapkan brosur
2. Standar Proses
a. Memberi penyuluhan dan menjelaskan materi penyuluhan
b. Mengevaluasi kehadiran dan keaktifan peserta dari awal sampai akhir
3. Evaluasi hasil
Bentuk lisan :
V. LAMPIRAN
1. Materi
2. Leaflet
3. Brosur
MAKALAH PENYULUHAN KESEHATAN
“ PENYAKIT CACINGAN”
DISUSUN OLEH :
RIRI ANTIKA
CI PEMBIMBING :
PEKANBARU
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesempatan dan kesehatan sehinnga penulis dapat menyelesaikan makalah
penyuluhan tepat pada waktunya yang berjudul “ PENYAKIT CACINGAN “.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini penyuluhan ini masih
jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis