Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MOBILISASI DINI PASCA OPERASI


DI RUANG KEMUNING III BEDAH WANITA
RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
Astrid Carolline 4006180032 Anggota Tim
Arie Gustian 4006180044 Anggota Tim
Dwi Madya Nur R 4006180039 Anggota Tim
Eka Yuliana 4006180004 Anggota Tim
Nadya Ima Mustika 4006180054 Anggota Tim
NelyIsmayanti 4006180054 Anggota Tim
LusiAprianti 4006180031 Anggota Tim
Sri Nur Indah Octavia 4006180055 Anggota Tim
YudiJunaedi 4006180035 Anggota Tim
Yuliska Sari Dewi 4006180024 Anggota Tim
Nugraha Adi Ramdani 4006180009 Anggota Tim

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
DHARMA HUSADA BANDUNG
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Mobilisasi Dini Post Operasi


Sub pokok bahasan :
1. Pengertian mobilisasi dini post operasi
2. Macam-macam mobilisasi dini
3. Tujuan mobilisasi post operasi
4. Indikasi dan kontraindikasi mobilisasi post
operasi
5. Tahap-tahap mobilisasi dini
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien di Ruang Kemuning 3
Tanggal pelaksanaan : Selasa, 29 Januari 2019
Waktu/durasi : 20 menit
Tempat : Ruang Kemuning 3 Bedah Wanita
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Materi : Terlampir
Pemateri : Yudi Junaedi & Sri Nur Indah
Penyuluh : Mahasiswa Profesi Ners STIKes Dharma Husada
Bandung

I. TUJUAN
A. Tujuan instruksional umum (TIU)
Setelah dilakukan pemaparan/edukasi, klien dan keluarga diharapkan dapat
memahami tentang pentingnya mobilisasi dini untuk mempercepat
pemulihan post operasi.
B. Tujuan instruksional khusus (TIK)
C. Setelah dilakukan pemaparan mengenai mobilisasi dini post operasi
diharapkan dapat :
1. Menjelaskan pengertian singkat tentang mobilisasi dini post operasi
2. Menjelaskan macam-macam mobilisasi dini post operasi
3. Menjelaskan tujuan mobilisasi dini
4. Menjelaskan indikasi dilakukannya mobilisasi dini post operasi
5. Menjelaskan kontraindikasi dilakukannya mobilisasi post operasi
6. Menjelaskan taha-tahap mobilisasi dini
II. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian mobilisasi dini post operasi
2. Tujuan mobilisasi dini post operasi
3. Macam-macam mobilisasi dini
4. Indikasi dan kontraindikasi mobilisasi dini post operasi
5. Tahap-tahap mobilisasi dini post operasi
III. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab (diskusi)
IV. PENGORGANISASIAN
1. Penanggungjawab : Kelompok 5
2. Moderator : Dwi madya & Nely
3. Fasilitator : Astrid & Lusi
4. Peraga : Eka
5. Dokumentasi : Arie & Nadya
6. Notulen : Yuliska
7. Logistik : Nugraha Adi
V. SETTING TEMPAT

KETERANGAN

: Moderator

: Penyaji

: Pembimbing

: Pasien dan keluarga

: Fasilitator
VI. KEGIATAN PENYULUHAN

TAHAPAN KEGIATAN PELAKSANA PESERTA METODE MEDIA


Pembukaan 1. Membukadengan salam Moderator 1. Mendengarkan Ceramah
5 menit 2. Memperhatikan
2. Memperkenalkandiri
3. Menjawab
3. Menjelaskan maksud dan pertanyaan
tujuan penyuluhan
4. Kontrak waktu
5. Menggali pengetahuan
peserta sebelum dilakukan
penyuluhan

Penyajian Menjelaskan tentang: Pemateri 1. Menyimak Ceramah dan Infokus,


10 menit 2. Memberi tanggapan tanya jawab leaflet
1. Pengertian mobilisasi
3. Member pertanyaan
2. Tujuan Mobilisasi Dini hal yang kurang
dimengerti
Post Operasi
3. Macam-Macam
Mobilisasi Post Operasi
4. Rentang Gerak dalam
Mobilisasi
5. Manfaat Mobilisasi Dini
6. Kerugian Bila Tidak
Melakukan Mobilisasi
7. Tahap-Tahap Mobilisasi
Dini Post Operasi
Penutup 1. Menggali pengetahuan Moderator 1. menjawab
5 menit pertanyaan
peserta setelah dilakukan
2. memberikan
penyuluhan tanggapan balik
2. Menyimpulkan hasil
kegiatan penyuluhan
3. Menutup dengan salam
VII. URAIAN TUGAS
1. Penanggungjawab
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan
2. Presentator
a. Menyampaikan penyuluhan pada peserta
b. Menjawab pertanyaan peserta
c. Menyimpulkan materi
3. Moderator
a. Membuka acara
b. Memperkenalkan diri dan anggota kelompok
c. Menyampaikan tujuan penyuluhan
d. Evaluasi materi penyuluhan kepada peserta
e. Menutup acara
4. Fasilitator
a. Absensi peserta
b. Memotivasi peserta agar berperan aktif
5. Dokumentasi
Mendokumentasikan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan
6. Notulen
a. Mencatat semua pertanyaan yang diajukan peserta
b. Mencatat kesimpulan materi penyuluhan yang telah disampaikan
VIII. EVALUASI
Evaluasi dilakukan dengan melihat proses selama penyuluhan dan evaluasi
hasil berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan.
Prosedur : Post test
Jenis tes : pertanyaan secara lisan
Butir pertanyaan :
1. Menjelaskan pengertian singkat tentang mobilisasi dini
2. Menyebutkan alasan pentingnya mobilisasi
3. Menyebutkan indikasi dan kontraindikasi mobilisasi dini
4. Menyebutkan tahapan mobilisasi dini
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Mobilisasi Dini Post operasi


Mobilisasi dini merupakan tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada
pasien post operasi dimulai dari bangun dan duduk sampai pasien turun dari
tempat tidur dan mulai berjalan dengan bantuan sesuai dengan kondisi pasien
(Asmadi, 2008). Mobilisasi tidak melebihi toleransi pasien. Harus hati-hati
untuk tidak membuat pasien letih, lamanya periode mobilisasi pertama
tergantung pada jenis prosedur bedah dan kondisi fisik serta usia pasien.
Latihan di tempat tidur dapat dilakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan
sampai tingkat tertentu. Latihan umum harus dimulai segera mungkin setelah
pembedahan lebih baik dalam 24 jam pertama dan dilakukan di bawah
pengawasan untuk memastikan bahwa latihan tersebut dilakukan dengan tepat
dan dilakukan dengan cara yang aman (Smeltzer, 2010).
Konsep mobilisasi dini sebenarnya adalah untuk mencegah komplikasi
pascaoperasi. Dari Kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa mobilisasi
dini adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan
cara membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologis.
Mobilisasi dini juga didefenisikan sebagai suatu pergerakan, posisi atau adanya
kegiatan yang dilakukan pasien setelah beberapa jam post/pascaoperasi.

B. Tujuan Mobilisasi Dini Post Operasi


Beberapa tujuan dari mobilisasi menurut Susan J. Garrison (2004), antara lain:
1. Mempertahankan fungsi tubuh
2. Memperlancar peredaran darah
3. Membantu pernafasan menjadi lebih baik
4. Mempertahankan tonus otot
5. Memperlancar eliminasi alvi dan urine
6. Mempercepat proses penutupan jahitan operasi
7. Mengembalikan aktivitas tertentu, sehingga pasien dapat kembali normal
dan atau dapat memenuhi kebutuhan gerak harian.
8. Memberikan kesempatan perawat dan pasien berinteraksi atau
berkomunikasi.
9. Mencegah terjadinya atropi otot
10. Mencegah kontraktur dan dekubitus

C. Manfaat Mobilisasi Dini Post operasi


Mobilisasi dini dapat menurunkan insiden komplikasi diantaranya
membantu meningkatkan tonus saluran gastrointestinal dan dinding abdomen
dan menstimulasi peristaltik sehingga dapat mengurangi kemungkinan distensi
abdomen pasca operasi, kecepatan pemulihan luka pada abdomen lebih cepat
bila mobilisasi dilakukan lebih dini, penelitian juga menunjukkan bahwa
nyeriberkurang bila mobilisasi dini diperbolehkan. Catatan perbandingan
memperlihatkan bahwa frekuensi nadi dan suhu tubuh kembali ke normal lebih
cepat bila pasien berupaya untuk mencapai tingkat aktivitas normal. Akhirnya,
lama rawat di rumah sakit akan memendek dan lebih murah, yang lebih jauh
merupakan keuntungan bagi rumah sakit dan pasien (Smeltzer, Bare, Hinkle &
Cheever, 2010)
Manfaat mobilisasi dini adalah :
1. Mengurangi insiden komplikasi pasca operasi meliputi:
a. sistem kardiovaskuler; penurunan curah jantung; peningkatan beban kerja
jantung, hipotensi ortostatik, dan atelektasis,
b. sistem respirasi; penurunan kapasitas vital, penurunan ventilasi/ perfusi
setempat, mekanisme batuk yang menurun, embolisme pulmonali.
c. Sistem perkemihan; infeksi saluran kemih. Iritasi kulit dan luka yang
disebabkan oleh penekanan, sistem muskuloskeletal; atrofy otot,
hilangnya kekuatan otot, kontraktur, hiperkalsemia, hiperkalsiurie,
osteoporosis.
d. Sistem gastrointestinal; paralitik illeus, konstipasi, stress ulser, anoreksia
dan gangguan metabolisme,
2. Mengurangi komplikasi respirasi dan sirkulasi
3. Mempercepat pemulihan peristaltik usus dari kemungkinan distensi
abdomen
4. Mempercepat proses pemulihan pasca operasi,
5. Mengurangi tekanan pada kulit,
6. Penurunan intensitas nyeri, rekuensi nadi dan suhu tubuh kembali normal
(Potter & Perry, 2010 ; Kozier, Erb, Berman & Snyder, 2010; Smeltzer
Bare, Hinkle & Cheever, 2010; Lewis, Dirksen, Heitkemper & Bucher, 2014
)
Hampir pada semua jenis operasi setelah 24 - 48 jam pasien dianjurkan
bangun dari tempat tidur, dengan tujuan untuk duduk dan berjalan sehingga
dapat mengurangi nyeri dan komplikasi yang ditimbulkan akibat imobilisasi,
perasaan sakit pertama melakukan mobilisasi memang sangat dirasakan,
mobilisasi segera secara tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu
jalannya pemulihan ke arah penyembuhan penderita. Mobilisasi dini pasca
bedah dapat dilakukan 6 -10 jam setelah sadar dengan gerakan miring kiri dan
kanan pertama setelah 24 jam pembedahan pasien dengan bantuan perawat
dapat bangun dari tempat tidur dengan perlahan dan sekurang-kurangnya dua
kali (Kozier, Erb, Berman & Snyder, 2010).

D. Macam-Macam Mobilisasi Dini Post Operasi


1. Mobilisasi secara pasif
Mobilisasi dimana pasien dalam menggerakkan tubuhnya dengan cara
dibantu dengan orang lain secara total atau keseluruhan.
2. Mobilisasi secara aktif
Mobilisasi dimana pasien dalam menggerakkan tubuh dilakukan secara
mandiri tanpa bantuan dari orang lain.
E. Indikasi dan kontraindikasi mobilisasi dini post operasi
Indikasi dilakukannya mobilisasi dini post operasi
1. Fraktur extremitas bawah yang telah diindikasikan untuk latihan mobilisasi
2. Post pengobatan kompresi lumbal,
3. Pasien pasca serangan stroke dengan kerusakan mobilitas fisik, serta
4. Pasien post operasi yang memerlukan latihan mobilisasi, seperti kolostomi
atau laparostomi.

Kontraindikasi dilakukannya mobilisasi dini


Pada kasus tertentu istirahat di tempat tidur diperlukan dalam periode
tidak terlalu lama seperti pada pada kasus infark Miokard akut, Disritmia
jantung, atau syok sepsis, kontraindikasi lain dapat di temukan pada kelemahan
umum dengan tingkat energi yang kurang.

F. Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi


Berikut beberapa kerugian bila tidak melakukan mobilisasi post operasi:
1. Penyembuhan luka menjadi lama
2. Menambah rasa sakit
3. Badan menjadipegal dan kaku
4. Kulit menjadi lecet dan luka
5. Memperlama perawatan dirumah sakit
6. Bedrest yang lama akan menyebabkan dekubitus
G. Tahap-Tahap Mobilisasi Dini Post operasi
Pasien yang akan menjalani pembedahan abdomen sebelumnya perlu
diajarkan beberapa intervensi keperawatan tentang tahapan mobilisasi dini
yang akan diaplikasikan segera setelah post operasi abdomen. Hal ini
ditentukan oleh kestabilan sistem kardiovaskular dan neuromuskular pasien,
tingkat aktivitas fisik pasien yang lazim dan sifat pembedahan yang dilakukan
(Smeltzer, Bare, Hinkle & Cheever, 2010). Menurut Kasdu (2003) mobilisasi
dini dilakukan secara bertahap berikut ini akan dijelaskan tahap mobilisasi dini
antara lain:
1. Setelah operasi, pada 6 jam pertama pasien harus tirah baring dahulu.
Mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan,
menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat
tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki
2. Setelah 6-10 jam, pasien diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan
mencegah trombosis dan trombo emboli
3. Setelah 24 jam pasien dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk
4. Setelah pasien dapat duduk, dianjurkan pasien belajar berjalan.
Tahapan – Tahapan:
1. latihan ekstremitas bawah yaitu latihan tungkai (kiri dan kanan),
Latihan Tungkai Latihan tungkai bertujuan untuk memperbaiki sirkulasi dan
mencegah statis vena serta diperkirakan dapat menurunkan resiko terjadinya
tromboplebitis. Tekhnik latihan:
a. Mulai Menggerakkan tungkai dengan membengkokkan lutut dan naikkan
kaki- tahan selama beberapa detik, kemudian luruskan tungkai dan
turunkan ketempat tidur.
b. Lakukan 5 kali untuk satu tungkai kemudian ulangi pada tungkai yang
lain.
c. Kemudian buat lingkaran dengan kaki membengkokkan ke bawah, ke
dalam mendekat satu sama lain, keatas kemudian keluar
d. Ulangi gerakan ini 5 kali
2. Perubahan posisi (miring kiri dan kanan),
Tujuan pergerakan tubuh secara hati-hati pada pasca operasi adalah
untuk memperbaiki sirkulasi, untuk mencegah statis vena, dan untuk
menunjang fungsi pernafasan yang optimal. Pasien dibantu bagaimana cara
untuk membalik dari satu sisi ke sisi lainnya dan cara untuk mengambil
posisi lateral. Posisi ini digunakan pada pasca operasi dan dipertahankan
setiap dua jam. Tekhnik mengubah posisi :
a. Posisi diatur berbaring kesamping kanan / kiri.
b. Lengan yang dibawah tubuh diatur fleksi didepan kepala atau diatas
bantal.
c. Sebuah bantal dapat diletakkan dibawah kepala dan bahu.
d. Untuk menyokong otot sternokleidomartoid dapat dipasang bantal di
bawah tangan.
e. Untuk mencegah lengan aduksi dan bahu berotasi ke dalam, sebuah
bantal dapat diletakkan dibawahnya.
f. Untuk mencegah paha beraduksi dan berotasi ke dalam, sebuah bantal
dapat diletakkan di bawah kaki atas, sambil kaki atas diatur sedikit
menekuk kedepan (Potter & Perry, 2010).
3. Latihan duduk,
a. Duduk di tempat tidur bersandar atau tidak (dapat menaikkan posisi
kepala tempat tidur). Tekhnik latihan duduk:
1) minta bantuan sedikitnya satu atau dua asisten
2) tempatkan klien pada posisi telentang
3) pindahkan semua bantal
4) posisi perawat menghadap kepala tempat tidur
5) renggangkan kedua kaki perawat dengan kaki paling dekat ke kepala
tempat tidur di belakang kaki yang lain
6) tempatkan tangan yang lebih jauh dari klien di bawah bahu klien
7) sokong kepala klien dan vertebra servikal
8) tempatkan tangan perawat yang lain pada permukaan tempat tidur
9) angkat klien ke posisi duduk dengan memindahkan berat badan
perawat dari depan kaki ke belakang kaki
10) dorong melawan tempat tidur dengan tangan di permukaan tempat
tidur
11) pastikan pasien merasa nyaman dengan posisi duduk,
12) pertahankan posisi duduk klien selama 15 menit
b. Duduk disisi tempat tidur menurunkan kedua kaki dari tempat tidur
sambil digerak-gerakkan selama 15 menit. Tekhnik latihan meliputi;
1) minta bantuan sedikitnya satu atau dua asisten,
2) atur tempat tidur,
3) pindahkan bantal dan buka selimut pasien,
4) sesuaikan posisi perawat dengan pasien dengan tepat,
5) posisikan pasien dengan posisi duduk di tengah tempat tidur kemudian
perawat berdiri di samping tempat tidur, lebarkan kaki dengan salah
satu kaki di depan kaki lainnya. Perawat mencondongkan tubuh
depan, fleksikan pinggul, lutut dan pergelangan kaki, letakkan tangan
kiri di bawah bahu pasien dan tangan kanan di bawah kedua paha
pasien, angkat paha pasien secara perlahan kemudian arahkan kaki
pasien ke arah perawat hingga kedua kaki terangkat ke pinggir tempat
tidur, topang pasien hingga pasien merasa nyaman atau seimbang,
pastikan pasien merasa nyaman dengan posisi duduk di samping
tempat tidur jika perlu letakkan bangku di sisi tempat tidur untuk
menopang kaki pasien, pertahankan posisi klien selama 15 menit
4. Turun dari tempat tidur dan berjalan
Pasien pasca bedah diperkirakan dapat berisiko untuk terjadinya
gangguan sirkulasi, pernafasan dan pencernaaan. Untuk menghindari hal
tersebut pasien dianjurkan untuk turun dari tempat tidur sesuai kemampuan
optimal yang dapat mereka lakukan. Sebaiknya pasien dianjurkan untuk
turun dari tempat tidur tiap dua jam setelah bangun (Smeltzer, Bare, Hinkle
& Cheever, 2010). Tekhnik turun dari tempat tidur dan latihan berjalan :
1) miring ke salah satu sisi,
2) dorong bagian tubuh ke atas dengan satu tangan ketika mengayunkan
tungkai turun dari tempat tidur. Kalau tidak terdapat pusing, perawat
menyangga di bawah bahu serta lutut dan memutarnya sehingga kedua
tungkai dan kakinya berada di samping tempat tidur. Klien meletakkan
tangannya dipundak perawat dan perawat meletakkan tangannya di
bawah ketiak klien. Klien dibiarkan berdiri sebentar disisi tempat tidur
untuk memastikan bahwa ia tidak pusing, kalau tidak terasa pusing
pasien dapat memulai untuk berjalan. Jika klien memerlukan bantuan
sebaiknya perawat berjalan disampingnya dengan tangan dilengan klien.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2008). Teknik prosedural keperawatan : Konsep dan aplikasi kebutuhan
dasar klien. Jakarta : Salemba Medika.
Bagian Ilmu Bedah FKUI 1995. Kumpulan kuliah: Ilmu Bedah. Jakarta : Binarupa
Aksara
Cecillia,Pristahayuningtyas.2010 (Dalam Jurnal 2015). Pengaruh Mobilisasi Dini
Terhadap Perubahan Tingkat Nyeri.
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. J. (2010). Foundamentals of
nursing concepts, process and practice (7th ed.). New Jersey
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L., & Camera, I. M.
(2014). Medical – surgical nursing: Assessment and management of clinical
problems. (9th ed vol. 1 & 2). Missouri: Elsevier Mosby.
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses, dan Praktik (ed. 7 vol. 2). Jakarta : EGC
Smeltzer, S.C., Bare, B. G., Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2010). Brunner &
Suddarth’s Textbook of medical-surgical nursing. (12th ed.). Philadelphia,
FA: Lippincott Williams & Wilkins.
Lampiran 2
LAMPIRAN

Langkah pertama langkah kedua

Langkah ketiga langkah keempat

Langkah kelima langkah keenam


Lampiran 3

LAPORAN NOTULEN PENYULUHAN

Tahapan Penyuluhan Jam Kegiatan


Tahap Persiapan 09.00 WIB 1. Persiapan Alat Dan Media
2. Persiapan Audience
Tahap pelaksanaan 09.20 WIB 1. Pembukaan oleh modeator
a. Mengucapkan salam
b. Menyapa audience
c. Menjelaskan tujuan
d. Kontrak waktu

09.25-09.35 2. Penyajian Materi


WIB a. Pengertian Mobilisasi
b. Tujuan Mobilisasi
c. Manfaat Mobilisasi
d. Indikasi dan Kontraindikasi
Mobilisasi
e. Kerugian Tidak Melakukan
Mobilisasi
f. Tahap-Tahap Mobilisasi Dini
pada Pasien Pasca Operasi
g. Tahap-Tahap Latihan
Mobilisasi Dini

09.40 WIB 3. Demonstrasi Mobilisasi Dini


Pasca Operasi
09.45 WIB 4. Sesi Pertanyaan:
a. Apakah pergerakan hanya
boleh dilakukan untuk pasien
yang patah tulang saja ?
Jawaban:
Sudah disebutkan sebelumnya
bahwa tidak hanya patah tulang
saja namun pada pasien stroke,
pasien dengan luka operasi pada
perut ataupun pasien dengan
kolostomi dapat dilakukan
mobilisasi kecuali pada psien
dengan penyakit jantung kronis
yang haus istirahat optimal.
09.50 WIB 5. Evaluasi Materi oleh penyaji:
a. Apakah mobilisasi itu ?
b. Sebutkan alasan pentingnya
melakukan mobilisasi?
c. Sebutkan tahapan mobilisasi?
d. Demosntrasi mobilisasi oleh
audience
Tahap Penutupan 09.55 WIB 1. Mengucapkan salam
2. Mengucapkan terima kasih
Lampiran 4

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai