Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bagaimana Ciri–Ciri Rumah Sehat? Sebagai barang pokok untuk
memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal, karenanya keberadaan rumah sangatlah
penting bagi semua orang. Rumah memegang peranan penting dalam membantu
menciptakan keluarga yang sehat dan sejahtera. Tidak harus mewah, rumah yang
sehat harus mampu memenuhi persyaratan fisik, kimia, dan biologi sehingga
memungkinkan derajat kesehatan penghuninya semakin maksimal.Keadaan
perumahan adalah salah satu faktor yang menentukan keadaan higiene dan
sanitasi lingkungan. Seperti yang dikemukakan oleh WHO bahwa perumahan
yang tidak cukup dan terlalu sempit mengakibatkan pula tingginya kejadian
penyakit dalam masyarakat. Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus
berwujud rumah mewah dan besar namun rumah yang sederhana dapat juga
menjadi rumah yang sehat dan layak dihuni. Masalah perumahan telah diatur
dalam Undang-Undang pemerintahan tentang perumahan dan pemukiman
No.4/l992 bab III pasal 5 ayat l yang berbunyi “Setiap warga negara mempunyai
hak untuk menempati atau menikmati atau memiliki rumah yang layak dan
lingkungan yang sehat, aman , serasi, dan teratur”

Rumah Sakit Bersih adalah tempat pelayanan kesehatan yang dirancang,


dioperasikan dan dipelihara dengan sangat memperhatikan aspek kebersihan
bangunan dan halaman baik fisik, sampah, limbah cair, air bersih, dan
serangga/binatang pengganggu. Namun menciptakan kebersihan di rumah sakit
merupakan upaya yang cukup sulit dan bersifat kompleks berhubungan dengan
berbagai aspek antara lain budaya/kebiasaan, perilaku masyarakat, kondisi
lingkungan, sosial dan teknologi. Jika dibandingkan dengan institusi lain mungkin
jenis sampah dan limbah rumah sakit adalah yang terkomplit, tempat yang paling
banyak di kunjungi oleh masyarakat ketika sakit ini mengeluarkan berbagai jenis
sampah dan limbah. Masyarakat di dalam lingkungan rumah sakit yang terdiri dari
pasien, pengunjung dan karyawan memberikan kontribusi kuat terhadap

1
pengotoran lingkungan rumah sakit. Aktivitas pelayanan dan perkantoran,
pedagang asongan, perilaku membuang sampah dan meludah sembarangan,
perilaku merokok dan sejumlah barang atau bingkisan yang dibawa oleh
pengunjung/tamu menambah jumlah sampah dan mengotori lingkungan rumah
sakit.

Beberapa waktu lalu, pemberitaan mengenai sampah medis yang ditemukan


di pasaran sebagai mainan anak-anak, menjadi perhatian publik. Seperti diketahui
bahwa seharusnya sampah medis seperti alat infus, alat suntik, dan sarung tangan
harus dimusnahkan setelah digunakan, jangan sampai jatuh ke tangan masyarakat.
Hal ini mendapat tanggapan langsung dari Menteri Kesehatan RI waktu itu, Dr.
Endang Rahayu Sedyaningsih MPH, di sela-sela sambutannya saat membuka
Konferensi Nasional I Promosi Kesehatan Rumah Sakit bertema New Challenges
of Health Promoting Hospital in Indonesia di Bandung, Selasa malam (6/3/12).
“Apabila rumah sakit belum memiliki alat penanganan medis sendiri, harus
memiliki mekanisme kerjasama dengan rumah sakit yang lebih besar agar dapat
ditangani. Ini harus diupayakan”, ujar Menkes.

Pada kesempatan tersebut Menkes menegaskan, tiga hal yang harus


diperhatikan oleh para penyelenggara pelayanan kesehatan, khususnya
penyelenggara rumah sakit, bahwa sarana pelayanan kesehatan harus menjadi
tempat yang aman bagi para pekerjanya, pasiennya, dan masyarakat di
sekitarnya.Tanggapan mengenai permasalahan tersebut juga diungkapkan oleh
Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan (BUK), Dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS
saat melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke sejumlah rumah sakit di wilayah
DKI Jakarta dan Depok, Jawa Barat, guna melakukan pengecekan secara
langsung standar pembuangan dan pengolahan limbah yang dilakukan rumah sakit
pada Selasa siang (6/3/12). “Secara garis besar, sistem pembuangan dan
pengolahan limbah rumah sakit sudah berjalan, tetapi masih harus disempurnakan.
Yang harus diperhatikan adalah jangan sampai sampah medis tercecer, apalagi
dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab, bahkan sampai
berdampak pada penyakit-penyakit yang dapat membahayakan masyarakat”, jelas
Dirjen BUK. Menurut Dirjen BUK, bila terdapat rumah sakit yang melanggar

2
standar pembuangan limbah dan pengelolaannya, Kementerian akan menindak
tegas pengelola rumah sakit tersebut. “Limbah RS berbeda dengan limbah rumah
tangga. Sebab limbah RS yang tidak dikelola dengan baik, dapat menimbulkan
penyakit”, tandas Dirjen BUK. Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik,
Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI.

Limbah rumah sakit, khususnya limbah medis yang infeksius, belum dikelola
dengan baik. Sebagian besar pengelolaan limbah infeksius disamakan dengan
limbah medis noninfeksius. Selain itu, kerap bercampur limbah medis dan
nonmedis. Percampuran tersebut justru memperbesar permasalahan limbah
medis.Limbah medis sangat penting untuk dikelola secara benar, hal ini
mengingat limbah medis termasuk kedalam kategori limbah berbahaya dan
beracun. Sebagian limbah medis termasuk kedalam kategori limbah berbahaya
dan sebagian lagi termasuk kategori infeksius. Limbah medis berbahaya yang
berupa limbah kimiawi, limbah farmasi, logam berat, limbah genotoxic dan
wadah bertekanan masih banyak yang belum dikelola dengan baik. Sedangkan
limbah infeksius merupakan limbah yang bisa menjadi sumber penyebaran
penyakit baik kepada petugas, pasien, pengunjung ataupun masyarakat di sekitar
lingkungan rumah sakit. Limbah infeksius biasanya berupa jaringan tubuh pasien,
jarum suntik, darah, perban, biakan kultur, bahan atau perlengkapan yang
bersentuhan dengan penyakit menular atau media lainnya yang diperkirakan
tercemari oleh penyakit pasien. Pengelolaan lingkungan yang tidak tepat akan
beresiko terhadap penularan penyakit. Beberapa resiko kesehatan yang mungkin
ditimbulkan akibat keberadaan rumah sakit antara lain: penyakit menular
(hepatitis,diare, campak, AIDS, influenza), bahaya radiasi (kanker, kelainan organ
genetik) dan resiko bahaya kimia.

Penanganan limbah medis sudah sangat mendesak dan menjadi perhatian


Internasional. Isu ini telah menjadi agenda pertemuan internasional yang penting.
Pada tanggal 8 Agustus 2007 telah dilakukan pertemuan High Level Meeting on
Environmental and Health South-East and East-Asian Countries di Bangkok.
Dimana salah satu hasil pertemuan awal Thematic Working Group (TWG) on
Solid and Hazardous Waste yang akan menindaklanjuti tentang penanganan

3
limbah yang terkait dengan limbah domestik dan limbah medis.Selanjutnya pada
tanggal 28-29 Februari 2008 dilakukan pertemuan pertama (TWG) on Solid and
Hazardous Waste di Singapura membahas tentang pengelolaan limbah medis dan
domestik di masing masing negara.

Sanitasi Tempat-Tempat Umum adalah suatu tempat dimana orang banyak


berkumpul untuk melakukan kegiatan baik secara tertentu maupun secara terus
menerus. Berkumpulnya orang-orang dalam suatu tempat untuk melakukan
kegiatan kemungkinan meningkatkan terjadinya penularan penyakit baik secara
langsung maupun melalui perantara. Pencegahan penularan penyakit di tempat-
tempat umum perlu dilakukan pengawasan terhadap pelaksana kegiatan
(manusia), alat dan bahan yang digunakan, serta tempat/lingkungan kegiatan
dilakukan.Tempat-tempat umum memiliki potensi sebagai tempat terjadinya
penularan penyakit, pencemaran lingkungan, ataupun gangguan kesehatan
lainnya. Pengawasan atau pemeriksaan sanitasi terhadap tempat-tempat umum
dilakukan untuk mewujudkan lingkungan tempat-tempat umum yang bersih guna
melindungi kesehatan masyarakat dari kemungkinan penularan penyakit dan
gangguan kesehatan lainnya.Adanya pengawasan sanitasi tempat-tempat umum
sebagai suatu usaha untuk mengawasi kegiatan yang berlangsung di tempat-
tempat umum terutama yang berhubungan dengan penularan suatu penyakit,
sehingga kerugian yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut dapat dicegah.
Kegiatan sanitasi tempat-tempat umum ditinjau oleh beberapa aspek, yaitu aspek
teknik, aspek sosial, dan aspek manajemen.

1.2 Rumusan Masalah

1) Pengertian rumah sehat?

2) Kriteria rumah sehat?

3) Hubungan antara rumah dan kesehatan?

4) Pengertian limbah rumah sakit?

5) Jenis limbah rumah sakit?

6) Pengolahan limbah rumah sakit?

4
7) Pengertian sanitasi tempat-tempat umum?

8) Tujuan Sanitasi Tempat-Tempat Umum

9) Jenis – Jenis Sanitasi Tempat Umum

1.3 Tujuan Penulisan

A. Untuk mengetahui rumah sehat itu bagaimana.

B. Untuk mengetahui limbah rumah sakit.

C. Untuk mengetahui sanitasi tempat-tempat umum.

D. Untuk mengetahui manfaat dilakukannya sanitasi tempet-tempat


umum.

E. Untuk mengetahui langkah-langkah yang dilakukan pada sanitasi


tempat-tempat umum.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PERUMAHAN / RUMAH


A. Pengertian
Bagaimana ciri-ciri rumah sehat menurut depkes? Sebagai barang
pokok untuk memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal, karenanya
keberadaan rumah sangat lah penting bagi semua orang. Rumah
memegang peranan penting dalam membantu menciptkan keluarga
yang sehat dan sejahtera. Tidak harus mewah, rumah yang sehat harus
mampu memenuhi persyaratan fisik, kimia, dan biologi sehingga
memungkinkan derajat kesehatan penghuninya semakin maksimal.
B. Kriteria Rumah Sehat
Ada 5 faktor penting yang harus diperhatikan untuk membangun rumah
yang sehat, antara lain :
a) sirkulasi udara yang lancar
b) penerangan sinar yang memadai
c) air yang bersih
d) pembuangan limbah yang terkontrol
e) ruangan tidak tercemar.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


nomor 829/Menkes/SK/VII/1999, syarat-syarat kesehatan rumah
tinggal di antaranya :

1. Bahan bangunan
Bahan bangunan yang digunakan tidak terbuat dari material
yang bisa melepaskan zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan
dengan kriteria debu total tidak melebihi 150 µgm3, asbes bebas
tidak lebih dari 0,5 fiber/m3/4 jam, dan timah hitam tidak lebih dari
300mg / kg. Bahan bangunan ini juga tidak terbuat dari material

6
yang bisa menjadi tempat perkembang biakan organisme-
organisme pantogen.

2. Komponen dan penantaan ruangan


Komponen-komponen rumah wajib memiliki ciri-ciri
meliputi lantai bersifat kedap air dan mudah dibersihkan, dinding
diruang tidur dan ruang kluarga harus di lengkapi dengan lubang
ventilasi agar sirkulasi udara dapat berjalan lancar, serta dinding di
kamar mandi dan tempat cuci wajib bersifat kedap air dan gampang
dibersihkan. Begitupun dengan langit langit yang mesti mudah
dibersihkan dan tidak rawan meninggalkan kecelakaan.
3. Pencahayaan
Ada dua macam yang mendukung keberadaan rumah
ditersebut. Diantaranya yaitu pencahaayan alami dari sinar
matahari dan pencahayaan buatan dari lampu. Kedua pencahaayan
ini harus bisa menerangi seluruh bagian ruang dengan minimal
intensitas cahaya sekitar 60 luk dan tidak bersifat menyilaukan
mata.
4. Kualitas udara
Ketentuan kualitas udara dirumah yang baik antara lain 18-30
derajat celsius, kelembapan sekitar 40-70 persen, konsentrasi gas
so2 kurang dari 0,5 ppm/24 jam sirkulasi lancar, konsentarasi gas
co maksimal 100 ppm/8 jam dan konsentarasi gas formaldehide
paling tinggi 120mg/m3.
5. Ventilasi
Ukuran luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang
permanen setidaknya10 persen dari total luas lantai dimasing
masing ruangan.
6. Binatang penular penyakit
Rumah yang sehat juga bebas dari binatang penular penyakit
yang bersarang didalam nya. Sebagai tambahan, contoh binatang-
binatang tersebut yakni tikus, kecoak, lalat, kelabang, dan lain-lain.

7. Air

7
Air didalam rumah harus sentantiasa tersedia dengan
kapasitas minimal 60liter/hari/orang.Kualitas air yang bersih ini
wajib memenuhi semua persyaratan kesehatan air bersih dan air
minum sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
8. Sarana Penyimpanan
Rumah yang mempunyai sarana penyimpanan makanan yang
aman, bersih, higienis.
9. Limbah
Limbah cair yang berasal dari rumah harus dikelola dengan
baik supaya tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau,
dan tidak mencemari permukaan tanah.

C. Hubungan Antara Rumah dan Kesehatan

Perumahan yang memenuhi syarat kesehatan merupakan salah


satu usaha untuk memperbaiki kesehatan. Di Indonesia terutama di
pedesaan, soal perumahan masih belum memenuhi syarat syarat
perumahan sehat. Tetapi di kota-kota besar hal ini sudah ada kemajuan
yang cukup menggembirakan, walaupun di berbagai tempat masih
terdapat pula perumahan yang sama sekali tidak memenuhi syarat yang
lazimnya disebut slum (gubug-gubug). Pada umumnya di kota-kota
besar terdapat masalah-masalah perumahan yang sulit dipecahkan yaitu:

1. Kepadatan penghuni (overcrowding)

Hal ini disebabkan karena jumlah penduduk berkembang


lebih pesat daripada jumlah rumah sehingga kebanyakan orang atau
keluarga, sehingga terpaksa harus tinggal bersama-sama dalam satu
rumah dengan lain-lain keluarga (3 atau 4 keluarga dalam satu
rumah).

2. Perumahan liar (wild occupancy)

Terjadinya rumah-rumah liar ini menimbulkan aspek yang


sangat merugikan, baik dari segi keindahan kota, maupun dari segi
timbulnya penyakit menular, sebab pada umumnya rumah-rumah

8
liar ini dibuat sembarangan saja, tidak mempunyai kakus, dapur
khusus, kamar mandi, serta pembuangan air kotor dan pembuangan
sampahnya tidak teratur. Hal inilah yang menyebabkan daerah
perumahan liar menjadi sumber penyakit. Jelaslah bahwa
perumahan ada hubungannya dengan kesehatan.

2.2 LIMBAH RUMAH SAKIT

A. Pengertian
Limbah (menurut PP NO 12, 1995) adalah bahan sisa suatu
kegiatan atau proses produksi. Sedangkan limbah rumah sakit menurut
Permenkes RI nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit adalah semua limbah yang
dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair, dan gas.
Limbah rumah sakit bisa mengandung bermacam-macam
mikroorganisme bergantung pada jenis rumah sakit, tingkat pengolahan
yang dilakukan sebelum dibuang. Limbah cair rumah sakit dapat
mengandung bahan organik dan anorganik yang umumnya diukur dan
parameter BOD, COD, TSS, dan lain-lain. Sementara limbah padat
rumah sakit terdiri atas sampah mudah membusuk, sampah mudah
terbakar, dan lain-lain. Limbah-limbah tersebut kemungkinan besar
mengandung mikroorganisme patogen atau bahan kimia beracun
berbahaya yang menyebabkan penyakit infeksi dan dapat tersebar ke
lingkungan rumah sakit yang disebabkan oleh teknik pelayanan
kesehatan yang kurang memadai, kesalahan penanganan bahan-bahan
terkontaminasi dan peralatan, serta penyediaan dan pemeliharaan sarana
sanitasi yang masih buruk. Limbah benda tajam adalah semua benda
yang mempunyai permukaan tajam yang dapat melukai / merobek
permukaan tubuh.

9
B. Jenis Limbah Rumah Sakit
Terdapat beberapa jenis-jenis limbah rumah sakit. Arifin (2008)
menyebutkan secara umum limbah rumah sakit dibagi dalam 2 (dua)
kelompok besar, yaitu: 1) limbah klinis, 2) limbah non klinis baik padat
maupun cair. Limbah klinis/medis padat adalah limbah yang terdiri dari
limbah benda tajam, limbah infeksius, limbah laboratorium, limbah
patologi atau jaringan tubuh, limbah sitotoksis, limbah farmasi, dan
limbah kimiawi.
1. Limbah benda tajam
Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut
tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau
menusuk kulit seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena,
pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah. Semua benda tajam ini
memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan cedera melalui
sobekan atau tusukan.
2. Limbah infeksius
Limbah infeksius mencakup pengertian sebagai berikut:
a) Limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan
isolasi penyakit menular (perawatan intensif).
b) Limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan
mikrobiologi dari poliklinik dan ruang perawatan/isolasi
penyakit menular.
3. Limbah laboratorium
Limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan
mikrobiologi dari poliklinik dan ruang perawatan/isolasi penyakit
menular.
4. Limbah jaringan tubuh
Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah dan
cairan tubuh, biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau
otopsi.
5. Limbah sitotoksik
Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin
terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan,
pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik.
6. Limbah farmasi
Limbah farmasi ini dapat berasal dari obat-obat kadaluwarsa, obat-

10
obat yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi
atau kemasan yang terkontaminasi.
7. Limbah kimia
Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan
bahan kimia dalam tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses
sterilisasi, dan riset.
8. Limbah Radioaktif
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio
isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio
nukleida. Limbah ini dapat berasal dari antara lain : tindakan
kedokteran nuklir, radio-imunoassay dan bakteriologis; dapat
berbentuk padat, cair atau gas.

C. Pengolahan Limbah Rumah Sakit

1. Limbah padat

Untuk memudahkan mengenal jenis limbah yang akan


dimusnahkan, perlu dilakukan penggolongan limbah. Dalam kaitan
dengan pengelolaan, limbah medis dikategorikan menjadi 5
golongan sebabagi berikut :

Golongan A :

 Dressing bedah, swab dan semua limbah terkontaminasi dari


kamar bedah.

 Bahan-bahan kimia dari kasus penyakit infeksi.

 Seluruh jaringan tubuh manusia (terinfeksi maupun tidak),


bangkai/jaringan hewan dari laboratorium dan hal-hal lain yang
berkaitan dengan swab dan dreesing.

Golongan B :

11
Syringe bekas, jarum, cartridge, pecahan gelas dan benda-benda
tajam lainnya.

Golongan C :

Limbah dari ruang laboratorium dan postpartum kecuali yang


termasuk dalam golongan A.

Golongan D :

Limbah bahan kimia dan bahan-bahan farmasi tertentu.

Golongan E :

Pelapis Bed-pan Disposable, urinoir, incontinence-


pad, dan stomach.

Dalam pelaksanaan pengelolaan limbah medis perlu dilakukan pemisahan


penampungan, pengangkutan, dan pengelolaan limbah pendahuluan.

a) Pemisahan

Golongan A :
Dressing bedah yang kotor, swab dan limbah lain yang
terkontaminasi dari ruang pengobatan hendaknya ditampung dalam
bak penampungan limbah medis yang mudah dijangkau bak sampah
yang dilengkapi dengan pelapis pada tempat produksi sampah.
Kantong plastik tersebut hendaknya diambil paling sedikit satu hari
sekali atau bila sudah mencapai tiga perempat penuh. Kemudian diikat
kuat sebelum diangkut dan ditampung sementara di bak sampah klinis.
Bak sampah tersebut juga hendaknya diikat dengan kuat bila
mencapai tiga perempat penuh atau sebelum jadwal pengumpulan
sampah. Sampah tersebut kemudian dibuang dengan cara sebagai
berikut :

12
1) Sampah dari haemodialisis

Sampah hendaknya dimasukkan dengan incinerator. Bisa juga


digunakan autoclaving,tetapi kantung harus dibuka dan dibuat
sedemikian rupa sehingga uap panas bisa menembus secara efektif.

(Catatan: Autoclaving adalah pemanasan dengan uap di bawah


tekanan dengan tujuan sterilisasi terutama untuk limbah infeksius).

2) Limbah dari unit lain :

Limbah hendaknya dimusnahkan dengan incinerator. Bila tidak


mungkin bisa menggunakan cara lain, misalnya dengan membuat
sumur dalam yang aman. Semua jaringan tubuh, plasenta dan lain-
lain hendaknya ditampung pada bak limbah medis atau kantong
lain yang tepat kemudian dimusnahkan dengan incinerator.
Perkakas laboratorium yang terinfeksi hendaknya dimusnahkan
dengan incinerator. Incinerator harus dioperasikan di bawah
pengawasan bagian sanitasi atau bagian laboratorium.

Golongan B :
Syringe, jarum dan cartridges hendaknya dibuang dengan keadaan
tertutup. Sampah ini hendaknya ditampung dalam bak tahan benda
tajam yang bilamana penuh (atau dengan interval maksimal tidak
lebih dari satu minggu) hendaknya diikat dan ditampung di dalam
bak sampah klinis sebelum diangkut dan dimasukkan
denganincinerator.

b) Penampungan

Sampah klinis hendaknya diangkut sesering mungkin sesuai dengan


kebutuhan. Sementara menunggu pengangkutan untuk dibawa

13
ke incinerator atau pengangkutan oleh dinas kebersihan (atau
ketentuan yang ditunjuk), sampah tersebut hendaknya :

a. Disimpan dalam kontainer yang memenuhi syarat.

b. Di lokasi/tempat yang strategis, merata dengan ukuran yang


disesuaikan dengan frekuensi pengumpulannya dengan kantong
berkode warna yang telah ditentukan secara terpisah.

c. Diletakkan pada tempat kering/mudah dikeringkan, lantai yang


tidak rembes, dan disediakan sarana pencuci.

d. Aman dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab; dari


binatang, dan bebas dari infestasi serangga dan tikus.

e. Terjangkau oleh kendaraan pengumpul sampah (bila mungkin)

Sampah yang tidak berbahaya dengan penanganan pendahuluan (jadi


bisa digolongkan dalam sampan klinis), dapat ditampung bersama
sampah lain sambil menunggu pengangkutan.

c) Pengangkutan

Pengangkutan dibedakan menjadi dua yaitu pengangkutan intenal dan


eksternal. Pengangkutan internal berawal dari titik penampungan awal
ke tempat pembuangan atau ke incinerator (pengolahan on-site).

14
Dalam pengangkutan internal biasanya digunakan kereta
dorong.Kereta atau troli yang digunakan untuk pengangkutan sampah
klinis harus didesain sedemikian rupa sehingga :

a. Permukaan harus licin, rata dan tidak tembus

b. Tidak akan menjadi sarang serangga

c. Mudah dibersihkan dan dikeringkan

d. Sampan tidak menempel pada alat angkut

e. Sampan mudah diisikan, diikat, dan dituang kembali

Bila tidak tersedia sarana setempat dan sampah klinis harus diangkut
ke tempat lain :

a. Harus disediakan bak terpisah dari sampah biasa dalam alat truk
pengangkut. Dan harus dilakukan upaya untuk men-cegah
kontaminasi sampah lain yang dibawa.

b. Harus dapat dijamin bahwa sampah dalam keadaan aman dan tidak
terjadi kebocoran atau tumpah.

2. Limbah Cair

Limbah rumah sakit mengandung bermacam-macam


mikroorganisme, bahan-bahan organik dan an-organik. Beberapa
contoh fasilitas atau Unit Pengelolaan Limbah (UPL) di rumah
sakit antara lain sebagai berikut:

i. Kolam Stabilisasi Air Limbah (Waste Stabilization Pond System)

15
Sistem pengelolaan ini cukup efektif dan efisien kecuali masalah
lahan, karena kolam stabilisasi memerlukan lahan yang cukup
luas; maka biasanya dianjurkan untuk rumah sakit di luar kota
(pedalaman) yang biasanya masih mempunyai lahan yang cukup.
Sistem ini terdiri dari bagian-bagian yang cukup sederhana yakni

a. Pump Swap (pompa air kotor).

b. Stabilization Pond (kolam stabilisasi) 2 buah.

c. Bak Klorinasi

d. Control room (ruang kontrol)

e. Inlet

f. Incinerator antara 2 kolam stabilisasi

g. Outlet dari kolam stabilisasi menuju sistem klorinasi.

ii. Kolam oksidasi air limbah (Waste Oxidation Ditch Treatment


System)

Sistem ini terpilih untuk pengolahan air limbah rumah sakit


di kota, karena tidak memerlukan lahan yang luas. Kolam oksidasi
dibuat bulat atau elips, dan air limbah dialirkan secara berputar
agar ada kesempatan lebih lama berkontak dengan oksigen dari
udara (aerasi). Kemudian air limbah dialirkan ke bak sedimentasi
untuk mengendapkan benda padat dan lumpur. Selanjutnya air yang
sudah jernih masuk ke bak klorinasi sebelum dibuang ke selokan
umum atau sungai. Sedangkan lumpur yang mengendap diambil

16
dan dikeringkan pada Sludge drying bed (tempat pengeringan
Lumpur). Sistem kolam oksidasi ini terdiri dari :

a. Pump Swap (pompa air kotor)

b. Oxidation Ditch (pompa air kotor)

c. Sedimentation Tank (bak pengendapan)

d. Chlorination Tank (bak klorinasi)

e. Sludge Drying Bed ( tempat pengeringan lumpur, biasanya 1-2


petak).

f. Control Room (ruang kontrol)

iii. Anaerobic Filter Treatment System

Sistem pengolahan melalui proses pembusukan anaerobik melalui


filter/saringan, air limbah tersebut sebelumnya telah
mengalami pretreatment dengan septic tank (inchaff
tank). Proses anaerobic filter treatment biasanya akan
menghasilkan effluent yang mengandung zat-zat asam organik dan
senyawa anorganik yang memerlukan klor lebih banyak untuk proses
oksidasinya. Oleh sebab itu sebelum effluent dialirkan ke bak klorida
ditampung dulu di bak stabilisasi untuk memberikan kesempatan
oksidasi zat-zat tersebut di atas, sehingga akan menurunkan jumlah
klorin yang dibutuhkan pada proses klorinasi nanti.

Sistem Anaerobic Treatment terdiri dari komponen-komponen antara


lain sebagai berikut :

17
1. Pump Swap (pompa air kotor)

2. Septic Tank (inhaff tank)

3. Anaerobic filter.

4. Stabilization tank (bak stabilisasi)

5. Chlorination tank (bak klorinasi)

6. Sludge drying bed (tempat pengeringan lumpur)

7. Control room (ruang kontrol)

Sesuai dengan debit air buangan dari rumah sakit yang juga
tergantung dari besar kecilnya rumah sakit, atau jumlah tempat tidur,
maka kontruksi Anaerobic Filter Treatment Systemdapat disesuaikan
dengan kebutuhan tersebut, misalnya :

a. Volume septic tank

b. Jumlah anaerobic filter

c. Volume stabilization tank

d. Jumlah chlorination tank

e. Jumlah sludge drying bed

f. Perkiraan luas lahan yang diperlukan

Secara singkat pengelolaan pengelolaan dan pembuangan limbah


medis adalah sebagai berikut:

18
Proses pemilahan dan reduksi sampah hendaknya merupakan proses
yang kontinyu yang pelaksanaannya harus mempertimbangkan :
kelancaran penanganan dan penampungan sampah, pengurangan
volume dengan perlakuan pemisahan limbah B3 dan non B3 serta
menghindari penggunaan bahan kimia B3, pengemasan dan pemberian
label yang jelas dari berbagai jenis sampah untuk efisiensi biaya,
petugas dan pembuangan.

A. Penampungan

Penampungan sampah ini wadah yang memiliki sifat kuat,


tidak mudah bocor atau berlumut, terhindar dari sobek atau pecah,
mempunyai tutup dan tidak overload. Penampungan dalam
pengelolaan sampah medis dilakukan perlakuan standarisasi
kantong dan kontainer seperti dengan menggunakan kantong yang
bermacam warna seperti telah ditetapkan dalam Permenkes RI no.
986/Men.Kes/Per/1992 dimana kantong berwarna kuning dengan
lambang biohazard untuk sampah infeksius, kantong berwarna
ungu dengan simbol citotoksik untuk limbah citotoksik, kantong
berwarna merah dengan simbol radioaktif untuk limbah radioaktif
dan kantong berwarna hitam dengan tulisan “domestik”

1. Pengangkutan

Pengangkutan dibedakan menjadi dua yaitu pengangkutan


intenal dan eksternal. Pengangkutan internal berawal dari titik
penampungan awal ke tempat pembuangan atau ke incinerator
(pengolahan on-site). Dalam pengangkutan internal biasanya
digunakan kereta dorong sebagai yang sudah diberi label, dan
dibersihkan secara berkala serta petugas pelaksana dilengkapi
dengan alat proteksi dan pakaian kerja khusus. Pengangkutan
eksternal yaitu pengangkutan sampah medis ketempat
pembuangan di luar (off-site). Pengangkutan eksternal

19
memerlukan prosedur pelaksanaan yang tepat dan harus dipatuhi
petugas yang terlibat. Prosedur tersebut termasuk memenuhi
peraturan angkutan lokal. Sampah medis diangkut dalam
kontainer khusus, harus kuat dan tidak bocor.

2. Pengolahan dan Pembuangan

Metoda yang digunakan untuk megolah dan membuang


sampah medis tergantung pada faktor-faktor khusus yang sesuai
dengan institusi yang berkaitan dengan peraturan yang berlaku
dan aspek lingkungan yang berpengaruh terhadap masyarakat.
Teknik pengolahan sampah medis (medical waste) yang
mungkin diterapkan adalah :

a. Incinerasi

b. Sterilisasi dengan uap panas/ autoclaving (pada kondisi uap


jenuh bersuhu 121 C)°

c. Sterilisasi dengan gas (gas yang digunakan berupa ethylene


oxide atau formaldehyde)

d. Desinfeksi zat kimia dengan proses grinding (menggunakan


cairan kimia sebagai desinfektan)

e. Inaktivasi suhu tinggi

f. Radiasi (dengan ultraviolet atau ionisasi radiasi seperti Co60

g. Microwave treatment

h. Grinding dan shredding (proses homogenisasi bentuk atau


ukuran sampah)

i. Pemampatan/pemadatan, dengan tujuan untuk mengurangi


volume yang terbentuk.

20
3. Incinerator

Beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila incinerator


akan digunakan di rumah sakit antara lain: ukuran, desain,
kapasitas yang disesuaikan dengan volume sampah medis yang
akan dibakar dan disesuaikan pula dengan pengaturan
pengendalian pencemaran udara, penempatan lokasi yang
berkaitan dengan jalur pengangkutan sampah dalam kompleks

2.3 SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM

A. Pengertian Sanitasi Tempat-Tempat Umum

Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan


pada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan sedemikian rupa
sehingga munculnya penyakit dapat dihindari. Sehingga dapat
dikatakan bahwa sanitasi adalah suatu usaha pengendalian faktor-faktor
lingkungan untuk mencegah timbulnya suatu penyakit dan
penularannya yang disebabkan oleh faktor lingkungan tersebut,
sehingga derajat kesehatan masyarakat dapat optimal (Depkes RI,
2002).

Suatu tempat dikatakan tempat umum bila memenuhi kriteria :

1. Diperuntukkan masyarakat umum.


2. Mempunyai bangunan tetap/ permanen.
3. Tempat tersebut ada aktivitas pengelola,pengunjung/ pengusaha.
4. Pada tempat tersebut tersedia fasilitas :
5. Fasilitas kerja pengelola.
6. Fasilitas sanitasi, seperti penyediaan air bersih, bak sampah, WC/
Urinoir, kamar mandi, pembuangan limbah.

21
Jadi sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk
mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tempat-tempat umum
terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya atau menularnya
suatu penyakit. Untuk mencegah akibat yang timbul dari tempat-tempat
umum.

Usaha-usaha yang dilakukan dalam sanitasi tempat-tempat umum dapat


berupa :

1. Pengawasan dan pemeriksaan terhadap factor lingkungan dan


factor manusia yang melakukan kegiatan pada tempat-tempat
umum.
2. Penyuluhan terhadap masyarakat terutama yang menyangkut
pengertian dan kesadaran masyarakat terhadap bahaya-bahaya yang
timbul dari tempat-tempat umum.

B. Tujuan Sanitasi Tempat-Tempat Umum

Tujuan di lakukan nya sanitasi di tempat-tempat umum adalah sangat


berguna untuk:

1. Untuk memantau sanitasi tempat-tempat umum secara berkala.

2. Untuk membina dan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam


menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat di tempat – tempat
umum.

C. Jenis – Jenis Sanitasi Tempat Umum


1. SANITASI HOTEL
Hotel dapat diartikan sebagai tempat menginap bagi umum
yang dikelola secara komersil, terdiri dari beberapa kamar dan

22
menyediakan juga makanan/minuman. Selain itu, kebersihan dan
kesehatan hotel juga sangat mempengaruhi minat para wisatawan.
Karenanya, kebersihan ini akan dapat membantu meningkatkan
kepariwisataan di Indonesia. Di Indonesia dikenal juga tempat
yang sejenis dengan sebutan yang berbeda tapi mempunyai fungsi
yang sama hanya agak berbeda dalam fasilitas dan pelayanaannya
misalnya, Losmen, Penginapan, Wisma,dll. Dalam industri
kepariwisataan hotel merupakan sektor industri yang bergerak
dalam bidang jasa dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan
kepariwisataan, dimana hotel dituntut dapat memberikan kepuasan
kepada tamu baik dari fasilitas yang disediakan dalam memenuhi
kebutuhan tamu.
a. Peranan Sanitasi Hotel

Hotel yang saniter akan sangat menunjang dalam memberikan


kepuasan kepada para pengunjung. Dalam hal ini sanitasi dapat
mempunyai peranan Fisik dan Psikologi (Sholihah, 2014).

a. Peranan Fisik

Sanitasi diharapkan dapat memberikan jaminan kebersihan


umum di luar atau di dalam bangunan hotel.

b. Peranan Psikologis

Peranan sanitasi hotel disini adalah dapat menjamin rasa


kepuasan dari para tamu/pengunjung hotel tersebut maupun para
karyawan/pengelolaan hotel.

1) Manfaat Sanitasi Hotel


Hotel Sanitasi hotel mempunyai manfaat yaitu (Sholihah, 2014):

23
a. Manfaat dari segi kesehatan

1. Menjamin lingkungan kerja yang saniter.

2. Melindungi tamu maupun karyawan hotel dari gangguan


faktor lingkungan yang merugikan kesehatan fisik maupun
mental.

3. Mencegah terjadinya penularan penyakit dan penyakit


akibat kerja.

4. Mencegah terjadinya kecelakaan.

b. Manfaat dari segi Business Operational Hotel

1. Keadaan hotel yang saniter sangat berguna untuk Sales


Promotion yang secara tidak langsung dapat meningkatkan
jumlah tamu.

2. Meningkatkan nilai peringkat dari hotel tersebut.

2) Sasaran Sanitasi di Wilayah Luar Rangunan Hotel

Keberadaan lokasi dan lingkungan, taman, tempat parkir,


bangunan, kamar tamu, lobby, telepon umum, toilet umum,
ruangan yang disewakan, front office, kantor pengelolaan Hotel,
ruang lena, ruang binatu, ruang oprasional, gedung dan fasilitas
karyawan) dan Oprasional/Menejemen (organisasi, tenaga kerja
front office, house keeping, binatu, ruang karyawan, keamanan,
kebersihan, kesehatan, pelayanan umum perlu mendapat
pengawasan. Oleh karena itu penerapan Permenkes RI
No.80/Menkes/Per/II/1990 tentang Persyaratan.
Kesehatan Hotel yang meliputi sanitasi lodging hotel sangat
diperlukan untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya
penularan penyakit atau pencegahan pencemaran lingkungan hotel
itu sendiri maupun lingkungan sekitar hotel (Santi, 2013). Adapun

24
tempat-tempat diluar bangunan hotel yang perlu diperhatikan
dalam penerepan higiene dan sanitasi hotel, antara lain:

a. Tempat Parkir

1. Cukup luas untuk menampung kendaraan tamu hotel


sebagai patokan untuk setiap 5 kamar perlu disediakan 1
tempat parkir.

2. Lantai parkir harus keras, sebaiknya diaspal atau dibeton,


sehingga tidak becek pada waktu hujan dan tidak berdebu
musim kemarau.

3. Diberikan lampu penerangan sesuai luas tempat parkir.

4. Perlu dipasang rambu rambu lalu lintas untuk mencegah


terjadinya masalah lalu lintas.

5. Perlu disediakan gardu parkir lengkap dengan wc dan


urinoir.

b. Pertamanan dan pertanaman

Yang dimaksud adalah sebidang tanah yang ditanami oleh


berbagai macam tanaman dengar maksud untuk memperindah
pemandangan, mencegah terjadinya erosi dan menjaga
kesegaran udara.

3) Sasaran Sanitasi di Wilayah Dalam Bangunan Hotel

Sasaran sanitasi di wilayah dalam bangunan hotel meliputi


sanitasi umum, sanitasi kamar dan lain-lain (Sholihah, 2014).

2. Sanitasi umum Sasaran

Sanitasi umum ini meliputi bangunan/gedung hotel. Harus


kuat/kokoh, tidak memungkinkan sebagai tempat
berkembangbiaknya serangga dan tikus, penggunaan ruangan

25
dipergunakan sesuai dengan fungsinya konstruksi lantal bersih dan
tidak licin, bagian yang selalu kontak dengan air dibuat miring ke
arah saluran pembuangan air agar tidak membentuk genangan air,
dinding bersih permukaan yang selalu berkontak dengan air harus
kedap air.

a) Atap harus kuat dan tidak bocor serta tidak memungkinkan


terjadinya genangan air.

b) Langit-langit memiliki tinggi dari lantai minimal 2,5 meter.

c) Pintu dapat dibuka dan ditutup serta dikunci dengan baik serta
dapat mencegah masuknya binatang pengganggu. Adapun syarat
pencahayaan di dalam ruangan hotel sebagai berikut:

1. Ruang untuk kegiatan dengan resiko kecelakaan tinggi >


300 lux

2. Lampu tamu > 60 lux

3. Lampu tidur > 5 lux

4. Lampu baca > 100 lux

5. Lampu relax > 30 lux

3. Sanitasi Kamar

Kamar merupakan suatu bagian dari hotel yang sangat penting agar
para tamu bebas dapat beristirahat dan melakukan apa saja tanpa
terganggu. Syarat sanitasi kamar hotel meliputi :

a. Kebersihan umum

Kebersihan dan persyaratan fasilitas yang tersedia dalam kamar.

1. Kebersihan umum Kamar harus selalu dibersihkan karena


kamar dapat dikotori oleh debu, zat kimia bahkan lumut,
jamur atau kuman. Pengotoran oleh debu dapat dihilangkan
dengan jalan menyapu dan membersihkan ruangan

26
termasuk perabotan kamar yang ada secara rutin.
Pengotoran oleh zat kimia misalnya noda-noda pada lantai,
dinding, taplak meja dan lain-lain dibersihkan dengan
memakai zat kimia tertentu yang dapat dipakai untuk
menghilangkan noda-noda tersebut. Sedangan pengotoran
oleh lumut atau cendawan dapat terjadi apabila dalam
keadaan lembab, ini dapat dicegah dengan mencari sumber
terhadinya kelembaban tersebut kemudian diperbaiki.

2. Kebersihan dan persyaratan fasilitas dan peralatan kamar


Fasilitas-fasilitas yang diperhatikan dalam kamar antara lain

a. WC/ Urinoir Pada umumnya, disuatu hotel terutama


yang bertaraf internasional WC biasanya tidak berdiri
sendiri tetapi bersama-sama dengan urinoir dan kamar
mandi berada dalam satu unit ruangan tersendin yang
disebut toilet room dan biasanya berada dalam kamar.
Persyaratan untuk WC/urinoer :

1. Bersih dan tidak berbau

2. Tipenya harus water seal (closet) dan dilengkapi


tempat cuci tangan.

3. Pada holel yang bertaraf internasional perlu


dilengkapi kertas toilet.

4. Harus di disinfeksi baik di lantai maupun bagian luar


dari toiletnya tiap kali tamu keluar.

b. Kamar mandi

Persyaratan untuk kamar mandi :

1. Bersih dan tidak berbau

2. Lantai tidak boleh licin

27
3. Dibuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tidak
merembeskan air

4. Dinding kanar mandi harus dari bahan kedap air

5. Bila memakai bath tub perlu di lengkapi dengan


shower, kran air dingin dan panas serta tirai.

c. Tempat tidur dan Penerangan

Secara umum, persyaratan untuk kamar tidur sebagai


berikut :

1. Kondisi ruangan tidak pengap dan berbau

2. Bebas dari kuman-kuman patogen

3. Bersih dan tertata rapi

4. Suhunya sekitar 13-28 C

5. Kelembaban sekitar 40-70 %

6. Dinding, pintu, jendela yang tembus pandang atau


cahaya dilengkapi dengan tirai. Persyaratan untuk
penerangan kamar antara lain :

a. Harus dapat memberikan suasana tenang.

b. Tidak menyilaukan.

c. Untuk beberapa jenis lampu tetentu perlu dipasang


kop lampu agar sinarnya tidak langsung menyinari
tempat tidur. Intensitas cahaya yang diperlukan adalah
sebagai berikut :

 Lampu untuk pintu masuk : 25-40 watt

 Lampu langit-langit kamar : 100 watt

 Lampu untuk tirai : 40 watt

 Lampu meja kamar : 40-60 watt

28
 Lampu baca : 40 watt

 Lampu tidur pojok : 25 watt 3)

a. Sanitasi Dapur

Makanan yang diolah di dapur hotel sangat banyak jenis dan jumlahnya. Pada
hotel atau restoran yang lebih besar tentunya akan mengolah makanan yang
lebih banyak pula jenis dan jumlahnya, sehingga lebih banyak pula karyawan
atau juru masak yang diperlukan. Juru masak tersebut perlu dikelompokkan
meniadi beberapa bagian dengan tugas dan tanggung jawab yang jelas, dan hal
ini dapat dilihat pada struktur organisasi dapur. Ciri-ciri dapur yaitu :

a) Terpisah dari ruang yang lain dan tidak berhubungan dengan alam bebas

b) Lantai dapur dibuat dari bahan yang kedap air dan tidak licin

c) Tembok dapur dilapisi dengan bahan yang kedap air

d) Plafon dapur dibuat dengan warna yang cerah.

b. Penyediaan Air

Penyediaan air untuk hotel perlu mendapat perhatian dan harus memenuhi
persyaratan standart sesuai peraturan yang berlaku. Berdasarkan Permenkes
No. 416/Menkes/PU/IX/1990, penyediaan air untuk hotel dapat diperoleh dari
air ledeng (PAM), air tanah (sumur bor).

a. Kombinasi air ledeng dan air tanah Di hotel besar yang bertaraf
internasional, diutamakan mendapatkan air ledeng yang telah melalui
pengolahan yang baik dan air tanah yang umumnya diperoleh dengan
mengebor tanah di halaman sekitar hotel hanya digunakan bila sangat
diperlukan yaitu :

1) Sebagai make up water (penambahan air pada waktu-waktu air ledeng


macet). Sebagai penambah air apabila ledeng tidak mampu. Seharusnya

29
setiap hotel mempunyai reservoir sebagai tempat untuk menyimpan air,
baik air yang berasal dari dinding maupun sumur bor. Yang perlu
diperhatikan adalah air yang berasal dari sumur bor yang kualitasnya
harus selalu dipantau sehingga memenuhi standar persyaratan.

2) Mengingat penyediaan air untuk hotel terutama hotel Internasional


dibutuhkan air yang benar-benar berkualitas tinggi dan diperlukan adanya
air panas disemua kran-kran di kamar mandi maka diadakan langkah-
langkah sebagai berikut :

a) Semua jenis air yang diperoleh dari berbagai macam sumber air (air
ledeng, air sumur bor) diadakan pengolahan kembali yang dimaksud
adalah :

1. Pengendapan (Sedimentation)

Agar segala jenis kotoran yang mungkin ada di dalam air


mengendap. Untuk membantu proses pengendapan ini dapat
digunakan zat koagulasi untuk mengumpulkan partikel-partikel
kotoran sehingga mudah diendapkan.

2. Penyaringan Kotoran-kotoran yang tidak dapat diendapkan dan


masih melayang-layang dalam air dapat ditangkap oleh filter
(saringan). Disinfeksi bila air telah melalui saringan dan secar
fisik telah bersih, misal periu dilakukan disinfeksi untuk
membunuh kuman-kuman yang kemungkinan masih ada dalam
air tersebut. Zat disinfektan biasanya yang digunakan adalah zat
chlor, ada juga dengan mengunakan ozon (O3) dengan
menggunakan alat tertentu.

c. Pembuangan Sampah Secara umum cara cara penanganan sampuh meliputi 4


kegiatan yaitu :

a. Penampungan sampah

b. Pengumpulan sampah

30
c. Pengangkutan sampah

d. Pemusnahan sampah

 Higiene dan Sanitasi Catering

Diantara banyak aspek, dalam dunia perhotelan pariwisata, sanitasi dan


higiene merupakan aspek mutlak yang harus dikuasai karena berbagai alasan.
Higiene makanan adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitik beratkan
kegiatannya kepada usaha kebersihan/kesehatan dan keutuhan makanan itu sendiri
(whole some enness of the job). Sedangkan sanitasi makanan adalah suatu usaha
pencegahan untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang
dapat mengganggu kesehatan, mulai dari makanan itu sebelum diproduksi, selama
dalam proses pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, sampai kepada
penyajian/pendistribusian sehingga makanan dan minuman tersebut siap
dikonsumsi kepada konsumen (Sihite, 2000). Sasaran higiene yang harus benar-
benar tercapai sebagai berikut (Sihite, 2000) :

1. Higiene personal Yang penting


adalah agar pelaksanaan menyiapkan diri sebaik mungkin agar higienis, baik
badan maupun pakaian kerjanya. Misalnya :

a. Kuku jari potong pendek sehingga bersih dan tidak hitam

b. Rambut dipotong rapi, tidak gondrong dan tidak jatuh kemakanan

c. Memakai topi pelindung agar rambut tidak jatuh

d. Memakai scarf untuk keringat di leher

e. Memakai baju rangkap dan apron untuk keselamatan kerja

f. Memakai safety shoes untuk kaki

g. Kebersihan pribadi sangat penting bagi setiap food handle sebab


kebanggaan dalam penampilan dari seseorang akan meningkatkan standar
kebersihan dan kesehatan

31
fisik seseorang. Orang yang sakit-sakitan atau tidak bias bersih seharusnya
tidak menjadi
food handler

h. Mandi setiap hari setidaknya dua kali sehari. Bakteri dipindahkan dari
pakaian terus ke makanan

2. Peralatan

Menyangkut peralatan kitchen baik itu preparation, processing, holding,,


maupun serving, serta kereta-kereta milik kicthen

3. Higiene Ruangan, menyangkut ruangan dimana di dalamnya terdapat berbagai


benda :

a) Floor, lantai yang harus licin serta kering dan bersih

b) Plafond, yang bersih sehingga tidak menyebabkan penyakit karena debu.

c) Dinding porselen yang bersih dan sering dicuci

d) Tempat sampah dalam jumlah yang memadai antara sampah yang basah
dan kering harus dipisahkan.

e) Insatalasi listrik, air,gas, dan alat-alat yang selalu dirawat kebersihannya.

f) Sirkulasi udara yang cukup sehingga ruangan tidak panas

g) Langi-langit (ceiling) pada langit-langit biasanya terdapat cerobong asap


yang berfungsi sebagai penghisap asap dan udara kotor dari dapur

4. Higiene Makanan Berkaitan dengan system pembuatan dan penyimpanan


sehingga makanan bersih dan sehat. Berbagai tindakan dapat diambil seperti :

a) Menyingkirkan makanan yang basi

32
b) Menyimpan makanan dengan stainless container bertutup

c) Menyimpan secara terpisah makanan tersebut agar tidak dikontaminasi oleh


bahan lain

d) Menyimpan pada suhu yang tepat sesuai prosedur penyimpanan

e) Memasak makanan secara tepat dan tidak terlalu lama jaraknya dengan saat
disantap oleh tamu

f) Penyortiran bahan pada waktu preparation, penyiangan, dan mise

g) Tidak membiarkan makanan diluar tempat penyimpanannya sehingga dapat


dicemari bakteri atau mikroorganisme lain atau hewan-hewan berpenyakit.
Syarat-syarat sanitasi makanan adalah :

1. Bahan makanan bersih, segar dan


sehat

2. Proses pembuatan yang benar dan


baik

3. Bahan dan campuran bahan yang


sesuai dan benar

4. Pembuatan hidangan makanan yang


sesuai dengan standar processing

5. Dapur yang bersih dan terawatt

6. Peralatan yang bersih dan sanitair

7. Tenaga penjamah yang bersih

 Prinsip sanitasi makanan (the principle of food sanitation)

1. Kebersihan bahan makanan/bahan baku

2. Cara penyimpanan peralatan dan perlengkapan

3. Cara pengolahan makanan

4. Cara pengangkutan makanan

33
5. Cara penyimpanan makanan (Sihite, 2000). Kualitas makanan adalah
sesuatu yang ada hubungan secara langsung dengan nilai-nilai mutu
makanan antara lain :

a) Tidak busuk

b) Tidak beracun

c) Tidak berbau

d) Mempunyai nilai gizi

e) Tidak mengandung kuman penyakit

f) Tidak membahayakan kesehatan (Sihite, 2000) Dalam menunjang


kegiatan perhotelan dibutuhkan standar higiene dan sanitasi yang baik
untuk pemilihan bahan dan pengolahan makanan. Seperti dikemukanan
Bartono (2000), persyaratan bahan makanan dan makanan jadi adalah
sebagai berikut :

1. Bahan Makanan

a) Bahan makanan dalam kondisi baik, tidak rusak dan tidak


membusuk

b) Bahan makanan berasal dari sumber resmi yang terawasi

c) Bahan makanan kemasan, bahan tambahan makanan dan bahan


penolong memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan
yang berlaku

2. Makanan Jadi

a) Makanan jadi dalam kondisi baik, tidak rusak dan tidak busuk,
makanan dalam kaleng harus tidak boleh menunjukkan adanya
pengembungan, cekung dan kebocoran

b) Jumlah kandungan logam berat dan residu persitisida dan


pencemaran lainnya tidak boleh melebihi ambang batas yang

34
diperkenankan menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

c) Buah-buahan dicuci bersih dengan air yang memenuhi


persyaratan. Khusus untuk sayuran yang dimakan mentah dicuci
dengan air yang mengandung larutan kalium permanganate 0,02%
atau dimasukkan dalam air mendidih untuk beberapa detik.

2. Sanitasi Tempat Ibadah

 Sanitasi Umum Masjid

Masjid merupakan salah satu dari tempat-tempat umum yang harus


memenuhi ketentuan sanitasi tempat-tempat umum. Karena tempat umum
merupakan tempat bertemunya segala macam mayarakat dengan segala penyakit
yang dipunyai oleh masyarakat tersebut. Dengan demikian maka sanitasi tempat-
tempat umum harus memenuhi syarat-syarat kesehatan dalam arti melindungi,
memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat (Subagyo,
2013).Adapun persyaratan sanitasi yang berkaitan dengan tempat ibadah antara
lain :

1. Letak sesuai dengan rencana tata kota

2. Kontruksi kuat sesuai dengan petunjuk dinas pekerjaan umum

3. Persyaratan, seperti:

 Bagian luar:

a. Halaman bersih, tidak terdapat sampah berserakan dan genangan air.

b. Tersedia tempat sampah sertutup rapat, kedap air dan mudah


dibersihkan, mudal diangkut. Jumlah kapasitasnya sesuai dengan
kebutuhan.

c. Pembuangan air kotor lancar (tidak tersumbat), saluran tersambung


dengan

35
d. saluran pembuangan air kotor umum yang kedap air.

e. Persedian air selalu ada dan memenuhi persyaratan air minum.

f. Tersedia jamban atau perturasan minimal satu yang dilengkapi dengan


kran pembersih.

g. Ruang tempat mengambil air wudhu harus terpisah dari jamban dan
ruangan masjid.

 Bagian dalam :

a. Ruang sembahyang harus bersih.

b. Alas sembahyang harus bersih dan bebas dari kutu busuk dan serangga.
Sepanjang bagian depan siap dipasang kain putih yang bersih dengan
lebar 30 cm sebagai tempat sujud.

c. Lantai mudah dibersihkan dan tidak lembab.

d. Ventilasi harus terdapat lubang penghawaan dengan luas minimal 10%


dari luas lantai.

e. Pencahayaan minimal 10 fc dan tidak menyilaukan.

f. Tersedia Tempat sandal dan sepatu yang khusus.

 Persyaratan Kesehatan Tempat ibadah adalah :

A) Letak

1) Letaknya sesuai dengan rencana tata kota

2) Tidak berada pada arah angin dari sumber pencemaran (debu, asap,
bau dan cemaran lainnya)

3) Tidak berada pada jarak < 100 meter dari sumber pencemaran
debu, asap, bau & cemaran

36
B) Bangunan

1) Kuat, kokoh dan permanen

2) Rapat serangga dan tikus

3) Lantai Kuat, tidak terbuat dari tanah, bersih, rapat air, tidak licin
dan mudah dibersihkan

4) Dinding Dinding bersih, berwarna terang, kedap air dan mudah


dibersihkan

5) Atap Menutup bangunan, kuat, bersih, cukup landai dan tidak


bocor

6) Penerangan/Pencahayaan Pencahayaan terang, tersebar merata dan


tidak menyilau (min. 10 fc)

7) Ventilasi Minimal 10% dari luas bangunan, sejuk dan nyaman


(tidak pengap dan tidak panas)

8) Pintu Rapat serangga dan tikus, menutup dengan baik dan


membuka ke arah luar. Terbuat dari bahan yang kuat dan mudah
dibersihkan.

9) Langit-langit :

a. Tinggi minimal 2,4 m dari lantai

b. Kuat, tidak terdapat lubang-lubang.

c. Berwarna lerang dan mudah dibersihkan

10) Pagar

Kuat, aman dan dapat mencegah binatang pengganggu masuk

11) Halaman

Bersih, tidak berdehu dan becek, tidak terdapat genangan air dan
terdapat tempat sampai yang cukup.

12) Jaringan instalasi

37
Aman (bebas cross conection) dan terlindung

13) Saluran air limbah

Tertutup dan mengalir dengan lancar Fasilitas Sanitasi di tempat


peribadatan (masjid) yaitu :

a) Air Bersih

1. Jumlah mencukupi selalu tersedia setiap saat

2. Tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna

3. Angka kuman tidak melebihi angka ambang batas

4. Kadar bahan kimia tidak melebihi angka ambang batas

b. Pembuangan Air Kotor

1. Terdapat penampungan air limbah yang rapat serangga

2. Air limbah mengalir dengan lancar

3. Saluran kedap air

4. Saluran tertutup

c. Toilet/ WC

1. Bersih

2. Letaknya tidak berhubungan langsung dengan bangunan


utama

3. Tersedia air yang cukup

4. Tersedia sabun & alat pengering

5. Toilet pria & wanita terpisah

6. Jumlahnya mencukupi untuk pengunjung terbanyak

7. Saluran pembuangan air limbah dilengkapi penahan bau


(water seal)

38
8. Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan
udara luar

d. Peturasan :

1. Bersih

2. Dilengkapi dengan kran pembersih

3. Jumlahnya mencukupi

e. Tempat Sampah

1. Tempat sampah kuat, kedap air,


tahan karat, dan dilengkapi dengan penutup

2. Jumlah tempat sampah mencukupi

3. Sampah diangkut setiap 24 jam ke


TPA

4. Kapasitas tempat sampah terangkat


oleh 1 orang

f. Tempat wudhu

1. Bersih

2. Terpisah dari toilet, peturasan, dan ruang mesjid

3. Air wudhu keluar melalui kran-kran khusus dan jumlahnya


mencukupi

4. Kolam air wudhu tertutup (rapat serangga)

5. Tidak terdapat jentik nyamuk pada kolam air wudhu

6. Limbah air wudhu mengalir lancar

7. Tempat wudhu pria dan wanita sebaiknya terpisah

g. Tempat sembahyang

1. Bersih, tidak berbau yang tidak enak

39
2. Bebas kutu busuk dan serangga lainnya

3. Sepanjang bagian depan tiap shap dipasang kain putih yang


bersih dengan lebar 30 cm 8.

h. Tempat sandal dan sepatu

a. Tersedia tempat sandal dan sepatu yang khusus

b. Bersih dan kuat

 Sanitasi Alas Sholat

Fasilitas masjid salah satunya adalah alas sholat/karpet, dimana karpet


tersebut digunakan dengan diinjak-injak dan juga untuk sujud secara bergantian
oleh para pengunjung masjid. Hal ini memungkinkan adanya mikroba pada alas
sholat tersebut. Mikroba pada alas sholat dapat berasal dari debu yang terbawa
dalam udara, mengingat masjid bukan tempat yang tertutup rapat. Jumlah dan tipe
mikroba yang mencemari udara ditentukan oleh sumber pencemaran di dalam
lingkungan, misalnya dari saluran pernapasan manusia dikeluarkan melalui batuk
dan bersin serta partikel-partikel debu dari permukaan bumi yang selanjutnya
diedarkan oleh aliran udara (McKinney, 1992). Menjaga kebersihan alas sholat
dari mikroba/debu dengan cara menyedot debu secara teratur minimal satu pekan
sekali serta memberi pendingin ruangan (AC) yang diberi filter mikro. Tujuan
pokok kegiatan pembersihan kotoran adalah menghilangkan kotoran yang ada,
dimana pada dasarnya pembersihan adalah suatu proses mekanis: kotoran
dilarutkan oleh air, diencerkan sampai kotoran tersebut tidak tampak lagi dan
dibilas. Pembersihan kotoran juga menghilangkan tempat berkembangbiaknya
bakteri dan jamur. Sebagian besar bakteri nonspora dan virus dapat bertahan
hanya jika terlindung oleh kotoran atau zat organik. Bakteri non spora
kemungkinan tidak dapat hidup pada permukaan yang bersih (Jawetz, et. al.,
1996).

3. Sanitasi Taman Hiburan

40
Kehidupan kota yang makin kompleks membuat kehidupan masyarakat kota
besar (Urban Community) mempunyai kecenderungan untuk pergi rekreasi ke luar
kota. Kecenderungan ini meningkat seiring dengan meningkatnya pencemaran di
kota besar dan makin langkanya taman-taman kota. Taman hiburan adalah tempat
umum yang mempunyai letak dan bangunan menetap yang menyediakan fasilitas
hiburan bagi masyarakat umum. Persyaratan sanitasi yang harus dipenuhi
berkaitan dengan taman hiburan antara lain:

1. Perizinan

Harus memiliki izin dari pemerintah daerah atau terdaftar pada Dinas
Kesehatan setempat.

2. Letak

a) Fasilitasnya disesuaikan dengan perencanaan pemerintah daerah setempat

b) Harus jauh dari sumber pencemaran dan tidak mudah tergenang air

c) Mudah dicapai dengan kendaraan

d) Keamanan terjamin.

3. Bagian luar

a) Tersedia tempat parkir yang baik, aman dan dilengkapi dengan penerangan
yang cukup pada waktu malam. Pemandangan bersih tidak terdapat
sampah berserakan, genangan air dan lain-lain yang membahayakan
kesehatan.

b) Tersedia bak-bak penampungan sampah yang dilengkapi dengan tutup dan


mudah diangkut

c) Tempat penjualan karcis harus memiliki sumber penerangan yang cukup


dan jendela karcis tersekat dengan kaca.

4. Ruang

a) Pintu masuk tidak jauh dengan tempat parkir dan tersedia bak sampah

41
b) Tersedia bak-bak sampah yang tertutup, kedap air dan mudah diangkut,
terutama di tempat rekreasi

c) Tersedia minimal satu jamban untuk setiap 40 pengunjung wanita dan satu
jamban serta satu urinary closet untuk setiap 40 pengunjung pria terpisah
dan memenuhi syarat kesehatan

d) Tersedia urinoir satu buah untuk setiap 40 pengunjung

e) Terdapat sistem pembuangan air hujan dan air kotor baik yang juga
bersambungan yang dengan saluran umum. Saluranterbuat dari bahan
kedap air sehingga tidak terjadi gangguang pada aliran air dan pencemaran
lingkungan lain

f) Persediaan air untuk kepentingan umum harus memenuhi syarat kesehatan

g) Tempat penjualan mukanan dan minuman serta tempat umum lain yang
ada dalam taman hiburan harus memenuhi persyaratan sanitasi lingkungan.

5. Karyawan

a) Karyawan yang bekerja harus sehat dan memiliki sertifikat kesehatan dan
tidak mengindap penyakit menular dan penyakit kulit

b) Karayawan taman hihuran harus menjaga kebersihan badan dan pakaian

6. Peralatan dan lain-lain

a) Tersedia minimal satu kotak P3K dan minimal satu petugas yang dapat
mempergunakannya

b) Tersedianya alat pemadam kebakaran yang masih dapat dipakai dan


minimal satu orang petugas yang dapal mempergunakannya.

4. Sanitasi Terminal

Terminal penumpang dapat dikelompokan atas dasar tingkat penggunaan


terminal kedalam tiga tipe sebagai berikut (Menteri Pekerjaan Umum, 2010) :

42
1. Terminal penumpang tipe A berfungsi melayani kendaraan umum untuk
angkutan antar kota antar propinsi dan/atau angkutan lintas batas negara,
angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan.

2. Terminal penumpang tipe B berfungsi melayani kendaraan umum untuk


angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan/atau angkutan
pedesaan.

3. Terminal penumpang tipe C berfungsi melayani kendaraan umum untuk


angkutan pedesaan.

 Sanitasi Umum Terminal

Sanitasi terminal yaitu pengawasan pada beberapa faktor lingkungan fisik yang
berpengaruh terhadap kesehatan manusia yang ada di terminal (Suparlan, 1988).
Adapun persyaratan sanitasi dan kebersihan terminal yang harus dipenuhi, antara
lain:

1. Bagian luar

a. Tempat parkir

Terdapat tempat parkir kendaraan umum yang bersih.


Tidak terdapat sampah berserakan, genangan air, dan lain-lain.

b. Pembuangan sampah

Tersedianya tempat pengumpulan sampah sementara sebelum


dibuang.Tempat pengumpulan sampah harus tertutup dan kedap air.

c. Penerangan Di tempat parkir, pintu masuk dan pintu keluar terminal perlu
diberi penerangan yang cukup dan tidak menyilaukan.

2. Bagian dalam

a. Ruang tunggu

1. Ruangan bersih.

43
2. Tempat duduk bersih dan bebas dari kutu busuk.

3. Penerangan minimal 10 fc.

4. Tersedia bak sampah dan terbuat dari benda yang kedap air.

5. Lantai terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, dan mudah dibersihkan.

b. Jamban dan urinoir

1. Digunakan jamban tipe leher angsa.

2. Jamban untuk pria harus terpisah dengan jamban untuk


wanita.

3. Jumlah jamban 1 buah untuk setiap 1-250 pengunjung pada


suatu saat, dengan jumlah minimal 2 huah.

4. Urinoir bersih, tidak berbau, dan memiliki air pembersih


yang memadai.

5. Terminal dengan kapasitas minimal 250 pengunjung harus


memiliki l urinoir.

6. Jika pengunjung meningkat menjadi 500 orang. urinoir


ditambah 1.

c. Tempat cuci tangan

Tersedia minimal 1 buah tempat cuci tangan untuk umum yang di lengkapi
dengan sabun dan serbet.

d. Pembuangan air hujan dan air kotar

Memiliki sistem pembuangan yang baik, terhubung dengan saluran umum


atau denganseptic tank sendiri (untuk pembuangan air kotor).

e. Pemadam kebakaran

Tersedia alat pemadam kebakaran yang dapat dilihat dan dicapai dengan
mudah oleh umum. Pada alat ini harus terdapat cara penggunaannya.

44
f. Kotak P3K

Tersedia kotak P3K minimal 1 buah yang berisi obat-obatan lengkap untuk
P3K.

g. Sirkulasi udara

Sirkulasi dalam stasiun kereta api harus baik dan tidak terdapat sudut-
sudut ruangan yang mengakibatkan udara berhenti.

5. Sanitasi Salon

Salon merupakan sarana pelayanan umum untuk pemeliharaan kecantikan


khususnya memelihara dan merawat kesehatan kulit dan rambut dengan
menggunakan kosmetik secara manual, preparatif, aparatif, dan dekoratif tanpa
adanya tindakan operasi.

 Jenis salon yang ada dapat dibedakan :

a. Menurut jenis pelayanan yang diberikan pada salon kecantikan :

1) Salon kecantikan rambut

2) Salon kecantikan kulit

3) Salon kecantikan kombinasi rambut dan kulit

b. Menurut jenis dan bahan kosmetik yang digunakan :

1) Salon kecantikan modern

2) Salon kecantikan tradisional

3) Salon kecantikan kombinai modern dan tradisional

c. Menurut jenis bahan kosmetik yang dipergunakan :

1) Salon yang hanya menggunakan satu jenis (merk) kosmetik produk


pabrik tertentu, salon ini sebagai promosi, penerapan dan
pengembangan serta evaluasi efektivitas produk kosmetiknya.

45
2) Salon yang menggunakan lebih dari satu jenis merk kosmetik yang
terdaftar di Kemenkes RI sesuai dengan keinginan pelanggan.

3) Salon yang menggunakan kosmetika buatan sendiri, tidak


menggunakan bahan terlarang dan tidak dijual belikan.

 Salon kecantikan diklasifikasikan menjadi Type D, C, B, dan A, uraiannya


adalah sebagai berikut :

a. Salon kecantikan Type D

1) Fisik :

a) Tempat usaha rumah sendiri/tempat lain dengan ukuran minimal 9


m2.

b) Jumlah kursi perawatan untuk rambut maksimum 4 kursi, untuk kulit


maksimum 2 dipan.

2) Salon kecantikan kulit atau rambut Type D memberikan pelayanan


sederhana (dasar) manual, preparatif, aparatif, dan dekoratif. Kegiatan
yang dilayani adalah :

a) Tata kecantikan rambut, meliputi :

pencucian kulit kepala/rambut, pemangkasan/pemotongan dan


pengeritingan rambut, penataan rambut, pengeringan, pengecatan
(tanpa pemucatan), perawatan kulit kepala/rambut (creambath).

b) Tata kecantikan kulit meliputi: perawat kulit, wajah, tangan


(menikur) dan kaki (pedikur) tanpa kelainan, merias wajah sehari-
hari (pagi, siang, sore)

b. Salon kecantikan Type C

1) Fisik :

a) Tempat usaha rumah sendiri / tempat lain dengan ukuran minimal


30 m2.

46
b) Jumlah kursi perawatan untuk rambaut maksimum 6 kursi, untuk
kulit maksimum 3 dipan.

c) Salon kecantikan rambut atau kulit Type C memberikan


pelayanan perawatan secara manual, preparatif, aparatif, dan
dekoratif untuk rambut/kulit dengan kelainan ringan. Kegiatan
yang dapat dilayani adalah :

1) Tata kecantikan rambut , meliputi : pencucian kulit


kepala/rambut, pemangkasan/pemotongan dan pengeritingan
rambut, penataan rambut, pengeringan, pengecatan (dengan
pemucatan), perawatan kulit kepala/rambut (creambath),
pelurusan, perawatan rambut dengan kelainan ringan
(kebotakan, ketombe, kerontokan)

2) Tata kecantikan kulit meliput: merawat kulit, wajah, tangan


(menikur) dan kaki (pedikur) dengan kelainan, merias wajah
sehari-hari (pagi, siang, sore), panggung disco, karakter, cacat,
dan usia lanjut., penambahan bulu mata, menghilangkan bulu-
bulu yang tidak dikehendaki, perawatan kulit dengan
menggunakan alat elektronik sederhana ( 2 jenis seperti
frimator dan sauna)

c. Salon kecantikan Type B :

1) Fisik :

a) Tempat usaha rumah sendiri / tempat lain dengan ukuran minimal 50


m2.

47
b) Jumlah kursi perawatan untuk rambut maksimum 8 kursi, untuk kulit
maksimum 4 dipan

2) Salon kecantikan rambut atau kulit Type B memberikan pelayanan


perawatan kecantikan dan rambut secara manual, preparatif, aparatif,
dan dekoratif. Disini alat kecantikan (alat elektronik) yang digunakan
masih terbatas. Kegiatan yang dapat dilayani adalah :

a) Tata kecantikan rambut meliputi: pencucian kulit kepala/rambut,


pemangkasan/pemotongan dan pengeritingan rambut, penataan
rambut, pengeringan, pengecatan (dengan pemucatan), perawatan
kulit kepala/rambut (creambath), pelurusan, perawatan rambut
dengan kelainan ringan (kebotakan, ketombe, kerontokan),
penambahan rambut kepala

b) Tata kecantikan kulit, meliputi : merawat kulit, wajah, tangan


(menikur) dan kaki (pedikur) dengan kelainan, merias wajah
sehari-hari (pagi, siang, sore), panggung disco, karakter, cacat, dan
usia lanjut. penambahan bulu mata, menghilangkan bulu-bulu yang
tidak dikehendaki, perawatan kulit dengan menggunakan alat
elektronik, perawatan badan (body massage) Salon kecantikan
Type B diselenggarakan dengan menejemen yang baik yang
mempunyai pimpinan, staf administrasi, dan staf teknis.

d. Salon kecantikan Type A :

1) Fisik :

a) Tempat usaha rumah sendiri / tempat lain dengan ukuran minimal 75


m2.

b) Jumlah kursi perawatan untuk rambut maksimum 8 kursi, untuk kulit


maksimum 4 dipan dengan penyekat atau merupakan cabin.

2) Salon kecantikan rambut atau kulit Type A memberikan pelayanan


perawatan kecantikan kulit dan rambut (beauty centre) yang
memberikan pelaayanan lengkap baik manual, preparatif, aparatif, dan

48
dekoratif, ditambah perawatan khusus seperti obesitas, diet, senam. .
Disini alat kecantikan (alat elektronik) yang digunakan lengkap.
Kegiatan yang dapat dilayani adalah :

a) Tata kecantikan rambut meliputi pencucian kulit kepala/rambut,


pemangkasan/pemotongan dan pengeritingan rambut, penataan
rambut, pengeringan, pengecatan (dengan pemucatan), perawatan
kulit kepala/rambut (creambath), pelurusan, perawatan rambut
dengan kelainan ringan (kebotakan, ketombe, kerontokan),
penambahan rambut kepala,

b) Tata kecantikan kulit seperti pada pelayanan salon Type B ditambah


perawatan yang lebih luas baik secara tradisional Indonesia (empirik
timur) maupun modern (empirik barat), seperti akuprsur, aroma
terapi, reflekzone. Tersedia juga perawatan dengan alat elektronik
helioteraphy, hyydroteraphy, mekanoterapy, elektroterapi, perawatan
tradisional yang spesifik seperti perawatan pengantin, ibu hamil, ibu
setelah melahirkan. Salon kecantikan Type A dikelola secara
institusional dengan menejemen yang baik seperti Type B, tetapi
disini lebih lengkap terutama staf ahli teknis.

e. Persyaratan kesehatan lingkungan dan bangunan.

1) Lokasi :

a) Terhindar dari pencemaran lingkungan

b) Tidak terletak di daerah banjir

2) Lingkungan halaman :

a) Bersih

b) Tidak terdapat genangan air

c) Air mengalir dengan lancar

3) Bagian dalam :

49
a) Bangunan kuat, utuh, bersih, serta dapat mencegah kemungkinan
terjadinya penularan penyakit dan kecelakaan.

b) Pembagian ruang jelas sesuai dengan fungsinya, sep[erti ruang


konsultasi, ruang perawatankecantikan kulit dan rambut harus
terpisah (diberi penyekat).

c) Bangunan gedung tidak menimbulkan gangguan terhadap rumah


penduduk dan tidak mengganggu keadaan di sekitarnya.

d) Lantai : kedap air, rata, tidak licin, serta mudah dibersihkan.

e) Dinding : Dinding disebelah dalam rata, berwarna terang, serta


mudah dibersihkan.

f) Langit-langit : berwarna terang, mudah dibersihkan, tinggi minimal


2,5 m dari lantai.

g) Atap kuat, tidak bocor, tidak menjadi tempat berkembangbiaknya


serangga dan tikus.

h) Ventilasi / penghawaan :

i) Dapat menjamin pergantian udara ruangan dengan baik. Lubang


ventilasi minimal 5% luas lantai.

j) Bila lubang ventilasi tidak dapat menjamin pergantian udara


dengan baik, maka dapat digunakan peralatan ventilasi mekanis.
Khusus untuk ruang ber AC, tidak diperlukan lubang ventilasi

k) Tersedia pencehayaan dengan intensitas yang cukup setiap ruangan,


khusus ruang pelayanan / ruang kerja intensitas cahaya minimal
150 luks dan tidak menimbulkan kesilauan.

l) Pencegahan masuknya serangga dan tikus dilengkapi lubang


penghawaan dilengkapi dengan kawat kasa penahan nyamuk dan
tikus,dan lubang pembuangan pada saluran air limbah di kamar
mandi, jamban dll., dilengkapi dengan jeruji.

50
m)Bila menggunakan fasilitas rak atau almari, maka sebaiknya antara
bagian antara bagian bawah rak/almari dengan lantai berjarak
minimal 15 cm.

f. Penyediaan air bersih :

a) Kualitas air bersih memenuhi persyaratan sebagaimana yang


ditetapkan

Menteri Kesehatan

b) Air sebaiknya diperoleh dari PDAM. Bila menggunakan sumber air


yang lain, berkonsultasi ke Dinas Kesehatan setempat.

c) Kuantitas air harus tersedia secara cukup dan berkesinambungan


sesuai dengan kebutuhan.

d) Dinding bak penampungan air harus selalu dibersihkan secara berkala


seminggu sekali. Bak penampung berupa drum atau tempayan
dilengkapi dengan penutup.

g. Pengelolaan limbah

1) Sarana pembuangan limbah tertutup, kedap air.

2) Air limbah dapat mengalir dengan lancar, kemiringan 2% - 3%

h. Tempat sampah

1) Terbuat dari bahan yang kuat, ringan, kedap air, tahan karat, permukaan
bagian dalam halus, mudah dibersihkan, dan berpenutup.

2) Jumlah dan volume disesuaikan dengan produk sampah yang


dihasilkan setiap hari.

i. Kamar mandi dan jamban.

1) Bersih dan tidak berbau

2) Lantai miring ke arah saluran pembuang

3) Terpisah yang diperuntukkan pria dan wanita

51
j. Persyaratan karyawan

a) Karyawan harus berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat


keterangan sehat dari dokter.

b) Memiliki sertifikan/ijazah nasional dari Kementerian Pendidikan


Nasional sesuai kriteria salon

c) Memahami dan menerapkan etika profesi sebagai karyawan salon

d) Memakai pakaian kerja yang bersih, rapi, dan utuh

k. Peralatan kerja dan bahan

a) Alat yang berhubungan dengan kulit :

1) Sisir selalu dalam keadaan bersih dan baik.

2) Gunting selalu dalam keadaan bersih dan baik

3) Mesin cukur selalu dalam keadaan bersih dan baik

4) Tempat bedak dan sabun selalu dalam keadaan bersih dan baik

b) Handuk :

1) Bersih

2) Tersedia dengan jumlah yang cukup 1 orang pelanggan 1 handuk

c) Kain penutup badan:

1) Bersih

2) Berwarna putih/terang

3) Tersedia dalam jumlah yang cukup (berjumlah rata-rata


tamu/pengunjung)

d) Bahan-Bahan

1) Pisau, gunting, dll, didisinfeksi dengan bahan kimia atau air panas

2) Kosmetika / wangi-wangian diperoleh dari sumber yang dipercaya


dan bebas dari potongan rambut.

52
l. Lain-lain

1) Tersedia minimal 1 buak kotak P3K yang berisi obat-obatan sederhana.

2) Tersedia alat pemadam kebakaran.

6. Sanitasi Pusat Perbelanjaan

Pusat Perbelanjaan adalah suatu tempat dimana orang banyak/umum datang


untuk berbelanja, dimana beberapa bentuk kegiatan pasar dikelola satu badan,
seperti Departemen Store, Supermarket.

Komponen Persyaratan Pusat Perbelanjaan :

A. Persyaratan air bersih

1. Harus tersedia air bersih yang memenuhi syarat dan memenuhi


kebutuhan yang cukup

2. Sumber air harus dijaga dari pencemaran

3. Paling sedikit setiap 6 (enam ) bulan diambil sampel untuk pemeriksaan


dilaboratorium

B. Persyaratan pembuangan sampah

1. Di setiap toko harus tersedia tempat penampungan sampah sementara


yang tertutup, kedap air dan dengan jumlah yang cukup

2. Di setiap blok harus tersedia tempat pengumpulan sampah yang tertutup


kedap air dan mudah diangkut

3. Pembuangan sampah harus setiap hari, sehingga tidak ada sampah yang
menumpuk

C. Persyaratan pembuangan kotoran manusia

1. Harus tersedia kakus yang memenuhi syarat, yaitu yang


bertipe leher angsa dengan jumlah untuk 60 orang dagang pria disediakan
1 buah kakus dan untuk 40 orang dagang wanita 1 buah kakus

53
2. Disediakan peturasan yang memenuhi syarat dengan jumlah
untuk 60 orang pengunjung Pria disediakan 1 buah peturasan

3. Harus ada tanda yang jelas untuk membedakan antara


kakus pria dengan kakus wanita

D. Persyaratan pembuangan air limbah

1. Pembuangan air limbah harus melalui saluran yang tertutup

2. Pembuangan akhirnya, harus dibuang ke septick tank, atau ke saluran


pembuangan air kotor perkotaan

E. Tempat berjualan makanan

1. Makanan dan minuman yang dijual


harus selalu dalam keadaan bersih & segar

2. Tersedia tempat penampungan sampah sementara yang tertutup dan


dalam jumlah yang cukup

3. Karyawan harus memperhatikan kebersihan dan kesehatannyasetiap saat

4. Kebersihan di sekitar tempat berjualan harus dijaga setiap hari

5. Air yang digunakan adalah yang memenuhi syarat baik kualitas dan
jumlahnya

F. Hal-hal lain

1. Setiap jalan atau arus lalu lintas antar


gang dan blok pencahayaannya harus cukup Disyaratkan 10 f. C

2. Lantai harus selalu dalam keadaan


bersih

3. Harus tersedia alat perlengkapan


P3K

4. Harus tersedia alat pemadam


kebakaran

54
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pentingnya rumah sehat sebagai sarana untuk memperbaiki


kesehatan bukan hanya sebagai tempat beristirahat dan berlindung. Untuk
itu rumah harus memenuhi syarat-syarat kesehatan. Rumah yang
memenuhi syarat kesehatan disebut rumah sehat. Rumah sehat tidak harus
mahal dan mewah. Tetapi, rumah sehat harus memenuhi syarat syarat
kesehatan. Oleh karena itu, rumah yang sederhana jika memenuhi syarat
syarat kesehatan juga dapat dikatakan rumah sehat.
Limbah rumah sakit juga memerlukan penanganan yang baik
sebelum proses pembuangan. Sayang sebagian besar pengelolaan limbah
medis (medical waste) Rumah Sakit masih di bawah standar lingkungan
karena umumnya dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah
dengan sistem open dumping atau dibuang di sembarang tempat. Bila
pengelolaan limbah tak dilaksanakan secara saniter, akan menyebabkan
gangguan bagi masyarakat di sekitar Rumah Sakit dan pengguna limbah
medis. Agen penyakit limbah Rumah Sakit memasuki manusia (host)
melalui air, udara, makanan, alat, atau benda. Agen penyakit bisa
ditularkan pada masyarakat sekitar, pemakai limbah medis, dan pengantar

55
orang sakit.Ada beberapa kelompok masyarakat yang mempunyai resiko
untuk mendapat gangguan karena buangan rumah sakit. Pertama, pasien
yang datang ke Rumah Sakit untuk memperoleh pertolongan pengobatan
dan perawatan Rumah Sakit. Kelompok ini merupakan kelompok yang
paling rentan. Kedua, karyawan Rumah sakit dalam melaksanakan tugas
sehari-harinya selalu kontak dengan orang sakit yang merupakan sumber
agen penyakit. Ketiga, pengunjung/pengantar orang sakit yang berkunjung
ke rumah sakit, resiko terkena gangguan kesehatan akan semakin besar.
Keempat, masyarakat yang bermukim di sekitar Rumah Sakit, lebih-lebih
lagi bila Rumah sakit membuang hasil buangan Rumah Sakit tidak
sebagaimana mestinya ke lingkungan sekitarnya. Akibatnya adalah
kualitas lingkungan menjadi menurun dengan akibat lanjutannya adalah
menurunnya derajat kesehatan masyarakat di lingkungan tersebut. Oleh
karena itu, rumah sakit wajib melaksanakan pengelolaan buangan rumah
sakit yang baik dan benar dengan melaksanakan kegiatan Sanitasi Rumah
Sakit.
Adapun berbagai Sanitasi tempat-tempat umum yaitu Sanitasi
hotel, sanitasi tempat ibadah, sanitasi taman hiburan, sanitasi salon,
sanitasi terminal, sanitasi pusat perbelanjaan dll. Sanitasi tempat-tempat
umum merupakan usaha untuk mengawasi kegiatan yang berlangsung
ditempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan
timbulnya suatu penyakit, sehingga kerugian yang ditimbulkan kegiatan
tersebut dapat dicegah. Sanitasi tempat-tempat umum menurut WHO
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup mendesak. Karena
tempat umum merupakan tempat bertemunya segala macam masyarakat
dengan segala penyakit yang dipunyai oleh masyarakat. Oleh karenanya
tempat umum merupakan tempat menyebarnya segala penyakit terutama
penyakit yang medianya makanan, minuman, udara, dan air.

3.2 Saran dan Kritik

Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kami dan para


pembaca. Kami mengakui bahwa dalam makalah ini masih banyak sekali

56
kata-kata yang salah dan tidak benar, untuk itu kami berharap kritik dan
saran sangat kami harapkan, karna akan menjadi suatu pacuan untuk kami
sendiri agar lebih baik. Dan kami ucapkan Terima Kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu menyelesaikan Makalah ini.

SOAL

1. Faktor penting yag harus diperhatikan untuk membangun rumah yang sehat
antara lain, kecuali.....
a. Sirkulasi udara yang lancar
b. penerangan sinar yang memadai
c. air yang bersih
d. pembangunan limbah yang terkontrol
e. ruang tercemar
2. ruangan fokok yang wajib ada pada sebuah rumah tinggal yaitu, kecuali.....
a. ruang tamu
b. halaman
c. dapur
d. kamar mandi
e. kamar tidur
3. suatu rumah bisa dikatakan sehat apabila, kecuali.....
a. udara dan sumber air disekitar rumah tidak tercemar
b. area dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai dengan
pengolahan limbah yang benar-benar diperhatikan
c. lingkungan disekitar rumah masih asri dan dipenuhi
d. terletak dilokasi yang aman dan pepohanan tidak rawan mengalami
bencana
e. sampah yang menumpuk disekitar rumah
4. Bahan bangunan yang digunakan tidak terbuat dari material yang bisa
melepaskan zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan dengan kriteria debu total
tidak melebihi.....
a. 150 µgm3
b. 149 µgm3

57
c. 147 µgm3
d. 151 µgm3
e. 160 µgm3
5. ketentuan kualitas udara dirumah yang baik antara lain.....
a. 15-20
b. 18-30
c. 16-30
d. 18-29
e. 13-30
6. ada dua macam yang mendukung keberadaan rumah ditersebut. Diantaranya
yaitu pencahaayan alami dari sinar matahari dan pencahayaan buatan dari
lampu. Kedua pencahaayan ini harus bisa menerangi seluruh bagian ruang
dengan minimal intensitas cahaya sekitar.....
a. 50 luk
b. 40 luk
c. 80 luk
d. 70 luk
e. 60 luk
7. Kualitas air yang bersih wajib memenuhi semua persyaratan kesehatan air
bersih dan air minum sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.Air
didalam rumah harus sentantiasa tersedia dengan kapasitas minimal.....
a. 60liter/hari/orang
b. 70liter/hari/orang
c. 80liter/hari/orang
d. 90liter/hari/orang
e. 50liter/hari/orang
8. Rumah yang sehat juga bebas dari binatang penular penyakit yang bersarang
didalam nya. contoh binatang-binatang tersebut yakni,kecuali.....
a. Tikus
b. Kecoak
c. Lalat
d. Kelabang
e. Tupai
9. komponen-komponen rumah wajib memiliki ciri-ciri meliputi.....
a. lantai bersifat kedap air dan mudah dibersihkan
b. dinding diruang tidur dan ruang kluarga harus di lengkapi dengan lubang
ventilasi agar sirkulasi udara dapat berjalan lancar
c. dinding di kamar mandi dan tempat cuci wajib bersifat kedap air dan
gampang dibersihkan
d. A,B dan C Benar
e. Lantai susah dibersihkan
10. Rumah yang dilengkapi dengan sumbu setinggi 10 meter harus didukung
dengan.....

58
a. penangkal petir
b. parabola
c. antena
d. B dan C salah
e. Semua jawaban benar

11. Berikut ini yang tidak termasuk limbah anorganik adalah ….

a. Pestisida

b. Pecahan kaca

c. Kaleng kaca

d. Daun – daun kering

e. Botol plastik

12. Limbah yang berasal dari makhluk hidup disebut ….

a. Limbah cair

b. Limbah padat

c. Limbah gas

d. Limbah organik

e. Limbah anorganik

13. Berikut yang merupakan contoh limbah anorganik adalah ….

a. Kulit buah

b. Kaleng bekas

c. Nasi basi

d. Kotoran hewan

e. Ampas tahu

14. Yang termasuk limbah kimia adalah …

a. Air bekas penculupan kain

59
b. Sisa potongan tumbuhan

c. Limbah DDT

d. Gas buangan knalpot

e. Limbah laboratorium

15. Limbah yang dibedakan berdasarkan sifatnya adalah ….

a. Limbah reaktif

b. Limbah cair

c. Limbah industri

d. Limbah padat

e. Limbah rumah tangga

16. Suatu limbah disebut limbah organik dikarenakan ….

a. Tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme

b. Terdiri dan senyawa organik

c. Terdiri dan senyawa anorganik

d. Dapat diuraikan oleh mikroorganisme

e. Tidak mengandung unsur karbon

17. Contoh limbah berwujud gas yang tidak berwarna tetapi berbau tajam adalah
….

a. Co2

b. No2

c. So2

d. O2

e. Co

18. Yang termask pengertian limah rumah sakit adalah ….

60
a. Limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang
lainnya

b. Objek atau alat yang memilki sudut tajam , sisi , ujung , atau bagian yang
menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit

c. Limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit


menular

d. Limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia

e. Limbah yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari


penggunaan medis

19. Limbah B3 adalah limbah yang mengandung zat –zat berikut, kecuali ….

a. Sangat mudah menyala

b. Sangat mudah berubah

c. Mudah meledak

d. Pengoksidasi

e. Amat sangat mudah menyala

20. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah ….

a. Volume limbah

b. Jenis limbah

c. Wujud limbah

d. Banyaknya imbah

e. Ukuran limbah

21. Usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan


terhadap berbagai faktor lingkungan sedemikian rupa sehingga munculnya
penyakit dapat dihindari. Merupakan pengertian dari......
a. Sanitasi
b. Kebersihan
c. Lingkungan

61
d. Tempat – tempat umum
e. Ekosistem

22. Suatu tempat dikatakan tempat umum bila memenuhi kriteria sebagai berikut,
kecuali..........

a. Diperuntukkan masyarakat umum.


b. Mempunyai bangunan tetap/ permanen.
c. Bersih bebas dari kuman
d. Tempat tersebut ada aktivitas pengelola,pengunjung/ pengusaha.
e. Pada tempat tersebut tersedia fasilitas
23. Sanitasi diharapkan dapat memberikan jaminan kebersihan umum di luar atau
di dalam bangunan hotel. Merupakan peranan dari sanitasi hotel, yaitu
peranan.........

a. Psikologis

b. Fisik

c. Mental

d. Tempat

e. Lingkungan

24. Manfaat sanitasi hotel ditinjau dari segi besar adalah........

a. Hotel makin banyak dikunjungi tamu

b. Mempertinggi gairah kerja karyawan

c. Dapat keuntungan lebih banyak

d. Karyawan tidak ada yang sakit

62
e. Tamu tidak ada yang sakit

25. Yang harus diperhatikan dalam sanitasi tempat parkir adalah.........

a. Harus ada polisi tidur

b. Luas tempat parkir sesuai jumlah tamu

c. Luas tempat parkir sesuai jumlah kendaraan

d. Ditempat parkir harus ada rambu – rambu

e. Permukaan tanah harus keras, tidak berdebu dan tergenang air

26. Salah satu faktor yang mempengaruhi sanitasi makanan adalah........

a. Omset penjualan

b. Bahan yang belum di olah

c. Sumber penjualan

d. Harga

e. Penjualan

27. Contoh tindakan sanitasi di bawah ini adalah...........

a. Minum air yang sudah di rebus

b. Mencuci tangan sebelum memegang makanan

c. Menggosok gigi sebelum tidur

d. Makan buah sesudah makan

63
e. Membuat sumur sesuai syarat kesehatan

28. Peranan sanitasi hotel disini adalah dapat menjamin rasa kepuasan dari para
tamu/pengunjung hotel tersebut maupun para karyawan/pengelolaan hotel.
Merupakan peranan sanitasi hotel yaitu......

a. Fisik

b. Psikologis

c. Biologis

d. Sosiologis

e. Ekonomis

29. Cara penyimpanan makanan (Sihite, 2000). Kualitas makanan adalah sesuatu
yang ada hubungan secara langsung dengan nilai-nilai mutu makanan antara
lain, kecuali..........

a. Tidak busuk

b. Tidak beracun

c. Tidak berbau

d. Cepat busuk

e. Mempunyai nilai gizi

30. Pembuangan Sampah Secara umum cara cara penanganan sampuh meliputi 4
kegiatan yaitu ...........

a. Penampungan sampah

b. Pengumpulan sampah

c. Pengangkutan sampah

64
d. Pemusnahan sampah

e. Semua benar

JAWABAN

1. E

2. B

3. E

4. A

5. B

6. E

7. A

8. E

9. D

10. A

11. D

12. D

13. B

14. E

15. C

16. D

17. C

18. A

19. B

20. B

65
21. A

22. C

23. B

24. A

25. B

26. B

27. B

28. B

29. D

30. E

66

Anda mungkin juga menyukai