Oleh :
Abdirrohman Al-Hamdany
Ana Khurnia Rahmawati
Aprilia Larasati
Pembimbing :
dr. Budi Raharjo, M.Epid
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada saya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
presentasi kasus. Shalawat dan salam kami sampaikan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya.
Terimakasih kami ucapkan kepada dr. Erie Dharma Irawan, Sp.KJ, MARS,
yang telah memberikan kesempatan dan waktunya untuk menjadi pembimbing kami
dalam menyelesaikan makalah presentasi kasus ini. Makalah presentasi kasus ini
kami sadari masih terlalu jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu kami sebagai penulis memohon maaf jika terdapat beberapa
kesalahan dalam makalah presentasi kasus ini, kritik dan saran yang membangun
selalu kami tunggu.
Demikian, semoga makalah presentasi kasus ini dapat bermanfaat bagi
siapapun yang membacanya dan bagi kami, penulis yang sedang menempuh kegiatan
kepaniteraan klinik Elektif NAPZA di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO)
Jakarta.
Penulis
STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. AS
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 36 tahun
Tanggal Lahir : 14/03/1982
Agama : Islam
Suku bangsa /Negara : Batak / Indonesia
Status Pernikahan : Bercerai
Pendidikan Terakhir : S1
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Manggarai, Jakarta Pusat
Tanggal Masuk RS : 09 Maret 2018
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesis
Bangsal MPE : pada tanggal 13 – 15 Maret 2018
A. Keluhan Utama
Pasien dibawa oleh keluarganya ke Rumah Sakit Ketergantungan Obat
(RSKO) karena nyeri di seluruh tubuh akibat berhenti minum metadon dan
alprazolam sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit.
E. Riwayat Keluarga
Pasien dibesarkan oleh ayah dan ibunya sejak lahir. Pasien merupakan
anak pertama dari lima bersaudara. Kedua orang tua pasien masih hidup
sampai dengan saat ini. Hubungan ayah pasien dengan pasien cukup baik,
bahkan ayah membelikan obat alprazolam karena melihat anaknya lebih
tenang jika mengonsumsi alprazolam. Hubungan pasien dengan ibu pasien
kurang baik dan ibu cenderung untuk tidak mau tau tentang pasien. Konflik
dengan keluarga berupa diskriminasi dan krisis kepercayaan sejak pasien
menggunakan NAPZA. Dikeluarga pasien tidak ada yang mengonsumsi
NAPZA.
Genogram
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= tinggal serumah
F. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien tinggal di keluarga dengan perekonomian menengah keatas. Ayah
adalah seorang PNS di Pemda DKI dan ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Pasien tinggal di pemukiman kontrakan padat penduduk.
G. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya Dan Kehidupan
1. Impian:
Pasien ingin berhenti dari ketergantungan obat dan bekerja sehingga tidak
menjadi beban bagi keluarga dan tidak didiskriminasi. Pasien menginginkan
krisis kepercayaan dirinya hilang.
2. Sistem nilai:
Pasien mengganggap dirinya sakit dan bermasalah dengan lingkungan sekitar
3. Dorongan kehendak
Pasien ingin segera berhenti dari kecanduan NAPZA dan keluar dari rumah
sakit.
III. STATUS MENTAL
Autoanamnesis di ruang MPE pada tanggal 12 Maret 2018 Pukul 09.00 WIB.
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan Umum
Pasien seorang Laki-laki, berusia 35 tahun, berpenampilan fisik sesuai dengan
usianya. Status gizi kurang (BB : 50 kg TB : 170 cm IMT : 17.3 kg/m2), kulit
sawo matang dengan tattoo tangan kanan kiri dan leher, needle track tidak
ditemukan, scar (+) rambut berwarna hitam tercukur pendek rapi. Pasien hanya
memakai kaos dan bercelana pendek, menggunakan alas kaki. Kebersihan dan
kerapihan diri cukup.
2. Kesadaran
Kesadaran neurologik/biologik : Compos mentis
Kesadaran Psikologi : Tidak terganggu
Kesadaran Sosial : Tidak terganggu
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotorik
Sebelum wawancara, pasien tersenyum dan menyapa. Saat ditemui, pasien
bersikap kooperatif, kontak mata ada dan adekuat, bicara volume cukup, bicara
spontan, lancar, dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan dengan jelas.
Selama wawancara, pasien kooperatif dan menjawab pertanyaan dengan baik.
4. Pembicaraan
Inisiatif : Cukup
Kuantitas : Pasien banyak bicara dan bercerita ketika ditanya oleh
pemeriksa.
Kualitas : Pasien berbicara dengan intonasi dan volume sedang,
artikulasi terdengar jelas, intensitas suara tegas.
5. Sikap Terhadap Pemeriksa : Kooperatif, bersahabat
B. Alam Perasa
1. Mood : Euthym
2. Afek : Luas
3. Keserasian : Serasi
4. Empati : Dapat diraba rasakan
C. Fungsi Intelektual
1. Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan:
Taraf Pendidikan : S1
Pengetahuan Umum : Baik (pasien dapat menyebutkan ibukota
Indonesia)
Taraf Kecerdasan : Sesuai dengan taraf pendidikan S1
2. Daya konsentrasi : Baik (pasien dapat mengurangi 100 dengan 7
secara berurut)
3. Orientasi :
Daya Orientasi Waktu : Baik (pasien dapat mengidentifikasi hari,
tanggal, bulan dan tahun)
Daya Orientasi Tempat : Baik (pasien mengetahui dirinya berada di
Rumah Sakit Ketergantungan Obat)
Daya Orientasi Personal : Baik (pasien mengetahui siapa yang
memeriksanya)
4. Daya ingat:
Daya Ingat Jangka Panjang : Baik (masih ingat memakai jenis NAPZA apa
saja sejak pertama kali mengonsumsi)
Daya Ingat Jangka Pendek : Baik (pasien ingat kegiatan terakhir yang dia
lakukan sebelum wawancara)
Daya Ingat Sesaat : Baik (pasien mampu mengingat nama
pemeriksa setelah beberapa menit)
5. Pikiran Abstrak : Tidak terganggu (Pasien bisa mengartikan
peribahasa “ Tong kosong, nyaring bunyinya”)
6. Kemampuan membaca dan menulis : Kemampuan membaca dan menulis
pasien baik dimana dapat menuliskan data dirinya dengan rapi dan benar
7. Kemampuan Menolong Diri : Baik (Pasien mandi dan makan sendiri)
D. Gangguan Persepsi
• Halusinasi auditorik : Tidak ada
• Halusinasi visual : Tidak ada
• Halusinasi taktil : Tidak ada
• Halusinasi olfaktoris : Tidak ada
• Halusinasi gustatoris : Tidak ada
• Depersonalisasi : Tidak ada
• Derealisasi : Tidak ada
• Ilusi : Tidak ada
E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
Produktivitas : Tidak terbatas
Kontinuitas Pikiran : Relevan
Hendaya Berbahasa : Tidak ada (Pasien tidak menggunakan kata yang tidak
dapat dimengerti/kata kata baru yang hanya pasien mengerti (neologisme),
pasien mengunakan bahasa secara lazim sesuai dengan tata bahasa).
2. Isi Pikir
Preokupasi : Tidak ada
Waham : Tidak ada
H. Tilikan
Derajat 6 : Pasien sadar bahwa pasien sakit dan pasien mengetahui
penyebabnya dan pasien menerapkan dalam perilaku nyata
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium dilakukan 9 Maret 2018
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
LED 7 mm/jam < 10 mm/jam
Hemoglobin 13,5 g/dL 13,2-17,3 g/dL
Leukosit 5200 sel/uL 3600-10600 sel/uL
Hematokrit 40% 40-52%
Trombosit 249 ribu sel/uL 150-440 ribu sel/uL
HITUNG JENIS LEUKOSIT
Basofil 0% 0-1
Eosinofil 1% 2-4
N. Batang 2% 3-5
N. Segmen 76 % 50-70
Limfosit 18 % 25-40
Monosit 3% 2-8
FUNGSI HATI
SGOT 17
SGPT 21
FUNGSI GINJAL
Ur 21
Cr 1.07
Pada saat pemeriksaan didapatkan hasil:
Benzodiazepin positif Negatif
Cannabis Negatif Negatif
Opiate Positif Negatif
Cocain Negatif Negatif
Metamfetamin Negatif Negatif
MDMA Negatif Negatif
Psikoterapi
Pemberian terapi psikoterapi suportif direncanakan akan diberikan
pada pasien.
Terhadap Pasien
1. Memberikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan masalah yang
dihadapi dan bagaimana dampaknya terhadap diri pasien serta
mendengarkan setiap keluh kesah yang disampaikan pasien.
2. Memberikan psikoterapi suportif agar pasien mengikuti semua tahap
secara teratur dan mengikuti proses pengobatan sampai selesai serta terus
mendukung pasien atas kemajuan dan hal-hal positif yang sudah dicapai
dan yang dilakukan pasien.
3. Memberikan psikoterapi reedukatif berupa edukasi dan informasi tentang
penyakitnya, yaitu gejala-gejala, dampak-dampak, faktor-faktor pencetus,
cara pengobatan, prognosis dan kekambuhan.
4. Menentukan orang yang akan menjadi pendamping selama masa
pemulihan
Terhadap Keluarga
1. Edukasi kepada anggota keluarga yang dipilih pasien untuk menjadi orang
yang benar-benar mendampingi dan peduli serta perhatian kepada pasien
selama masa pemulihan.
2. Keluarga harus berpartisipasi untuk kesembuhan pasien dengan bersikap
sabar dan terbuka terhadap pasien.
3. Keluarga membuatkan agenda kegiatan yang bermanfaat untuk pasien dan
ikut serta terlibat aktif mendampingi pasien dalam kegiatan tersebut.
4. Keluarga dapat menciptakan suasana rumah atau tempat sekitar pasien
nyaman.
5. Memberi arahan dan saran kepada keluarga pasien agar mengerti keadaan
pasien dan selalu memberi dukungan kepada pasien, juga pendalaman
agama sesuai dengan kepercayaannya.
XI. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Bonam
Quo ad sanactionam : Dubia ad malam
FOLLOW UP
14/03/2018
S Sulit tidur, nyeri pada punggung
O TD: 120/80 mmHg, HR : 87x/menit, RR : 20x/menit, Suhu : 36,8 C
Status generalis : dalam batas normal
Status mentalis :
1. Penampilan umum : pasien tampak sesuai usia, pakaian yang dikenakan
bersih, rambut tampak rapih. Kesan perawatan baik
2. Kesadaran : sadar, compos mentis
3. Perilaku dan aktivitas motorik : tenang
4. Pembicaraan: menjawab pertanyaan dengan sesuai, volume dan intonasi
cukup
5. Sikap terhadap pemeriksa : ramah, kooperatif
6. Afek : luas
7. Mood : eutim
8. Keserasian : serasi antara pembicaraan dengan ekspresi wajah
9. Fungsi intelektual : kesan baik
10. Gangguan persepsi : tidak ada
11. Pikiran : baik, waham (-)
12. Pengendalian impuls : baik
13. Daya nilai : baik
14. Tilikan : derajat 6
15. Taraf dapat dipercaya : dapat dipercaya
A 1. F19.1 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat multipel dan
psikoaktif lainnya yang merugikan.
P Codein 4x40 mg PO
Lamivudin 2x1 tab PO
Neviral 2x1 tab PO
Tenovofir 1x1 tab PO
Tramadol 1x100 mg PO
Ibuprofen 4X400 mg PO
Pemeriksaan sputum BTA SPS
15/03/18
S Tidur lebih berkualitas, nyeri berkurang
O TD: 110/70 mmHg, HR : 84x/menit, RR : 18x/menit, Suhu : 36,8 C
Status generalis : dalam batas normal
Status mentalis :
1. Penampilan umum : pasien tampak sesuai usia, pakaian yang dikenakan
bersih, rambut tampak rapih. Kesan perawatan baik
2. Kesadaran : sadar, compos mentis
3. Prilaku dan aktivitas motorik : tenang
4. Pembicaraan: menjawab pertanyaan dengan sesuai, volume dan intonasi
cukup
5. Sikap terhadap pemeriksa : ramah, kooperatif
6. Afek : luas
7. Mood : eutim
8. Keserasian : serasi antara pembicaraan dengan ekspresi wajah
9. Fungsi intelektual : kesan baik
10. Gangguan persepsi : tidak ada
11. Pikiran : baik, waham (-)
12. Pengendalian impuls : baik
13. Daya nilai : baik
14. Tilikan : derajat 6
15. Taraf dapat dipercaya : dapat dipercaya
A 1. F19.1 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat multipel dan
psikoaktif lainnya yang merugikan.
P Codein 4x30 mg PO
Lamivudin 2x1 tab PO
Neviral 2x1 tab PO
Tenovofir 1x1 tab PO
Tramadol 1x100 mg PO
Ibuprofen 4x400 mg PO
Pemeriksaan HBsAg dan anti-HCV