Anda di halaman 1dari 34

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Perusahaan

5.1.1 Sejarah Perusahaan DSL Ecommerce LLC Jimbaran

Perusahaan DSL Ecommerce LLC Jimbaran merupakan suatu

perusahaan swasta yang bergerak dibidang e-commerce (jual beli online)

dengan dibentuk pada bulan Desember 2014 dengan nama Mean Threads

Limited yang berpusat di Suite 507 City House Friargate, United

Kingdom, PR1 2EF. Perusahaan tersebut didirikan oleh David Sinclair

Linder. September 2016 nama perusahaan Mean Threads Limited berubah

nama perusahaan menjadi DSL E-commerce LLC, dengan mengubah

nama tersebut diharapkan dapat membawa keberuntungan yang

berkepanjangan bagi perusahaan.

Perusahaan DSL E-commerce LLC Jimbaran merupakan pusat

belanja online yang menawarkan berbagai jenis produk mulai dari fashion

wanita maupun fashion pria. Dengan website berbelanja online yaitu

www.serpenturbanclothing.com

Perusahaan DSL E-commerce LLC Jimbaran menjamin

kenyamanan konsumen ketika konsumen browsing produk yang sedang

dicari dan juga menjamin opsi pembayaran yang aman. Pilihan

pembayaran termasuk kartu kredit, cash on delivery, Bank transfer, Mobile

banking dan bahkan melalui layanan pembayaran online seperti halnya

PayPall.

116
Semakin meningkatnya permintaan dan meluasnya pemasaran

mendorong perusahaan untuk memperluas usahanya, sehingga perusahaan

DSL E-commerce LLC membuat anak perusahaan di Indonesia yang

beralamat di Jalan Nuansa Udayana VI No.3 Jimbaran, Kuta Selatan,

Badung Regency, Bali 80361.

5.1.2 Visi dan Misi Perusahaan DSL Ecommerce LLC Jimbaran

1. Visi Perusahaan DSL Ecommerce LLC Jimbaran adalah:


a. Menjadi Perusahaan yang terdepan dibidang ecommerce (retail online)
2. Misi DSL Ecommerce LLC Jimbaran adalah:
a. Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan
b. Menjadikan kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama perusahaan

5.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan DSL Ecommerce LLC Jimbaran

Di dalam suatu perusahaan bagaimanapun bentuk perusahaan

tersebut tentu akan mempunyai struktur organisasi untuk memisahkan

wewenang dan tanggung jawab, dari masing-masing orang yang yang

duduk dalam perusahaan tersebut.

Demikian juga halnya dengan suatu perusahaan retail online, untuk

mewujudkan hal tersebut langkah pertama yang diambil oleh seseorang

pimpinan adalah menetapkan pekerjaan apa yang harus dikerjakan. Maka

dari itu, struktur organisasi mutlak diperlukan pada setiap perusahaan

dalam upaya menghindari pelemparan tanggung jawab, bawahan bekerja

tidak sesuai dengan fungsinya dan pada akhirnya perusahaan tersebut tidak

dapat bekerja secara efisien.

Struktur organisasi yang diterapkan pada perusahaan DSL E-

commerce LLC Jimbaran adalah struktur organisasi garis (lini), dimana

seluruh perintah mengalir dari puncak pimpinan kepada bawahannya.

116
Untuk lebih jelasnya bagaimana struktur organisasi pada perusahaan DSL

E-commerce LLC Jimbaran seperti yang disajikan pada gambar 5.1

berikut ini:

Gambar 5.1
Struktur Organisasi Perusahaan DSL E-commerce LLC Jimbaran

DIREKTUR

BRANCH MANAGER

HRD MANAGER

CUSTOMER SERVICE ADMINISTRATION DIGITAL MARKETING


SPV SPV SPV

CUSTOMER SERVICE ADMINISTRATION DIGITAL MARKETING


TEAM TEAM TEAM

ACCOUNTING TEAM SOSIAL MEDIA


ADMINISTRATION

MARKETING TEAM

LOGISTIC TEAM DESIGN GRAPHIC

OFFICE BOYS & TEHKNISI


OFFICE GIRL

5.1.4 Tugas dan Kewajiban Masing-masing Bagian


1. Direktur
Tugas:
a. Memimpin perusahaan sesuai dengan aturan – aturan perusahaan
b. Memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan
c. Menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan

116
2. Branch Manager
Tugas:
a. Merencanakan langkah strategis cabang, mengatur penjadwalan kunjungan
dan target sales untuk pencapaian target penjualan secara maksimal
b. Memonitor dan mengevaluasi pasar dan kompetitor untuk melihat

kedudukan cabang dengan pasar sejenis di area yang sama, menganalisa

kebutuhan pasar untuk menyusun dan mengusulkan strategi penjualan


3. HRD (Human Resources Departement) Manager
Tugas:
a. Bertanggung jawab untuk melakukan rekruitmen dan seleksi calon

karyawan baru
b. Bertugas untuk mengembangkan dan memberikan pelatihan karyawan
c. Memberikan kompensasi dan perlindungan setiap karyawan
4. Customer Service Supervisor
Tugas:
a. Memonitoring dan bertanggung jawab dalam memastikan semua
pekerjaan dilaksanakan dengan baik tertuma dalam bidang customer

service.
5. Administration Supervisor
Tugas:
a. Memonitoring dan bertanggung jawab dalam memastikan semua
pekerjaan dilaksanakan dengan baik tertuma dalam bidang administration.
6. Digital Marketing Supervisor
Tugas:
a. Memonitoring dan bertanggung jawab dalam memastikan semua
pekerjaan dilaksanakan dengan baik tertuma dalam bidang social media.
7. Customer Service Team
Tugas:
a. Bertanggung jawab dalam memberikan kepuasan melalui pelayanan yang

diberikan seseorang kepada kliennya dalam menyelesaikan masalah

dengan memuaskan. Pelayanan yang diberikan termasuk menerima

keluhan atau masalah yang dihadapi.


8. Administration Team
Tugas:
a. Memastikan segala kegiatan yang bersifat administratif atau ketatausahaan

kantor atau perusahaan berjalan dengan baik dan lancar.


9. Digital Marketing Team
Tugas:

116
a. Memiliki tugas sebagai pemikir serta pembuat konsep ide kampanye

marketing dalam ranah digital yang jangkauannya menyeluruh.

10. Accounting Team


Tugas:
a. Melakukan pengaturan administrasi keuangan perusahaan
b. Menyusun dan membuat anggaran pengeluaran perusahaan secara periodik

(bulanan atau tahunan).


c. Menyusun dan membuat surat-surat yang berhubungan dengan perbankan

dan kemampuan keuangan perusahaan.


11. Social Media Administration
Tugas:
a. Bertanggung jawab dalam pemasaran dan interaksi yang terjadi media

sosial.
b. Merancang dan melakukan interaksi dengan pelanggan dan calon

pelanggan.
12. Marketing Team
Tugas:
a. Bertugas dalam menghasilkan pendapatan bagi perusahaan dengan cara

menjual produk perusahaan tersebut.


b. Bertugas dalam menjalin hubungan baik dengan pelanggan dan

masyarakat serta menjembatani antara perusahaan dengan lingkungan

eksternal.
c. Bertugas untuk menyerap informasi dan menyampaikan kepada

perusahaan tentang segala sesuatu yang bermanfaat untuk meningkatkan

kualitas dan penjualan produk

13. Design Graphic


Tugas:
a. Berpikir kreatif untuk menghasilkan ide-ide dan konsep-konsep baru dan

mengembangkan desain interaktif


b. Bekerja sebagai bagian dari tim dengan copywriter, fotografer, penata,

ilustrator, desainer lain, account executive, pengembang web, dan spesialis

pemasaran.

116
14. Tehknisi
Tugas:
a. Melaksanakan pemeliharaan dibidangnya
b. Memonitoring parameter yang ada untuk mencegah gangguan yang timbul

dan menjaga kerusakan yang lebih fatal.


15. Logistic Team
Tugas:
a. Merumuskan strategi logistik (pengadaan barang dan/atau jasa) dan

kegiatan kerumahtanggaan perusahaan


b. Mengelola stock dan distribusi peralatan atau perlengkapan kepada unit

kerja untuk menunjang pelaksanaan tugas perusahaan


c. Melaksanakan dan mengendalikan kegiatan pengadaan barang dan jasa;
16. Office Boys dan Office Girl
Tugas:
a. Membersihkan dan merapikan seluruh area perusahaan
b. Membelikan dan menyiapkan makan dan minum karyawan.
c. Membereskan piring, gelas, & perlengkapan makan siang karyawan.

Membuang sampah yang ada di ruang kerja dan areal tanggung jawabnya.

5.2 Hasil Analisis Data dan Pembahasan

5.2.1 Hasil Analisis Deskriptif

1. Karakteristik Responden

Data yang dianalisis dalam penelitian ini berdasarkan pada hasil

pengumpulan dari distribusi kuesioner ke seluruh responden sebanyak 45

orang. Untuk analisis deskriptif, tahap awal dilakukan analisis terhadap

karakteristik responden yang disajikan pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1
Karakteristik Responden

No. Karakteristik Jumlah (Orang) Presentase (%)


1 Jenis Kelamin :
Laki-Laki 29 64,4
Perempuan 16 35,6
Total 45 100
2 Pendidikan :
SMA 13 28,9
Diploma 7 15,6

116
No. Karakteristik Jumlah (Orang) Presentase (%)
S1 25 55,5
Total 45 100
3 Usia :
<25 tahun 7 15,6
26-35 tahun 21 46,6
>36 tahun 17 37,8
Total 45 100
4 Masa kerja :
1-5 tahun 13 28,9
6-10 tahun 20 44.4
>11 tahun 12 26.7
Total 45 100
Sumber: Lampiran 2

Data diperoleh dengan menggunakan teknik population sampling

atau teknik pelaksanaanya dilakukan dengan mengambil semua sampel

yang ada didalam populasi, karena jumlah sampel atau subyek penelitian

yang tidak mencapai 100 orang. Data deskripsi digunakan sebagai

gambaran secara umum mengenai kondisi responden sebagai informasi

tambahan dalam penelitian.


a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin menurut

Khoiron (2010) jenis kelamin mempunyai pengaruh bagi setiap individu

dalam mengambil keputusan terhadap masalah yang dihadapi.

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Pada Perusahaan DSL

E-commerce LLC Jimbaran dapat disajikan pada gambar 5.2.

Gambar 5.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

116
Sumber: Hasil data primer diolah, 2018

Berdasarkan Gambar 5.2 karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin, dilaporkan responden laki-laki memiliki distribusi lebih besar

yaitu sebanyak 29 orang (64.4%) sedangkan responden perempuan

memiliki distribusi sebanyak 16 orang (35.6%).

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendididikan seseorang dapat berpengaruh terhadap

tingkat pemahaman yang dimiliki tentang fenomena sosial yang ada

disekitar dan juga terhadap aktifitas yang dilakukan. Semakin tinggi

pendidikan seseorang semakin tinggi pemahaman terhadap tindakan atau

kegiatan yang dilakukannya (Khoiron, 2010). Karakteristik responden

berdasarkan tingkat pendidikan dapat disajikan pada gambar 5.3.

Gambar 5.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

116
Sumber: Hasil data primer diolah, 2018

Berdasarkan pada Gambar 5.3 karakteristik berdasarkan tingkat

pendidikan, tampak karyawan Perusahaan DSL Ecommerce LLC Jimbaran

mayoritas berpendidikan sarjana S1 yaitu sebanyak 25 orang (55.5%),

berikutnya yang berpendidikan diploma sebanyak 7 orang (15.6%), dan

berpendidikan SMA yaitu sebanyak 13 orang (28.9%).

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia


Karakteristik responden berdasarkan usia akan menggambarkan

bagaimana sifat dan tindakan seseorang terutama dalam melakukan

pekerjaan di dalam sebuah perusahaan (Khairon, 2010). Karakteristik

responden berdasarkan usia pada Perusahaan DSL E-commerce LLC

Jimbaran dapat disajikan pada Gambar 5.4.


Gambar 5.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

116
Sumber: Hasil data primer diolah, 2018

Berdasarkan Gambar 5.4 bahwa karakteristik responden

berdasarkan usia menunjukkan responden yang berusia dibawah 26-35

tahun memiliki jumlah terbanyak dengan distribusi sebanyak 21 orang

(46.7%). Selanjutnya, diikuti usia responden diatas 36 tahun sebanyak 17

orang (37.8%) dan usia responden dibawah 25 tahun sebanyak 7 orang

(15.6%).

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja


Masa kerja berpengaruh terhadap kecenderungan para pekerja

dalam melakukan aktivitas kerja, sehingga dapat dikatakan bahwa masa

kerja yang lama menunjukkan pengalaman yang lebih dari seseorang

dengan rekan kerja yang lain (Siagian, 2012). Karakteristik responden

berdasarkan masa kerja pada Perusahaan DSL E-commerce LLC Jimbaran

dapat disajikan pada Gambar 5.5.

Gambar 5.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Sumber: Hasil data primer diolah, 2018

116
Berdasarkan Gambar 5.5 karakteristik responden berdasarkan masa

kerja menunjukkan responden yang memiliki masa kerja 6-10 tahun

memiliki jumlah terbanyak dengan distribusi sebanyak 20 orang (44.4%).

Selanjutnya, diikuti masa kerja diantara 1-5 tahun sebanyak 13 orang

(28.9%) dan masa kerja diatas 11 tahun sebanyak 12 orang (26.7%).

2. Deskripsi Variabel Penelitian

Dalam deskripsi variabel akan diuraikan persepsi responden

terhadap variabel role stress, burnout, work family conflict dan intention

to leave pada Perusahaan DSL Ecommerce


RangeLLC Jimbaran, untuk

menetapkan penilaian secara kuantitatif menggunakan skala interval

dengan mengintregasikan rata-rata skor menurut kategori penilaiannya:

Rumus (Interval Kelas) =


K (Jumlah Klasifikasi)
Diketahui :

R = Selisih antara nilai tertinggi dan nilai terendah 5 – 1 = 4

K = Jumlah Klasifikasi = 5

Perhitungan

C (Interval Kelas) = = 0.8

Maka dari hasil ini diketahui batas-batas klasifikasi (kriteria)

dengan kategori penilaian dapat disajikan pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2
Kriteria Penilaian Jawaban Kuesioner

Kriteria Kategori Penelitian

116
1,00-1,80 Sangat tidak tinggi
1,81-2,60 Kurang tinggi
2,61-3,40 Cukup baik
3,41-4,20 Tinggi
4,21-5,00 Sangat tinggi
Sumber: Sugiyono (2017:93)

a. Deskripsi Variabel Role stress (X1)

Deskripsi data tanggapan responden terhadap variabel role stress

(X1) yang disebarkan kepada 45 orang responden dalam penelitian ini

dicerminkan melalui tiga indikator yaitu konflik peran (X1.1), ketidak

jelasan peran (X1.2) dan kelebihan peran (X1.3). Adapun deskripsi

responden terhadap variable role stress (X1) pada Perusahaan DSL

Ecommerce LLC Jimbaran dapat disajikan pada tabel 5.3.

Tabel 5.3
Deskripsi Variabel Role Stress (X1)

Respon (dalam %) Kriteria


Rerata
Indikator
(Mean)
1 2 3 4 5
X1.1 Konflik peran
4.4 24.4 20.0 44.4 6.7 3.24 Cukup tinggi
X1.2 Ketidak jelasan
8.9 22.2 24.4 35.6 8.9 3.13 Cukup tinggi
peran
X1.3 Kelebihan peran - - 53.3 46.7 - 3.46 Tinggi
Role stress (X1) 3.28 Cukup tinggi

Sumber: Lampiran 4

Berdasarkan Tabel 5.3 di atas menunjukkan bahwa variabel role

stress (X1) pada Perusahaan DSL Ecommerce LLC Jimbaran dengan

kriteria cukup tinggi. Hal ini didasarkan pada nilai rerata (mean) variabel

role stress (X1) yaitu sebesar 3.28.

116
Informasi lain yang dapat disampaikan dari ketiga indikator

menyatakan bahwa indikator kelebihan peran (X1.3) dengan pernyataan

target dan tuntutan tugas melampaui kemampuan saya memperoleh

tanggapan tertinggi dengan nilai rerata sebesar 3.28.

Sedangkan indikator konflik peran (X1.1) dengan pernyataan sulit

bekerjasama dengan team kerja akibat persaingan memperoleh tanggapan

lebih kecil dibandingkan indikator kelebihan peran (X1.3) dengan nilai

rerata sebesar 3.24.

Indikator ketidak jelasan peran (X1.2) dengan pernyataan saya tidak

memahami tugas bila diberikan secara tiba-tiba memperoleh tanggapan

terendah dengan nilai rerata sebesar 3.13.

Berdasarkan hasil tersebut, variabel role stress (X1) pada

Perusahaan DSL Ecommerce LLC Jimbaran yang tertinggi pada indikator

kelebihan peran (X1.3) sampai dengan yang terendah pada indikator ketidak

jelasan peran (X1.2)

b. Deskripsi Variabel Burnout (X2)

Deskripsi data tanggapan responden terhadap variabel burnout (X2)

yang disebarkan kepada 45 orang responden dalam penelitian ini

dicerminkan melalui empat indikator yaitu physical exhaustion (kelelahan

fisik) (X2.1), emotional exhaustion (kelelahan emosional) (X2.2), diminished

personal accomplishment (kehilangan jati diri) (X1.3) dan

depersonalization (depresi). Adapun deskripsi responden terhadap variable

burnout (X2) pada Perusahaan DSL Ecommerce LLC Jimbaran dapat

disajikan pada Tabel 5.4.

116
Tabel 5.4
Deskripsi Variabel Burnout (X2)

Respon (dalam %) Rerata Kriteria


Indikator
1 2 3 4 5 (Mean)
X2.1 Physical exhaustion (kelelahan fisik) - 4.4 51.1 42.2 2.2 3.42 Tinggi
X2.2 Emotional exhaustion (kelelahan
- 6.7 40.0 48.9 4.4 3.51 Tinggi
emosional)
X2.3 Diminished personal accomplishment Cukup
- 15.6 48.9 33.3 2.2 3.22
(kehilangan jati diri) tinggi
X2.4 Depersonalization (depresi)
- 4.4 51.1 42.2 2.2 3.42 Tinggi
Burnout (X2) 3.41 Tinggi
Sumber: Lampiran 4

Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan bahwa variabel burnout (X2)

pada Perusahaan DSL Ecommerce LLC Jimbaran dengan kriteria tinggi.

Hal ini didasarkan pada nilai rerata (mean) variabel burnout (X2) yaitu

sebesar 3.41.

Informasi lain yang dapat disampaikan adalah indikator

emotional exhaustion (kelelahan emosional) (X2.2) dengan pernyataan saya

merasakan emosi saya terkuras karena tekanan terhadap target pekerjaan

memperoleh tanggapan tertinggi dengan nilai rerata sebesar 3.51.

Sedangkan physical exhaustion (kelelahan fisik) (X2.1) dengan

pernyataan saya merasa kurang bergairah dalam bekerja sehingga sering

melakukan kesalahan memperoleh tanggapan dengan nilai rerata sebesar

3.42.

Indikator depersonalization (depresi) (X2.4) dengan pernyataan

saya merasa letih, lemah, lesu dan frustasi dengan beban pekerjaan saat ini

memperoleh tanggapan dengan nilai rerata sebesar 3.42.

Indikator diminished personal accomplishment (kehilangan jati

diri) (X2.3) dengan pernyataan saya sering merasa tidak puas karena tidak

116
mampu menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk memperoleh tanggapan

terendah dengan nilai rerata sebesar 3.22.

Berdasarkan hasil tersebut, variabel burnout (X2) pada Perusahaan

DSL Ecommerce LLC Jimbaran yang tertinggi pada indikator emotional

exhaustion (kelelahan emosional) (X2.2) sampai dengan yang terendah

indikator diminished personal accomplishment (kehilangan jati diri) (X2.3)

c. Deskripsi Variabel Work Family Conflict (X3)

Deskripsi data tanggapan responden terhadap variabel work family

conflict (X3) yang disebarkan kepada 45 orang responden dalam penelitian

ini dicerminkan melalui tiga indikator yaitu time based conflict (X2.1),

strain based conflict (X2.2) dan bahavior conflict (X1.3). Adapun deskripsi

responden terhadap work family conflict pada Perusahaan DSL

Ecommerce LLC Jimbaran dapat disajikan pada Tabel 5.5 berikut ini:

Tabel 5.5
Deskripsi Variabel Work Family Conflict (X3)

Respon (dalam %) Rerata Kriteria


Indikator
1 2 3 4 5 (Mean)
Time based conflict
X3.1 - 13.3 17.8 51.1 17.8 3.73 Tinggi
Strain based conflict
X3.2 - 15.6 26.7 46.7 11.1 3.53 Tinggi
Bahavior conflict
X3.3 4.4 13.3 33.3 28.9 20.0 3.46 Tinggi
Work Family Conflict (X3) 3.57 Tinggi
Sumber: Lampiran 4

Berdasarkan Tabel 5.5 di atas, deskripsi responden terhadap

variabel work family conflict (X3) menunjukkan bahwa work family conflict

pada Perusahaan DSL Ecommerce LLC Jimbaran dengan kriteria tinggi.

116
Hal ini didasarkan pada nilai rerata (mean) variabel worf family conflict

(X3) yaitu sebesar 3.57.

Informasi lain yang dapat disampaikan adalah indikator time based

conflict (X3.1) dengan pernyataan saya memiliki terlalu banyak pekerjaan

dalam waktu yang bersamaan memperoleh tanggapan tertinggi dengan nilai

rerata sebesar 3.73.

Sedangkan indikator strain based conflict (X3.2) dengan pernyataan

saya merasa dalam suatu penugasan, saya mengerjakan pekerjaan yang

seharusnya dikerjakan lebih dari satu orang, tetapi saya kerjakan sendiri

memperoleh tanggapan dengan nilai rerata sebesar 3.53.

Indikator bahavior conflict (X3.3) dengan pernyataan karena

banyaknya waktu yang tersita dalam menjalankan tugas dan tanggung

jawab pada pekerjaan yang diemban membuat saya sulit untuk memenuhi

tanggung jawab keluarga mendapat tanggapan terendah dengan nilai rerata

sebesar 3.46.

Berdasarkan hasil tersebut, variabel work family conflict (X3) pada

Perusahaan DSL Ecommerce LLC Jimbaran yang tertinggi indikator time

based conflict (X3.1) sampai dengan yang terendah pada indikator bahavior

conflict (X3.3).

d. Deskripsi Variabel Intention to leave (Y)

Deskripsi data tanggapan responden terhadap variabel intention to

leave (Y) yang disebarkan kepada 45 orang responden dalam penelitian ini

dicerminkan melalui tiga indikator yaitu thingking of quitting (Y1.1),

116
intention to search for alternatives (Y1.2) dan intention to quit (Y1.3).

Adapun deskripsi responden terhadap intention to leave pada Perusahaan

DSL Ecommerce LLC Jimbaran dapat disajikan pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6

Respon (dalam %) Rerata Kriteria


Ukuran
1 2 3 4 5 (Mean)
Y1.1 Thingking of quitting - - 53.5 46.7 - 3.46 Tinggi
Y1.2 Intention to search for
4.4 13.3 33.3 28.9 20.0 3.46 Tinggi
alternatives
Y1.3 Intention to quit - - 53.3 46.7 - 3.46 Tinggi
Intention to leave (Y) 3.46 Tinggi
Deskripsi Variabel Intention to Leave (Y)
Sumber: Lampiran 4
Berdasarkan Tabel 5.6 menunjukkan bahwa variabel intention to

leave (Y) pada Perusahaan DSL Ecommerce LLC Jimbaran dengan

kriteria tinggi. Hal ini didasarkan pada nilai rerata (mean) variabel

intention to leave (Y) yaitu sebesar 3.46.

Informasi lain yang dapat disampaikan adalah ketiga indikator

intention to leave (Y) pada Perusahaan DSL Ecommerce LLC Jimbaran

memiliki nilai rerata yang sama sebesar 3.46.

Intention to leave pada Perusahaan DSL Ecommerce LLC

Jimbaran cenderung tercermin pada ketiga indikator thingking of quitting

116
(Y1.1) dengan pernyataan karyawan sering berfikir untuk keluar dari

pekerjaan.

Indikator intention to search for alternatives (Y1.2) dengan

pernyataan karyawan mencari informasi tentang kondisi perusahaan lain

untuk meninggalkan perusahaan saat ini.

Sedangkan indikator intention to quit (Y1.3) dengan pernyataan

peluang untuk diterima diperusahaan lain sangat besar sehingga karyawan

berkeinginan untuk meninggalkan perusahaan saat ini.

Berdasarkan hasil tersebut, variabel intention to leave (Y) pada

Perusahaan DSL Ecommerce LLC Jimbaran yang tertinggi sampai dengan

terendah tercermin dari ketiga indikator intention to leave (Y) yaitu :

thingking of quitting (Y1.1) , intention to search for alternatives (Y1.2) dan

intention to quit (Y1.3) dengan nilai reratan yang sama sebesar 3.46.

5.2.2 Hasil Analisis Inferensial

1. Uji Asumsi Klasik

Model regresi dikatakan model yang baik apabila dalam model

tersebut bebas dari asumsi klasik statistik. Suatu model regresi linier

berganda secara teoritis akan menghasilkan nilai parameter penduga yang

tepat bila memenuhi persyaratan asumsi klasik regresi, yaitu: uji

normalitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas. Hasil pengujian

asumsi klasik yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Uji Multikolinieritas

116
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengatahui ada tidaknya

hubungan linear diantara variabel bebas dalam model regresi. Dari

pengolahan data yang dilakukan dengan SPSS dapat disajikan pada tabel

5.7.

Tabel 5.7
Hasil Pengujian Multikolinearitas Variabel
Role stress (X1), Burnout (X2) dan Work Family Conflict (X3)

Model Collinearity Statistics


Tolerance VIF
1 Role stress 0.643 1.554
Burnout 0.981 1.019
Work family conflict 0.648 1.543
a. Dependent Variable: intention to leave
Sumber: Lampiran 5

Model regresi dikatakan tidak terjadi masalah multikolinearitas jika

tolerance lebih dari 0.10 dan VIF kurang dari 10. Pada Tabel 5.7 variabel

role stress memiliki nilai tolerance sebesar 0.643> 0.10 dan VIF sebesar

1.554< 10, burnout memiliki nilai tolerance sebesar 0.981> 0.10 dan nilai

VIF sebesar 1.019< 10 dan work family conflict memiliki nilai tolerance

sebesar 0.648 dan VIF sebesar 1.543<10, maka disimpulkan model regresi

tidak terkena multikolinieritas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengatahui apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan

116
ke pengamatan lain. Dari pengolahan data yang dilakukan dengan SPSS

menunjukkan hasil yang dapat disajikan pada Tabel 5.8.

Tabel 5.8
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model T Sig.
1 (Constant) 0.745 0.460
Role stress -1.020 0.314
Burnout 0.477 0.636
Work family conflict 1.399 0.169
a. Dependent Variable: RES2
Sumber: Lampiran 5

Model regresi dikatakan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas

jika variabel independen memiliki nilai probabilitas signifikansi di atas

kepercayaan 5%. Pada Tabel 5.8 variabel role stress memiliki nilai

signifikansi 0.314 > 0.05. Begitupula dengan variabel burnout memiliki

nilai signifikansi 0.636 > 0.05. Work family conflict memiliki nilai

signifikansi 0.169 > 0.05, maka disimpulkan model regresi tidak terkena

masalah heteroskedastisitas.

c. Uji Normalitas

Pengujian normalitas distribusi data sampel dilakukan dengan

menggunakan statistic Kolmogorov-Smirnov. Data sampel dikatakan

berdistribusi normal jika koefisien Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari α

= 5 %. Dari pengolahan data yang dilakukan dengan SPSS menunjukkan

hasil yang dapat disajikan pada Tabel 5.9.

116
Tabel 5.9
Hasil Pengujian Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 45
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation .33852177
Most Extreme Absolute .115
Differences Positive .115
Negative -.091
Test Statistic .115
Asymp. Sig. (2-tailed) .162c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Lampiran 5

Berdasarkan Tabel 5.9 dapat diketahui bahwa kolmogrov-Smirnov

Test diperoleh nilai 0.115 dan Asymp.sig sebesar 0.162 yaitu lebih besar

dari 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa data yang diperoleh berdistribusi

normal

2. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis regresi linier berganda digunakan untuk

mengetahui pengaruh/hubungan antara variabel independen (role stress,

burnout dan work family conflict) terhadap variabel dependen (intention to

leave).

Hasil dari analisis regresi linier berganda dapat disajikan pada

Tabel 5.10.

116
Tabel 5.10

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Pengaruh Role Stress, Burnout


dan Work Family Conflict Terhadap Intention to Leave

Koef. Regresi
Variabel T Sig. t
B β
Konstanta 1.012 2.152 0.037
Role stress (X1) 0.158 0.226 1.669 0.003
Burnout (X2) 0.256 0.258 2.357 0.023
Work family conflict (X3) 0.295 0.516 3.828 0.000
r Korelasi = 0.719 Fhitung = 14.652
Adj R Square = 0.482 Signifikansi F = 0.000
Variabel Terikat: intention to leave (Y)
a. Dependent Variable: intention to leave
Sumber: Lampiran 5

Y = 1.012 + 0.158 X1 + 0.256 X2 + 0.295 X3

Dari hasil persamaan regresi diatas dapat dimaknai :

a. b1 0.158 artinya bila role stress (X1) meningkat sedangkan burnout (X2)

dan work family conflict (X3) tetap maka intention to leave karyawan (Y)

semakin meningkat.
b. b2 0.256 artinya bila burnout (X2) meningkat sedangkan role stress (X1)

dan work family conflict (X3) tetap maka intention to leave karyawan (Y)

semakin meningkat.
c. b3 0.295 artinya bila work family conflict (X3) meningkat sedangkan role

stress (X1) dan burnout (X2) tetap maka intention to leave karyawan (Y)

semakin meningkat.

3. Hasil Analisis Korelasi Berganda

Analisis korelasi digunakan untuk menganalisis ada atau tidaknya

hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Berdasarkan hasil

olahan dengan SPSS yang dicantumkan pada Tabel 5.10 diperoleh angka

koefisien korelasi 0.719 berada diantara 0.61-0.80. Ini berarti terdapat

116
hubungan positif dan kuat antara variabel role stress (X1), variabel

burnout (X2) dan variabel work family conflict (X3) terhadap intention to

leave (Y). Informasi lain yang dapat diungkap dari hasil penelitian ini

adalah peran variabel work family conflict (X3) yang dominan

mempengaruhi peningkatan intention to leave .

4. Analisis Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi ini digunakan dalam mengukur

sejauh mana kemampuan model dalam menerangkan variabel intention to

leave . Berdasarkan hasil analisis yang dicantumkan pada tabel 5.10 maka

dapat disampaikan bahwa variabel role stress (X1), variabel burnout (X2)

dan variabel work family conflict (X3) memiliki hubungan terhadap

intention to leave (Y).

Untuk meyakinkan model persamaan regresi yang dihasilkan

dalam memprediksi, perlu melakukan pengujian kesesuaian (fit) model.

Hasil pengujian kesesuaian model menggunakan koefisien adj R Square

sebesar 0.482 yang berarti bahwa sebesar 48.20% intention to leave pada

Perusahaan DSL Ecommerce LLC Jimbaran dipengaruhi oleh role stress,

burnout dan work family conflict. Sedangkan sisanya sebesar 51.80%

dipengaruhi atau diprediksi variabel-variabel lain yang tidak ada dalam

model dan variabel error.

5. Hasil Uji t

Menguji pengaruh variabel role stress (X1), burnout (X2) dan work

family conflict (X3) terhadap variabel terikat intention to leave (Y) dapat

116
dilakukan pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai

berikut :

a. Pengaruh Role Stress Terhadap Intention to Leave

Hasil ini ditunjukkan oleh koefisien regresi yang bernilai positif

dan signifikan sebesar 0.158 dengan t-statistic = 1.669 dan signifikansi (p)

= 0.003 < 0.05. Role stress (X1) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap intention to leave (Y). Hasil ini menunjukan jika semakin tinggi

role stress dirasakan karyawan akan berdampak pada meningkatnya

intention to leave dan sebaliknya semakin rendah role stress yang

dirasakan karyawan Perusahaan DSL Ecommerce LLC Jimbaran akan

berpengaruh pada tidak meningkatnya intention to leave.

b. Pengaruh Burnout Terhadap Intention to Leave

Hasil ini ditunjukkan oleh koefisien regresi yang bernilai positif

dan signifikan sebesar 0.256 dengan t-statistic = 2.357 dan signifikansi (p)

= 0.023 < 0.05. Burnout (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

intention to leave (Y). Hasil ini menunjukan bahwa semakin tinggi

burnout yang dirasakan oleh karyawan Perusahaan DSL Ecommerce LLC

Jimbaran maka akan berdampak pada meningkatnya intention to leave,

sebaliknya apabila semakin rendah burnout yang dirasakan karyawan

perusahaan rendah akan berdampak pada tidak meningkatnya intention to

leave.

c. Pengaruh Work Family Conflict Terhadap Intention to Leave

Hasil ini ditunjukkan oleh koefisien regresi yang bernilai positif

dan signifikan sebesar 0.295 dengan t-statistic = 3.828 dan signifikansi (p)

116
= 0.000 < 0.05. Work family conflict (X3) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap intention to leave (Y). Hasil ini menunjukan bahwa

semakin tinggi work family conflict yang dirasakan oleh karyawan

Perusahaan DSL Ecommerce LLC Jimbaran maka akan berdampak pada

meningkatnya intention to leave, sebaliknya apabila semakin rendah work

family conflict yang dirasakan karyawan akan berdampak pada tidak

meningkatnya intention to leave.

6. Hasil Uji F

Uji Simultan (uji F) digunakan untuk mengetahui apakah secara

serempak (simultan) seluruh variabel bebas (variabel role stress, variabel

burnout dan variabel work family conflict) memiliki pengaruh terhadap

variabel terikat (variabel intention to leave). Hasil ini ditunjukkan oleh

nilai f sebesar 14.652 dengan nilai signifikansi = 0.000 < 0.05, sehingga

dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi role stress, burnout dan work

family conflict dirasakan oleh karyawan Perusahaan DSL Ecommerce

LLC Jimbaran dapat berdampak pada meningkatnya intention to leave,

sebaliknya jika semakin rendah role stress, burnout dan work family

conflict dirasakan oleh karyawan Perusahaan DSL Ecommerce LLC

Jimbaran akan berdampak pada tidak meningkatnya intention to leave.

5.3 Pembahasan

Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dilakukan

pembahasan berdasarkan hasil tersebut, sebagai berikut :

1. Pengaruh Role Stress Terhadap Intention to Leave

116
Hasil penelitian menunjukkan role stress (X1) berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap intention to leave (Y). Hal ini menunjukkan

meningkatkan intention to leave (Y).


Temuan penelitian ini memberikan gambaran bahwa role stress

yang dirasakan karyawan Perusahaan DSL Ecommerce LLC Jimbaran

yang cenderung mengedepankan kelebihan peran, konflik peran dan

ketidak jelasan peran yang akan berdampak pada meningkatnya intention

to leave yang cenderung mengedepankan thingking of quitting, intention

to search for alternatives dan intention to quit.

Role stress mencerminkan sejauh mana karyawan merasa target

serta tuntutan tugas melampaui kemampuan karyawan, sulit bekerjasama

dengan team kerja akibat persaingan dan tidak memahami tugas bila

diberikan secara tiba-tiba.

Role stress yang semakin tinggi dirasakan karyawan akan

berdampak pada meningkatnya intention to leave yang tercermin dari

karyawan yang sering berfikir untuk keluar dari pekerjaan, mencari

informasi tentang kondisi perusahaan lain untuk meninggalkan perusahaan

dan merasa peluang untuk diterima diperusahaan lain sangat besar

sehingga berkeinginan untuk meninggalkan perusahaan saat ini.

Hasil ini sesuai dengan teori penelitian Siagian (2014) yang

mengemukakan bahwa stres kerja berpengaruh positif terhadap intention

to quit perawat. Nardiana (2014) menyatakan bahwa stres kerja

berpengaruh positif signifikan terhadap intention to quit.

2. Pengaruh Burnout Terhadap Intention to Leave

116
Pengaruh burnout (X2) terhadap intention to leave (Y) adalah

signifikan, memiliki hubungan yang kuat dan bernilai positif dengan

intention to leave . Hasil ini ditunjukkan oleh koefisien regresi yang

bernilai positif sebesar 0.256 dengan t-statistic = 2.357 dengan signifikansi

(p) = 0.023 yaitu lebih kecil dari 0.05. Hasil ini memberikan makna bahwa

semakin tinggi burnout yang dirasakan karyawan akan berdampak pada

meningkatnya intention to leave.


Temuan penelitian ini memberikan gambaran bahwa burnout yang

cenderung mengedepankan emotional exhaustion (kelelahan emosional),

physical exhaustion (kelelahan fisik), depersonalization (depresi) dan

diminished personal accomplihment (kehilangan jati diri) dapat

berdampak pada meningkatnya intention to leave yang cenderung

mengedepankan thingking of quitting, intention to search for alternatives

dan intention to quit.

Burnout mencerminkan sejauh mana karyawan merasa emosinya

terkuras karena tekanan terhadap target pekerjaan, merasa kurang

bergairah dalam bekerja sehingga sering melakukan kesalahan, merasa

letih, lemah, lesu dan frustasi dengan beban pekerjaan saat ini serta sering

merasa tidak puas karena tidak mampu menyelesaikan pekerjaan.

Burnout yang tinggi akan dapat meningkatkan intention to leave

karyawan yang tercermin dari karyawan yang sering berfikir untuk keluar

dari pekerjaan, mencari informasi tentang kondisi perusahaan lain untuk

mininggalkan perusahaan dan merasa peluang untuk diterima

diperusahaan lain sangat besar sehingga berkeinginan untuk meninggalkan

perusahaan saat ini.

116
Hasil ini sesuai dengan teori penelitian Aslam (2009) menyatakan

bahwa kelelahan emosional menjadi signifikan efek pada niat karyawan

untuk tinggal di organisasi. Dalam penelitian Alsaqri (2014) responden

yang kelelahan secara emosional dan depersonalisasi cenderung memiliki

kepuasan kerja yang rendah. Dalam hal stres dan kelelahan, seperti yang

diharapkan, mereka yang melaporkan tingkat kelelahan yang lebih tinggi

cenderung juga melaporkan tingkat stres yang tinggi terutama untuk

faktor-faktor seperti beban kerja dan ketidak pastian.

3. Pengaruh Work Family Conflict Terhadap Intention to Leave


Pengaruh work family conflict (X3) terhadap intention to leave (Y)

adalah signifikan, memiliki hubungan yang kuat dan bernilai positif

dengan intention to leave . Hasil ini ditunjukkan oleh koefisien regresi

yang bernilai positif sebesar 0.295 dengan t-statistic = 3.828 dengan

signifikansi (p) = 0.000 yaitu lebih kecil dari 0.05. Hasil ini memberikan

makna bahwa semakin tinggi work family conflict yang dirasakan

karyawan akan berdampak pada meningkatnya intention to leave.


Temuan penelitian ini memberikan gambaran bahwa work family

conflict yang cenderung mengedepankan time based conflict, strain based

conflict dan behavior conflict dapat berdampak pada meningkatnya

intention to leave yang cenderung mengedepankan thingking of quitting,

intention to search for alternatives dan intention to quit.

Work family conflict mencerminkan sejauh mana karyawan

memiliki terlalu banyak pekerjaan dalam waktu bersamaan, merasa dalam

penugasan, pekerjaan yang seharusnya dikerjakan dua orang telah

dikerjakan sendiri dan banyaknya waktu yang tersita dalam menjalankan

116
tugas dan tanggungjawab pada pekerjaan yang diemban membuat

karyawan sulit untuk memenuhi tanggungjawab keluarga.

Work family conflict yang tinggi akan dapat meningkatkan

intention to leave karyawan yang tercermin dari karyawan yang sering

berfikir untuk keluar dari pekerjaan, mencari informasi tentang kondisi

perusahaan lain untuk mininggalkan perusahaan dan merasa peluang untuk

diterima diperusahaan lain sangat besar sehingga berkeinginan untuk

meninggalkan perusahaan saat ini.

Hasil ini sesuai dengan teori penelitian Nardiana (2014)

menunjukkan bahwa work family conflict dan ambiguitas peran

berpengaruh positif signifikan terhadap stres kerja dan work family

conflict, ambiguitas peran, dan stres kerja berpengaruh positif signifikan

terhadap intention to quit.

BAB VI
PENUTUP

6.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:
1. Role stress berpengaruh negatif dan signifikan terhadap intention to leave

pada Perusahaan DSL Ecommerce LLC Jimbaran. Hal ini berarti semakin

tinggi role stress yang dirasakan oleh karyawan akan berdampak pada

meningkatnya intention to leave. Begitu pula jika semakin rendah role

stress yang dirasakan oleh karyawan akan berdampak pada tidak

meningkatnya intention to leave.


2. Burnout berpengaruh positif dan signifikan terhadap intention to leave

pada Perusahaan DSL Ecommerce LLC Jimbaran. Hal ini berarti semakin

116
tinggi burnout yang dirasakan karyawan berdampak pada meningkatnya

intention to leave. Begitu pula apabila burnout rendah akan berdampak

pada tidak meningkatnya intention to leave.


3. Work family conflict berpengaruh positif dan signifikan terhadap intention

to leave pada Perusahaan DSL Ecommerce LLC Jimbaran. Hal ini berarti

semakin tinggi work family conflict yang dirasakan karyawan berdampak

pada meningkatnya intention to leave. Begitu pula apabila work family

conflict rendah akan berdampak pada tidak meningkatnya intention to

leave.
4. Dari hasil penelitian ini juga menghasilkan bahwa adanya dampak yang

positif dan signifikan serempak dalam meningkatkan intention to leave

karyawan dengan mengupayakan agar role stress, burnout dan work

family conflict yang dirasakan karyawan tidak tinggi. Jika role stress,

burnout dan work family conflict dirasakan tinggi oleh karyawan akan

berdampak pada meningkatnya intention to leave.


6.2 Saran
Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian dan pembahasan seperti

yang telah dikemukakan sebelumnya, maka saran yang dapat diberikan

oleh penulis adalah sebagai berikut:


1. Pihak manajemen Perusahaan DSL Ecommerce LLC Jimbaran

diharapkan untuk lebih memperhatikan faktor role stress, dengan

indikator tertinggi kelebihan peran untuk manajemen perusahaan

diharapkan untuk membuat job descriptions sesuai dengan section

masing-masing karyawan dan memberikan arahan maupun pelatihan agar

karyawan menjadi kompeten dengan harapan karyawan mampu

mengerjakan peran (pekerjaannya) sesuai dengan tanggung jawab dan

kemampuan masing-masing.

116
2. Pihak manajemen Perusahaan DSL Ecommerce LLC Jimbaran diharapkan

untuk lebih memperhatikan faktor burnout, dengan indikator tertinggi

emotional exhaustion (kelelahan emosional) untuk manajemen perusahaan

diharapkan untuk memberikan perhatian lebih terhadap karyawan teladan

dengan memberikan kompensasi berupa kenaikan jabatan, gaji serta

memberikan cuti tambahan dengan harapan karyawan termotivasi untuk

lebih giat dan semangat untuk bekerja.


3. Pihak manajemen Perusahaan DSL Ecommerce LLC Jimbaran diharapkan

untuk lebih memperhatikan faktor work family conflict, dengan indikator

tertinggi time based conflict (masalah waktu). Manajemen perusahaan

diharapkan untuk lebih terbuka dan perhatian dan berkomunikasi yang

baik dengan karyawan sehingga mampu memberikan reward berupa free

holiday maupun outing tiap bulan untuk karyawan dengan harapan

karyawan mampu bekerja lebih baik.


4. Pihak manajemen Perusahaan DSL Ecommerce LLC Jimbaran diharapkan

untuk lebih memperhatikan faktor intention to leave, dengan indikator

terendah intention to quit. Manajemen perusahaan diharapkan mampu

menciptakan maupun memberikan suasana kerja yang nyaman berupa

memotivasi karyawan dan mefasilitasi karyawan dengan baik dengan

harapan karyawan tidak ada keinginan untuk keluar perusahaan dengan

fasilitas – fasilitas yang nyaman.

116
DAFTAR PUSTAKA.

Aaron, Cohen., and Mohamed. 2015. The Mediating Role of Burnout on The
Relationship of Emotional Intelligence and Self-efficacy with OCB and
Performance. Journal Management Research Review, Vol 38, No.1, pp. 2-
28.

Anja, Van den Broeck., Maarten Vansteenkiste, Hans De Witte., and Willy
Lens. 2008. Explaining The Relationships Between Job Characteristics,
Burnout, and Engagement: The Role of Basic Psychological Need
Satisfaction. Journal Work and Stress, Vol 22, No.3, pp. 277-294.

Alsaqri, Salman Hamdan. 2014. A Survey of Intention to Leave, Job Stress,


Burnout and Job Satisfaction among Nurses Employed in the Ha’il
Region’s Hospitals in Saudi Arabia. Journal-Scinapse. University
Melbourne Australia.

Aslam, Muhammad Shakeel. 2009. The Influence of Job Burnout on Intention


to Stay in the Organization: Mediating Role of Affective Commitment.
Theacademy of management journal, Vol 40, pp.1-12.

Eka, Murtiasri. 2006. Anteseden dan Konsekuensi Burnout pada Auditor:


Pengembangan Terhadap Role Stress Model. Jurnal Simposium Nasional.
Padang. 23-26 Agustus 2006.

Febrianty, 2012. Pengaruh Role Conflict, Role Ambiguity and Work-family


Conflict Terhadap Komitmen Organisasional (Studi Pada KAP di
Sumatera Bagian Selatan). Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi.
Sumatera Selatan. 03 September 2012.

Gonul, Kaya Ozbag., and Gokce Cicek Ceyhun, 2014. The Impact of Job
Characteristics on Burnout; the Mediating Role of Work Family Conflict
and the Moderating Role of Job Satisfaction. International Journal of
Academic Research in Management. Vol 3, No.3, pp.291-309.

Greenberg, Jerald., dan Robert A. Baron. 2003. Behaviour in Organizations,


Understanding and Managing The Human Side of Work. Third Edition.
Allyn and Bacon. A Division of Schuster. Vol.3, No.8, pp. 52-68.

Husniah, Aeni. 2015. Pengaruh Konflik Pekerjaan Keluarga dan Stres Kerja
Terhadap Kepuasan Kerja Perawat RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Jurnal Ekonomi Bisnis.Yogyakarta. 22 September 2015.

Jawwad, Ahmad., and Mazhar Hussain. 2012. The Impact of Work-family


Conflicts on Job Stress and Turnover-organizational Commitment and Job
Satisfaction as A Mediator. Journal Economic and Environmental Studies.
Pakistan. 24 Desember 2012.

116
Kreitner., dan Kinicki. 2008. Perilaku Organisasi, Jakarta. Selemba Empat.

Li, Xiaofei. 2014. Core Self-Evaluation and Burnout among Nurses: The
Mediating Role of Coping Styles. Public Library of Science. University of
Geneva.

Madziatul, Churiyah. 2011. Pengaruh Konflik Peran, Kelelahan Emosional


Terhadap Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi. Jurnal Ekonomi
Bisnis. Malang. 23 Juli 2011.
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Manurung, Mona Tiorina. 2012. Analisis Pengaruh Stres Kerja dan Kepuasan
Kerja Terhadap Turnover Intention Karyawan (Studi Pada Stikes
Widya Husada Semarang).

McClelland, D. C., J.W. Atkinson, R.A. Clark., and E.L. Lowell. 1961. The
Achievement Motive, Princeton, NJ: Van Nostrand.

Mobley, William. H.,The Relationship Between Job Satisfaction and Employee


Turnover. 2013. Journal of Applied Psychology. University of South
Carolina.

Muhammad, Arif Khattak., Quarat-ul-ain., and Nadeem Iqbal, 2013. Impact of


Role Ambiguity on Job Satisfaction, Mediating Role of Job Stress.
International Journal of Academic Research in Accounting, Finance
and Management Sciences. Pakistan. 09 April 2013.

Nardiana, Sischa. 2014. Analisis Pengaruh Work Family Conflict dan


Ambiguitas Peran Terhadap Intention to Quit: Stress Kerja sebagai
Variabel Intervening pada karyawan PT. Pos Indonesia Kantor Area IV
Semarang. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Universitas Diponegoro.

Praptadi, Putu Aris. 2017. Pengaruh Work Family Conflict dan Kelelahan
Emosional Terhadap Intention to Leave. Jurnal Bisnis dan Akuntansi.
Universitas Udayana.

Rahmawati, Annisa. 2015. Pengaruh Work Family Conflict dan Lingkungan


Kerja Terhadap Kinerja Perawat Rumah Sakit Ghrasia Yogyakarta.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Rahmawati, Hanny Yustrianti. 2008. Pengaruh Flexible Work Arragement,


Terhadap Role Conflict, Role Overload, Reduced Personal
Accomplishment, Job Satisfaction dan Intention to Stay. Jurnal Bisnis
dan Akuntansi. Jakarta. 03 Desember 2008.

116
Rivai, Veithzal. 2006. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT.
Raja Grapindo Persada.

Robbins, Stephen P., dan Judge, Timothy A. 2013. Organizational Behaviour,


Tenth Edition (Perilaku Organisasi Edisi ke Sepuluh), Alih Bahasa
Benyamin Molan. Jakarta: Salemba Empat.

Santrock, John W. 2002. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup


Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Sarjito, Surya. 2012. Hubungan antara role conflict, role ambiguity, dan
kepuasan kerja, dengan Komitmen Organisasional. Jurnal Sains
Manajemen &Akuntansi. 4(2): 68-80

Satriyo, Moh., dan Survival, 2014. Pengaruh stres kerja terhadap burnout dan
pengaruh burnout terhadap kinerja. Jurnal Manajemen & Akuntansi.
3(2): 52-61

Siwi, Tri. 2005. Pengaruh Komitmen Profesi, Partisipasi Anggaran, dan


SelfEfficacy terhadap Konflik Peran (Studi Empiris pada Wanita Karis
di Yogyakarta). Simposium Riset Ekonomi II.

Siagian, Gunawan Aprizal. 2014. Analisis Pengaruh Stres Kerja dan Kepuasan
Kerja Terhadap Intention to Quit Perawat pada RSJD Dr. Amino
Gondohutomo Semarang. Jurnal Manjemen & Akuntansi. Universitas
Diponegoro.

Sudibia, Gede Adnyana. 2017. Pengaruh Kelelahan Emosional Terhadap


Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional. Jurnal Manjemen &
Akuntansi. Universitas Udayana.

Trisnu, Cokorda Gede Rama Putra. 2017. Peran Role Stress dan Burnout
Terhadap Professional Commitment Karyawan PT. Buana Inti Permai
Denpasar. Jurnal Manjemen & Akuntansi. Universitas Udayana.

Wirakristama, Richardus Chandra. 2012. Analisis Work Family Conflict


Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Nyonya Meneer Semarang
Dengan Stres Kerja Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Manjemen &
Akuntansi. Universitas Diponegoro.

Wu, Sanqing & Kai Cao. 2015. Abusive Supervision and Work-Family
Conflict: The Mediating Role of Emotional Exhaustion. Journal of
Human Resource and Sustainability Studies. Jinan University.

116

Anda mungkin juga menyukai