PEMBAHASAN
A. Pengertian Sehat
Sehat adalah suatu kondisi di mana segala sesuatu berjalan normal dan bekerja
sesuai fungsinya dan sebagaimana mestinya. Secara sederhana, sehat bersinonim
dengan kondisi tidak sakit. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, definisi sehat adalah
baik seluruh badan serta bagian-bagiannya. Ada beberapa pengertian sehat dari
berbagai sudut pandang, diantaranya adalah:
1. Pengertian Sehat menurut WHO (World Health Organizations)
Pengertian sehat menurut WHO atau organisasi kesehatan dunia adalah suatu
keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit
atau kelemahan. Definisi sehat menurut WHO ini adalah sehat secara keseluruhan,
baik jasmani, rohani, lingkungan berikut faktor-faktor serta komponen-komponen
yang berperan di dalamnya. Sehat menurut WHO terdiri dari suatu kesatuan penting
dari 4 komponen dasar yang membentuk ‘positif health’, yaitu:
Sehat Jasmani
Sehat Mental
Sehat Spiritual
Kesejahteraan social
1) Faktor Perilaku
Perilaku masyarakat yang sehat akan menunjang dan berdampak semakin
meningkatnya derajat kesehatan, hal ini dapat kita lihat dari semakin banyaknya
penyakit berbasis perilaku dan gaya hidup. Misal , kebiasaan dari pola makan
yang sehat dapat menghindarkan kita dari serangan banyak penyakit, antara lain ;
Jantung , darah tinggi, stroke, obesitas (kegemukan), diabetes melitus, dan lain
sebagainya. Kebiasaan (perilaku) mencuci tangan sebelum makan akan
menghindarkan kita dari penyakit saluran pencernaan (diare dan lain sebagainya)
Perilaku menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur dapat mencegah
penyakit seputar kesehatan gigi dan mulut. Dan masih banyak perilaku atau
kebiasaan yang berpengaruh terhadap kesehatan.
2) Faktor lingkungan
Lingkungan yang bersih sangat berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Perbandingan angka orang sakit yang signifikan terjadi antara
lingkungan yang bersih dengan lingkungan kumuh / kotor. Beberapa penyakit
yang sering menjangkiti masyarakat yang hidup di lingkungan kumuh antara
lain: Demam berdarah, gatal-gatal, infeksi saluran pencernaan dan pernafasan
3) Faktor Pelayanan Kesehatan
Ketersediaan fasilitas kesehatan dengan mutu pelayanan yang baik akan
mempercepat derajat kesehatan masyarakat. Dengan adanya fasilitas yang mudah
terjangka dan dengan mutu pelayanan yang baik akan meningkatkan akses
pelayanan kesehatan masyarakat. Ketersediaan fasilitas harus di ikuti dengan
tenaga kesehatan yang merata dan mencukupi juga yang memiliki kompetensi di
bidangnya itu sampai tingkat desa dan sampai pelosok.
4) Faktor Keturunan
Banyak penyakit yang dapat kita cegah dengan membersihkan lingkungan dsb ,
tapi sebagian penyakit tidak dapat kita hindari, seperti penyakit keturunan .
Semakin besar risiko penyakit keturunan maka akan semakin sulit meningkatkan
derajat kesehatan, untuk mencegah penyakit turunan perlu adanya konseling
perkawinan yang baik.
1) Planning /(perencanaan)
2) Organizing/ (organisasi)
3) Actuating /(pelaksanaan)
4) Controlling /(pengawasan)
1) Planning/ (Perencanaan)
Fungsi perencanaan adalah suatu usaha menentukan kegiatan yang akan dilakukan
di masa mendatang guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini
adalah keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit dan instansi
kesehatan.perencanaan ini dilakukan untuk memenuhi standarisasi kesehatan
pacsa perawatan dan merawat (hubungan timbal balik pasien – perawat / dokter,
serta masyarakat umum lainnya). Dalam perencanaan tersebut, kegiatan yang
ditentukan meliputi:
c. Mengapa mengerjakan
2) Organizing/ (Organisasi)
e. mengatasi dan mencegah meluasnya bahaya yang timbul dari suatu rumah
sakit / instansi kesehatan.
f. Dan lain-lain.
3) Actuating/ (Pelaksanaan)
4) Controlling/ (Pengawasan)
a. Adanya rencana
f. Dan lain-lain.
C. Risiko Kerja
Risiko didefinisikan sebagai “kombinasi dari kemungkinan terjadinya
peristiwa yang berhubungan dengan cidera parah; atau sakit akibat kerja atau
terpaparnya seseorang / alat pada suatu bahaya ” (klausul 3.21). Jadi, bahaya adalah
sifat dari proses yang dapat merugikan individu, dan risiko adalah kemungkinan
bahwa itu akan terjadi bersama dengan seberapa parah akibat yang akan diterima.
Jadi, jika Anda memiliki dua pekerjaan kantor yang membutuhkan gerakan berulang,
tapi satu yang dilakukan setiap hari dan yang kedua dilakukan sebulan sekali, risiko
akan lebih tinggi pada pekerjaan pertama. Demikian juga, jika Anda memiliki dua
proses yang memerlukan penambahan bahan kimia dalam proses produksi, dengan
proses pertama membutuhkan bahan kimia yang sangat berbahaya dan yang lainnya
tidak, maka proses pertama akan memiliki risiko lebih tinggi. Risiko (Risk) adalah
menyatakan kemungkinan terjadinya kecelakaan/ kerugian pada periode waktu
tertentu atau siklus operasi tertentu (Tarwaka, 2008). Penilaian risko adalah proses
untuk menentukan pengendalian terhadap tingkat risiko kecelakaan kerja/ penyakit
akibat kerja. Penilaian risko adalah proses evaluasi risiko-risiko yang diakibatkan
adanya bahaya-bahaya, dengan memperhatikan kecukupan pengendalian yang
dimiliki, dan menentukan apakah risikonya dapat diterima atau tidak (Operasional
Procedure No.31519). Menurut PERMENAKER No. 05/MEN/1996, pengendalian
risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja dilakukan dengan berbagai macam
metode, yaitu :
1) Pengendalian teknis atau rekayasa yang meliputi eliminasi, subtitusi, isolasi,
ventilasi, higiene, dan sanitasi (engineering control).
2) Pendidikan dan pelatihan.
3) Pembangunan kesadaran dan motivasi yang meliputi sistem bonus, insentif,
penghargaan, dan motivasi diri.
4) Evaluasi melalui internal audit, penyelidikan dan etiologi.
5) Penegakan hukum.